Manajemen
ilmu tentang upaya manusia untuk
memanfaatkan semua sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuan yang
diinginkan secara efektif dan efisien
Prinsip manajemen
Pembagian kerja (Division of work)
Pembagian kerja harus disesuaikan dengan
kemampuan dan keahlian sehingga pelaksanaan kerja berjalan efektif. Oleh karena
itu, dalam penempatan karyawan harus menggunakan prinsip the right man in the
right place. Pembagian kerja harus rasional/objektif, bukan emosional subyektif
yang didasarkan atas dasar like and dislike.
Dengan adanya prinsip orang yang tepat
ditempat yang tepat (the right man in the right place) akan memberikan jaminan
terhadap kestabilan, kelancaran dan efesiensi kerja. Pembagian kerja yang baik
merupakan kunci bagi penyelengaraan kerja. kecerobohan dalam pembagian kerja
akan berpengaruh kurang baik dan mungkin menimbulkan kegagalan dalam
penyelenggaraan pekerjaan, oleh karena itu, seorang manajer yang berpengalaman
akan menempatkan pembagian kerja sebagai prinsip utama yang akan menjadi titik
tolak bagi prinsip-prinsip lainnya.
Wewenang dan tanggung jawab (Authority
and responsibility)
Setiap karyawan dilengkapi dengan wewenang
untuk melakukan pekerjaan dan setiap wewenang melekat atau diikuti
pertanggungjawaban. Wewenang dan tanggung jawab harus seimbang. Setiap
pekerjaan harus dapat memberikan pertanggungjawaban yang sesuai dengan wewenang.
Oleh karena itu, makin kecil wewenang makin kecil pula pertanggungjawaban
demikian pula sebaliknya.
Tanggung jawab terbesar terletak pada
manajer puncak. Kegagalan suatu usaha bukan terletak pada karyawan, tetapi
terletak pada puncak pimpinannya karena yang mempunyai wewemang terbesar adalah
manajer puncak. oleh karena itu, apabila manajer puncak tidak mempunyai
keahlian dan kepemimpinan, maka wewenang yang ada padanya merupakan bumerang.
Disiplin (Discipline)
Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh
terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawab. Disiplin ini berhubungan erat
dengan wewenang. Apabila wewenang tidak berjalan dengan semestinya, maka
disiplin akan hilang. Oleh karena ini, pemegang wewenang harus dapat menanamkan
disiplin terhadap dirinya sendiri sehingga mempunyai tanggung jawab terhadap
pekerjaan sesuai dengan wewenang yang ada padanya.
Kesatuan perintah (Unity of command)
Dalam melakasanakan pekerjaan, karyawan
harus memperhatikan prinsip kesatuan perintah sehingga pelaksanaan kerja dapat
dijalankan dengan baik. Karyawan harus tahu kepada siapa ia harus bertanggung
jawab sesuai dengan wewenang yang diperolehnya. Perintah yang datang dari
manajer lain kepada serorang karyawan akan merusak jalannya wewenang dan
tanggung jawab serta pembagian kerja.
Unsur manajemen
Manusia (Human)
Faktor yang paling utama dalam manajemen
adalah manusia. Manusia membuat tujuan dan melakukan proses pencapaian tujuan
tersebut. Dengan kata lain, proses kerja tidak akan terjadi bila terdapat unsur
manusia di dalamnya.
Uang (Money)
Selain manusia, uang juga merupakan unsur
manajemen yang sangat berpengaruh karena hasil kegiatan dapat diukur dari
jumlah yang beredar di suatu perusahaan. Adanya uang bisa menjadi alat dalam
proses pencapaian tujuan dengan penggunaannya yang diperhitungkan secara
rasional.
Bahan (Materials)
Ketersediaan bahan baku atau material
sangat vital dalam proses produksi. Tanpa material, perusahaan tidak bisa
mengolah sesuatu untuk dijual.
Dibutuhkan tenaga ahli untuk mengolah bahan
baku menjadi barang jadi atau setengah jadi. Sumber daya manusia dan bahan baku
sangat berkaitan erat satu sama lain dan tidak bisa dipisahkan.
Mesin (Machines)
Mesin sangat dibutuhkan manusia untuk
melakukan pekerjaan yang sulit menjadi lebih mudah dan cepat. Penggunaan mesin
akan meningkatkan hasil dan keuntungan serta membuat proses kerja menjadi lebih
efektif dan efisien.
Selain efisien, tingkat kesalahan manusia
atau human error dapat diminimalkan. Namun, dibutuhkan sumber daya yang andal
dan bahan baku yang berkualitas untuk memperoleh hasil yang maksimal.
Metode (Methods)
Kerja dapat berjalan dengan efektif dan
efisien bila dilakukan dengan metode yang tepat. Suatu metode kerja harus
mempertimbangkan sasaran, fasilitas, waktu, uang, dan kegiatan bisnis. Selain
itu, metode yang tepat dan baik juga harus dipahami oleh manusia yang
menjalankannya.
Pasar (Market)
Konsumen atau pasar merupakan elemen yang
sangat penting. Tanpa adanya pemasaran, barang tidak akan laku terjual.
Hal itu dikarenakan tidak adanya
permintaan, yang bisa membuat produksi akan terhenti. Aktivitas perusahaan juga
bisa vakum.
Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis adalah proses yang
dilakukan suatu organisasi untuk menentukan strategi atau arahan, serta
mengambil keputusan untuk mengalokasikan sumber dayanya (termasuk modal dan
sumber daya manusia) untuk mencapai strategi ini.
Konsep Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis terkait dengan masa
depan. Suatu proses perencanaan pasti akan melibatkan berbagai tingkat
kegagalan. Beberapa bagian dari organisasi memerlukan perencanaan selama
bertahun-tahun ke depan, namun untuk divisi lain membutuhkan perencanaan hanya
untuk waktu yang singkat. Hal ini juga dapat didefinisikan sebagai proses
penentuan tujuan organisasi dan sumber daya yang akan digunakan untuk menangani
tujuan organisasi, mengatur akuisisi, pemanfaatan, dan disposisi sumber daya .
Contoh perencanaan strategis dalam organisasi
adalah seperti : diversifikasi bisnis menjadi lini baru. Tingkat pertumbuhan
perlu direncanakan dalam penjualan, jenis produk baru yang akan ditawarkan, dan
sebagainya. Perencanaan strategis mencakup semua bidang fungsional bisnis dan
dipengaruhi dalam kerangka kerja jangka panjang yang mungkin berhubungan dengan
faktor ekonomi, teknologi, sosial dan politik.
Ini juga merupakan analisis berbagai faktor
lingkungan – khususnya yang berkaitan dengan bagaimana suatu organisasi
berhubungan dengan lingkungannya. Umumnya, untuk sebagian besar organisasi,
periode perencanaan strategis berkisar antara tiga hingga lima tahun.
Proses Perencanaan Strategis
1. Penentuan Misi dan Tujuan
Perencanaan strategis dimulai dengan
penentuan misi untuk organisasi. Tujuan utama organisasi yang telah ditetapkan
harus didefinisikan dengan jelas. Perencanaan strategis berkaitan dengan
hubungan jangka panjang organisasi dengan lingkungan eksternalnya. Jadi, misi
bisnis harus cermat dalam memperkirakan
dampak sosial organisasi dan eksternal
2. Analisis Lingkungan
Untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman,
analisa lingkungan eksternal organisasi perlu dilakukan. Catat faktor penting yang mungkin memengaruhi
kegiatan organisasi kedepannya.
3. Penilaian Diri Sendiri
Pada langkah berikutnya, kekuatan dan
kelemahan organisasiperlu dianalisa. Analisis semacam ini akan memungkinkan
perusahaan untuk memanfaatkan kekuatannya dan untuk meminimalkan kelemahannya.
Perusahaan dapat memanfaatkan peluang eksternal dengan berkonsentrasi pada
kapasitas internalnya. Dengan menyesuaikan kekuatannya dengan peluang yang,
perusahaan dapat menghadapi persaingan dan mencapai pertumbuhan.
4. Pengambilan Keputusan Strategis
Keputusan strategis kemudian dibuat dan
dievaluasi. Setelah itu, keputusan strategis dibuat untuk mengimprovisasi
kinerja operasional. Organisasi harus memilih pilihan yang paling sesuai dengan
kemampuannya. Misalnya, untuk berkembang, suatu perusahaan harus masuk ke
segmen pasar baru atau menjual produk baru namun tetap di pasar yang sudah ada.
Pilihan strategi tergantung pada lingkungan
eksternal, persepsi manajerial, sikap manajer terhadap risiko, strategi masa
lalu dan kekuatan manajerial juga efisiensi.
5. Implementasi dan Pengendalian
Strategi
Setelah strategi ditentukan, strategi itu
harus diterjemahkan ke dalam rencana operasional. Program dan anggaran
dikembangkan untuk setiap fungsi. Rencana operasional jangka pendek disiapkan
untuk menggunakan sumber daya secara efisien. Kontrol harus dikembangkan untuk
mengevaluasi kinerja sebagai strategi yang mulai digunakan.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.