I.
PENDAHULUAN
Seperti yang pernah dibahas pada BAB
sebelumnya, kita ketahui bersama bahwa manajemen sumberdaya manusia dapat
didefinisikan sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengendalian sumberdaya dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Proses tersebut mencakup kegiatan-kegiatan
perencanaan dan pengadaan tenaga kerja, seleksi dan penempatan pegawai,
pengembangan SDM melalui pendidikan dan pelatihan, integrasi SDM kedalam
organisasi dan pemeliharaannya (termasuk pemberian imbalan), penilaian terhadap
hasil kerja serta juga pengembangan karir serta pemberhentian SDM.
SDM sebagai asset perusahaan akan mau
dan mampu untuk bekerja dengan dengan baik bilamana ia ditempatkan pada posisi
dengan jabatan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya, serta bila mana ia
bisa memenuhi kebutuhannya dengan melakukan pekerjaan itu. lni berarti bahwa
perusahaan harus bisa menempatkan orang pada jabatan-jabatan yang sesuai dengan
minat dan kemampuannya, dengan tidak lupa mempertimbangkan upaya pemenuhan kebutuhannya.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa
manajemen sumberdaya manusia sangat erat kaitannya dengan motto The Right Man on the Right Place and the
Right Time. Jadi manajemen sumberdya manusia pada saat yang tepat harus
bisa mengusahakan agar tenaga kerja itu ditempatkan pada posisi yang tepat
sesuai dengan minat dan kemampuannya.
Untuk bisa menerapkan motto The Right Man on the Right Place at the
Right Time ada beberapa hal yang
harus diketahui. Dari sudut perusahaan, maka unsur pertama yang harus diketahui
adalah unsur pace (Penempatannya),
sebab perusahaan sebagai organisasi adalah wadah tempat manusia bekerja. Tempat
bekerja ini seringkali seeara lebih spesifik disebut sebagai jabatan. Analisis
jabatan dapat diartikan sebagai suatu aktivitas untuk mengkaji, mempelajari,
mengumpulkan, mencatat, dan menganalisis ruang lingkup suatu pekerjaan secara
sistematis dan sistemik (Sastrohadiwiryo, 2002:127)
II.
PERMASALAHAN
PT. PERTAMINA (PERSERO) merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
Industri Oil & Gas yang didalamnya terdapat 3 subdepartemen. Salah satu
dari ketiga subdepartemen tersebut yang menjadi fokus dalam hal ini yakni
departemen Pemasaran. Dalam memperluas dan meningkatkan produktifitas
perusahaan peran SDM di sub-departemen Pemasaran sangatlah penting, terutama
peran dari SDM di fungsi Sales Excecutive yang mempunyai fungsi untuk terus
memperluas area pangsa pasar di Indonesia. Sales Excecutive terbagi lagi
menjadi 2 divisi yakni divisi Retail dan Industrial & Marine. Kedua divisi
tersebut berjalan masing-masing dengan desain pekerjaan yang berbeda. Pada
divisi Retail fungsi pemasaran lebih ditekankan kepada pengembangan kegiatan
pemasaran dan costummernya pun mudah untuk diarahkan. Sementara divisi
Industrial & Marine lebih ditekankan kepada aspek Custommer Focus dengan
terus melakukan persuasif terhadap Custommernya, karena custommer cenderung
lebih sulit untuk di maintain.
Dengan sistem yang ada saat ini, terjadi beberapa kendala dalam
regenerasi kader untuk menjadi Sales Excecutive Manager yang di desain untuk
melakukan fungsi managerial sekaligus membuat konsep program kerja dan strategi
marketing untuk meningkatkan penjualan di kedua divisi yang dibawahinya.
Sementara, pengangkatan dan pemilihan kader Sales Excecutive Manager saat ini
merupakan kader terbaik yang berasal dari salah satu divisi saja. Hal tersebut
mengakibatkan kader untuk fungsi managerial ini belum berjalan efektif sesuai
dengan Job Description, karena kader tersebut akan lebih terfokus secara detail
pada divisi yang sebelumnya sudah dikuasai, sedangkan untuk divisi lainnya
sudut pandang beliau akan lebih general (kurang tepat sasaran), sehingga banyak
peluang yang terbuang.
III.
PEMBAHASAN
DAN SOLUSI
Sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Handoko
(1987:31) desain pekerjaan adalah fungsi penetapan kegiatan-kegiatan kerja
seorang individu atau kelompok karyawan secara organisasional. Tujuannya adalah
untuk mengatur penugasan-penugasan kerja yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan
organisasi, teknologi dan keperilakuan. Dari sudut pandang manajemen
personalia, desain pekerjaan sangat mempengaruhi
kualitas
kehidupan kerja, dimana hal ini tercemin pada kepupasan individu para pemegang
jabatan. Sehingga dari teori tersebut perlu dilakukan analisa terhadap
permasalahan dalam makalah kali ini.
Menurut Malayu (2005:28) analisis pekerjaan adalah
menganalisis dan mendesain pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan, bagaimana
pekerjaannya, dan mengapa pekerjaan itu harus dikerjaan. Selaras dengan Umar (2005:6) yang menyatakan bahwa analisis pekerjaan adalah
merupakan suatu proses untuk menentukan isi suatu pekerjaan sehingga dapat
dijelaskan orang lain untuk tujuan manajemen. Sementara Gomes (2003:91)
mengungkapkan bahwa analisis jabatan adalah proses pengumpulan informasi
mengenai suatu pekerjaan yang dilakukan seorang pekerja, yang dilaksanakan
dengan mengamati atau mengadakan interview dalam pekerjaan dengan bukti-bukti
yang benar dari supervisor.
Untuk mencapai tujuan dari Analisa Pekerjaan itu
sendiri, maka solusi yang memungkinkan untuk dilakukan yakni melakukan
refreshment dan rotasi silang antar divisi pada fungsi Sales Excecutive, dengan
meredesain manajemen karir dari setiap divisi dan memperhitungkan persentase
beban kerja. Dengan pemberlakukan tersebut diharapkan terjadinya pemerataan
keilmuan, pemahaman, dan sudut pandang dari para kader di setiap divisi.
Sehingga kader terbaik yang terpilih untuk menempati jabatan Managerial dari
fungsi Sales Excecutive akan memiliki wawasan dan pandangan yang lebih seimbang
untuk dapat memajukan perusahaan.
IV.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Analisis
pekerjaan gunanya adalah untuk mengumpulkan, mengevaluasi dan mengorganisasi
informasi pekerjaan secara menyeluruh. Mengenai perancangan, pemahaman, dan
persyaratan. Informasi pekerjaan yang diperoleh data analisis pekerjaan
memainkan peranan dalam bagian sumber daya manusia, karena mensuplai data
minimun untuk pelaksanaan kegiatan sumber daya manusia. Analisis
pekerjaan dipakai untuk berbagai tujuan. Berikut ini tujuan dari analisis
pekerjaan :
o Job
description
o Job
classification
o Job
evaluation
o Job Desing
Instructuring
o Personal
Requirement/Spesifications
o Performance
Appraisal
o Worker
Training
o Worker
Mobility
o Efficiency
o Safety
o Human
Resource Planning
o Legal/quasi
legal requirements
Terdapat kendala dalam regenerasi kader untuk
menjadi Sales Excecutive Manager yang di desain untuk melakukan fungsi
managerial sekaligus membuat konsep program kerja dan strategi marketing untuk
meningkatkan penjualan di kedua divisi yang dibawahinya. Sementara,
pengangkatan dan pemilihan kader Sales Excecutive Manager saat ini merupakan
kader terbaik yang berasal dari salah satu divisi saja. Hal tersebut
mengakibatkan kader untuk fungsi managerial ini belum berjalan efektif sesuai dengan
Job Description, karena kader tersebut akan lebih terfokus secara detail pada
divisi yang sebelumnya sudah dikuasai, sedangkan untuk divisi lainnya sudut
pandang beliau akan lebih general (kurang tepat sasaran), sehingga banyak
peluang yang terbuang.
Solusi yang memungkinkan untuk dilakukan yakni
melakukan refreshment dan rotasi silang antar divisi pada fungsi Sales
Excecutive, dengan meredesain manajemen karir dari setiap divisi dan
memperhitungkan persentase beban kerja. Dengan pemberlakukan tersebut
diharapkan terjadinya pemerataan keilmuan, pemahaman, dan sudut pandang dari
para kader di setiap divisi. Sehingga kader terbaik yang terpilih untuk
menempati jabatan Managerial dari fungsi Sales Excecutive akan memiliki wawasan
dan pandangan yang lebih seimbang untuk dapat mencapai tujuan dari analisa
pekerjaan.
V.
REFERENSI
B. Siswanto Sastrohadiwiryo. 2002. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan
Administrasi dan Operasional. Jakarta : Bumi Aksara
Gomes,
Faustino Cardoso. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta.
Handoko,
T. Hani. 1987. Management Personalia dan Sumber Daya Manusia. Edisi Kedua. BPFE
Yogyakarta
Hasibuan,
Malayu S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi: PT. Bumi Aksara,
Jakarta.
Husein,
Umar. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Salemba Empat.
@A11-Ari,
ReplyDeletePada bab dua yaitu mengenai permasalahan yang terjadi antara divisi seharusnya dapat dihindari oleh perusahaan berskala besar seperti pertamina.
Yuli Shara Pandiangan J-01
ReplyDeleteIsi Review
Menurut saya,dalam Analisis pekerjaan gunanya adalah untuk mengumpulkan, mengevaluasi dan mengorganisasi informasi pekerjaan secara menyeluruh. Mengenai perancangan, pemahaman, dan persyaratan. Informasi pekerjaan yang diperoleh data analisis pekerjaan memainkan peranan dalam bagian sumber daya manusia, karena mensuplai data minimun untuk pelaksanaan kegiatan sumber daya manusia. Dan juga bermanfaat untuk membaca ini revisi yang bagus untuk mengetahui perkembangan karir nya
TerimaKasih atas Artikel nya .