Pendahuluan
Dalam perkembangan
sebuah organisasi karir merupakan hal yang penting bagi sumber daya manusia.
Apabila upaya mencapai kesuksesan karir semakin kompleks maka semakin besar kemungkinan orang
tersebut menganggap karir bukan sebagai bagian dari hidupnya, tetapi sebagai
hidupnya. Menurut Walker (1980) dalam Setyowati (2015), bagi
pegawai, karir bahkan dianggap lebih penting dari pada pekerjaan itu sendiri.
Seorang pegawai bisa meninggalkan pekerjaannya jika merasa prospek kariernya
buruk. Sebaliknya, pegawai mungkin akan tetap rela bekerja di pekerjaan yang
tidak disukainya asal ia tahu ia mempunyai prospek cerah dalam karirnya. Untuk memperoleh karir yang baik di organisasi
tanpa batas, semua orang harus melakukan manajemen karir pada dirinya dengan
baik. Disamping itu pihak manajer juga harus memberlakukan manajemen karir yang
baik untuk bawahannya.
Manajemen karir adalah “ proses pengelolaan karir pegawai
yang meliputi kegiatan perencanaan karir, pengembangan dan konseling karir
serta pengambilan keputusan karir.” Manajemen karir melibatkan semua pihak
termasuk pegawai yang bersangkutan dengan unit tempat si pegawai bekerja, dan
organisasi secara keseluruhan. Dalam implementasinya manajemen karir antar organisasi
bisa berlainan, ada manajemen yang kaku, otoriter, tersentralisir, tertutup
tidak demokratis. Ada juga manajemen karir yang cenderung terbuka, partisipatif
, dan demokratis.
Jika manajemen karir suatu organisasi bersifat kaku dan
tertutup maka keterlibatan pegawai dalam pembinanaan karirnya sendiri cenderung
minimal, sebaliknya apabila manajemen karir dalam organisasi bersifat terbuka ,
partisipatif , dan demokratis , maka keterlibatan pegawai dalam pembinaan
karirnya cenderung besar. Selain itu karir seorang pegawai tidak hanya tergantung
pada dirinya sendiri ( faktor internal ) , akan tetapi juga dipengaruhi oleh
factor eksternal manajemen. Karena banyak pegawai yang pekerja keras, loyal,
dan cerdas , akan tetapi karirnya buruk hanya karena “ terjebak “ dalam sistem
manajemen karir yang buruk.
Manajemen Karir adalah
proses untuk membuat karyawan dapat memahami dan mengembangkan dengan lebih
baik keahlian dan minat karir mereka dan untuk memanfaatkan keahlian da minat
ini dengan cara yang paling efektif. Manajemen karir individu sebagai manajemen
karir yang dilakukan secara individu dengan tujuan menetapkan perencanaan dan
perkembangan karirnya selanjutnya. Manajemen karir adalah suatu proses untuk membuat yakin
bahwa organisasi akan mempunyai orang yang tepat dengan ketrampilan (skill)
yang tepat pada waktu yang tepat, dan semua anggota organisasi saling membantu
untuk mencapai sesuatu yang dianggap tepat Mayo, Andrew (1992) dalam Ratna
(2009)
I.
MODEL
MANAJEMEN KARIR TRADISIONAL
Adanya kecenderungan perusahaan melakukan perubahan struktur
organisasi menyebabkan model manajemen karir tradisional tidak sesuai lagi
untuk dipergunakan, karena model tersebut menjadikan manajer dan karyawan hanya
sebagai perencana karir (career planner). Barner, Robert (1999) mengemukakan
karakteristik-karakteristik model manajemen karir tradisional sebagai berikut :
1. Berasumsi jalur karir (career path)
yang tetap, karena diasumsikan bahwa perubahan lingkungan bersifat gradual,
incremental,dan dapat diprediksi,
2. Keberhasilan karir diidentikan
dengan jumlah tropi atau penghargaan yang terkumpul,
3. Berfokus pada tujuan jangka panjang
yang tetap,
4. Menciptakan suatu karir yang linear,
yaitu kenaikan karir sesuai dengan tahapan jenjang jabatan dalam struktur
organisasi,
5. Meyakini bahwa tujuan tergantung
pada usia,
6. Mengembangkan rencana yang kaku
dengan pengembangan tujuan yang tidak pernah diuji ulang,
7. Arah kemajuan melalui external
career markers,
8. Berasumsi bahwa organisasi akan
merencanakan dan mengarahkan karir dan mereka menggantungkan karirnya pada
perusahaan.
Dengan karakteristik yang dimiliki oleh model manajemen
karir tradisional, semua orang, manajer dan karyawan tidak dapat berkarir
dengan baik karena perubahan-perubahan yang terjadi pada kegiatan bisnis
sekarang ini tidak dapat diikuti oleh mereka yang meyakini dan melaksanakan
model manajemen karir tradisional. Perubahan-perubahan menonjol yang terjadi
dikegiatan
bisnis sekarang ini antara lain adanya perombakan struktur organisasi, yang
berupa :
a.
Perubahan
proporsi karyawan antara pekerja tetap dan tidak tetap, pekerja tetap
proporsinya sangat sedikit bila disbanding pekerja tidak tetap,
b. Perubahan sistem hirarki ke sistem
jaringan, yang tentu saja tidak diadopsi oleh model manajemen karir
tradisional. Perubahan-perubahan tersebut tidak diantisipasi dan tidak
diprediksikan oleh model manajemen karir lama, dan ini yang menjadi alasan yang
kuat bahwa model manajemen karir lama tidak sesuai lagi untuk kondisi bisnis
sekarang khususnya pada organisasi tanpa batas dan harus digantikan dengan
manajemen karir yang baru (Miswanto, 2005).
II.
MANAJEMEN
KARIR BARU
Dalam manajemen karir baru, karyawan tidak hanya sebagai
perencana karir saja, melainkan sebagaicareer strategist. Barner, Robert
(1999), mengemukakan karakteristik-karakteristik model manajemen karir baru
yaitu :
1.
Menggambarkan
jalur karir (career path) yang terputus dan berubah, dengan perubahan
lingkungan yang tidak dapat diprediksi, perusahaan tidak dapat menjamin
stabilitas corporate career path atau security of job karyawan,
2.
Mengidentikkan
keberhasilan karir dengan customer value,
3.
berfokus
pada tujuan ganda berjangka pendek dan panjang,
4.
mengembangkan
rencana multidimensional, beberapa tujuan dikelompokan untuk memenuhi kebutuhan
karir dalam hidup seseorang,
5.
meyakini
bahwa tujuan tidak tergantung pada usia, sehingga mereka bebas menjalankan
cara-cara baru
PROSES MANAJEMEN KARIR
1.
Perencanaan Karir
Perencanaan karir adalah suatu proses yang digunakan
seseorang untuk memilih tujuan karir dan jalur karir untuk mencapai
tujuan-tujuan tersebut. Sebagai suatu proses yang bertujuan untuk menyesuaikan
tujuan karir da kemampuan untuk mengisinya secara sistematis.
Langkah-langkah
perencanaan karir
- Menilai diri sendiri
- Menetapkan tujuan karir
- Menyiapkan rencana-rencana kegiatan untuk mencapai tujuan karir
- Melaksanakan rencana-rencana
2.
Pengembangan Karir
Pengembangan karir adalah “ proses pelaksanaan/pengimplementasian
perencanaan karir .“ Proses pengembangan karir dimulai dari mengevaluasi
kinerja pegawai/ performance appraisal, dari aktifitas ini dapat diketahui
kemampuan pegawai baik dari potensinya maupun kinerja aktualnya. Pengembangan
karir pegawai dapat dilakukan melalui dua cara , yaitu: Cara diklat dan Cara
non diklat.
Pengembangan
karir pegawai melalui cara diklat dapat berupa :
1. Menyekolahkan pegawai.
2. Memberi pelatihan.
3. Memberi pelatihan sambil bekerja (
on the job training )
Pengembangan
karir melalui cara non diklat dapat berupa :
1.
Memberi
penghargaan kepada pegawai.
2.
Mempromosikan
pegawai ke jabatan yang lebih tinggi.
3.
Merotasi
pegawai ke jabatan yang setara dengan jabatan semula.
Ada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengembangan karir sehingga dapat
berpengaruh terhadap karir pegawai yaitu :
1. Hubungan pegawai dan organisasi.
2. Personalitas pegawai.
3. Faktor-faktor eksternal.
4. Politicking dalam organisasi.
5. Sistim penghargaan.
6. Jumlah pegawai.
7. Ukuran organisasi.
8. Kultur organisasi.
9. Type manajemen.
3. Konseling Karir
Konseling karir adalah “ proses mengidentifikasi
masalah-masalah yang berhubungan dengan karir seorang pegawai serta mencari
alternatif jalan keluar dari berbagai permasalahan yang berkaitan dengan
karir.”Dalam organisasi , sering terdapat berbagai masalah yang berhubungan
dengan karir pegawai. Ada yang tidak terlampau serius sehingga dapat dipecahkan
dalam tempo yang relatif singkat. Ada pula yang sangat serius sehingga dapat
mengganggu pekerjaan pegawai itu sendiri maupun pekerjaan rekan sekerja
lainnya. Permasalahan karir yang terjadi dalam suatu organisasi dapat
menyebabkan hubungan yang tidak nyaman antar anggota organisasi, saling curiga,
muncul klik-klik, isu –isu yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kinerja
pegawai. Dalam keadaan seperti ini konseling karir sangat diperlukan, baik oleh
pegawai maupun oleh organisasi. Bahkan dalam suatu organisasi yang cukup besar
maka seringkali merasa perlu untuk memperkerjakan seorang ahli ( konselor karir
) yang khusus bertugas menangani masalah-masalah karir dalam perusahaan.
MANFAAT PERENCANAAN KARIR
- Pengembangan karier memberikan petunjuk tentang siapa diantara para pekerja yang wajar dan pantas untuk dipromosikan di masa depan dan dengan demikian suplai intenal melalui karyawan dari dalam perusahaan dapat lebih tejamun. Berarti organisasi tidak selalu harus mencari tenaga kerja dari luar organisasi untuk mengisi lowongan yang terjadi karena berbagai hal seperti adanya pekerja yang berhenti, diberhentikan memasuki usia pensiun atau meninggal dunia.
- Perhatian yang lebih besar dari bagian kepegawaian terhadap pengembangan karier para anggota organisasi meumbuhkan loyalitas yang lebih tinggi dan komitmen organisasional yang lebih besar di kalangan pegawai. Sika demikian pada umumnya mengakibatkan keinginan pindah ke organisasi berusaha memelihara kepentingan dan memuaskan kebutuhan para anggotanya.
- Telah umum dimaklumi bahwa dalam diri setiap orang masih terdapat kemampuan yang belum digunakan secara optimal sehingga perlu dikembangkan agar berubah sifatnya dari optimal sehingga perlu dikembangkan agar berubah sifatnya dari potensi menjadi kekuatan nyata. Dengan adanya sasaran karier yang jelas para pegawai terdorong untuk mengembangkan potensi tersebut untuk kemudian dibuktikan dalam pelaksanaan pekerjaan dengan lebih efektif dan produktif dibarengi oleh perilaku positif sehingga organisasi semakin mapu mencapai berbagai tujuan dan sasarannya, dan para pegawai pun mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi
- Perencanaan karier mendorong para pekerja untuk bertumbuh dan berkembang, tidak hanya secara mental intelektual, akan tetapi juga dalam arti profesional.
Manajemen
Karir adalah proses untuk membuat karyawan dapat memahami dan mengembangkan
dengan lebih baik keahlian dan minat karir mereka dan untuk memanfaatkan
keahlian da minat ini dengan cara yang paling efektif. Oleh karena itu menurut Walker (
1980 ) , manajemen karir dapat menyatukan kebutuhan organisasi dan kebutuhan
pegawai, karena organisasi mempunyai rencana dan tujuan, untuk itu diperlukan
sumber daya manusia ( disamping sumber daya lain ). Di pihak lain , pegawai
juga mempunyai rencana dan tujuan ( karir ) yang ingin dicapainya, dan sudah
menjadi sifat manusia jika tidak ada sangkut pautnya dengan karirnya maka
menjadi tidak penting bagi pegawai tersebut, untuk menyatukan kebutuhan
organisasi dan kebutuhan pegawai ini maka diperlukan suatu manajemen yang akan
menguntungkan kedua belah pihak
DAFTAR PUSTAKA
Mahdi,
Aip, Risma Jayanti. 2013. “Manajemen Karir”. http://www.slideshare.net/RismaJayanti/manajemen-karir-makalah-psikologi-sumber-daya-manusia-risma-aip-umb. Diakses pada tanggal 13 Oktober
2016
Ayu,
Irrine. 2015. “Manajemen Karir : Pengertian, Tujuan, Manfaat, Proses, dan
Perencanaan Karir”. https://irrineayu.wordpress.com/2015/04/17/manajemen-karir-pengertian-tujuan-manfaat-proses-dan-perencanaan-karir/. Diakses pada tanggal 13 Oktober
2016
Juliani,
Retno Djohar. “Manajemen Karir”. http://jurnal.unpand.ac.id/index.php/dinsain/article/viewFile/96/93. Diakses pada tanggal 13 Oktober
2016
Permana,
Nina Insania K. 2010. “Manajemen Karir”. http://belajarmsdm.blogspot.co.id/2010/05/manajemen-karir.html. Diakses pada tanggal 13 Oktober
2016
Kusumawati,
Ratna. 2009. “Manajemmen Karir dan Pengembangan Karir Pada Organisasi Tanpa
Batas”. Akses : Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol.4 No. 7 . file:///D:/Kuliah%20Mercu/MSDM/ipi134321(manajemen%20Karir).pdf. Diakses pada tanggal 12 Oktober
2016
@A38-Khaerul Anwar
ReplyDeletesecara kesuluruhan isi makalah sudah cukup bagus, namun sayang untuk strukturpenulisan kurang begitu rapi. ada baiknya jika setiap sub bab di beri tanda seperti angka atau huruf jadi kita bisa mengetahui untuk sub bab tersebut masuk kedalam bagian dari pembahasan atau isi dari bagian yang mana.
sekian pendapat dan masukan dari saya semoga bermanfaat.
@A18-NOVENA KARINA PUTRI
ReplyDeleteBagaimana menurut anda manajemen karier yang diterapkan di perusahaan/organisasi anda ? Apakah responnya lebih baik atau tidak ? Thanks
@A12-TALITHA
ReplyDeleteKomentar : Setelah membaca artikel anda, apakah perbedaan dari manajemen karir tradisional dan manajemen karir baru? Serta apa saja kelebihan dan kekurangan jika menggunakan manajemen karir tradisional dengan manajemen karir baru? Apa dampaknya bagi perusahaan