I. PENDAHULUAN
Keberhasilan
dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi demi mewujudkan visi
dan misinya sangat tergantung dari peran dan kualitas sumber daya manusia yang
ada didalam organisasi tersebut. Oleh karena itu diperlukan pengembangan sumber
daya manusia secara terus menerus agar diperoleh sumber daya manusia yang
berkualitas dan dapat mempunyai peran yang lebih, sehingga dalam bekerja dapat
memberikan hasil yang optimal. Dengan sumber daya manusia yang berkualitas
tentu saja akan meningkatkan produktivitas kerja dari suatu organisasi atau
perusahaan. Pengembangan karyawan merupakan unsur penting dari berbagai upaya
perusahaan untuk bersaing pada perekonomian yang baru, memenuhi tantangan
persaingan global dan perubahan sosial. Pengembangan karier merupakan proses
peningkatan kemampuan kerja seseorang yang mendorong adanya peningkatan
prestasi kerja dalam rangka mencapai karier yang diinginkan. Kegiatan
pengembangan karier yang didukung oleh perusahaan, maka perusahaan mengharapkan
adanya umpan balik dari karyawan yaitu berupa prestasi kerja. Prestasi kerja
merupakan sebuah hasil kerja yang dicapai seorang karyawan sesuai dengan
standar perusahaan. Prestasi kerja akan menambah manfaat baik dari pihak
perusahaan maupun karyawan. Salah satu manfaatnya bagi karyawan yaitu dapat
menambah pengalaman kariernya selama bekerja, sedangkan manfaatnya bagi
perusahaan yaitu memudahkan untuk pengambilan keputusan (Wahyuni, Utami &
Ruhana, 2014). Pengembangan karir juga berguna bagi karyawan, apabila kemampuan
yang dimiliki tinggi maka hasil yang dihasilkan juga memuaskan bagi diri
sendiri dan perusahaan. Dengan begitu pengembangan karir diharapkan dapat
mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
II.
PEMBAHASAN
A. Karir
Para pakar lebih sering mendifinisikan karir sebagai proses
suatu konsep yang tidak statis dan final sehingga akibatnya terdapat bermacam-
macam difinisi mengenai karir.Karir adalah “ perjalanan pekerjaan seorang
pegawai di dalam organisasi , perjalanan ini dimulai sejak ia diterima sebagai
pegawai baru , dan berakhir pada saat ia tidak bekerja lagi dalam organisasi
tersebut”. Menurut Haneman et al ( 1983 ) mengatakan bahwa “ Perjalanan karir
seorang pegawai dimulai pada saat ia menerima pekerjaan di suatu organisasi.
Perjalanan karir ini mungkin akan berlangsung beberapa jam saja atau beberapa
hari , atau mungkin berlanjut sampai 30 atau 40 tahun kemudian. Perjalanan
karir ini mungkin berlangsung di satu pekerjaan di satu lokasi, atau melibatkan
serentetan pekerjaan yang tersebar di seluruh negeri atau bahkan di seluruh
dunia “. Perjalanan karir ada yang baik ada yang buruk, ada perjalanan karir
yang lambat ada pula yang cepat. Tetapi, tentu saja semua orang menginginkan
karir yang baik dan bila mungkin bergulir dengan cepat. Karir amatlah penting
bagi pegawai dalam suatu organisasi. Menurut Walker ( 1980 ) , bagi pegawai,
karir bahkan dianggap lebih penting daripada pekerjaan itu sendiri. Seorang
pegawai bisa meninggalkan pekerjaannya jika merasa bahwa prospek karirnya
buruk. Sebaliknya, pegawai lain mungkin akan tetap rela bertahan di pekerjaan
yang kurang disukainya karena ia tahu bahwa karirnya akan mempunyai prospek
yang cerah. Bagi organisasi, kejelasan perencanaan dan pengembangan karir
pegawai akan membawa manfaat langsung terhadap effisiensi manajemen, karena “
turn over “ pegawai akan cenderung berkurang di perusahaan- perusahaan yang
sangat memperhatikan pengembangan karir pegawainya. Di samping itu, penanganan
karir yang baik oleh organisasi akan mengurangi rasa frustasi karyawan serta dapat
meningkatkan motivasi dan loyalitas dalam bekerja. Oleh karena itu , manajemen
karir menjadi kewajiban bagi organisasi untuk melaksanakannya karena karir
merupakan kebutuhan yang sama pentingnya dengan kebutuhan- kebutuhan lainnya.
B. Jalur Karir
Jalur karir adalah “ pola urutan pekerjaan yang harus dilalui pegawai
untuk mencapai suatu tujuan karir “. Dengan demikian jalur karir bersifat
formal karena ditentukan oleh organisasi. Jalur karir bersifat ideal dan
normatif, ideal karena setiap pegawai mempunyai kesempatan yang sama dengan
pegawai lain untuk mencapai tujuan karir tertentu, normatif karena harus
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Meskipun dalam kenyataannya kadang-
kadang tidak selalu demikian karena ada pula pegawai yang karirnya buruk
meskipun ia sudah menunjukkan dedikasi dan prestasi yang bagus terhadap
organisasi. Dalam organisasi yang baik dan mapan, maka jalur karir pegawai
selalu jelas, baik titik - titik karir yang harus dilalui maupun persyaratan-
persyaratan yang harus dipenuhi untuk menduduki karir tertentu.
C. Tujuan
Karir
Tujuan atau sasaran karir adalah “ posisi atau jabatan tertentu yang
dapat dicapai oleh seorang pegawai bila yang bersangkutan memenuhi semua
persyaratan dan kualifikasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan jabatan tersebut
.” Tujuan atau sasaran karir tidak otomatis tercapai bila seorang pegawai
memenuhi syarat yang harus dipenuhi karena untuk menduduki suatu karir
tertentu, kadang- kadang harus memenuhi syarat- syarat yang seringkali di luar kekuasaannya
yaitu ada tidaknya lowongan jabatan yang dituju, ada tidaknya keputusan dan
referensi dari pimpinan, dan ada tidaknya kandidat lain yang sama kualitasnya,
semua itu dapat membatasi kemajuan karir seorang pegawai.
D. Perencanaan
Karir
Perencanaan karir adalah” perencanaan yang dilakukan baik oleh individu
( pegawai ) maupun organisasi, terutama mengenai persiapan yang harus dipenuhi
oleh seorang pegawai untuk mencapai tujuan karir tertentu”. Dalam perencanaan
karir pegawai, atasan menilai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki pegawai,
mengkaji “ ketrampilan “ yang dimiliki oleh pegawai.
E. Pengembangan
Karir
Pengembangan karir adalah “ proses pelaksanaan / pengimplementasian
perencanaan karir .“ Proses pengembangan karir dimulai dari mengevaluasi
kinerja pegawai/ performance appraisal, dari aktifitas ini dapat
diketahui kemampuan pegawai baik dari potensinya maupun kinerja
aktualnya. Pengembangan karir pegawai dapat dilakukan melalui dua cara , yaitu
: Cara diklat dan Cara non diklat. Pengembangan karir pegawai melalui cara
diklat dapat berupa : 1)Menyekolahkan pegawai. 2)Memberi pelatihan. 3)Memberi
pelatihan sambil bekerja ( on the job training ). Pengembangan karir melalui
cara non diklat dapat berupa : 1)Memberi penghargaan kepada pegawai. 2)Mempromosikan
pegawai ke jabatan yang lebih tinggi.
F. Konseling
Karir
Konseling karir adalah “ proses mengidentifikasi masalah- masalah yang
berhubungan dengan karir seorang pegawai serta mencari alternatif jalan keluar
dari berbagai permasalahan yang berkaitan dengan karir.” Dalam organisasi ,
sering terdapat berbagai masalah yang berhubungan dengan karir pegawai. Ada
yang tidak terlampau serius sehingga dapat dipecahkan dalam tempo yang relatif
singkat. Ada pula yang sangat serius sehingga dapat mengganggu pekerjaan
pegawai itu sendiri maupun pekerjaan rekan sekerja lainnya. Permasalahan karir
yang terjadi dalam suatu organisasi dapat menyebabkan hubungan yang tidak
nyaman antar anggota organisasi, saling curiga, muncul klik- klik, isu – isu
yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kinerja pegawai. Dalam keadaan seperti
ini konseling karir sangat diperlukan, baik oleh pegawai maupun oleh
organisasi. Bahkan dalam suatu organisasi yang cukup besar maka seringkali
merasa perlu untuk memperkerjakan seorang ahli ( konselor karir ) yang khusus
bertugas menangani masalah-masalah karir dalam perusahaan.
G. Manajemen
Karir
Manajemen karir adalah “ proses pengelolaan karir pegawai yang meliputi
kegiatan perencanaan karir, pengembangan dan konseling karir serta pengambilan
keputusan karir.” Manajemen karir melibatkan semua pihak termasuk pegawai yang
bersangkutan dengan unit tempat si pegawai bekerja, dan organisasi secara
keseluruhan. Dalam implementasinya manajemen karir antar organisasi bisa
berlainan, ada manajemen yang kaku, otoriter, tersentralisir, tertutup tidak
demokratis. Ada juga manajemen karir yang cenderung terbuka, partisipatif , dan
demokratis. Jika manajemen karir suatu organisasi bersifat kaku dan tertutup
maka keterlibatan pegawai dalam pembinanaan karirnya sendiri cenderung minimal,
sebaliknya apabila manajemen karir dalam organisasi bersifat terbuka ,
partisipatif , dan demokratis , maka keterlibatan pegawai dalam pembinaan
karirnya cenderung besar.Selain itu karir seorang pegawai tidak hanya tergantung
pada dirinya sendiri ( faktor internal ) , akan tetapi juga dipengaruhi oleh
faktor eksternal manajemen. Karena banyak pegawai yang pekerja keras, loyal,
dan cerdas , akan tetapi karirnya buruk hanya karena “ terjebak “ dalam sistem
manajemen karir yang buruk.
III. PENUTUP
Secara luas , manajemen karir meliputi
seluruh kegiatan yang berkenaan dengan pekerjaan pegawai.Kegiatan manajemen
karir sebenarnya di mulai dari proses penarikan/ rekrutmen pegawai, seleksi,
penempatan , kompensasi, pelatihan dan pengembangan, berakhir pada
pemberhentian / pemensiunan pegawai. Dari uraian di atas dapat dikatakan
manajemen karir meliputi segala urusan yang bersangkutan dengan pegawai dan
tugas yang diberikan kepadanya. Bahkan manajemen karir juga menjangkau hal –
hal yang bersifat kualitatif sehingga sulit diukur seperti keinginan dan
harapan pegawai dalam hidup dan pekerjaannya.Oleh karena itu menurut Walker (
1980 ) , manajemen karir dapat menyatukan kebutuhan organisasi dan kebutuhan
pegawai, karena organisasi mempunyai rencana dan tujuan, untuk itu diperlukan
sumber daya manusia ( disamping sumber daya lain ). Di pihak lain , pegawai
juga mempunyai rencana dan tujuan ( karir ) yang ingin dicapainya, dan sudah
menjadi sifat manusia jika tidak ada sangkut pautnya dengan karirnya maka
menjadi tidak penting bagi pegawai tersebut, untuk menyatukan kebutuhan
organisasi dan kebutuhan pegawai ini maka diperlukan suatu manajemen yang akan
menguntungkan kedua belah pihak.
DAFTAR
PUSTAKA
Yulianto
Kurniawan, Kenny. 2015. Pengaruh Pengembangan Karir dan Kompensasi Terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan Di PT Parit Padang Global. Surabaya : Agora
http://id.shvoong.com/business-management/management/2004929-manajemen-karir-individual- individual-career/#ixzzIJ5ONwaNi (diakses tanggal 13 Oktober 2016)
@A15-Like
ReplyDeletedalam Pengembangan karir pegawai, dapat dilakukan melalui dua cara , yaitu : Cara diklat dan Cara non diklat. menurut anda mana yang lebih baik?
artikel selanjutnya perlu ditambahkan studi kasus dan penulisan nama pada teori yang dikutip agar sesuai dengan yang tertera pada dapus. keep spirit..!
ReplyDelete@A11-Ari,
ReplyDeletetujuan karir tidak hanya melulu mencari posisi atau jabatan tertentu pada suatu organisasi atau perusahaan. tetapi tujuan karir bisa diartikan secara luas.