Pengertian Analisis Pekerjaan
Analisis
pekerjaan terdiri dari dua suku kata yaitu analisis dan pekerjaan, Analisis
merupakan aktivitas berpikir
untuk menjabarkan pokok persoalan menjadi bagian, komponen, atau unsur, serta
kemungkinan keterkaitan fungsinya, sedangkan pekerjaan merupakan sebuah
kegiatan aktif yang dilakukan oleh manusia atau sebuah kegiatan /tugas yang
dapat menghasilkan sebuah karyayang mempunyai nilai. Maka analisis perkerjaan
merupakan prosedur untuk
menentukan tanggung jawab dan persyaratan keterampilan yang di butuhkan dari
pekerjaan dan jenis orang yang harus di pekerjakan untuk pekerjaan tersebut.
Analisis
pekerjaan menurut Sastrohadiwiryo(2002)
dalam Irrineayu (2015), Analisis pekerjaan dapat diartikan sebagai suatu
aktivitas untuk mengkaji, mempelajari, mengumpulkan, mencatat, dan menganalisis
ruang lingkup suatu pekerjaan secara sistematis dan system. Analisis
pekerjaan juga memberikan informasi yang digunakan untuk membuat deskripsi
pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan.
Deskripsi pekerjaan adalah daftar
pekerjaan, tanggung jawab, hubungan pelaporan, kondisi pekerjaan, dan tanggung
jawab penyelia. Deskripsi
pekerjaan (job description) adalah dokumen yang
memberikan informasi berkenaan dengan tugas-tugas, kewajiban-kewajiban, dan tanggung
jawab dari suatu pekerjaan. Kualifikasi minimum yang dapat diterima, yang harus
dimiliki seseorang agar dapat menjalankan pekerjaan tertentu dimuat dalam
spesifikasi pekerjaan ( job spesification). Spesifikasi
pekerjaan (Job Spesification) adalah daftar “persyaratan
tenaga kerja” untuk pekerjaan, yaitu syarat pendidikan, keterampilan,
kepribadian dan seterusnya.
Tujuan Analisis Pekerjaan
Analisis pekerjaan dipakai untuk berbagai tujuan, baik
sektor publik maupun sektor swasta. Berikut ini tujuan dari analisis pekerjaan
:
- Job description, yang berisi informasi pengeidentifikasian pekerjaan, riwayat pekerjaan, kewajiban-kewajiban pekerjaan, dan pertanggungjawaban, spesifikasi pekerjaan atau informasi mengenai standar- standar pekerjaan.
- Job classification,penyusunan pekerjaan-pekerjaan ke dalam klas-klas, kelompok-kelompok, atau jenis-jenis berdasarkan rencana sistematika tertentu. Rencana sistematika tradisional biasanya didasarkan pada garis kewenangan organisasi, isi tugas/pekerjaan yang didasrkan pada teknologi, dan tugas/pekerjaan ini pada gilirannya didasarkan pada perilaku manusia.
- Job evaluation,suatu prosedur pengklasifikasian pekerjaan berdasarkan kegunaan masing-masing di dalam organisasi dan dalam pasar tenaga kerja luar yang terkait.
- Job desing instructuring,meliputi usaha-usaha untuk mengalokasi dan merestrukturalisasikan kegiatan-kegiatan pekerjaan ke dalam berbagai kelompok.
- Personal requirement/spesifications,berupa penyusunan persyaratan-persyaratan atau spesifikasi-spesifikasi tertentu bagi suatu pekerjaan, seperti pengetahuan(knowledge), ketrampilan(skills), ketangkasan(aptitudes), sifat-sifat dan ciri-ciri(attributes and traits) yang diperlukan bagi keberhasilan pelaksanaan suatu pekerjaan.
- Performance appraisal,tujuan penting daripada penilaian performansi ini adalah dengan maksud untuk mempengaruhi dari para pekerja melalui keputusan-keputusan administrasi, seperti promosi, pemberhentian sementara (lay off), pemindahan(transfer), kenaikan gaji, memberi informasi kepada para pekerja tentang kemampuan-kemampuan dan kekurangan-kekurangan yang berkaitan dengan pekerjaannya masing-masing.
- Worker training,untuk tujuan-tujuan pelatihan.
- Worker mobility, ,untuk tujuan mobilitas pekerja(karir), yaitu dinamika masuk-keluarnya seseorang dalam posisi-posisi, pekerjaan-pekerjaan, dan okupasi-okupasi tertentu.
- Efficiency,ini mencakup penggabungan proses kerja yang optimal dan rancangan keamanan dari peralatan dan fasilitas fisik lainnya dengan referensi tertentu pada kegiatan-kegiatan kerja, termasuk prosedu-prosedur kerja, susunan kerja dan standar-standar kerja.
- Safety,sama dengan efisiensi, tapi perhatiannya lebih diarahkan pada identifikasi dan peniadaan perilaku-perilaku kerja yang tidak aman, kondisi-kondisi lingkungan.
- Human resource planning,ini meliputi kegiatan-kegiatan antisipatif dan reaktif melalui suatu organisasi untuk memastikan organisasi tersebut memiliki dan akan terus memiliki jumlah dan macam orang pada tempat yang tepat, waktu yang tepat, dll.
- Legal/quasi legal requirements,aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan lainnya yang berkaitan dengan organisasi.
Dalam Manajemen Sumber Daya Manusia
(Gary, 2004:70) disebtkan bahwa penyelia atau spesialis SDM mengumpulkan
beberapa informasi berikut melalui analisis pekerjaan:
1.
aktivitas
pekerjaan
2.
perilaku
manusia
3.
mesin,
perangkat, peralatan, dan bantuan pekerjaan
4.
standar
prestasi
5.
konteks
pekerjaan
6. persyaratan
manusia
Langkah-langkah Utama dalam Analisis Pekerjaan
Dalam analisis pekerjaan terdapat dua langkah utama yang
harus dilakukan yaitu:
1. Penentuan tugas-tugas utama,
kegiatan-kegiatan, perilaku-perilaku, atau kewajiban-kewajiban yang akan
dilaksanakan dalam pekerjaan.
2. Penetapan pengetahuan (knowlwdge),
kemampuan-kemampuan (skills), dan beberapa karakteristik lainnya
(faktor-faktor kepribadian, sikap, ketangkasan, atau karakteristik fisik dan
mental yang diperlukan bagi pekerjaan) yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
tugas-tugas.
Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa hasil analisis
pekerjaan umumnya berupa; deskripsi pekerjaan yang berkaitan dengan isi (content)
dan lingkup (scope) serta klasifikasi pekerjaan.
Metode Mengumpulkan Analisis Pekerjaan
Melakukan analisis pekerjaan biasanya
melibatkan gabungan dari seorang spesialis SDM, pekerja, dan penyelia pekerja.
Spesialis SDM (manaajer SDM, analis pekerjaan, atau konsultan). Penyelia dan
pekerja bisa mengisi kuesioner yang berisi aktivitas bawahanya. Penyelia dan
pekerja nantinya bisa menelaah dan mengesahkan kesimpulan analis pekerjaan
mengenai aktivitas dan kewajiban pekerjaaan itu.
Metode yang paling populer untuk
mengumpulkan data analisis pekerjaan adalah wawancara, kuosioner, observasi,
dan diary/catatan laporan.
1. Wawancara
Para manajer
menggunakan tiga jenis wawancara untuk mengumpulkan data analisis pekerjaan,
yaitu wawancara individual dengan setiap karyawan, wawancara kelompok dengan
sekelompok karyawan yang memiliki pekerjaan sama, dan wawancara dengan satu
atau banyak penyelia yang mengetahui pekerjaan tersebut.
Jenis wawancara
apapun yang digunakan, penanya harus yakin bahwa orang yang diwawancarai
memahami sepenuhnya alasan wawancara, karena ada kecenderungan bahwa wawancara
adalah bentuk dari penilaian benar atau salah yang menjadi evaluasi efisiensi.
2. Kuesioner
Sebelumnya
harus menentukan bagaimana struktur kuesioner dan pertanyaan yang digunakan.
Setiap karyawan harus mengisi satu dari kemungkinan ratusan kewajiban atau
tugas khusus. Orang tersebut diminta untuk menunjukan apakah melaksanakan setiap
tugas dan berapa lama waktu yang digunakanya. Menggunakan
kuesioner adalah cara yang cepat dan efisien. Namun, mengembangkan dan
mengujinya (dengan meyakinkan pekerja memahami pertanyaanya) bisa menjadi mahal
dan memakan waktu.
3. Observasi
Metode ini berguna
untuk pekerjaan yang terdiri dari aktivitas fisik yang dapat diamati
(ex.pekerja perakitan dan petugas akunting). Namun tidak sesuai untuk pekrjaan
yang membutuhkan banyak aktivitas mental (pengacara, insinyur perancangan) dan
bila karyawan hanya sekali-kali terlibat dalam aktivitas penting (seorang juru
rawat yang menangani gawat darurat). Masalah yang lain adalah reaktivitas,
pekerja berubah perilakunya karena kegiata pengawasan. Pendekatan yang
dilakukan adalah mengamati pekerjaan selama siklus pekerjaan berlangsung dan
mencatatnya. Kemudian mengakumulasikan informasi dan hasil wawancara dengan
pekerja. Lalu memintanya untuk menjelaskan hal yang tidak dipahami dan
aktivitas yang tidak diamati. Pengamatan dan wawancara juga dapat dilakukan
secara simultan (bertanya saat pekerja melakukan pekerjaanya).
4. Catatan Laporan
Partisipan
Pendekatan lain
adalah dengan menanyakan kepada pekerja untuk menyimpan sebuah catatan laporan
tentang aktivitas yang mereka lakukan beserta waktunya. Ini dapat menghasilkan
gambaran yang lengkap tentang pekerjaan, khususnya saat ditambahkan wawancara
dengan pekerja dan penyelianya. Meskipun karyawan mungkin membesarkan atau
mengurangi aktivitas lainnya. Namun, sifat yang rinci dan kronologis dari
laporan cenderung untuk mengurangi masalah ini.
Jenis Analisis Pekerjaan
Terdapat dua jenis analisis pekerjaan, yakni; analisis
pekerjaan tradisional (traditional
job description) dan analisis pekerjaan yang berorientasikan hasil (results-oriented
job description).
1) Analisis Pekerjaan Tradisional
Model
tradisional ini hanya mencari informasi sekitar tiga aspek, yakni:
a. Tanggungjawab (responsibilities),
merinci unit organisasi kepada mana suatu kedudukan harus bertanggungjawab,
harus tunduk kepada pengarahan dan bagian pengendalain pelaksanaan.
b. Kewajiban-kewajiban (duties)
umum dari seorang yang sedang memegang suatu kedudukan dan;
c. Kualifikasi-kualifikasi (qualifications)
minimal yang diterima sebagai kelayakan.
2) Analisis Pekerjaan yang
Berorientasikan Hasil
Analisis pekerjaan jenis ini berasumsi bahwa uraian
pekerjaan akan menjadi lebih bermanfaat jika uraian pekerjaan tersebut
memperjelas harapan-harapan organisasi
kepada para pekerja, dan keterkaitan antara tugas-tugas,
standar-standar, kecakapan-kecakapan, dan kualifikasi-kualifikasi minimal. Oleh
karena itu, analisis pekerjaan ini memuat keterangan-keterangan yang berkisar
pada pernyat aan-pernyataan,
seperti;
a. Task
merupakan perilaku-perilaku, kewajiban-kewajiban atau fungsi yang
penting bagi suatu pekerjaan.
b. Conditions merupakan bagaimana sifat
dasar pada pekerjaan, atau syarat-syarat yang diperlukan agar pekerjaan itu
terlaksana.
c. Standartds
merupakan harapan-harapan performansi obyektif yang diberikan pada
setiap tugas, yang dituangkan menurut ketentuan standar kuantitas, kualitas,
atau ketepatan waktu yang benar-benar dikaitkan dengan tujuan organisasi.
d. SKAs merupakan kecakapan,
pengetahuan, dan kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap tugas pada
standar minimal yang diterima.
e. Qualifications merupakan pendidikan dan
pengalaman serta kualifikasi lain yang dibutuhkan untuk memastikan bahwa para
pekerja mempunyai SKAs yang diperlukan bagi pelaksanaan tugas.
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, Irrine. 2015. “Analisis
pekerjaan : Pengertian, Tujuan, Manfaat, Tahapan, Jenis dan Metode”. https://irrineayu.wordpress.com/2015/04/17/analisis-pekerjaan-pengertian-tujuan-manfaat-tahapan-jenis-dan-metode/. Diakses pada tanggal 12 Oktober
2016
Astuti, Windy Vinorika Yuli. 2014. “
Analisis Pekerjaan Manajemen Sumber Daya Manusia”. http://windhyveronica.blogspot.co.id/2014/11/makalah-analisis-pekerjaan-msdm_4.html. Diakses pada tanggal 12 Oktober
2016
Sukroni, Muhammad. 2014. “ Analisis
Pekerjaan”. http://msdmkelasc.blogspot.co.id/p/contoh.html. Diakses tanggal 12 Oktober 2016
Yusuf, Luthfina Tari . 2015. “
Analisis Pekerjaan, Perencanaan Stratejik, dan Perencanaan Sumber Daya
Manusia”. http://elestraqueenassignment.blogspot.co.id/2015/07/analisis-pekerjaan-perencanaan.html. Diakses pada tanggal 12 Oktober
2016
@A07-ZASKIA
ReplyDeleteArtikel sudah bagus dan lengkap. Berdasarkan artikel yang anda buat, menurut anda manakah metode untuk pengumpulan data analisis pekerjaan yang lebih baik diantara metode yang disebutkan? apakah bisa hanya menerapkan 1 metode saja?
Terimakasih