Lynch dan Smith (2010) dan Cunningham, I. (1999),
mengatakan bahwa seleksi adalah proses awal untuk mengevaluasi calon karyawan.
Hal ini berkaitan dengan standar pekerjaan dan peninjauan resume atau formulir aplikasi dari kandidat potensial yang sanggup memenuhi standar pekerjaan yang ditawarkan perusahaan. Proses tersebut penting agar karyawan baru memiliki kinerja tinggi dalam pekerjaannya. Kinerja karyawan yang tinggi akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan menjadi lebih baik pula.
Hal ini berkaitan dengan standar pekerjaan dan peninjauan resume atau formulir aplikasi dari kandidat potensial yang sanggup memenuhi standar pekerjaan yang ditawarkan perusahaan. Proses tersebut penting agar karyawan baru memiliki kinerja tinggi dalam pekerjaannya. Kinerja karyawan yang tinggi akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan menjadi lebih baik pula.
Menurut Mangkunegara (2000) mengatakan bahwa peranan
kinerja pegawai sangat penting didalam suatu organisasi, hal ini sangat
berpengaruh terhadap kinerja karyawan keseluruhan. Kinerja karyawan dapat
disebut baik apabila karyawan tersebut memiliki pengetahuan, kemampuan dan
keahlian yang sesuai dengan pekerjaannya selain itu motivasi dalam bekerja juga
dibutuhkan
Untuk mendapatkan karyawan yang diinginkan atau
berkinerja tinggi, maka perusahaan harus melakukan proses seleksi karyawan.
Menurut Mondy (2008), seleksi adalah proses memilih sekelompok pelamar individu
yang paling sesuai untuk posisi tertentu dalam organisasi. Maka dari itu, proses
seleksi harus dilakukan dengan terintegrasi sehingga bisa mendapatkan karyawan
yang unggul dan berkinerja optimal. Hal itu juga sama dengan pendapat Mondy
(2008) bahwa proses seleksi menjadi gerbang awal bagi setiap perusahaan untuk
mendapatkan para karyawan yang handal dan berkualitas.
Proses seleksi dapat dilakukan dalam beberapa langkah
yaitu :
1.
Seleksi Awal
(peninjauan resume dan form aplikasi, pendidikan dan pengalaman)
2.
Tes Pekerjaan
(Tes minat dan bakat, kecerdasan)
3.
Seleksi Wawancara
4.
Verifikasi
Referensi (Ijazah, Surat Rekomendasi Kerja, Surat Kelakuan baik)
5.
Evaluasi Medis
(Buta warna, tes darah, urine)
6.
Wawancara
Supervisor
7.
Realiasasi
pratinjau pekerjaan (pengenalan peraturan, peralatan, dan rekan kerja)
8.
Pengambilan
keputusan
Proses seleksi tersebut berbeda-beda tergantung jenis
perusahaan, posisi dan jenis pekerjaan yang akan diisi. Semakin besar
perusahaan semakin kompleks proses seleksi yang dilakukan. Begitu juga perbedaan
antara proses seleksi yang dilakukan untuk mencari posisi Manager dan Junior Staff.
Diperusahaan saya proses seleksi tidak terlalu
kompleks. Hanya melalui prose seleksi dokumen dan seleksi wawancara. Dan hanya
untuk posisi tertentu seperti operator cetak yang diminta untuk membawa Surat Keterangan
Tidak Buta Warna dari dokter.
Setelah proses seleksi kinerja karyawan dipantau
selama 3 bulan untuk dijadikan dasar pertimbangan apakah akan dilakukan
perpanjangan kontrak kerja.
Proses seleksi yang sederhana itulah yang menyebabkan banyak
karyawan yang keluar masuk dengan mudahnya. Karena perusahaan tidak merasa rugi
mengeluarkan biaya besar untuk proses seleksi. Jika karyawan tidak sesuai
dengan standar perusahaan, tidak akan dilakukan perpanjangan kontrak kerja.
Suasana yang tidak kondusif itu juga yang mengakibatkan kinerja karyawan menjadi
tidak konsisten dan mempengaruhi kinerja perusahaan.
Referensi :
Referensi :
Mondy, R. Wayne. 2008, Manajamen Sumber Daya Manusia, Penerbit Erlangga: Jakarta
Cunningham, I. 1999, "Human resource Management in the voluntary sector: challenges and opportunities." Public Money and Management, Vol. 19, No. 2 19-25
Azis, Moh. Abdul. 2012, Pengaruh Proses Seleksi Terhadapa Kinerja Karyawan Teknik PT. Pembangunan Perumahan (PP) Persero TBK, Skripsi Universitas Indonesia: Jakarta
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.