Istilah motivasi berasal dari bahasa
latin yaitu movere yang berarti bergerak atau menggerakkan. Motivasi
diartikan juga sebagai suatu kekuatan sumber daya yang menggerakkan dan
mengendalikan perilaku manusia.
Motivasi sebagai upaya yang dapat memberikan dorongan kepada seseorang untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki, sedangkan motif sebagai daya gerak seseorang untuk berbuat. Karena perilaku seseorang cenderung berorientasi pada tujuan dan didorong oleh keinginan untuk mencapai tujuan tertentu.
Motivasi sebagai upaya yang dapat memberikan dorongan kepada seseorang untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki, sedangkan motif sebagai daya gerak seseorang untuk berbuat. Karena perilaku seseorang cenderung berorientasi pada tujuan dan didorong oleh keinginan untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam konteks pekerjaan, motivasi
merupakan salah satu faktor penting dalam mendorong seorang karyawan untuk
bekerja. Motivasi adalah kesediaan individu untuk mengeluarkan upaya yang
tinggi untuk mencapai tujuan organisasi (Stephen P. Robbins, 2001). Ada tiga
elemen kunci dalam motivasi yaitu upaya, tujuan organisasi dan kebutuhan. Upaya
merupakan ukuran intensitas. Bila seseorang termotivasi maka ia akan berupaya
sekuat tenaga untuk mencapai tujuan, namun belum tentu upaya yang tinggi akan
menghasilkan kinerja yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan intensitas dan
kualitas dari upaya tersebut serta difokuskan pada tujuan organisasi. Kebutuhan
adalah kondisi internal yang menimbulkan dorongan, dimana kebutuhan yang tidak
terpuaskan akan menimbulkan tegangan yang merangsang dorongan dari dalam diri
individu. Dorongan ini menimbulkan perilaku pencarian untuk menemukan tujuan,
tertentu. Apabila ternyata terjadi pemenuhan kebutuhan, maka akan terjadi
pengurangan tegangan. Pada dasarnya, karyawan yang termotivasi berada dalam
kondisi tegang dan berupaya mengurangi ketegangan dengan mengeluarkan upaya.
Pada umumnya kinerja
yang tinggi dihubungkan dengan motivasi yang tinggi. Sebaliknya, motivasi yang
rendah dihubungkan dengan kinerja yang rendah. Kinerja seseorang kadang-kadang
tidak berhubungan dengan kompetensi yang dimiliki, karena terdapat faktor diri
dan lingkungan kerja yang mempengaruhi kinerja.
TEORI
MOTIVASI
Terdapat 5 teori motivasi yang
paling popular dan berpengaruh besar dalam praktek pengembangan sumber daya
manusia dalam suatu organisasi.
1.
Teori
Efek Hawthorn
Penelitian oleh Elton Mayo pada
perusahaan General Electric kawasan Hawthorn di Chicago, memilki dampak pada
motivasi kelompok kerja dan sikap karyawan dalam bekerja. Kontribusi hasil
penelitian tersebut bagi perkembangan teori motivasi adalah:
·
Kebutuhan
dihargai sebagai manusia ternyata lebih penting dalam meningkatkan motivasi dan
produktivitas kerja karyawan dibandingkan dengan kondisi fiisik lingkungan
kerja.
·
Sikap
karyawan dipengaruhi oleh kondisi yang terjadi baik di dalam maupun di luar
lingkungan tempat kerja.
·
Kelompok
informal di lingkungan kerja berperan penting dalam membentuk kebiasaan dan
sikap para karyawan.
·
Kerjasama
kelompok tidak terjadi begitu saja, tetapi harus direncanakan dan dikembangkan.
2.
Teori
Kebutuhan
Menurut Abraham Maslow, pada
dasarnya karyawan bekerja untuk memenuhi kebutuhan sebagai berikut:
·
Kebutuhan
fisiologis.
·
Kebutuhan
rasa aman.
·
Kebutuhan
social.
·
Kebutuhan
harga diri.
·
Kebutuhan
aktualisasi diri.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut bersifat
hierarkis, yaitu suatu kebutuhan akan timbul apabila kebutuhan dasar sebelumnya
telah dipenuhi. Setelah kebutuhan fisiologis seperti pakaian, makanan dan
perumahan terpenuhi, maka kebutuhan tersebut akan digantikan dengan kebutuhan
rasa aman dan seterusnya. Sehingga tingkat kebutuhan seseorang akan
berbeda-beda dalam bekerja. Seseorang yang kebutuhan hanya sekedar makan, maka
pekerjaan apapun akan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
3.
Teori
X dan Y
McGregor mengemukakan dua model yang
menjelaskan motivasi karyawan yang bekerja yaitu teori X dan teori Y.
Teori
X menganggap bahwa:
·
Karyawan
tidak suka bekerja dan cenderung untuk menghindari kerja.
·
Karyawan
harus diawasi dengan ketat dan diancam agar mau bekerja dengan baik.
·
Prosedur
dan disiplin yang keras lebih diutamakan dalam bekerja.
·
Uang
bukan satu-satunya faktor yang memotivasi kerja.
·
Karyawan
tidak perlu diberikan kesempatan untuk mengembangkan diri.
Teori
Y menganggap bahwa:
·
Karyawan
senang bekerja, sehingga pengawasan dan hukuman tidak diperlukan oleh karyawan.
·
Karyawan
akan memiliki komitmen terhadap pekerjaan dan organisasi jika merasa memuaskan.
·
Manusia
cenderung ingin belajar.
·
Kreatifitas
dan Imajinasi digunakan untuk memecahkan masalah.
4.
Teori
Hygine dan Motivator
Menurut Herzberg, faktor yang
menimbulkan kepuasan kerja karyawan berbeda dengan faktor yang menimbulkan
ketidak-puasan kerja sebagai berikut.
Faktor
Hygine meliputi :
·
Kebijakan
perusahaan dan sistem administrasinya.
·
Sistem
pengawasan.
·
Gaya
kepemimpinan.
·
Kondisi
lingkungan kerja.
·
Hubungan
antar pribadi.
·
Gaji
/ upah.
·
Status.
·
Kesehatan
dan keselamatan kerja.
Faktor Motivator meliputi :
·
Pengakuan.
·
Penghargaan
atas prestasi.
·
Tanggungjawab
yang lebih besar.
·
Pengembangan
karir.
·
Pengembangan
diri.
·
Minat
terhadap pekerjaan.
5.
Teori
Motivasi Berprestasi
David McClelland menjelaskan tentang
keinginan seseorang untuk mencapai kinerja yang tinggi. Hasil penelitian
tentang motivasi berprestasi menunjukkan pentingnya menetapkan target atau
standar keberhasilan. Karyawan dengan ciri-ciri motivasi berprestasi yang
tinggi akan memiliki keinginan bekerja yang tinggi. Karyawan lebih mementingkan kepuasan pada saat target telah
tercapai dibandingkan imbalan atas kinerja tersebut. Hal ini bukan berarti mereka
tidak mengharapkan imbalan, melainkan mereka menyukai tantangan.
Ada
tiga macam kebutuhan yang dimiliki oleh setiap individu yaitu:
a. Kebutuhan berprestasi (Achievement
motivation) yang meliputi tanggung jawab pribadi, kebutuhan untuk mencapai
prestasi, umpan balik dan mengambil risiko sedang.
b. Kebutuhan berkuasa (Power
motivation) yang meliputi persaingan, mempengaruhi orang lain.
c. Kebutuhan berafiliasi (Affiliation
motivation) yang meliputi persahabatan, kerjasama dan perasaan diterima.
Dalam
lingkungan pekerjaan, ketiga macam kebutuhan tersebut saling berhubungan,
karena setiap karyawan memiliki semua kebutuhan tersebut dengan kadar yang
berbeda-beda. Seseorang dapat dilatihkan untuk meningkatkan salah satu dari
tiga faktor kebutuhan ini. Misalnya untuk meningkatkan kebutuhan berprestasi
kerja, maka karyawan dapat dipertajam tingkat kebutuhan berprestasi dengan
menurunkan kebutuhan yang lain.
TEKNIK
MEMOTIVASI KERJA
Beberapa
teknik untuk memotivasi kerja sebagai berikut :
1.
Teknik
Pemenuhan Kebutuhan
Pemenuhan kebutuhan merupakan dasar
bagi perilaku kerja. Motivasi kerja akan timbul apabila kebutuhan dipenuhi
seperti dikemukakan oleh Maslow tentang hierarki kebutuhan individu yaitu :
a.
Kebutuhan
fisiologis, yaitu kebutuhan makan, minum, perumahan dan seksual. Kebutuhan ini
paling mendasar bagi manusia. Dalam bekerja, maka kebutuhan karyawan yang harus
dipenuhi adalah gaji / upah yang layak.
b.
Kebutuhan
rasa aman, yaitu kebutuhan perlindungan dari ancaman bahaya dan lingkungan
kerja. Dalam bekerja, karyawan memerlukan tunjangan kesehatan, asuransi dan
dana pensiun.
c.
Kebutuhan
sosial, yaitu kebutuhan diterima dalam kelompok dan saling mencintai. Dalam
hubungan ini, karyawan ingin diterima keberadaanya di tempat kerja, melakukan
interaksi kerja yang baik dan harmonis.
d.
Kebutuhan
harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh orang lain. Dalam
hubungan ini, karyawan butuh penghargaan dan pengakuan serta tidak diperlakukan
sewenang-wenang.
e.
Kebutuhan
aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk mengembangkan diri dan potensi. Dalam
hubungan ini, karyawan perlu kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara
pribadi.
2.
Teknik
Komunikasi Persuasif
Teknik komunikasi persuasif adalah
satu teknik memotivasi kerja yang dilakukan dengan cara mempengaruhi dari luar
diri. Rumus teknik komunikasi persuasif adalah ADIDAS sebagai berikut :
A ttention, yaitu perhatian yang penuh
D esire, yaitu hasrat dan keinginan yang
membara
I interest, yaitu minat dan kepentingan
D esicion, yaitu keputusan yang tepat
A
ction, yaitu tindakan nyata
S
atisfaction, yaitu kepuasan atas hasil yang dicapai
5 Jenis Motivasi Kerja Karyawan yang Harus di Ketahui
1. Mendapatkan gaji bulanan
Motivasi pertama adalah mendapatkan gaji
bulanan. Tak peduli Anda sebagai pegawai negeri sipil, karyawan tetap, atau
karyawan kontrak, penghasilan bulanan adalah satu hal yang Anda cari. Mengapa?
Karena dengan gaji bulanan Anda dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan hidup
Anda dan keluarga.
Kebutuhan hidup
antara lain:
- Biaya hidup sehari-hari
- Membayar uang pendidikan anak
- Membayar cicilan rumah
Sementara keinginan
hidup antara lain:
- Membeli mobil atau rumah baru
- Jalan-jalan ke tempat wisata ternama di dalam dan atau luar negeri
Sisi buruk motivasi jenis ini adalah Anda
hanya mengejar gaji bulanan sehingga mungkin saja Anda berangkat bekerja dan
menyelesaikan semua pekerjaan Anda. Dengan demikian, Anda pergi pagi pulang
sore dan akhir bulan mendapat gaji.
2. Mencapai sasaran karier
Motivasi kedua adalah mencapai sasaran
karier. Mereka yang memiliki motivasi macam ini akan bekerja secara baik dan
bahkan melebihi deskripsi kerjanya karena ada posisi lebih tinggi yang
diincarnya. Selain itu, mereka akan memperhatikan dan meningkatkan kemampuan
yang mendukung kariernya, seperti keterampilan berkomunikasi, mengelola waktu,
mengelola anggaran, dan memimpin orang.
3. Berkarya
Selain mendapatkan gaji dan mencapai
sasaran karier, motivasi kerja karyawan yang lain adalah berkarya. Mereka yang
memiliki motivasi ini adalah mereka yang menghayati makna karyawan, yaitu orang
yang berkarya, bukan buruh atau pekerja. Dengan demikian, mereka akan
memberikan yang terbaik sehingga karyanya berkontribusi besar kepada kemajuan
perusahaan.
4. Mencari pengalaman
Mencari pengalaman merupakan motivasi
kerja yang dimiliki oleh mereka yang baru lulus (fresh graduate) atau
bekerja sebagai karyawan kontraktor, karyawan honorer, atau karyawan magang.
Dengan pengalaman yang dimiliki, mereka memiliki nilai tambah untuk mencari
pekerjaan yang lebih baik.
5. Beribadah
Motivasi terakhir yang dimiliki karyawan
untuk bekerja adalah beribadah. Motivasi ini dimiliki oleh mereka yang tingkat
spiritualitasnya tinggi. Bagi mereka, bekerja adalah ibadah karena menafkahi
keluarga dan memberikan manfaat bagi orang lain. Selain itu, mereka sangat
memperhatikan keberkahan uang yang mereka terima sehingga tidak mau memakan
gaji buta atau uang yang tidak halal.
Faktor Yang mempengaruhi Motivasi Kerja
Tentu
saja ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi motivasi kerja karyawan di
sebuah perusahaan.
·
Faktor
kebijakan perusahaan.
Melipui gaji, tunjangan, dan
pensiun. Dampaknya terhadap motivasi kerja biasanya hanya sekedar untuk
bertahan. Tidak memberikan dampak yang begitu besar dalam peningkatakn kinerja.
Jadi, perusahaan tidak cukup hanya mengandalkan masalah gaji, pensiun, dan
tunjangan untuk memotivasi karyawan untuk mendapatkan kinerja terbaik. Kecuali,
jika perusahaan mampu memberikan gaji selangit, jauh diatas rata-rata gaji,
mungkin akan memiliki pengaruh. Saya katakan, mungkin.
·
Faktor
imbalan atau reward.
Jika dikelola dengan baik, sistem
imbalan atau reward terhadap karyawan yang berprestasi akan memberikan dampak
yang besar untuk peningkatan motivasi.
·
Faktor
kultur perusahaan.
Masalah kultur perusahaan bisa
memberikan dampak yang besar dalam peningkatan motivasi kerja. Kultur-kultur
yang mengedepankan rasa hormat, kebersamaan, kejujuran, dan keakraban akan
meningkatkan motivasi kerja cukup signifikan.
·
Faktor
kondisi mental karyawan itu sendiri.
Ini yang terpenting. Jika seorang
karyawan yang memiliki mental yang kuat, dia akan tetap memiliki motivasi kerja
meski ketiga faktor diatas kurang mendukung. Mereka memiliki pikiran jauh ke
depan. Pandangannya tidak sempit hanya saat ini saja. Mereka memiliki jiwa
besar untuk tetap memberikan kontribusi sebaik mungkin. Sayangnya, faktor ini
kadang terlewatkan baik oleh karyawannya sendiri maupun oleh perusahaan.
Tanda-tanda karyawan yang
termotivasi dengan baik
Untuk
mengetahui apakah seorang karyawan memiliki motivasi yang tinggi dalam
melakukan tugas akan dapat diketahui dengan mengamati karyawan dengan
tanda-tanda motivasi baik adalah :
·
Bersikap
positif terhadap pekerjaannya
·
Menunjukkan
perhatian yang tulus terhadap pekerjaan orang lain dan membantu mereka bekerja
lebih baik
·
Selalu
menjaga kesimbangan sikap dalam berbagai situasi
·
Suka
memberi motivasi kepada orang lain walaupun kadang tidak berhasil
·
Selalu
berpikir positif dari suatu kejadian
Tanda-tanda karyawan yang
termotivasi dengan buruk
Untuk
mengetahui apakah seorang karyawan kehilangan motivasi tidak selalu mudah
karena jarang diungkapkan. Namun hal ini dapat diketahui dari perubahan sikap
yang terjadi pada dirinya yang dapat diamati. Tanda-tanda sikap karyawan yang
tidak memiliki motivasi kerja adalah :
·
Tidak
bersedia bekerja sama
·
Tidak
mau menjadi sukarelawan
·
Selalu
datang terlambat, pulang awal dan mangkir tanpa alasan
·
Memperpanjang
waktu istirahat dan bermain game dalam waktu kerja
·
Tidak
menepati tenggat waktu tugas
·
Tidak
mengikuti standar yang ditetapkan
·
Selalu
mengeluh tentang hal sepele
·
Saling
menyalahkan
·
Tidak
mematuhi peraturan
Cara mengatasi penurunan motivasi
Suatu hal
yang perlu diperhatikan agar karyawan dan perusahaan tidak mengalami kerugian
akibat penutunan motivasi, maka kita perlu mengatasi masalah tersebut dan
mencegah dengan berupaya mengantisipasi kondisi yang terjadi.
Beberapa
pendekatan untuk mengatasi atau mengurangi kekurangan semangat dan motivasi
dalam melaksanakan pekerjaan adalah dengan pendekatan kuratif dan pendekatan
preventif.
1.
Pendekatan
Kuratif
Pendekatan kuratif atau mengatasi adalah
melihat apakah masalah yang menimbulkan pengaruh pada motivasi penting atau
tidak dalam pekerjaan. Apabila masalahnya tidak terlalu penting maka kita tidak
perlu merasa putus asa. Tetapi bila ternyata masalah itu penting dalam
pekerjaan, maka bicara secara terbuka dan langsung dengan pihak yang berwenang
untuk mendapatkan kesamaan persepsi sehingga jalan keluarnya dapat ditemukan,
misalnya atasan atau konselor. Bila pihak yang berwenang tidak dapat ditemui
secara langsung, hubungi melalui surat atau telepon.
2.
Pendekatan
Antisipatif
Karyawan sebaiknya bekerja dengan
sebaik-baiknya dan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Selanjutnya
berusaha menenangkan hati sewaktu bekerja dan jangan terganggu dengan perasaan
gelisah. Bila merasa gelisah karena hal-hal yang tidak berkaitan dengan
pekerjaan, maka sebaiknya menenagkan diri di luar ruang kerja dengan cara yang
diyakini berhasil, misalnya dengan berdoa atau yoga. Karyawan disarankan
bersikap dan berpikir positif terhadap pekerjaan.
Yudiono, Herman. Blogger: Dunia Karyawan
http://www.duniakaryawan.com/5-jenis-motivasi-kerja-karyawan-yang-harus-anda-ketahui/
di akses pada tanggal 29 Mei 2016
Yusuf, Adie. 2008. Blogger: Pengaruh
Motivasi dalam Peningkatan Kerja https://teknologikinerja.wordpress.com/2008/05/06/pengaruh-motivasi-terhadap-peningkatan-kinerja/
di akses pada tanggal 29 Mei 2016
Robbins, Stephen. 2001. Organizational
Behavior. Prentice Hall
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.