Oleh: Nadia Amira Hapsari
ABSTRAK
Dalam waktu dekat,
Indonesia akan memasuki pasar bebas yang disebut economic border less country, Asean
Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Tujuan MEA ini untuk
menciptakan ASEAN sebagai sebuah pasar tunggal dan kesatuan
basis produksi, investasi dan modal, serta penghapusan tarif bagi perdagangan antar
negara ASEAN.
Sumber daya manusia
(SDM) begitu menjadi sangat penting dalam suatu organisasi / perusahaan guna menghadapi
persaingan tersebut. Jika diamati sesungguhnya SDM Indonesia belum sepenuhnya siap
menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) 2015. Ini menjadi pekerjaan rumah untuk
pemerintah dan instansi terkait dalam memajukan dan meningkatkan kualitas kompetensi
SDM Indonesia agar dapat bersaing dengan SDM dari Negara-negara ASEAN lainnya.
Upaya untuk memacu
produktivitas bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja akan tetapi peran serta
institusi terkait dan swasta sangat penting dan ini merupakan agenda yang harus
dijalankan. Sehingga SDM Indonesia akan bisa bersaing dengan SDM dari negara-negara
ASEAN lainnya. Ini merupakan agenda besar untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas
ekonomi secara umum, khususnya produktivitas dalam kompetensi teknis yang lebih
baik.
PEMBAHASAN
Pelatihan didefinisikan
sebagai suatu usaha yang terencana dengan memberikan fasilitas pembelajaran pekerjaan
yang terkait dengan pengetahuan, keterampilan dan perilaku para pekerja/
karyawan.
Sedangkan pengembangan
berkenaan dengan cara mendapatkan keterampilan dan pola perilaku yang dapat memperbaiki
serta meningkatkan kemampuannya agar dapat mengatasi tantangan dari pekerjaan
yang dihadapi saat ini atau pekerjaan di masa yang akan datang. Pada umumnya perubahan
strategi perusahaan sering memerlukan perubahan dalam pola perilaku, jenis,
tingkatan dan bauran ketrampilan melalui rekrutmen, seleksi, pelatihan dan pengembangan
para pekerja / karyawan, sehingga perusahaan mampu menjabarkan strategi apa yang
tepat diterapkan untuk perubahan.
Praktik-Praktik Pelatihan Dan
Pengembangan
Tujuan dari
program pelatihan dan pengembangan biasanya terdapat lebih banyak kesamaan
daripada perbedaan antar negara. Khususnya pengusaha dimanapun memeringkat
untuk meningkatkan kemampuan teknis sebagai tujuan utama pelatihan bagi para
karyawan. Alasan utama memberikan pelatihan cenderung sama tanpa memandang
negara, jumlah pelatihan yang diberikan perusahaan berbeda secara substansial
dari satu negara ke negara lain, contoh biaya yang dikeluarkan untuk pelatihan
per karyawan bervariasi dari yang terendah $241 di Asia (kecuali Jepang), $359
di Jepang, dan $724 di AS. Total jam pelatihan karyawan yang tersedia per tahun
bervariasi dari 26 jam di Asia samapi lebih dari 49 jam di Eropa. Di sisi lain
pengusaha di dunia konsisten dalam metode penyampaian pelatihan. Pelatihan
dalam kelas mempresentasikan bagian terbesar dari waktu pelatihan di seluruh
negara dan wilayah.
Pada prakteknya,
program pendidikan dan pelatihan merupakan cakupan yang luas, dimulai dari hubungan
antar personal, pemahaman kebudayaan local atau setempat, pemahaman nilai-nilai
dan perilaku konsumen sampai dengan operasional perusahaan global, transfer
budaya perusahaan, nilai-nilai dalam budaya yang majemuk, sistem bisnis,strategi
internasional, teknik sosialisasi dan lain-lainnya.
Seperti yang
terjadi pada setiap organisasi, baik yang berskala global atau tidak, pelatihan
dan pengembangan merupakan faktor penting bagi kesuksesan SDM. Pelatihan dan Pengembangan
Internasional memperlihatkan tiga jenis kegiatan pelatihan dan pengembangan
yang berbeda bagi tenaga kerja global. Tidak semuanya berlaku pada tenaga kerja
internasional, tetapi semuanya penting.
1. Orientasi dan Pelatihan Pra-Keberangkatan
- bahasa
- budaya
- sejarah
- kondisi hidup
2. Pelatihan atau Pengembangan tenaga
kerja yang berkesinambungan
- keahlian diperluas
- perencanaan jenjang karier
- program pengembangan
3. Pelatihan Pengembangan Repatriasi
- Kejutan budaya yang berbalik
- Penerimaan atas orang-orang
yang baru kembali
Pelatihan dan pengembangan oleh organisasi
atau perusahaan internasional, yaitu:
a. Low productivity (produktivitas yang
rendah)
b. High absenteeism (tingginya ketidakhadiran)
c. High turnover (tingginya masuk-keluar)
d. Low employee morale (rendahnya moral
karyawan)
e. High grievances/keluhan tinggi
f. Strike/mogok
g. Low profitability (keuntungan yang
rendah)
Pada dasarnya hal
tersebut terjadi karena kegagalan dalam memotivasi tenaga kerja, kegagalan perusahaan
dalam member sarana dan kesempatan yang tepat bagi tenaga kerja dalam pelaksanaan
pekerjaannya, serta kegagalan organisasi dalam memberikan pelatihan dan pengembangan
secara efektif terhadap tenaga kerjanya. Oleh karena itu, dibuat Training Need
Analysis (TNA) atau yang disebut Analisis Kebutuhan Pelatihan. TNA ini berisi mengenai
hal-hal sebagai berikut:
a. Adanya pegawai baru, disini memberikan
orintasi pekerjaan atau tugas pokok organisasi kepada pegawai yang baru direkrut
sebelum yang pegawai yang bersangkutan nantinya ditempatkan pada salah satu
unit organisasi.
b. Adanya peralatan kerja baru, disini
lebih mempersiapkan pegawai dalam penggunaan peralatan baru dengan teknologi
yang lebih baru, sehingga tidak terjadi kecelakaan kerja dan bisa lebih meningkatkan
efesiensi kerja.
c. Adanya perubahan sistem manajemen/administrasi
birokrasi, artinya mempersiapkan pegawai dalam melakukan pekerjaan dengan menggunakan
sistem yang baru dibangun.
d. Adanya standar kualitaskerja
yang baru, mempersiapkan pegawai dalam melakukan pekerjaan dengan menggunakan sistem
kualitas kerja yang diterapkan oleh perusahaan.
e. Adanya kebutuhan untuk menyegarkan
ingatan, memberikan nuansa baru / penyegaran ilmu pengetahuan dan keterampilan
yang dimiliki oleh karyawan.
f. Adanya penurunan dalam hal kinerja
pegawai, meningkatkan kualitas kinerja pegawai sesuai dengan tuntutan perkembangan
lingkungan strategis sehingga membuat nyaman pegawai saat bekerja.
g. Adanya rotasi/relokasi pegawai,
meningkatkan pegawai dalam menghadapi pekerjaan dan situasi kerja yang baru.
Mengembangkan Sistem SDM Global
Yang Lebih Efektif
Peneliti telah menemukan
perusahaan-perusahaan terkait pada beberapa praktik pengembangan sisitem sdm
yang efektif di dunia.
1. Membentuk jaringan sdm global. Manajer
sdm perusahaan diseluruh dunia harus merasa bahwa tidak hanya para manajer sdm
lokal,tapi merupakan satu bagian kesuluruhan yang lebih besar dinamakan
jaringan SDM global perusahaan. Pada kenyataan peneliti menemukan dalam
pengembangan sistem SDM global,faktor terpenting untuk mencapai keberhasilan
adalah menciptakan infrastruktur rekaan di seluruh dunia yang digunakan untuk
mendukung,membeli,mengorganisasikan kegiatan setempat untuk membantu lebih
memahami sisitem mereka sendiri serta tantangan yang dihadapi. Memperlakukan
manajer lokal sebagai rekanan setara bukan pelengkap.
2. Ingat bahwa lebih penting
menstandarisasikan hasil akhir dan kompetensi daripada metode tertentu. Contoh,
mempertimbangkan pelamar,peneliti menyimpulkan meskipun perusahaan-perusahaan
dapat berupaya melakukan standarisasi perangkat secara global ,point pentingnya
adalah menstandarisaikan apa yang dinilai tapi jadi fleksibel bagaimana hal itu
dinilai.
KESIMPULAN
Pelatihan lebih terarah
pada peningkatan kemampuan dan keahlian SDM organisasi yang berkaitan dengan jabatan
atau fungsi yang menjadi tanggung jawab individu yang bersangkutan saat ini
(current job oriented). Sasaran yang ingin dicapai dari suatu program pelatihan
adalah peningkatan kinerja individu dalam jabatan atau fungsi saat ini. Pengembangan
lebih cenderung bersifat formal, menyangkut antisipasi kemampuan dan keahlian
individu yang harus dipersiapkan bagi kepentingan jabatan yang akan datang.
Pelatihan dan pengembangan
merupakan salah satu solusi terhadap sejumlah problem penurunan kualitas kinerja
organisasi atau lembaga dan instansi yang disebabkan oleh penurunan kemampuan
dan keusangan keahlian yang dimiliki oleh karyawan atau tenaga kerja.
Daftar Pustaka
1. Pelatihan dan Pengembangan. 2014.
Diakses pada 29 Maret 2016 dari http://infokonsultasisdm.blogspot.co.id/2014/12/pelatihan-dan-pengembangan-internasional.html
2. Tingkatkan Kompetensi SDM
dalam Menghadapi MEA. 2015. Diakses pada pada 29 Maret 2016 dari http://humancapitaljournal.com/tingkatkan-kompetensi-sdm-dalam-menghadapi-mea-2015/
3. Nieria, A. 2014. Pelatihan dan
Pengembangan SDM. Diakses pada 29 Maret 2016 dari http://arnieria.blogspot.co.id/2014/12/pelatihan-dan-pengembangan-sdm.html
4. Haryanto, D. 2014. Strategi
Indonesia dalam menghadapi MEA. Diakses pada 29 Maret 2016 http://dwiharyanto.ilearning.me/wp-content/uploads/sites/45/2014/10/Strategi-Indonesia-dalam-Menghadapi-MEA-2015.pdf
5. Damayanti, L. 2013. Bab 17
Mengelola SDM Global. Diakses pada 29 Maret 2016 dari http://lutfidamayanti.blogspot.co.id/2013/06/bab-17-mengelola-sdm-global.html
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.