BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen
kinerja (MK) adalah aktivitas untuk memastikan bahwa sasaran organisasi telah
dicapai secara konsisten dalam cara-cara yang efektif dan efisien.
Manajemen kinerja bisa berfokus pada kinerja dari suatu organisasi, departemen, karyawan, atau bahkan proses untuk menghasilkan produk atau layanan, dan juga di area yang lain.
Manajemen kinerja bisa berfokus pada kinerja dari suatu organisasi, departemen, karyawan, atau bahkan proses untuk menghasilkan produk atau layanan, dan juga di area yang lain.
Manajemen
kompensasi merupakan kegiatan merencanakan,
melaksanakan dan mengendalikan serta mengembangkan sistem dan mekanisme kompensasi dalam suatu organisasi sehingga terbentuk suatu keseimbangan penerimaan antara individu dan organisasi.
melaksanakan dan mengendalikan serta mengembangkan sistem dan mekanisme kompensasi dalam suatu organisasi sehingga terbentuk suatu keseimbangan penerimaan antara individu dan organisasi.
Kepuasan
kerja adalah perasaan yang menyokong atau tidak menyokong dalam diri pegawai
yang berhubungan dengan pekerjaan maupun kondisi dirinya. Perasaan yang
berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upaya, kesempatan
pengembangan karier, hubungan dengan pegawai lain, penempatan kerja, dan
struktur organisasi.
Atas dasar uraian diatas maka penulis
tertarik untuk mengambil judul “KETERKAITAN
ANTARA MANAJEMEN KINERJA, MANAJEMEN KOMPENSASI DAN KEPUASAN KERJA”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di
atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1.
Pengertian manajemen kinerja, manajemen
kompensasi & kepuasan kerja?
2.
Bagaimanakah hubungan antara ketiga
kategori tersebut?
3.
Apa dampak yang akan terjadi apabila
salah satu dari ketiga kategori tersebut tidak berjalan dengan baik?
1.3Batasan Masalah
Batasan masalah yang digunakan dalam makalah ini adalah :
1. Hanya membahas tentang manajemen kinerja,
manajemen kompensasi & kepuasan kerja dan keterkaitannya.
1.4 Tujuan
Tujuan
yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah:
1. Untuk
mengetahui keterkaitan antara manajemen kinerja, manajemen kompensasi &
kepuasan kerja.
2. Untuk
mengetahui dampak yang akan terjadi apabila salah satu dari ketiga kategori
tersebut tidak berjalan dengan baik.
1.5 Manfaat
Manfaat yang ingin
dicapai dalam penulisan makalah ini adalah :
1.
Meningkatkan kemampuan penulis dalam
mengaplikasikan teori ilmu yang diperoleh diperkuliahan.
2.
Untuk memenuhi tugas mata kuliah
perancangan perilaku dan manajemen organisasi.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Pengertian Manajemen Kinerja
Manajemen kinerja (MK) adalah
aktivitas untuk memastikan bahwa sasaran organisasi telah dicapai secara
konsisten dalam cara-cara yang efektif dan efisien.
Manajemen kienrja bisa berfokus pada kinerja dari suatu organisasi, departemen, karyawan, atau bahkan proses untuk menghasilkan produk atau layanan, dan juga di area yang lain.
Manajemen kienrja bisa berfokus pada kinerja dari suatu organisasi, departemen, karyawan, atau bahkan proses untuk menghasilkan produk atau layanan, dan juga di area yang lain.
Baik di tingkatan organisasi
ataupun individu, salah satu fungsi kunci dari manajemen adalah mengukur dan
mengelola kinerja. Antara gagasan, tindakan dan hasil terdapat suatu perjalanan
yang harus ditempuh. Dan barangkali istilah yang paling sering digunakan di
keseharian yang menggambarkan perkembangan dari perjalanan tersebut dan juga
hasilnya adalah "kinerja" (Brudan 2010).
Kinerja sendiri adalah suatu hal
yang berorientasi ke masa depan, disesuaikan spesifik berdasarkan kondisi
khusus dari setiap organisasi/individu dan didasarkan atas suatu model kausal
yang menghubungkan antara input dan output (Lebas 1995).
2.2
Pengertian Manajemen Kompensasi
Manajemen kompensasi merupakan
kegiatan merencanakan,
melaksanakan dan mengendalikan serta mengembangkan sistem dan mekanisme kompensasi dalam suatu organisasi sehingga terbentuk suatu keseimbangan penerimaan antara individu dan organisasi.
melaksanakan dan mengendalikan serta mengembangkan sistem dan mekanisme kompensasi dalam suatu organisasi sehingga terbentuk suatu keseimbangan penerimaan antara individu dan organisasi.
Secara umum tujuan manajemen
kompensasi adalah untuk membantu perusahaan mencapai tujuan keberhasilan
strategi perusahaan dan menjamin terciptanya keadilan internal dan eksternal.
Keadilan eksternal menjamin bahwa pekerjaan-pekerjaan akan dikompensasi secara
adil dengan membandingkan pekerjaan yang sama di pasar kerja. Kadang-kadang
tujuan ini bias menimbulkan konflik satu sama lainnya, dan trade-offs harus
terjadi.
Misalnya, untuk mempertahankan
karyawan dan menjamin keadilan, hasil analisis upah dan gaji merekomendasikan
pembayaran jumlah yang sama untuk pekerjaan-pekerjaan yang sama. Akan tetapi,
perekrut pekerja mungkin mungkin menginginkan untuk menawarkan upah tidak
seperti biasanya, yaitu upah yang tinggi untuk menarik pekerja yang
berkualitas. Maka terjadilah trade-offs antara tujuan rekrutmen dan konsistensi
tujuan dari manajemen kompensasi.
Tujuan
manajemen kompensasi efektif,meliputi:
1.
Memperoleh
SDM yang Berkualitas
Kompensasi yang sudah cukup
tinggi sangat dibutuhkan untuk memberi daya tarik kepada pelamar. Tingkat
pembayaran harus responsive terhadap penawaran dan permintaan pasar kerja
karena para pengusaha berkompetensi untuk mendapatkan karyawan yang diharapkan.
2.
Mempertahankan
Karyawan yang Ada
Para karyawan dapat keluar jika
besaran kompensasi tidak kompetitif dan akibatnya akan menimbulkan perputaran
karyawan yang semakin tinggi.
3.
Menjamin
Keadilan
Manajemen kompensasi selalu
berusaha agar keadilan internal dan eksternal dapat terwujud. Keadilan internal
mensyaratkan bahwa pembayaran dikaitkan dengan nilai relative sebuah pekerjaan
sehingga pekerjaan yang sama dibayar dengan besara yang sama. Keadilan
eksternal berarti pembayaran terhadap pekerja merupakan yang dapat dibandingkan
dengan perusahaan lain di pasar kerja.
4.
Penghargaan
terhadap Perilaku yang Diinginkan
Pembayaran hendaknya memperkuat
perilaku yang diinginkan dan bertindak sebagai insentif untuk perbaikan
perilaku di masa depan, rencana kompensasi efektif, menghargai kinerja,
ketaatan, pengalaman, tanggung jawab, dan perilaku-perilaku lainnya.
5.
Mengendalikan
Biaya
Sistem kompensasi yang rasional
membantu perusahaan memperoleh dan mempertahankan para karyawan dengan biaya
yang beralasan. Tanpa manajemen kompensasi efektif, bisa jadi pekerja dibayar
dibawah atau diatas standar.
6.
Mengikuti
Aturan Hukum
Sistem gaji dan upah yang sehat
mempertimbangkan factor-faktor legal yang dikeluarkan pemerintah dan menjamin
pemenuhan kebutuhan karyawan.
7.
Memfasilitasi
Pengertian
Sistem manajemen kompensasi
hendaknya dengan mudah dipahami oleh spesialis SDM, manajer operasi, dan para
karyawan.
8.
Meningkatkan
Efesiensi Administrasi
Program pengupahan dan penggajian
hendaknya dirancang untuk dapat dikelola dengan efisien, membuat sistem
informasi SDM optimal, meskipun tujuan ini hendaknya sebagai pertimbangan
sekunder dibandingkan dengan tujuan-tujuan lain.
2.3 Pengertian Kepuasan Kerja
Newstrom : mengemukakan bahwa “job
satisfaction is the favorableness or unfavorableness with employes view their
work”. Kepuasan kerja berarti perasaan mendukung atau tidak mendukung yang
dialami [pegawai] dalam bekerja
Wexley dan Yukl : mengartikan
kepuasan kerja sebagai “the way an employee feels about his or her job”.
Artinya bahwa kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan dirinya atau
pekerjaannya. dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan yang
menyokong atau tidak menyokong dalam diri pegawai yang berhubungan dengan
pekerjaan maupun kondisi dirinya. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan
melibatkan aspek-aspek seperti upaya, kesempatan pengembangan karier, hubungan
dengan pegawai lain, penempatan kerja, dan struktur organisasi. Sementara itu,
perasaan yang berhubungan dengan dirinya antara lain berupa umur, kondisi kesehatan,
kemampuan dan pendidikan.
Angga Leo : Kepuasan itu terjadi
apabila kebutuhan-kebutuhan individu sudah terpenuhi dan terkait dengan derajat
kesukaan dan ketidaksukaan dikaitkan dengan Pegawai; merupakan sikap umum yang
dimiliki oleh Pegawai yang erat kaitannya dengan imbalan-imbalan yang mereka
yakini akan mereka terima setelah melakukan sebuah pengorbanan. Apabila dilihat
dari pendapat Robin tersebut terkandung dua dimensi, pertama, kepuasan yang
dirasakan individu yang titik beratnya individu anggota masyarakat, dimensi
lain adalah kepuasan yang merupakan sikap umum yang dimiliki oleh pegawai.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
3.1 Teknik Pengumpulan Data
a.
Wawancara
Melakukan
wawancara secara langsung kepada karyawan dan manager untuk memperoleh data
yang dibutuhkan oleh peneliti.
b.
Studi pustaka
Mengumpulkan
data melalui literatur-literatur yang berhubungan dengan penelitian.Data-data
yang diperoleh terdiri dari sumber buku , pengarang dan metode-metode
peramalanyang digunakan.
BAB
IV
PEMBAHASAN
4.1 Keterkaitan
Apabila masing –
masing fungsi dikaitkan maka kita akan dapat mengetahui keterkaitan antara
ketiga kategori tersebut, jika dilihat pada tinjauan pustaka diatas aktivitas
manajemen kinerja adalah membuat suatu sistem yang mengatur bagaimana pekerja
melakukan pekerjaannya, membagi tugas – tugas pokok pekerja, dan otoritas
pekerja sehingga pekerja dapat melakukan pekerjaannya dengan mudah dan cepat
sesuai yang diharapkan. Aktivitas manajemen kompensasi adalah mengatur aliran
pendapatan karyawan sesuai dengan level pekerjaan yang telah diatur pada
manajemen kinerja dari kompensasi tersebut pekerja dapat menilai seberapa besar
kepuasan kerja yang didapatkan oleh pekerja dengan beban kerja yang
dilakukannya, jika pekerja merasa puas maka manajemen kinerja dan manajemen
kompensasi dapat dinyatakan bagus.
4.2
Dampak Keterkaitan
Sesuatu yang
terkait satu sama lain biasanya akan menimbulkan dampak satu sama lain pula,
seperti sebuah mobil yang dapat bergerak sempurna apabila komponennya lengkap
dan dapat dikendarai oleh supir dengan baik apabila semua partnya dalam kondisi
yang baik sebaliknya, supir tidak akan dapat mengendarai mobil tersebut dengan
baik bila terdapat beberapa part yang tidak dalam kondisi baik seperti pecah
ban, begitupula dengan ketiga kategori ini. Apabila salah satunya tidak
berjalan dengan baik, maka akan memberikan dampak sebagai berikut :
1.
Manajemen kinerja yang tidak baik – akan
membuat pekerja bingung dalam melakukan pekerjaan karena pekerja tidak
mengetahui batasan – batasan pekerjaan yang harus dia lakukan serta penuntun
pekerja dalam bekerja. Sehingga kompensasi akan berkurang karena berkurangnya
kinerja pekerja yang akhirnya pekerja akan merasa kurang dalam kepuasan
bekerjanya.
2.
Manajemen kompensasi yang tidak baik –
akan membuat pekerja resah karena tidak mendapatkan kepuasan kerja sedangkan bisa
saja mendapatkan porsi pekerjaan yang berat pada manajemen kinerjanya, sehingga
akan membuat kinerjanya menurun yang akan berdampak buruk pula pada manajemen
kinerja.
3.
Kepuasan kerja yang tidak baik – akan
menimbulkan dampak menurunnya kinerja pekerja.
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
1. Dari
pembahasan diatas dapat diketahui bahwa manajemen kinerja, manajemen
kompensasi, dan kepuasan kerja sangat berperan penting dalam berjalannya suatu
perusahaan.
2.
Jika ingin tercipta suasana yang baik
makan harus memperbaiki ketiga hal tersebut.
5.2
Saran
1.
Sebaiknya perusahaan memikirkan
ketiga hal tersebut terlebih dahulu agar tidak memboroskan membayar orang
dengan pekerjaan yang ringan, kompensasi yang tinggi ataupun merugikan karyawan
dengan member pekerjaan yang berat dan kompensasi yang rendah.
2.
Perlu adanya
studi terlebih dahulu apabila hal ini belum diketahui kinerja dan kompensasi
yang ideal.
Daftar Pustaka
Sistem manajemen kinerja (performance management
system): panduan praktis untuk merancang dan meraih kinerja prima; Dr. Achmad
S. Ruky; Jakarta; Gramedia Pustaka Utama; 2001
Manajemen sumber daya manusia: pengadaan,
pengembangan, pengkompensasian, dan peningkatan produktivitas pegawai; Marihot
Tua Efendi Hariandja, Drs., M.Si; Jakarta; Gramedia Widiasarana Indonesia; 2002
Riset sumber daya manusia dalam organisasi; Drs.
Husein Umar, S.E., M.M., MBA; Jakarta; Gramedia Pustaka Utama; 1998
Nice info Faqih :)
ReplyDelete