1. Definisi Tentang
Motivasi
Motivasi dapat
diartikan sebagai keinginan untuk melakukan sesuatu, dengan demikian motivasi
hidup ialah keinginan untuk menjalani kehidupan, motivasi usaha atau bisnis
adalah keinginan untuk menjalankan suatu usaha atau bisnis, sedangkan motivasi
kerja tak lain merupakan keinginan untuk melaksanakan pekerjaan.
Sedangkan demotivasi
dapat diartikan ketidak-inginan untuk melakukan sesuatu. Dalam pribadi setiap
orang senantiasa terjadi persaingan yang ketat antara motivasi dan demotivasi
baik untuk menjalani kehidupan secara umum maupun untuk melaksanakan jenis
kegiatan tertentu.
Kata motivasi (motivation) kata dasarnya adalah motif (motive) yang berarti dorongan, sebab
atau alasan seseorang melakukan sesuatu. Dengan demikian motivasi berarti suatu
kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan sesuatu kegiatan
atau perbuatan yang berlangsung secara sadar.
Dengan demikian yang
perlu dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan atau manajemen institusi
lainnya ialah bagaimana supaya ekosistem kerja, iklim kerja, atmosfer kerja
atau budaya kerja menjadi lebih kondusif, sehingga para pekerja menjadi semakin
bergairah, bersemangat dan memiliki dedikasi yang tinggi. Setiap pekerja harus
mencapai kepuasan maksimal dalam menjalankan pekerjaannya, sehingga “kadar”
motivasi yang dimilikinya semakin berlimpah dan menular ke rekan kerjanya. Jika
sudah demikian makan pencapaian tujuan perusahaan atau organisasi akan
berlangsung dengan efektif dan efisien, artinya dari segi waktu dan biaya bisa
menghasilkan produktivitas yang optimal.
Untuk mendorong dan
menggerakkan sekelompok orang dalam berbagai organisasi sehingga tercapai
tujuan organisasi secara efektif dan efisien, tentu saja dapat menggunakan
beragam teori motivasi. Situs ChangingMinds.org mencantumkan setidaknya ada 27 teori mengenai
motivasi, mulai dari Acquired Needs
Theory, Activation Theory, Affect Perseverance, Attitude-Behavior Consistency,
Attribution Theory, Cognitive Dissonance, Cognitive Evalution Theory,
Consistency Theory, Control Theory, Drive Theory, Goal-Setting Theory, Placebo
Effect sampai The Transtheoretical
Model of Change. Namun seorang manajer tidak bisa hanya berbekal beragam
teori tersebut, yang lebih penting ialah adanya talenta dalam bidang
kepemimpinan, termasuk kepiawaian dalam memberikan motivasi.
Dalam hal ini motivasi
diibaratkan sebagai “jantungnya” manajemen karyawan. Motivasi merupakan
dorongan yang membuat karyawan melakukan sesuatu dengan cara dan untuk mencapai
tujuan tertentu. Sudah tentu tidak ada keberhasilan mengerjakan sesuatu,
seperti mengelola karyawan, tanpa adanya motivasi baik dari manajer maupun dari
karyawan. Sudah jelas bahwa manajer membutuhkan ketrampilan, kecakapan,
keahlian atau kepiawaian untuk memahami
dan menciptakan kondisi di mana semua “pasukannya” dapat termotivasi. Hal
tersebut merupakan tantangan besar
karena tiap karyawan memiliki perbedaan karakteristik dan respon pada kondisi
yang berbeda.
Di sisi lainnya
ekosistem kerja atau kondisi kerja dengan beragam permasalahannya senantiasa
mengalami dinamika, tidak ada yang statis. Perkembangan teknologi informasi
yang berlangsung secara terus-menerus sangat berpengaruh kepada kondisi kerja
dan budaya kerja setiap perusahaan atau organisasi. Dengan demikian seorang
manajer pun harus mampu beradaptasi dengan perkembangan keadaan, termasuk dalam
mengembangkan cara atau teknik yang lebih kreatif dalam memotivasi tim
kerjanya.
Setiap pegawai
membutuhkan lingkungan manajemen yang harmoni dan kepemimpinan yang
menentramkan, sehingga dalam menjalankan pekerjaannya menjadi sangat
termotivasi. Sebagai catatan, dalam keadaan demotivasi banyak pegawai yang
mengalami stress hingga depresi, beragam gangguan organ tubuh atau fisik, malas dan apatis dalam menjalankan pekerjaan,
kualitas kerja yang terus menurun hingga di bawah standar, dan terhambatnya komunikasi personal baik dengan
rekan sekerja maupun dengan manajer.
2. Penerapan Teori
Motivasi
Dalam praktek
manajemen sumberdaya manusia tentu saja upaya penerapan berbagai teori motivasi
menjadi sangat penting. Setidaknya terdapat enam terori motivasi yang layak
diterapkan dalam manajemen SDM di lingkungan perusahaan atau organisasi pada
umumnya. Keenam teori tersebut ialah :
1. Teori Kebutuhan (Abraham Maslow)
Setiap manusia yang terlahir
di Planet Bumi senantiasa memiliki kebutuhan sampai akhir hayatnya, kebutuhan
tersebut dapat dikelompokkan menjadi kebutuhan fisik, kebutuhan psikologis dan
kebutuhan spiritual. Dalam konteks MSDM di perusahaan, sudah jelas bahwa setiap
pegawai memiliki kebutuhan fisik, psikologis dan spiritual. Teoti kebutuhan
menyebutkan bahwa kebutuhan itu sendiri
dapat diartikan sebagai daya, kekuatan, atau energi yang menghasilkan
dorongan bagi setiap orang untuk melakukan tindakan atau kegiatan, tak lain
supaya dapat memuaskan atau memenuhi kebutuhan tersebut.
Teori Maslow antara
lain menyebutkan adanya hirarkhi (tingkatan) kebutuhan, di mana setiap
tingkatan memberikan kekuatan dorongan yang berbeda dalam memberikan motivasi
bagi setiap orang untuk melakukan tindakan. Adapun hirarkhi tersebut dimulai
dari yang paling kuat sampai paling lemah : Kebutuhan fisik, kebutuhan rasa
aman, kebutuhan cinta dan rasa memiliki, kebutuhan status atau kekuasaan, dan
kebutuhan aktualisasi diri.
Kebutuhan fisik (physiological needs) antara lain
meliputi makanan, minuman, tempat tinggal, kehangatan, tidur, dan sebagainya;
Kebutuhan rasa aman (safety needs)
meliputi perlindungan yang menyangkut keamanan, ketertiban, hukum, stabilitas
dan terbebas dari rasa takut; Kebutuhan cinta dan rasa memiliki (love and belonging needs) meliputi kebutuhan persahabatan, keintiman, kasih
sayang dan cinta, serta hubungan romantis; Kebutuhan status atau kekuasaan (esteem needs) meliputi kebutuhan akan
prestasi, kemerdekaan, dominasi, prestise, harga diri dan rasa hormat dari
orang lain; Kebutuhan aktualisasi diri (self
actualization) meliputi kebutuhan untuk mengungkapkan poteni diri,
pemenuhan diri, pertumbuhan pribadi dan pengalaman puncak.
Lantas, bagaimana
penerapan Teori Kebutuhan Maslow dalam organisasi seperti perusahaan?
Salah satu asumsi
Teori Kebutuhan Maslow menyatakan bahwa kebutuhan yang lebih rendah dapat memberikan
dorongan yang paling kuat, sehingga harus dipenuhi terlebih dahulu. Kebutuhan
fisik pegawai meliputi makanan atau bahan pangan pada umumnya, pakaian,
perumahan, dan sebagainya. Dengan demikian kebanyakan pegawai termotivasi untuk
bekerja, tak lain untuk memenuhi beragam kebutuhan fisik tersebut.
Motivasi kerja
pegawai erat kaitannya dengan tingkat pemebuhan kebutuhan fisik mereka. Dengan
kata lain jika kebutuhan fisik tidak
terpenuhi maka kualitas dan kuantitas kerja yang dihasilkan akan berada di
bawah standar kerja yang ditetapkan perusahaan. Dalam hal ini Badan Pusat
Statistik (BPS) menjelaskan bahwa KFM ialah
Kebutuhan fisik minimum (KFM) adalah kebutuhan minimum selama sebulan
dari seorang pekerja yang diukur menurut jumlah kalori, protein, vitamin, dan
bahan mineral lainnya yang diperlukan sesuai dengan tingkat kebutuhan minimum
seorang pekerja dan syarat-syarat kesehatan. Alasannya KFM djadikan dasar
penghitungan upah minimum, yang dalam perkembangannya digantikan dengan konsep
Kebutuhan Hidup Minium (KHM) yang mengikusertakan kebutuhan makanan dan
minuman, perumahan dan fasilitas, sandang, kesehatan dan estetika, serta aneka
kebutuhan. Dengan demikian, langkah awal dalam memberikan motivasi kepada para
pegawai ialah memberikan upah kerja di atas KHM yang ditetapkan.
Selain Teori
Kebutuhan dari Abraham Maslow terdapat lima teori lainnya yang cukup populer,
yaitu Teori Dua Faktor (Frederick Herzberg); Teori Prestasi (David McClelland);
Teori Penguatan; Teori Harapan; dan Teori Tujuan Sebagai Motivasi. Dalam hal
ini Teori Kebutuhan Maslow dan dua teori pertama yang disebut di atas berfokus
pada “apa” yang mendorong manusia untuk melakukan suatu kegiatan. Ketiga teori
tersebut lebih dikenal sebagai Teori Isi (Content
Theories). Sedangkan tiga teori yang disebut terakhir, merupakan teori
motivasi yang berfokus pada “bagaimana” mendorong manusia supaya mengambil
tindakan atau berbuat sesuatu. Ketiga teori tersebut lebih dikenal sebagai
“Teori Proses”.
Semua teori motivasi
dapat diterapkan dalam manajemen perusahaan guna memberikan motivasi kepada
semua pegawai pada semua tingkatan. Sebagai contoh, Teori Dua Faktor yang
menyebutkan bahwa ada dua faktor yang dapat memberikan kepuasan dalam bekerja,
yaitu : Faktor Motivator (faktor prestasi, penghagaan, tanggung jawab, promosi,
dan factor pekerjaan itu sendiri). Faktor motivator berkorelasi dengan hirarkhi
yang tinggi sampai tertinggi dari teori Maslow; dan Faktor Kebutuhan Kesehatan
Lingkungan (upah atau gaji, hubungan antar pekerja, kondisi kerja, supervisi
teknis, proses administrasi, kebijakan perusahaan, dan sebagainya). Penerapan
dalam lingkungan perusahaan ialah bagaiman supaya kedua faktor itu bisa
berjalan harmonis, sehingga seluruh pegawai menjadi selalu termotivasi.
Teori Tujuan sebagai
Motivasi mengedepankan prinsip bahwa tujuan bersumber dari rencana strategik
dan rencana operasional perusahaan, sehingga bersifat obyektif. Berbeda dengan
Teori Harapan yang bersifat subyektif dan berbeda di antara individu. Penerapan dalam manajemen SDM ialah bahwa
tujuan unit kerja atau perusahaan merupakan focus utama dalam bekerja; Tujuan perusahaan
menentukan tingkat intensitas pelaksanaan pekerjaan, sesuai dengan tingkat
kesulitan dalam tahapam pekerjaan; Tujuan yang sulit dalam pencapaiannya dapat
membangkitkan keuletan atau kegigihan pegawai dalam menjalankan pekerjaannya.
Oleh sebab itu unit kerja yang dianggap paling sulit dalam pencapaian tujuan
kerjanya perlu diberikan apresiasi yang lebih.
2. Teori Herzberg
Faktor pemuas kerja
1. Prestasi
2. Penghargaan
3. Pekerjaan kreatif dan menantang
4. Tanggung jawab
5. Kemajuan dan peningkatan
Faktor pemeliharaan
kerja
1. Kebijakan dan administrasi perusahaan
2. Kualitas pengendalian teknik
3. Kondisi kerja
4. Hubungan kerja
5. Status pekerjaan dan keamanan kerja
6. Kehidupan pribadi
7. Penggajian
Berbagai Teori
Motivasi dapat diterapkan dalam lingkungan manajemen SDM di setiap perusahaan,
tinggal bagaimana kemampuan para manajer SDM dalam meramu berbagai konsep atau
strategi tersebut dalam taktik dan operasional perusahaan.
Daftar pustaka
(1) Mangkuprawira, T. S. dan Aida V.H. 2007. Manajemen Mutu
SDM. PT Ghalia Indonesia. Jakarta.
(2) Nawawi, H.,H. 2011, Manajemen Sumberdaya Manusia untuk
Bisnis yang Kompetitif. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
(3) Atep Afia Hidayat. 2014. Modul Perancangan dan Perilaku
Organisasi ; Motivasi Kerja. Universitas Mercubuana. Jakarta .
@A09-ROMARIA
ReplyDeletePoint : 3
Menurut saya artikel anda sudah sangat bagus dari segi isi dan mind mipping.
Ditingkatkan lagi ya.
Good luck
Isi artikel sudah sangat membantu penjelasan tentang motivasi kerja. Mind mappnya juga sudah bagus. Ditingkatkan lagi.
ReplyDeletePoint:3
DISKON TOGEL ONLINE TERBESAR
ReplyDeleteBONUS CASHBACK SLOT GAMES 5%
BONUS ROLLINGAN LIVE CASINO 0,8% (NO LIMIT)
BONUS CASHBACK SPORTSBOOK 5%
Bonus di Bagikan Setiap Hari Kamis pukul 11.00 wib s/d selesai
Syarat dan Ketentuan Berlaku ya bosku :)
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.biz
UNTUK INFORMASI SELANJUTNYA BISA HUB KAMI DI :
WHATSAPP : (+855 88 876 5575 ) 24 JAM ONLINE BOSKU ^-^
DISKON TOGEL ONLINE TERBESAR
ReplyDeleteBONUS CASHBACK SLOT GAMES 5%
BONUS ROLLINGAN LIVE CASINO 0,8% (NO LIMIT)
BONUS CASHBACK SPORTSBOOK 5%
Bonus di Bagikan Setiap Hari Kamis pukul 11.00 wib s/d selesai
Syarat dan Ketentuan Berlaku ya bosku :)
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.biz
UNTUK INFORMASI SELANJUTNYA BISA HUB KAMI DI :
WHATSAPP : (+855 88 876 5575 ) 24 JAM ONLINE BOSKU ^-^