I.
PENDAHULUAN
Kepuasan
kerja biasanya didefinisikan sebagai tingkat pengaruh positif karyawan terhadap
pekerjaannya atau situasi pekerjaan. Pengaruh positip pada definisi ini dapat
ditambahkan komponen kognitif dan perilaku, hal ini sesuai dengan cara psikologis
social mendefinisikan sikap. Kepuasan kerja nyatanya adalah sikap karyawan
terhadap pekerjaannya. Aspek kognitif dari kepuasan kerja merupakan keyakinan
karyawan tentang pekerjaannya, yaitu keyakinan bahwa pekerjaannya menarik,
tidak menarik, banyak tuntutan dsb. Aspek kognitif ini tidak bebas dari aspek
afektif yaitu sangat terkait dengan perasaan dari pengaruh positif. Komponen
perilaku merupakan perilaku karyawan atau lebih sering kecenderungan perilaku
terhadap pekerjaannya. Tingkat kepuasan kerja karyawan juga menjadi nyata oleh
fakta bahwa ia mencoba untuk mengikuti pekerjaan secara teratur, bekerja keras,
dan berniat tetap menjadi anggota organisasi utk waktu yang lama. Dibanding
komponen kognitif dan afektif dari kepuasan kerja, komponen perilaku sedikit
informative, karna sikap tidak selalu sesuai dengan perilaku, seperti seseorang
tidak suka dengan pekerjaannya tetapi tetap sbg karyawan karna alasan
financial.
II.
PEMBAHASAN
Faktor Yang
Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Kepuasan
kerja merupakan sikap positif yang menyangkut penyesuaian karyawan terhadap
faktor-faktor yang, mempengaruhinya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
kerja, meliputi :
·
Faktor
Kepuasan Finansial, yaitu terpenuhinya keinginan karyawan terhadap kebutuhan
finansial yang diterimanya untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari sehingga
kepuasan kerja bagi karyawan dapat terpenuhi. Hal ini meliputi; system dan
besarnya gaji, jaminan sosial, macam-macam tunjangan, fasilitas yang diberikan
serta promosi. Para karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi
yang mereka persepsikan sebagai adil, dan segaris dengan pengharapan mereka.
Pemberian upah yang baik didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat
keterampilan individu, dan standar pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan
dihasilkan kepuasan. Tidak semua orang mengejar uang. Banyak orang bersedia
menerima baik uang yang lebih kecil untuk bekerja dalam lokasi yang lebih
diinginkan atau dalam pekerjaan yang kurang menuntut atau mempunyai keleluasaan
yang lebih besar dalam kerja yang mereka lakukan dan jam-jam kerja. Tetapi
kunci yang manakutkan upah dengan kepuasan bukanlah jumlah mutlak yang
dibayarkan; yang lebih penting adalah persepsi keadilan. Serupa pula karyawan
berusaha mendapatkan kebijakan dan praktik promosi yang lebih banyak, dan
status sosial yang ditingkatkan. Oleh karena itu individu-individu yang
mempersepsikan bahwa keputusan promosi dibuat dalam cara yang adil (fair and just) kemungkinan besar akan
mengalami kepuasan dari pekerjaan mereka.
·
Faktor
Kepuasan Fisik, yaitu faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan
kerja dan kondisi fisik karyawan. Hal ini meliputi; jenis pekerjaan, pengaturan
waktu kerja dan istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan/suhu,
penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan karyawan dan umur. Karyawan
peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk
memudahkan mengerjakan tugas. Studi-studi memperagakan bahwa karyawan lebih
menyukai keadaan sekitar fisik yang tidak berbahaya atau merepotkan. Temperatur
(suhu), cahaya, kebisingan, dan faktor lingkungan lain seharusnya tidak esktrem
(terlalu banyak atau sedikit).
·
Faktor
Kepuasan Sosial, yaitu faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial baik
antara sesama karyawan, dengan atasannya maupun karyawan yang berbeda jenis
pekerjaannya. Hal ini meliputi; rekan kerja yang kompak, pimpinan yang adil dan
bijaksana, serta pengarahan dan perintah yang wajar. Orang-orang mendapatkan
lebih daripada sekedar uang atau prestasi yang berwujud dari dalam kerja. Bagi
kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan sosial. Oleh karena itu
bila mempunyai rekan sekerja yang ramah dan menyenangkan dapat menciptakan
kepuasan kerja yang meningkat. Tetapi perilaku atasan juga merupakan determinan
utama dari kepuasan.
- Faktor Kepuasan Psikologi, yaitu faktor yang berhubungan dengan kejiwaan karyawan. Hal ini meliputi; minat, ketentraman dalam bekerja, sikap terhadap kerja, bakat dan keterampilan.
·
Kerja yang
Secara Mental Menantang.
Kebanyakan karyawan menyukai pekerjaan-pekerjaan yang
memberi mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka
dan menawarkan tugas, kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik mereka
mengerjakan. Karakteristik ini membuat kerja secara mental menantang. Pekerjaan
yang terlalu kurang menantang menciptakan kebosanan, tetapi terlalu banyak
menantang menciptakan frustasi dan perasaan gagal. Pada kondisi tantangan yang
sedang, kebanyakan karyawan akan mengalamai kesenangan dan kepuasan.
·
Kesesuaian
Kepribadian dengan Pekerjaan
Pada hakikatnya orang yang tipe kepribadiannya
kongruen (sama dan sebangun) dengan pekerjaan yang mereka pilih seharusnya
mendapatkan bahwa mereka mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat untuk
memenuhi tuntutan dari pekerjaan mereka. Dengan demikian akan lebih besar
kemungkinan untuk berhasil pada pekerjaan tersebut, dan karena sukses ini,
mempunyai kebolehjadian yang lebih besar untuk mencapai kepuasan yang tinggi
dari dalam kerja mereka.
Dampak
Kepuasan Kerja Terhadap Produktivitas
Hubungan antara kepuasan kerja
karyawan dengan produktivitas kerja yang dihasilkan adalah saling berhubungan.
Dimana kepuasan kerja memiliki peran/arti penting baik bagi karyawan maupun
organisasi karena dianggap dapat menciptakan kondisi yang positip dalam
lingkungan kerja. Secara umum karyawan yang puas cenderung akan lebih produktif
daripada mereka yang tidak/kurang puas. Dalam berbagai literatur maupun
penelitian memberikan petunjuk bahwa terdapat hubungan antara kepuasan kerja
dan produktivitas kerja karyawan, sehingga pihak menajemen
organisasi/perusahaan berusaha untuk memahami berbagai faktor yang menimbulkan
adanya kepuasan kerja. Meskipun hubungan kepuasan kerja dan produktivitas tidak
selalu konsisten, tetapi masalah ini tetap perlu mendapatkan perhatian dari
perusahaan.
Apabila seseorang memiliki
kepuasan dalam bekerja, maka hal tersebut akan mempengaruhi kinerja dan
produktivitasnya dalam bekerja. Berikut ini dampak yang timbul pada diri orang
yang memiliki kepuasan kerja:
1. Seseorang
yang memiliki kepuasan kerja maka ia akan menghargai pekerjaannya dan
bertanggung jawab atas tugas yang harus dikerjakannya.
2. Seseorang
yang memiliki kepuasan kerja akan senang dalam melaksanakan pekerjaannya yaitu
pekerja dalam bekerja berusaha menyukai pekerjaan yang dikerjakannya.
3. Seseorang
yang memiliki kepuasan kerja akan selalu memiliki semangat dan motivasi yang
besar dalam bekerja serta mempunyai
suatu energi yang penuh dalam bekerja.
4. Seseorang
yang memiliki kepuasan dalam bekerja maka akan selalu belajar untuk lebih baik
sehubungan dengan pekerjaan.
Dampak
Ketidakpuasan Kerja
Seseorang akan mengalami
ketidakpuasan dalam bekerja apabila tidak terpenuhinya faktor-faktor kepuasan
kerja yang telah disebutkan diatas. Ketidakpuasan kerja akan memiliki dampak
terhadap beberapa hal, yaitu:
1.
Dampak
ketidakpuasan terhadap produktivitas kerja.
Banyak
pendapat yang menyatakan bahwa produktivitas dapat dinaikkan dengan menaikkan
kepuasan kerja, namun hasil penelitian tidak mendukung pandangan ini, karena
hubungan antara produktivitas kerja dengan kepuasan kerja sangat kecil.
Produktivitas kerja dipengaruhi oleh banyak faktor – faktor moderator disamping
kepuasan kerja. Produktivitas yang tinggi menyebabkan peningkatan dari kepuasan
kerja jika tenaga kerja mempresepsikan bahwa ganjaran intrinsik (misalnya rasa
telah mencapai sesuatu) dan ganjaran intrinsik (misalnya gaji) yang diterima
kedua -duanya adil dan wajar dibuktikan dengan unjuk kerja yang unggul.
2.
Dampak
ketidakpuasan terhadap keluarnya tenaga kerja
Ketidakhadiran
lebih bersifat spontan dan kurang mencerminkanketidakpuasan kerja, berbeda dengan
berhenti atau keluar dari pekerjaan. Steersdan Rhodes mengembangkan model
pengaruh dari kehadiran. Ada dua faktorpada perilaku hadir yaitu motivasi untuk
hadir dan kemampuan untuk hadir. Mereka percaya bahwa motivasi untuk hadir
dipengaruhi oleh kepuasan kerja. Setelah tenaga kerja menjadi tidak puas
terjadi beberapatahap (misalnya berfikir untuk meninggalkan pekerjaan) sebelum
keputusan untuk meninggalkan pekerjaan diambil. Ketidakpuasan kerja pada
karyawan dapat diungkapkan melalui berbagai cara misalkan selain meninggalkan
pekerjaan, karyawan dapat mengeluh, membangkang, mencuribarang milik
organisasi, menghindar dari tanggung jawab.
3.
Dampak
ketidakpuasan terhadap kesehatan
Ada
beberapa bukti tentang adanya hubungan antara kepuasan kerja dengan kesehatan
fisik dan mental. Kajian yang dilakukan oleh Kornhauser tentang kesehatan
mental dan kepuasan kerja adalah untuk semua tingkatan jabatan, persepsi
dari tenaga kerja bahwa pekerjaan mereka menuntut penggunaan efektif dari
kemampuan mereka berkaitan dengan skor kesehatan mental yang tinggi. Skor –
skor ini juga berkaitan dengan tingkat dari kepuasan kerja dan tingkat dari
jabatan. Meskipun jelas adanya hubungan kepuasan kerja dengan kesehatan, namun
hubungan kausalnya masih tidak jelas. Tingkat dari kepuasan kerja dan kesehatan
mungkin saling mengukuhkan sehingga peningkatan dari yang satu dapat
meningkatkan yang lain dan sebaliknya penurunan yang satu mempunyai akibat yang
negatif juga pada yang lain.
III.
KESIMPULAN
Seseorang
dikatakan memiliki kepuasan kerja apabila faktor-faktor pendukung kepuasan
kerjanya telah terpenuhi, dan sebaliknya. Seseorang tidak akan memiliki
kepuasan kerja apabila ia faktor-faktor tersebut tidak terpenuhi. Baik kepuasan
kerja dan ketidakpuasan dalam bekerja keduanya memiliki dampak terhadap diri
masing-masing.
IV.
DAFTAR PUSTAKA
Annisa, Sasha. 2015. Makalah Kepuasan Kerja. http://sashaannisa18.blogspot.co.id/2015/03/makalah-kepuasan-kerja.html. Diakses pada 8 Desember 2016.
Burhanudin. 2009. Hubungan
Kepuasan Kerja Dengan Produktivitas Kerja. http://burhanudinujb.blogspot.co.id/2009/02/hubungan-kepuasan-kerja-dengan.html. Diakses pada 8 Desember 2016.
Kuswadi. 2004. Cara Mengukur Kepuasan Kerja Karyawan. Jakarta : PT ElexMedia
Komputindo.
Kurnia, ahmad. 2013. Teori Kepuasan Kerja. http://teknikkepemimpinan.blogspot.co.id/2013/10/teori-kepuasan-kerja.html.
Diakses pada 8
Desember 2016.
Lantum, Alex Kahu. 1996. Pengembangan Sumberdaya Manusia Dalam
Peningkatan Produktivitas, Kajian
Bisnis. Yogyakarta: STIE
Widya Wiwaha.
DISKON TOGEL ONLINE TERBESAR
ReplyDeleteBONUS CASHBACK SLOT GAMES 5%
BONUS ROLLINGAN LIVE CASINO 0,8% (NO LIMIT)
BONUS CASHBACK SPORTSBOOK 5%
Bonus di Bagikan Setiap Hari Kamis pukul 11.00 wib s/d selesai
Syarat dan Ketentuan Berlaku ya bosku :)
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.biz
UNTUK INFORMASI SELANJUTNYA BISA HUB KAMI DI :
WHATSAPP : (+855 88 876 5575 ) 24 JAM ONLINE BOSKU ^-^
DISKON TOGEL ONLINE TERBESAR
ReplyDeleteBONUS CASHBACK SLOT GAMES 5%
BONUS ROLLINGAN LIVE CASINO 0,8% (NO LIMIT)
BONUS CASHBACK SPORTSBOOK 5%
Bonus di Bagikan Setiap Hari Kamis pukul 11.00 wib s/d selesai
Syarat dan Ketentuan Berlaku ya bosku :)
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.biz
UNTUK INFORMASI SELANJUTNYA BISA HUB KAMI DI :
WHATSAPP : (+855 88 876 5575 ) 24 JAM ONLINE BOSKU ^-^