MANAJEMEN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
Nama : Muhammad
Rizqi Fadilah
Nim :
41620010007
Email : muhammadrizqifadilah16@gmail.com
ABSTRAK
Manajemen
kinerja tradisional memiliki kelemahan, sehingga perbaikan terus-menerus
dilakukan untuk
memaksimalkan kinerja karyawan, tim, dan organisasi. Untuk mencapai efektivitas
manajemen kinerja, organisasi bisnis perlu memantau proses peningkatan
manajemen kinerja. Model manajemen kinerja terdiri dari fase (merencanakan,
mengimplementasikan, mengevaluasi, dan memberikan kompensasi) yang dapat
digunakan untuk meningkatkan manajemen kinerja.
Kata Kunci:
Manajemen, Organisasi,
Kinerja
PENDAHULUAN
Tata kelola atau manajemen yang baik diperlukan
ketika mengelola suatu organisasi atau perusahaan. Tata kelola yang baik adalah
kunci kesejahteraan masyarakat yang terdiri dari berbagai organisasi. Salah
satu aspek kunci dari manajemen adalah bagaimana manajer menyadari peran dan
pentingnya semua pihak yang mendukung pencapaian tujuan perusahaan.
Di pasar global yang semakin kompetitif saat ini,
banyak organisasi bisnis mengalami non-kompetisi, merugi atau bahkan bangkrut
karena rendahnya produktivitas sumber daya manusia dalam organisasi bisnis
tersebut.
Manajemen merupakan suatu proses yang dibutuhkan
dunia usaha karena terdapat langkah-langkah atau tahapan dalam proses manajemen
untuk mencapai tujuan perusahaan sehingga dapat mencapai tujuan tersebut secara
efektif dan efisien.
Sebab, kinerja merupakan hasil kerja dan evaluasi kerja
dari mereka yang berkecimpung dalam dunia kerja di suatu instansi. Menerapkan
manajemen kinerja akan membawa manfaat bagi organisasi, tim, dan individu.
PERMASALAHAN
1.
Apa
pengertian manajemen kinerja serta fungsi manajemen kinerja
2.
Mengapa
manajemen kinerja diperlukan
3.
Bagaimana
proses manajemen kinerja
PEMBAHASAN
· Pengertian Manajemen Kinerja
Istilah manajemen kinerja merupakan penggabungan dari kata manajemen dan
kinerja. Manajemen berasal dari kata management yang artinya manajemen. Menurut
George R dalam bukunya “Principles of Management”, Terry mengatakan manajemen
adalah sebuah proses Ini menggunakan metode ilmiah dan artistik untuk
mewujudkan fungsi perencanaan, mengorganisir, mengarahkan dan mengendalikan
kegiatan kelompok orang yang memiliki sumber daya/faktor produksi untuk
mencapai tujuan yang diinginkan terjadwal, efektif dan efisien. Sedangkan
menurut John R Schermerhorn Jr. dalam bukunya Manajemen, manajemen adalah suatu
proses yang meliputi: merencanakan, mengatur, mengarahkan, dan mengontrol
penggunaan sumber daya manusia dan material yang tersedia untuk mencapai
tujuan.
Dari kedua kata
manajemen dan kinerja, jika digabungkan menjadi satu kata baru yaitu Manajemen
Kinerja (Performance Management). Beberapa definisi diungkapkan oleh para ahli
sebagai berikut: (Wibowo, 2007)
1) Manajemen
kinerja merupakan dasar dan kekuatan pendiring yang berada di belakang semua
keputusan organisasi, usaha kerja dan alokasi sumberdaya (Costello, 1994)
2)
Manejemen kinerja sebagai
proses komunikasi yang dilakukan secara terus menerus dalam kemitraan antara
karyawan dengan atasan langsungnya. Proses komunikasi ini meliputi kegiatan
membangun harapan yang jelas serta pemahaman mengenai pekerjaan yang akan
dilakukan (Bacal, 1994).
3)
Manajemen
kinerja merupakan gaya manajemen yang dasarnya adalah komunikasi terbuka antara
manajer dan karyawan yang menyangkut penetapan tujuan, memberikan umpan balik
baik dari manajer kepada karyawan maupun sebaliknya (Schwartz, 1999)
4) Manajemen
kinerja sebagai sarana untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari organisasi,
tim dan individu dengan cara memahami dan mengelola kinerja dalam suatu
kerangka tujuan, standar, dan persyaratan-persyaratan atribut yang disepakati
(Armstrong, 2004).
· Mengapa Manajemen Kinerja Diperlukan
Suatu organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan
organisasi. Pencapaian tujuan organisasi menunjukkan hasil kerja/prestasi
organsisasi dan menunjukkan kinerja organisasi. Aktivitas tersebut dapat
berupa pengelolaan sumberdaya organisasi maupun proses pelaksanaan kerja yang
diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen kinerja bukannya
memberi manfaat kepada organisasi saja tetapi juga kepada manajer dan individu.
Bagi
manajer, manfaat manajemen kinerja antara lain: mengupayakan klarifikasi
kinerja dan harapan perilaku, menawarkan peluang menggunakan waktu secara
berkualitas, memperbaiki kinerja tim dan individual, membantu karyawan yang
kinerjanya rendah, digunakan untuk mengembangkan individu, mendukung
kepemimpinan, proses motivasi dan pengembangan
tim, mengusahakan kerangka kerja untuk meninjau ulang kinerja dan tingkat kompensasi.
Bagi
individu, manfaat manajemen kinerja antara lain dalam bentuk: memperjelas peran
dan tujuan, mendorong dan mendukung untuk tampil baik, membantu pengembangan
kemampuan dan kinerja, peluang menggunakan waktu secara berkualitas, dasar
objektivitas dan kejujuran untuk mengukur kinerja, dan memformulasikan tujuan dan rencana
perbaikan cara bekerja dikelola dan dijalankan.
Menurut
Costello (1994) manajemen kinerja mendukung tujuan menyeluruh organisasi dengan
mengaitkan pekerjaan dari setiap pekerja dan manajer pada misi keseluruhan dari
unit kerjanya. Seberapa baik kita mengelola kinerja bawahan akan secara
langsung mempengaruhi tidak saja kinerja masing-masing pekerja secara individu
dan unit kerjanya, tetapi juga kinerja seluruh organisasi.
Apabila
pekerja telah memahami tentang apa yang diharapkan dari mereka dan mendapat
dukungan yang diperlukan untuk memberikan kontribusi pada organisasi secara
efisien dan produktif. Dengan
demikian, manajemen kinerja memerlukan kerja sama, saling pengertian dan
komunikasi secara terbuka antara atasan dan bawahan.
· Proses Manajemen Kinerja
1)
Masukan.
Manajemen
kinerja membutuhkan berbagai masukan yang harus dikelola agar dapat saling
bersinergi dalam mencapai tujuan organisasi. Masukan tersebut berupa:
sumberdaya manusia (SDM), modal, material, peralatan dan teknologi serta metode
dan mekanisme kerja. Manajemen Kinerja memerlukan masukan berupa tersedianya
kapabilitas SDM, baik sebaga perorangan maupun tim. Kapabilitas SDM diwujudkan
dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan kompetensi. SDM yang memiliki
pengetahuan dan keterampilan diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses
kinerja maupun hasil kerja. Sedangkan kompetensi diperlukan agar SDM mempunyai
kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan organisasi sehingga dapat memberikan
kinerja terbaiknya.
2) Proses.
Manajemen
kinerja diawali dengan perencanaan tentang bagaimana merencanakan tujuan yang
diharapkan di masa yang akan datang, dan menyusun semua sumberdaya dan kegiatan
yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Pelaksanaan rencana dimonitoring dan
diukur kemajuannya dalam mencapai tujuan. Penilaian dan peninjauan kembali
dilakukan untuk mengoreksi dan menentukan langkah-langkah yang diperlukan bila
terdapat deviasi terhadap rencana. Manajemen kinerja menjalin terjadinya saling
menghargai kepentingan diantara pihak-pihak yang terlibat dalam proses kinerja.
Prosedur dalam
manajemen kinerja dijalankan secara jujur untuk membatasi dampak meerugikan
pada individu. Proses manajemen kinerja dijalankan secara transparan terutama
terhadap orang yang terpengaruh oleh keputusan yang timbul dan orang
mendapatkan kesempatan melalui dasar dibuatnya suatu keputusan.
3) Keluaran.
Keluaran
merupakan hasil langsung dari kinerja organisasi, baik dalam bentuk barang
maupun jasa. Hasil kerja yang dicapai organisasi harus dibandingkan dengan
tujuan yang diharapkan . Keluaran dapat lebih besar atau lebih rendah dari
tujuan yang telah ditetapkan. Bila terdapat deviasi akan menjadi umpan balik
dalam perencanaan tujuan yang akan datang dan impelementasi kinerja yang sudah
dilakukan.
4) Manfaat.
Selain
memperhatikan keluaran, manajemen kinerja juga memperhatikan manfaat dari hasil
kerja. Dampak hasil kerja dapat bersifat positif bagi organisasi, misalnya
karena keberhasilan seseorang mewujudkan prestasinya berdampak meningkatkan
motivasi sehingga semakin meningkatkan kinerja organisasi. Tetapi dampak
keberhasilan sesorang dapat bersifat negatif, jika karena keberhasilannya ia
menjadi sombong yang akan membuat suasana kerja menjadi tidak kondusif.
EVALUASI
Bagian
penting dalam pengelolaan pembangunan adalah evaluasi yang mantap atas
pelaksanaan rencana pembangunan. Pada
hakekatnya sistem menejenen kinerja adalah proses yang digunakan untuk
mengidentifikasi, mendorong, mengukur, mengevaluasi, meningkatkan, dan
memberikan penghargaan terhadap kinerja karyawan. Kegiatan proses pengamatan
terhadap pelaksanaan pekerjaan oleh seorang pekerja baik pengamatan terhadap
tenaga kerja itu sendiri, terhadap proses kerjanya, maupun terhadap hasil
kerjanya. Dari hasil observasi itu dilakukan pengukuran yang dinyatakan dalam
bentuk penetapan keputusan mengenai kebehasilan atau kegagalannya dalam
bekerja.
Tujuan
evaluasi kinerja adalah untuk menjamin pencapaian sasaran dan tujuan perusahaan
dan juga untuk mengetahui posisi perusahaan dan tingkat pencapaian sasaran
perusahaan, terutama untuk mengetahui bila terjadi keterlambatan atau
penyimpangan supaya segera diperbaiki, sehingga sasaran atau tujuan tercapai.
Hasil evaluasi kinerja individu dapat dimanfaatkan untuk banyak penggunaan.
a) Peningkatan
kinerja
b)
Pengembangan SDM
c)
Pemberian kompensasi
d)
Program peningkatan
produktivitas
e)
Program kepegawaian
f) Menghindari
perlakuan diskriminasi
KOMPENSASI
Pengertian
kompensasi menurut Wibowo (2007:157) adalah kontra prestasi terhadap penggunaan
tenaga atau jasa yang telah diberikan oleh tenaga kerja. Menurut Tulus dalam
Jurnal Bahrur Yaman (2009) kompensasi atau balas jasa didefinisikan sebagai
pemberian penghargaan langsung maupun tidak langsung, financial maupun non
financial yang adil dan layak kepada karyawan atas sumbangan mereka dalam
pencapaian tujuan organisasi.
Pemberian kompensasi dapat terjadi
tanpa ada kaitannya dengan kinerja prestasi, seperti upah dan gaji. Upah adalah
kompensasi dalam bentuk uang dibayarkan atas waktu yang telah dipergunakan,
sedangkan gaji adalah kompensasi dalam bentuk uang yang dibayarkan atas
pelepasan tanggung jawab atas pekerjaan.
Namun, kompensasi dapat pula
diberikan dalam bentuk insentif, yang merupakan kontra prestasi di luar upah
dan gaji, dan mempunyai hubungan dengan prestasi sehingga dinamakan pula
sebagai pay for performance atau pembayaran atas prestasi. Di samping upah, gaji dan
insentif, kepada pekerja diberikan rangsang lain berupa penghargaan atau reward, bentuk kompensasi lain
berupa tunjangan, yang pada umumnya tidak dikaitkan dengan prestasi kerja.
Tunjangan lebih banyak dikaitkan dengan pemberian kesejahteraan dan
penciptaan kondisi kerja sehingga pekerja menjadi lebih merasa nyaman dan
merasa mendapat perhatian atasan.
KESIMPULAN
Manajemn kinerja
tradisional tidak lagi efektif untuk dipergunakan dalam organisasi bisnis yang
memasuki pasar persaingan global. Oleh karena itu manajemen kinerja tradisional
ditinggalkan dan digantikan dengan manajemen kinerja baru. Manajemen kinerja dapat
diartikan sebagai suatu proses cara berkomunikasi yang terus-menerus yang
dilaksanakan oleh pegawai dan manager dalam hal kemitraan kerja. Untuk itu,
manajemen kinerja dapat diartikan suatu kegiatan yang mengkaji ulang pada
kinerja pegawai sevara terus-menerus yang bertujuan untuk meningkatkan serta
mengembangkan kinerja kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
CN Parkison,
Manajemen Efektif, Semarang: Dahara Prize, 1986,
Irine Diana sari
wijayanti, SE., MM, Manajemen, yogyakarta: Mitra Cendikia Pres, 2008,
Ismail Solihin,
Pengantar Manajemen, Jakarta: Erlangga, 2009,
Ismail Solihin, Pengantar
Manajemen, Jakarta: Erlangga, 2009, https://dwiiba.wordpress.com/manajemen-kinerja/
Erinie Tisnawati ,
Pengantar Manajemen, Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2008 Iman Suhartono
(2013) Jurnal Manajemen Kinerja Pada Perusahaan Bisnis Dari Manajemen Kinerja
Tradisional Ke Manajemen Kinerja Baru.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.