Oleh : Dwi Halimah
Pelatihan dan pengembangan sering
kita dengar dalam dunia kerja di perusahaan, organisasi, lembaga, atau bahkan
dalam instansi pendidikan.
Hal ini dapat diasumsikan bahwa pelatihan dan pengembangan sangat penting bagi tenaga kerja untuk bekerja lebih menguasai dan lebih baik terhadap pekerjaan yang dijabat atau akan dijabat kedepan. Tidak terlalu jauh dalam instansi pendidikan, pelatihan dan pengembangan sering dilakukan sebagai upaya meningkatkan kinerja para tenaga kerja pendidikan yang dianggap belum mampu untuk mengemban pekerjaannya karena faktor perkembangan kebutuhan masyarakat dalarn pendidikan.
Secara deskripsi tertentu potensi para
pekerja pendidikan mungkin sudah memenuhi syarat administarasi pada
pekerjaanya, tapi secara aktüal para pekerja pendidikan harus mengikuti atau
mengimbangi perkembangan pendidikan sesuai dengan tugas yang dijabat atau yang
akan dijabatnya. Hal ini yang mendorong pihak instansi pendidikan untuk
memfasilitasi pelatihan dan pengembangan karir para tenaga kerja pendidikan
guna mendapatkan hasil kinerja yang baik.Hal ini dapat diasumsikan bahwa pelatihan dan pengembangan sangat penting bagi tenaga kerja untuk bekerja lebih menguasai dan lebih baik terhadap pekerjaan yang dijabat atau akan dijabat kedepan. Tidak terlalu jauh dalam instansi pendidikan, pelatihan dan pengembangan sering dilakukan sebagai upaya meningkatkan kinerja para tenaga kerja pendidikan yang dianggap belum mampu untuk mengemban pekerjaannya karena faktor perkembangan kebutuhan masyarakat dalarn pendidikan.
Dalam instansi pendidikan
biasanya para tenaga kerja yang akan menduduki jabatan baru yang tidak didukung
dengan pendidikannya atau belum mampu melaksanakan tugasnya, biasanya upaya
yang ditempuh adalah dengan melakukan pelatihan dan pengembangan karir. Dengan
melalui pelatihan dan pengembangan, tenaga kerja akan mampu mengerjakan, meningkatkan,
mengembangkan pekerjaannya.
Pelatihan (training) adalah
proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan prosedur sistematis dan
terorganisir sehingga tenaga kerja non manajerial mempelajari pengetahuan dan
keterampilan teknis untuk tujuan tertentu. Pelatihan kerja menurut
undang-undang No.13 Tahun 2003 pasal I ayat 9. adalah keseluruhan kegiatan
untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja,
produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat ketrampilan dan
keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan dan pekerjaan
Menurut Marzuki Pelatihan adalah
pengajaran atau pemberian pengalaman kepada seseorang untuk mengembangkan
tingkah laku (pengetahuan, skill, sikap) agar mencapai sesuatu yang diinginkan.
Pelatihan bagi karyawan merupakan sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan
keahlian tertentu serta sikap agar karyawan semakin terampil dan mampu
melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin baik, sesuai dengan standar.[2]
Pelatihan lebih terarah pada
peningkatan kemampuan dan keahlian SDM organisasi yang berkaitan dengan jabtan
atau fungsi yang menjadi tanggung jawab individu yang bersangkutan saat ini
(current job oriented). Sasaran yang ingin dicapai dan suatu program pelatihan
adalah peningkatan kinerja individu dalam jabatan atau fungsi saat ini.
Pengembangan (development)
merupakan fungsi operaasional kedua dari manajemen personalia, pengembangan
karyawan baru / lama perlu dilakukan secara terencana dan berkesinambungan
Program pengembangan karywan hendaknya disusun secara cermat dan didasarkan
kepada metode-metode ilmiah serta berpedoman pada ketrampilan yang dibutuhkan
perusahaan atau suatu instansi pendidikan saat ini maupun untuk masa depan.
Setiap personil perusahaan/ intansi pendidikan dituntut agar dapat bekerja
secara efektif, efisien, kualitas, dan kuantitas pekerjaannya baik sehingga
daya saing sebuah perusahaan/ instansi pendidikan semakin besar.
Jadi definisi pengembangan adalah
usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual , dan moral
karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan / jabatan melalui pendidikan dan
latihan.[3] Selain itu pengembangan (development) juga dapat diartikan sebagai
penyiapan individu untuk memikul tanggung jawab yang berbeda atau yang lebih
tinggi dalam perusahaan, organisasi, lembaga atau instansi pendidikan.
Pengembangan cenderung lebih bersifat formal, menyangkut antisipasi kemampuan
dan keahlian individu yang harus dipersiapkan bagi kepentingan jabatan yang
akan datang. Sasaran dan program pengembangan menyangkut aspek yang lebih luas
yaitu peningkatan kemampuan individu untuk mengantisipai perubahan yang mungkin
terrjadi tanpa direncanakan (unplened change) atau perubahan yang direncanakan
(planed change). Dari pengertian ini menunjukkan bahwa fokus pengembangan karir
adalah peningkatan kemampuan mental tenaga kerja. Pengembangan lebih difokuskan
pada peningkatan kemampuan dalam pengambilan keputusan dan memperluas hubungan
manusia (human relation) bagi manajemen tingkat atas dan manajemen tingkat
menengah sedangkan pelatihan dimaksudkan untuk pegawai pada tingkat bawah
(pelaksana).
Tujuan Pelatihan dan Pengembangan SDM
Tujuan diselenggarakan pelatihan
dan pengembangan diarahkan untuk membekali, meningkatkan, dan mengembangkan
kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan, produktivitas dan kesejahteraan.
Adapun tujuannya sebagai berikut :
Pelatihan.
Tujuan: Peningkatan kemampuan
individu bagi kepentingan jabatan saat ini. Sasaran: Peningkatan kinerja jangka
pendek. Orientasi: Kebutuhan jabatan sekarang.Efek terhadap karir: Keterkaitan
dengan karir relatif rendah.
Pengembangan.
Tujuan: Peningkatan kemampuan
individu bagi kepentingan jabatan yang akan datang. Sasaran: Peningkatan
kinerja jangka panjang. Orientasi: Kebutuhan perubahan terencana atau tidak
terencana. Efek terhadap karir: Keterkaitan dengan karir relatif tinggi.[7]
Jenis Pelatihan dan Pengembangan SDM
Pelatihan dan Pengembangan Keahlian.
Pelatihan keahlian (skils
training) merupakan pelatihan yang sering di jumpai dalam organisasi. program
pelatihaannya relatif sederhana: kebutuhan atau kekuragan diidentifikasi
rnelalui penilaian yang jeli. kriteria penilalan efekifitas pelatihan juga
berdasarkan pada sasaran yang diidentifikasi dalam tahap penilaian.
Pelatihan dan Pengembangan Ulang.
Pelatihan ulang (retraining)
adalah subset pelatihan keahilan. Pelatihan ulang berupaya memberikan kepada
para karyawan keahlian-keahlian yang mereka butuhkan untuk menghadapi tuntutan
kerja yang berubah-ubah. Seperti tenaga kerja instansi pendidikan yang biasanya
bekerja rnenggunakan mesin ketik manual mungkin harus dilatih dengan mesin
computer atau akses internet
Pelatihan dan Pengembangan Lintas Fungsional.
Pelatihan lintas fungsional (cros
fungtional training) melibatkan pelatihan karyawan untuk melakukan aktivitas
kerja dalam bidang lainnya selain dan pekerjan yang ditugaskan.
Pelatihan dan Pengembangan Tim.
Pelatihan tim merupakan
bekerjasarna terdiri dari sekelompok Individu untuk menyelesaikan pekerjaan
demi tujuan bersama dalam sebuah tim kerja.
Pelatihan dan Pengembangans Kreatifitas.
Pelatihan kreatifitas(creativitas
training) berlandaskan pada asumsi hahwa kreativitas dapat dipelajari.
Maksudnya tenaga kerja diberikan peluang untuk mengeluarkan gagasan sebebas
mungkin yang berdasar pada penilaian rasional dan.
Penentuan kebutuhan pelatihan dan pengembangan
Adalah lebih sulit untuk menilai
kebutuhan-kebutuhan pelatihan bagi para pekerja yang ada daripada
mengorientasikan para pegawai yang baru. Dari satu segi kedua-duanya sama.
Tujuan penentuan kebutuhan pelatihan ini adalah untuk mengumpulkan sebanyak
mungkin informasi yang relevan guna mengetahui dan atau/menentukan apakah perlu
atau tidaknya pelatihan dalam organisasi tersebut.
Dalam tahapan ini terdapat tiga
macam kebutuhan akan pelatihan yaitu:
a). General treatment need, yaitu
penilaian kebutuhan pelatihan bagi semua pegawai dalam suatu klasifikasi
pekerjaan tanpa memperhatikan data mengenai kinerja dari seseorang pegawai
tertentu.
b). Oversable performance
discrepancies, yaitu jenis penilaian kebutuhan pelatihan yang didasarkan pada
hasil pengamatan terhadap berbagai permasalahan, wawancara, daftar pertanyaan,
dan evaluasi/penilaian kinerja, dan dengan cara meminta para pekerja untuk
mengawasi sendiri hasil kerjanya sendiri.
c). Future human resources
neeeds, yaitu jenis keperluan pelatihan ini tidak berkaitan dengan ketidak
sesuaian kinerja, tetapi Iebih berkaitan dengan sumberdaya manusia untuk waktu
yang akan datang.
Mendesain program pelatihan dan
pengembangan
Sebenarnya persoalan performansi
bisa disiatasi melalui perubahan dalam system feedback, seleksi atau imbalan,
dan juga melalui pelatihan. Atau akan Iebih mudah dengan melakukan pemecatan
terhadap pegawai selama masa percobaannya.
Jika pelatihan dan pengembangan
merupakan Solusi terbaik maka para manajer atau supervisor harus memutuskan
program pelatihan yang tepat yang bagaimana yang harus dijalankan. Ada dua
metode dan pririsip bagi pelatihan:
Metode .
Metode pelatihan dan pengembangan
yang tepat tergantung kepada tujuannya. Tujuan atau sasaran pelatihan dan
pengembangan yang berbeda akan berakibat pemakaian metode yang berbeda pula.
Prinsip umum bagi metode
pelatihan dan pengembangan
Terlepas dari berhagai metode
yang ada, apapun bentuk metode yang dipilh, metode tersebut harus rnemenuhi
prinsip – prinsip seperti:
1 .Memotivasi para peserta
pelatihan.
Memperlihatkan
ketrampilan-ketrampilan.
Harus konsisten dangan isi
pelatihan.
Peserta berpartisipasi aktif.
Memberikan kesempatan untuk
perluasan ketrampilan.
Memberikan feedback.
Mendorong dari hasil pelatihan ke
pekerjaan.
Harus efektif dari segi biaya.
Kendala- Kendala Pelatihan dan Pengembangan
Kendala pengembangan (development)
yang dilaksanakan selalu ada dan kita harus berusaha membanahi pengaruh
kendala-kendala tersebut. Kendala- kendala pengembangan akan menghambat
lancarnya pelaksanaan latihan dan pendidikan sehingga sasaran yang tercapai
kurang memuaskan. Kendala- kendala pengembangan berkaitan dengan peserta,
pelatih atau anstruktur, fasilitas pengembangan, kurikulum, dan dana
pengembangan.
Peserta pengembangan dan
latihan mempunyai latar belakang yang
tidak sama, atau heteroge, seperti pendidikan dasarnya, pengalaman kerjanya,
dan usianya. Hal ini akan menyulitkan dan menghambat kelancaran pelaksanaan
latihan dan pendidikan karena daya tangkap, persepsi, dan daya nalar mereka
terhadap pelajaran yang diberikan berbeda
Pelatih atau instruktur yang ahli
dan cakap mentransfer pengetahuannyakepada para peserta latihan dan pendidikan
sulit didapat. Akibatnya sasaran yang diinginkan tidak tercapai. Misalnya, ada
pelatih yang ahli dan pintar tetapi tidak dapat mengajar dan berkomunikasi
secara efektif atau teaching skill– nya
tidak efektif, jadi dia hanya pintar serta ahli untuk dirinya sendiri
Fasilitas pengembangan dan
prasarana yang dibutuhkan untuk latihan dan pendidikan sangat kurang atau tidak
baik. Misalnya buku- buku atau alat-alat dan mesin- mesin, yang akan digunakan
untuk praktek kurang atau tidak ada. Hal ini akan menyulitkan dan menghambat
lancarnya pengembangan dan pelatihan
Kurikulum yang ditetapkan dan
diajarkan kurang serasi atau menyimpang serta tidak sistematis untuk mendukung
sasaran yang diinginan oleh pekerjaanatau jabatan peserta bersangkutan, untuk
menetapkan kirikulum dan waktu mengajarkannya yang tepat sangat sulit
Dana pengembangan, dana yang
tersedia untuk pengembangan sangat terbata, sehingga seringdilakukan secara
terpaksa, bahkan pelatih maupun sarananya kurang memenuhi persyaratan yang
dibutuhkan
Manfaat pelatihan dan
pengembangan
Pelatihan mempunyai andil besar
dalam menentukan efektifitas dan efisiensi organisasi. Beberapa manfaat nyata
dari program pelatihan dan pengembangan adalah:
Manfaat Umum
Meningkatkan kuantitas dan
kualitas produktivitas
Mengurangi waktu belajar yang
diperlukan karyawan untuk mencapai standar kinerja yang dapat diterima
Membentuk sikap, loyalitas, dan
kerjasama yang lebih menguntungkan.
Memenuhi kebutuhan perencanaan
semberdaya manusia
Mengurangi frekuensi dan biaya
kecelakaan kerja.
Membantu karyawan dalam
peningkatan dan pengembangan pribadi mereka.
Manfaat Bagi Perusahaan
Mengarahkan kemampulabaan dan
atau lebih bersikap positif terhadap orientasi pada keuntungan
Memperbaiki pengetahuan dan
keterampilan pada semua tingkat perusahaan
Membantu orang mengidentifikasi
tujuan perusahaan
Membantu menciptakan citra
perusahaan yang lebih baik
Memperbaiki hubungan antara atasan
dan bawahan
Manfaat bagi individual
Membantu individu dalam mengambil
keputusan yang lebih baik dan pemecahan masalah yang efektif.
Melalui pelatihan dan
pengembangan, perubah motivasi dari pengakuan, prestasi, pertumbuhan, tanggung
jawab, dan kemajuan diinternalisasikan dan dilaksanakan.
Membantu dalam mendorong dan
mencapai pengembangan dan kepercayaan diri.
Membantu seseorang dalam
mengatasi stress, tensi, kekecewaan dan konflik.
Menyediakan informasi untuk
memperbaiki pengetahuan kepemimpinan, keterampilan berkomunikasi dan sikap.
Manfaat untuk Personal, Hubungan
Manusia dan Pelaksanaan Kebijakan
Memperbaiki komunikasi antara
kelompok dan individual
Membantu dalam orientasi untuk
karyawan baru dan mendapatkan pekerjaan baru melalui pengalihan atau promosi
Menyediakan informasi tentang
kesempatan yang sama dan kegiatan yang disepakati
Memperbaiki keterampilan hubungan
lintas personal
Memperbaiki kebijakan, aturan dan
regulasi perusahaan yang dapat dilaksanakan
DAFTAR PUSTAKA
[1] Pandji Anoraga, Manajemen Bisnis,
(Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2000),,153
[2]
google-sofyaneffendi.blogspot.com/…/pelatihan-dan-pengembangan-sumberdayamanusia.
Diakses 21 Nopember 2013
[3] Melayu S.P Hasibuan,
Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2012),,68
[4] Mariot Tua Efendi H, Manajemen Sumber Daya
Manusa:pengadaan, pengembangan, pengkompensasian, dan peningkatan produktivitas
pegawai, (Jakarta: Grasindo Widiasarana Indonesia, 2005),,,95
[5]
nailasuhada-m.blogspot.com/…/pelatihan-dan-pengembangan-sumberdayamanusia,
diakses 20 Nopember 2013
[6] Pandji Anoraga, Manajemen
Bisnis,,112
[7]
http://www.slideshare.net/jatmikomyko/pelatihan-danpengembangansdm,diakses 20
Nopember 2013
[8]
google-sofyaneffendi.blogspot.com/…/pelatihan-dan-pengembangan-sumberdayamanusia.
Diakses 21 Nopember 2013
[9] Irianto Jusuf,
Prinsip-prinsip Dasar Manajemen Pelatihan (Dari Analisis Kebutuhan Sampai
Evaluasi Program Pelatihan), (Jakarta:
Insani Cendekia, 2001),,112
[10] Anwar Prabu Mangkunegara,
Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Bandung : PT Refika Aditama,
2006),,,100
[11] Sjafri Mangkuprawira,
Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik, (Jakarta Selatan: Ghalia Indonesia,
2004),,105
[12] Melayu, S.P Hasibuan,
ibid,,86
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.