A. Latar
belakang
Pegawai dan organisasi merupakan dua
hal yang tidak bisa dipisahkan. Pegawai memegang peran utama sebagai operator
dalam pengelolaan berbagai sumber daya (mesin, modal, dan manajemen ) yang
dimiliki organisasi.
Apabila pegawai memiliki produktivitas yang tinggi, maka akan menghasilkan kinerja yang baik bagi organisasi. Di sisi lain, jika pegawainya bekerja tidak produktif, dalam arti pegawai tidak memiliki semangat kerja yang tinggi, tidak ulet dalam bekerja dan memiliki moril yang rendah, maka tujuan atau kinerja organisasi sulit tercapai. Tinggi rendahnya produktivitas pegawai akan terkait dengan semangat dan kepuasan dalam bekerja. Pegawai yang merasa puas akan mampu memberikan hasil yang lebih besar dari yang diharapkan, dan akan terus berusaha memperbaiki kinerjanya. Sebaliknya, pegawai yang kepuasan kerjanya rendah, cenderung melihat pekerjaan sebagai hal yang menjemukan dan membosankan sehingga ia bekerja dengan terpaksa dan asal-asalan. Organisasi harus berusaha untuk mengenali indikator kepuasan kerja pegawai dan faktor-faktor yang membuat pegawai puas bekerja. Dengan tercapainya kepuasan kerja pegawai, produktivitas pun akan meningkat.
Apabila pegawai memiliki produktivitas yang tinggi, maka akan menghasilkan kinerja yang baik bagi organisasi. Di sisi lain, jika pegawainya bekerja tidak produktif, dalam arti pegawai tidak memiliki semangat kerja yang tinggi, tidak ulet dalam bekerja dan memiliki moril yang rendah, maka tujuan atau kinerja organisasi sulit tercapai. Tinggi rendahnya produktivitas pegawai akan terkait dengan semangat dan kepuasan dalam bekerja. Pegawai yang merasa puas akan mampu memberikan hasil yang lebih besar dari yang diharapkan, dan akan terus berusaha memperbaiki kinerjanya. Sebaliknya, pegawai yang kepuasan kerjanya rendah, cenderung melihat pekerjaan sebagai hal yang menjemukan dan membosankan sehingga ia bekerja dengan terpaksa dan asal-asalan. Organisasi harus berusaha untuk mengenali indikator kepuasan kerja pegawai dan faktor-faktor yang membuat pegawai puas bekerja. Dengan tercapainya kepuasan kerja pegawai, produktivitas pun akan meningkat.
B. Pengertian Kepuasan Kerja
Berikut adalah definisi kepuasan
kerja dari berbagai ahli :
1.
Menurut Tangkilisan, 2005, p.164
Kepuasan kerja adalah tingkat rasa puas individu bahwa
mereka mendapat imbalan yang setimpal dari bermacam - macam aspek situasi
pekerjaan dari organisasi tempat mereka bekerja .(2)
2.
Berdasarkan Robbins (2003, p.30),
kepuasan kerja adalah suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, selisih
antara banyaknya ganjaran yang diterima seorang pekerja dan banyaknya yang
mereka yakini seharusnya mereka terima, Kepuasan terjadi apabila kebutuhan -
kebutuhan individu sudah terpenuhi dan terkait dengan derajat kesukaan dan
ketidaksukaan dikaitkan dengan karyawan; merupakan sikap umum yang dimiliki
oleh karyawan yang erat kaitannya dengan imbalan -imbalan yang mereka yakini
akan mereka terima setelah melakukan sebuah pengorbanan.( 1 )
3.
Pendapat Luthans (2006, p243),
kepuasan kerja adalah hasil dari persepsi karyawan mengenai seberapa baik
pekerjaan mereka memberikan hal yang dinilai penting. ( 3 )
4.
Mangkunegara (2005:117) mengemukakan
bahwa kepuasan kerja berhubungan dengan variable -variabel seperti turnover,
tingkat absensi, umur, tingkat pekerjaan, dan ukuran organisasi perusahaan.(4
)
5.
Handoko (2001:193), yaitu keadaan
emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana seseorang
memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang
terhadap pekerjaannya. Ini nampak dalam sikap positif terhadap pekerjaan dan
segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya. (5 )
C. Dimensi
Kepuasan Kerja ( 1 )
Dimensi Kepuasan Kerja Menurut Smith, Kendall & Hulin (dalam
Luthans,
2006:243) ada beberapa dimensi kepuasan kerja yang dapat
digunakan untuk mengungkapkan karakteristik penting mengenai pekerjaan, dimana
orang dapat meresponnya. Dimensi itu adalah:
a.
Pekerjaan itu sendiri (Work It
self), Setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan
bidang nya masing-masing. Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan
seseorang bahwa keahliannya dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan
meningkatkan atau mengurangi kepuasan kerja.
b. Atasan (Supervision), atasan yang
baik berarti mau menghargai pekerjaan bawahannya. Bagi bawahan, atasan bisa
dianggap sebagai figur ayah/ibu/teman dan sekaligus atasannya.
c. Teman sekerja (Workers),
Merupakan faktor yang berhubungan dengan hubungan antara
pegawai dengan atasannya dan dengan pegawai lain, baik yang sama maupun yang
berbeda jenis pekerjaannya.
d. Promosi (Promotion), Merupakan
faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh
peningkatan karir selama bekerja.
e. Gaji/Upah (Pay), Merupakan faktor
pemenuhan kebutuhan hidup pegawai yang dianggap layak atau tidak.
D. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kepuasan kerja(6)
Menurut
Strauss dan Sayles dalam Hondoko (2000 : 196) "kepuasan kerja juga penting
untuk aktualisasi diri. Karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak
akan pernah mencapai kematangan psikologis, dan pada gilirannya akan menjadi
frustasi". Menurut Luthans dalam Umar (2005 : 36) ada 5 faktor yang dapat
mempengaruhi kepuasan kerja yaitu:
1. Pembayaran, seperti gaji dan upah
2. Pekerjaan itu sendiri.
3. Promosi Pekerjaan.
4. Kepenyeliaan (supervisi)
5. Rekan kerja Menurut Gilmer dalam As'ad (2003 :
114), faktor-faktor yang dapat menimbulkan kepuasan kerja adalah:
1. Kesempatan untuk maju
2. Keamanan kerja
3. Aspek social
4. Komunikasi antara
pimpinan dan bawahan
5. Fasilitas
Berdasarkan pendapat dari para ahli
di atas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan, maka
peneliti dapat menyimpulkan beberapa hal yang dapat dijadikan indikator dalam mengukur
tingkat kepuasan karyawan yang selanjutnya dalam penelitian ini akan dijadikan
indikator dalam mengkur tingkat kepuasan kerja karyawan, antara lain :
1. Kepuasan karyawan terhadap gaji.
2. Kepuasan karyawan terhadap pekerjaannya.
3. Kepuasan karyawan terhadap teman kerja.
4. Kepuasan karyawan terhadap fasilitas.
5. Kepuasan karyawan terhadap promosi jabatan.
6. Kepuasan karyawan terhadap keamanan kerja.
E.
Teori – teori Kepuasan Kerja(7)
Teori-teori kepuasan kerja. menurut Wexley & Yukl (1977)
teori-teori tentang kepuasan kerja ada tiga macam yaitu :
a. Discrepancy theory
Teori ini mengukur kepuasan kerja seseorang dengan
menghitung selisih antara apa yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan.
b. Equity theory
Prinsip dari teori ini adalah bahwa orang akan merasakan
adanya keadilan (equity) atau tidak atas suatu situasi. Perasaan equity dan
inequity atas suatu situasi. Ada tiga elemen dari teori
1.
Equity yaitu : Input adalah segala
sesuatu yang berharga yang dirasakan karyawan sebagai sumbangan terhadap
pekerjaan.
2.
Out comes adalah segala sesuatu yang
berharga, yang dirasakan karyawan sebagai “hasil” dari Pekerjaannya.
3.
Comparison person adalah kepada
orang lain dengan siapa karyawan membandingkan rasio input-out comesyang
dimiliknya.
c.
Two factor theory
Menurut Herzberg (dalam Munandar, 2001) teori kepuasan kerja
yang ia namakan teori dua faktor terdiri dari faktor hygiene dan faktor
motivator. Selanjutnya Robbins (1996) menjelaskan lagi beberapa faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja diantaranya :
a. Tantangan kerja
b. Sistem gaji yang adil
c. Kondisi kerja yang mendukung
d. Rekan kerja yang mendukung
F.
Kesimpulan
Berdasarkan definisi kepuasan kerja
tersebut, dapat disimpulkan secara sederhana bahwa kepuasan kerja adalah
perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini berarti bahwa konsepsi kepuasan
kerja melihatnya sebagai hasil interaksi manusia terhadap lingkungan kerjanya.
Di samping itu,perasaan seseorang terhadap pekerjaan tentulah sekaligus
merupakan refleksi dari sikapnya terhadap pekerjaan. Pada dasarnya kepuasan
kerja merupakan hal yang bersifat individual. Setiap individu akan memiliki
tingkat kepuasan yang berbeda – beda sesuai dengan sistem nilai – nilai yang
berlaku dalam dirinya. Ini disebabkan karena adanya perbedaan pada masing –
masing individu. Semakin banyak aspek – aspek dalam pekerjaan yang sesuai
dengan keinginan individu, maka akan semakin tinggi tingkat kepuasan yang
dirasakan, dan sebaliknya.
Daftar Pustaka
1.
Soegandhi,Vannecia Marchelle DKK.
2013. PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN LOYALITAS KERJA TERHADAP ORGANIZATIONAL
CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA KARYAWAN PT. SURYA TIMUR SAKTI JATIM. AGORA Vol. 1,
No. 1,(2013)
2.
Tangkilisan, H.N.S.(2005). Manajemen
Publik. Jakarta: Grasindo.
3.
Luthans, F. (2006). Perilaku
Organisasi, Edisi Sepuluh. Yogyakarta: Andi.
4.
Mangkunegara, A. P. (2005). Perilaku
dan Budaya Organisasi, Cetakan Pertama. Bandung: PT. Refika Aditama
5.
Handoko, T. H. (2001). Manajemen
Personalia dan Sumber Daya Manusia.Yogyakarta :BPFE
6. DARMAWAN,APRIANTO.2013.PENGARUH KEPUASAN KERJA
DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA
BUMIPUTERA 1912 CABANG BENGKULU. Dalam :
7. MOCHAMMAD
SALANI, 2006, KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN BAGIAN
PRODUKSI PT. DYSTAR COLOURS INDONESIA, http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2006/Artikel_10501191.pdf diakses tgl
08 Nov’ 2016
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.