Oleh:
Mutiara Zulul Fadilla
Pelatihan sering kita dengar dalam dunia kerja di perusahaan,
organisasi, lembaga, atau bahkan dalam instansi pendidikan. Hal ini dapat
diasumsikan bahwa pelatihan sangat penting bagi tenaga kerja untuk bekerja
lebih menguasai dan lebih baik terhadap pekerjaan yang dijabat atau akan
dijabat kedepan.
Tidak terlalu jauh dalam instansi pendidikan, pelatihan dan pengembangan sering dilakukan sebagai upaya meningkatkan kinerja para tenaga kerja pendidikan yang dianggap belum mampu untuk mengemban pekerjaannya karena faktor perkembangan kebutuhan masyarakat dalarn pendidikan.
Tidak terlalu jauh dalam instansi pendidikan, pelatihan dan pengembangan sering dilakukan sebagai upaya meningkatkan kinerja para tenaga kerja pendidikan yang dianggap belum mampu untuk mengemban pekerjaannya karena faktor perkembangan kebutuhan masyarakat dalarn pendidikan.
Pelatihan (training) merupakan proses pembelajaran yang melibatkan perolehan
keahlian, konsep, peraturan, atau sikap untuk meningkatkan kinerja tenga
kera.(Simamora:2006:273). Menurut pasal I ayat 9 undang-undang No.13 Tahun
2003. Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh,
meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin,
sikap, dan etos kerja pada tingkat ketrampilan dan keahlian tertentu sesuai
dengan jenjang dan kualifikasi jabatan dan pekerjaan.
Tujuan
Pelatihan SDM
·
Memutakhirkan
keahlian seorang individu sejalan dengan perubahan teknologi.
·
Melalui
pelatihan, pelatih (trainer) memastikan bahwa setiap individu dapat secara
efektif menggunakan teknologi-teknologi baru.
·
Mengurangi
waktu belajar seorang individu baru untuk menjadi kompeten dalam pekerjaan.
·
Membantu
memecahkan persoalan operasional.
Manfaat pelatihan
Pelatihan mempunyai andil besar dalam
menentukan efektifitas dan efisiensi organisasi. Beberapa manfaat nyata dari
program pelatihan dan pengembangan adalah:
1. Manfaat
Umum
- Meningkatkan
kuantitas dan kualitas produktivitas
- Mengurangi waktu
belajar yang diperlukan karyawan untuk mencapai standar kinerja yang dapat
diterima
- Membentuk sikap,
loyalitas, dan kerjasama yang lebih menguntungkan.
- Memenuhi kebutuhan
perencanaan semberdaya manusia
- Mengurangi
frekuensi dan biaya kecelakaan kerja.
- Membantu karyawan
dalam peningkatan dan pengembangan pribadi mereka.
2.
Manfaat Bagi Perusahaan
- Mengarahkan kemampulabaan dan
atau lebih bersikap positif terhadap orientasi pada keuntungan
- Memperbaiki
pengetahuan dan keterampilan pada semua tingkat perusahaan
- Membantu orang
mengidentifikasi tujuan perusahaan
- Membantu
menciptakan citra perusahaan yang lebih baik
- Memperbaiki
hubungan antara atasan dan bawahan
3. Manfaat
bagi individual
- Membantu individu dalam
mengambil keputusan yang lebih baik dan pemecahan masalah yang efektif.
- Melalui pelatihan
dan pengembangan, perubah motivasi dari pengakuan, prestasi, pertumbuhan,
tanggung jawab, dan kemajuan diinternalisasikan dan dilaksanakan.
- Membantu dalam
mendorong dan mencapai pengembangan dan kepercayaan diri.
- Membantu seseorang
dalam mengatasi stress, tensi, kekecewaan dan konflik.
- Menyediakan
informasi untuk memperbaiki pengetahuan kepemimpinan, keterampilan berkomunikasi
dan sikap.
4.
Manfaat untuk Personal, Hubungan Manusia dan Pelaksanaan Kebijakan
- Memperbaiki
komunikasi antara kelompok dan individual
- Membantu dalam
orientasi untuk karyawan baru dan mendapatkan pekerjaan baru melalui pengalihan
atau promosi
- Menyediakan
informasi tentang kesempatan yang sama dan kegiatan yang disepakati
- Memperbaiki
keterampilan hubungan lintas personal
- Memperbaiki
kebijakan, aturan dan regulasi perusahaan yang dapat dilaksanakan
Jenis pelatihan
Terdapat banyak pendekatan untuk pelatihan. Menurut (Simamora:2006 :278)
ada lima jenis-jenis pelatihan yang dapat diselenggarakan:
1.
Pehtihan
Keahlian.
Pelatihan keahlian (skils training) merupakan
pelatihan yang sering di jumpai dalam organisasi. program pelatihaannya relatif
sederhana: kebutuhan atau kekuragan diidentifikasi rnelalui penilaian yang
jeli. kriteria penilalan efekifitas pelatihan juga berdasarkan pada sasaran
yang diidentifikasi dalam tahap penilaian.
2.
Pelatihan
Ulang.
Pelatihan ulang (retraining) adalah subset
pelatihan keahilan. Pelatihan ulang berupaya memberikan kepada para karyawan
keahlian-keahlian yang mereka butuhkan untuk menghadapi tuntutan kerja yang
berubah-ubah. Seperti tenaga kerja instansi pendidikan yang biasanya bekerja
rnenggunakan mesin ketik manual mungkin harus dilatih dengan mesin computer
atau akses internet
3.
Pelatihan
Lintas Fungsional.
Pelatihan lintas fungsional (cros fungtional training)
melibatkan pelatihan karyawan untuk melakukan aktivitas kerja dalam bidang
lainnya selain dan pekerjan yang ditugaskan.
4.
Pelatihan Tim.
Pelatihan tim merupakan bekerjasarna terdiri dari
sekelompok Individu untuk menyelesaikan pekerjaan demi tujuan bersama dalam
sebuah tim kerja.
5.
Pelatihan
Kreatifitas.
Pelatihan kreatifitas(creativitas training)
berlandaskan pada asumsi hahwa kreativitas dapat dipelajari. Maksudnya tenaga
kerja diberikan peluang untuk mengeluarkan gagasan sebebas mungkin yang
berdasar pada penilaian rasional dan biaya dan kelaikan.
Tahapan
Proses Pelatihan dan Pengembangan SDM
1.
Penilaian
kebutuhan pelatihan.
·
Penilaian
kebtuhan perusahaan
·
Penilaian
kebutuhan tugas
·
Penilaian
kebutuhan karyawan.
2.
Perumusan
tujuan pelatihan.
Perumusan
tujuan pelatihan harus ada keterkaitan antara input, output, outcome, dan
impact dan pelatihan itu sendiri.
3.
Prinsip-prinsip
pelatihan.
·
Partisipasi
·
Pendalaman
·
Relevansi
·
Pengalihan
·
Umpan
balik
·
Suasana
nyaman
·
Memiliki
kriteria
4.
Merancang
dan menyeleksi prosedur pelatihan
·
Pelatihan
instruksi pekerjaan
·
Perputaran
pekerjaan
·
Magang
dan pelatihan
·
Kuliah
dan presentasi
·
Permainan
peran dan pemodelan perilaku
·
Studi
kasus
·
Simulasi
·
Studi
mandiri dan pembelajaran program
·
Pelatihan
laboratorium
·
Pembelajaran
aksi
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.