I.
PENDAHULUAN
MSDM juga merupakan pendekatan yang
strategis dan komprehensif untuk mengelola orang, budaya kerja dan lingkungan.
MSDM memungkinkan karyawan untuk berkontribusi efektif dan produktif secara
komprehensif terhadap pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
Kondisi saat ini MSDM diharapkan dapat memberikan nilai tambah dalam pemanfaatan karyawan secara strategis terhadap program kerja perusahaan, sehingga dampak bisnis yang ditimbulkannya dapat terukur. Manajemen Sumber Daya Manusia ( MSDM ) adalah kebijakan dan praktek menentukan aspek-aspek manusia atau sumber daya manusia dalam posisi manajemen, termasuk merekrut, menyaring, melatih, memberi penghargaan dan penilaian.
Kondisi saat ini MSDM diharapkan dapat memberikan nilai tambah dalam pemanfaatan karyawan secara strategis terhadap program kerja perusahaan, sehingga dampak bisnis yang ditimbulkannya dapat terukur. Manajemen Sumber Daya Manusia ( MSDM ) adalah kebijakan dan praktek menentukan aspek-aspek manusia atau sumber daya manusia dalam posisi manajemen, termasuk merekrut, menyaring, melatih, memberi penghargaan dan penilaian.
Tujuan manajemen sumber daya manusia
secara umum adalah untuk memastikan bahwa organisasi mampu mencapai
keberhasilan melalui orang. Peran serta sumber daya manusia dalam pembangunan
bukan saja hanya aktif melainkan kesadaran yang dimilikinya tanpa dikendalikan
sudah aktif, artinya bukan karena dipaksa, dan itulah yang sebenarnya hakikat
peran serta sumber daya manusia dalam pembangunan yang diharapkan.
Perencanaan sumber daya manusia
tidak bisa dipercayakan hanya kepada tenaga-tenaga profesional yang menangani
masalah-masalah kepegawaian saja, melainkan harus melibatkan para manajer yang
memimpin satuan-satuan kerja yang menyelenggarakan fungsi utama.
Pelatihan atau training
menurut Andrew E. Sikula merupakan suatu proses pendidikan jangka pendek
yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir dimana pegawai
non-managerial mempelajari pengetahuan dan ketrampilan teknis dalam tujuan
terbatas. Pengembangan merupakan suatu proses pendidikan jangka panjang yang
mempergunakan prosedur sistematis terorganisir dimana pegawai managerial
mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis guna mencapai tujuan yang umum.
II.
PEMBAHASAN
Menurut Cut
Zurnali (2004), the goal of training is for employees to master knowledge,
skills, and behaviors emphasized in training programs and to apply them to
their day-to-day activities. Hal ini berarti bahwa tujuan pelatihan adalah agar
para pegawai dapat menguasai pengetahuan, keahlian dan perilaku yang ditekankan
dalam program-program pelatihan dan untuk diterapkan dalam aktivitas
sehari-hari para karyawan. Pelatihan juga mempunyai pengaruh yang besar bagi
pengembangan perusahaan.
Cut Zurnali
(2004) memaparkan beberapa manfaat pelatihan yang diselenggarakan oleh
perusahaan yang dikemukakan oleh Noe, Hollenbeck, Gerhart, Wright (2003),
yaitu:
1. Meningkatkan pengetahuan
para karyawan atas budaya dan para pesaing luar,
2. Membantu para karyawan yang
mempunyai keahlian untuk bekerja dengan teknologi baru,
3. Membantu para karyawan
untuk memahami bagaimana bekerja secara efektif dalam tim untuk menghasilkan
jasa dan produk yang berkualitas,
4. Memastikan bahwa budaya
perusahaan menekankan pada inovasi, kreativitas dan pembelajaran,
5. Menjamin keselamatan dengan
memberikan cara-cara baru bagi para karyawan untuk memberikan kontribusi bagi
perusahaan pada saat pekerjaan dan kepentingan mereka berubah atau pada saat
keahlian mereka menjadi absolut,
6. Mempersiapkan para karyawan
untuk dapat menerima dan bekerja secara lebih efektif satu sama lainnya,
terutama dengan kaum minoritas dan para wanita.
Menurut Soekidjo Notoatmodjojo
(1991: 53), pelaksanaan program pelatihan dapat dikatakan berhasil apabila
dalam diri peserta pelatihan tersebut terjadi suatu proses transformasi dalam :
1.
Peningkatan kemampuan dalam melaksanakan tugas,
2. Perubahan
perilaku yang tercermin pada sikap, disiplin dan etos kerja.
PT. XXX adalah Perusahaan garment
yang memiliki karyawan sekitar 3500. Manajemen kinerja di perusahaan ini belum
berjalan baik khususnya program training terhadap karyawan baru selama 3 bulan
. Dalam proses tahap interview dengan HR dan Manager dikatakan bahwa adanya
program training 3 bulan terhadap karyawan baru, namun faktanya tidak ada
program tersebut yang dilakukan HR dan Manager. Akibat manajemen program
training tidak berjalan baik dapat mengurangi kinerja ,menghambat proses dalam
bekerja dan tidak banyak dari mereka
mengundurkan diri dari perusahaan tersebut.
III. KESIMPULAN
Manajemen
kinerja sangat penting khususnya dalam program training terhadap karyawan baru
karena sangat berpengaruh besar bagi perkembangan perusahaan.Oleh karena itu
dilakukan training secara terorganisir dan
penilaian atau evaluasi atas pelaksanaan training tersebut.
IV.
REFERENSI
Cut Zurnali, 2004, Pengaruh
Pelatihan dan Motivasi Terhadap Perilaku Produktif Karyawan pada Divisi Long
Distance PT Telkom Indonesia, Tbk, Tesis, Program Pascasarjana Unpad, Bandung.
Noe, Hollenbeck, Gerhart, Wright,
2003, Human Resource Management, International Edition, The McGraw-hill
Companies, Inc. New York.
Soekidjo Notoatmodjo, 1991,
Pengembangan Sumberdaya Manusia, Rineka Cipta, Jakarta.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete