DESAIN
ORGANISASI PADA PT ABC
I PENDAHULUAN
Efektivitas
individu kelompok, dan organisasi selain dipengaruhi oleh perilaki dan proses
organisasi juga dipengaruhi oleh struktur organisasi. Sementara struktur
organisasi memengaruhi perilaku kelompok dan perilaku individu.
Struktur
organisasi adalah pola tentang hubungan antara berbagai komponen dan bagian
organisasi. Pada organisasi formal struktur direncanakan dan merupakan usaha
sengaja untuk menetapkan pola hubungan antara berbagai komponen, sehingga dapat
mencapai sasaran secara efektif. Sementara pada organisasi informal, struktur
organisasi merupakan aspek sistem yang tidak direncanakan dan timbul secara
spontan akibat interaksi peserta.
1.1 Rumusan Masalah
Bagaimana
perusahaan melakukan peraturan dan kebijakan yang bisa memotivasi karyawan?
Apakah
desain pekerjaan malah menghambat seseorang untuk bekerja lebih dari
kemampuannya?
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Desain Organisasi
Menurut
Terry (1986) pengorganisasian adalah proses mengusahakan hubungan-hubungan yang
efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien
dan dengan demikian memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas
tertentu, dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan tertentu.
Desain
organisasi merupakan proses perkembangan hubungan dan penciptaan struktur untuk
mencapai tujuan organisasi, sehingga struktur adalah hasil dari proses desain.
Proses desain merupakan suatu kegiatan yang bersifat kontinu dan dirancang oleh
manajer.
Desain
dan struktur organisasi adalah sebuah proses yang meliputi elemen berikut ini:
1.
Spesialisasi
kerja, adanya pembagian kerja yang dibagi menjadi beberapa bagian.
a.
Tingkat
dimana tugas-tugas organisasi dibagi ke dalam pekerjaan pekerjaan terpisah yang
setiap tahapnya diselesaikan oleh individu yang berbeda
b.
Over
spesialisasi dapat menimbulkan ketidak-ekonomisan manusia dari kebosanan,
kelelahan, tekanan, mutu rendah, ketidakhadiran yang meningkat, dan turnover yang lebih tinggi.
2.
Pembagian
department, berdasarkan fungsi, produk, letak geografis, proses dan jenis customer.
a.
Fungsi:
pekerjaan dikelompokkan berdasarkan kinerja fungsi
b.
Produksi:
pekerjaan dikelompokkan berdasar lini produk.
c.
Geografis:
pekerjaan dikelompokkan berdasarkan teritori atau area geografis
d.
Proses:
pekerjaan dikelompokkan berdasar aliran produk atau pelanggan
e.
Pelanggan:
pekerjaan dikelompokkan tipe pelanggan dan kebutuhan
3.
Sentralisasi
dan Desentralisasi
a.
Sentralisasi,
pengambilan keputusan secara terpusat pada level atas perusahaan
b.
Desentralisasi,
pengambilan keputusan dari level bawah yang terkait langsung dengan aksi.
4.
Formalisasi,
ada standardisasi pada setiap organisasi sehingga perilaku karyawan mengikuti
aturan dan prosedur yang telah ditentukan.
2.2 Hubungan antara
pembagian kerja, departemensasi, hierarki, dan koordinasi
2.2.1
Pembagian kerja (division of work)
Upaya untuk menyederhanakan
seluruh kegiatan dan pekerjaan yang mungkin saja bersifat kompleks menjadi
besar sederhana dan spesifik, dimana setiap orang akan ditempatkan dan
ditugaskan untuk setiap kegiatan yang sederhana dan spesifik tersebut.
o Keuntungan dari spesialisasi
pekerjaan yaitu meningkatnya produktifitas, misal dalam pendidikan, ilmu
pengetahuan dan seni. Hal ini terjadi karena tidak seorang pun dapat
mengerjakan semua pekerjaan dengan hasil yang sama kualitasnya.
o Spesialisasi dan kepuasan kerja,
spesialisasi meningkatkan produktifitas terutama pada pekerjaan yang telah
dipecah dalam satu kegiatan kecil yang rutin, tetapi semakin spesifik suatu
pekerjaan akan membuat seseorang seperti mesin dan tidak manusiawi berdampak
pada kepuasan kerja mereka.
Ada 2 dimensi yang menunjukkan
suatu spesialisasi pekerjaan, yaitu:
o Kedalaman pekerjaan (job depth),
menunjukkan seberapa jauh seseorang diberi wewenang untuk mengontrol
pekerjaannya, misalnya ada pilihan dalam kecepatan atau cara mengerjakannya.
o Keluasan pekerjaan (job scope),
menunjukkan seberapa luas cakupan tugas seseorang dalam bekerja.
2.2.2
Pengelompokkan pekerjaan (departmentalization)
Pengelompokkan pekerjaan pada
dasarnya adalah proses pengelompokkan dan penamaan bagian atau kelompok
pekerjaan berdasarkan kriteria tertentu. Setelah pekerjaan menjadi spesifik,
maka kemudian pekerjaan-pekerjaan tersebut dikelompokkan berdasarkan kriteria
tertentu yang sama jenisnya.
2.2.3 Penentuan relasi antar
bagian dalam Organisasi (hierarchy)
Hierarki adalah proses penentuan
relasi antar bagian dalam organisasi, baik secara vertikal maupun horizontal.
Dua konsep penting dalam hierarki:
a.
Cakupan
manajemen control, terkait dengan jumlah orang atau bagian-bagian pendukung di
bawah suatu departemen yang akan bertanggung jawab kepada departemen atau
bagian tertentu.
b.
Rantai
perintah, menunjukkan garis perintah dalam sebuah organisasi dari hierarki yang
paling tinggi hingga yang paling rendah.
2.2.4
Koordinasi
Proses pengintegrasian seluruh
aktivitas dari berbagai departemen atau bagian dalam organisasi agar tujuan
organisasi dapat tercapai secara efektif (Stoner,
Freeman, dan Gilbert 1995).
2.3
Motivasi Kerja
2.3.1
Pengertian Motivasi
Menurut
Usman (dalam bukunya, 2008)
motivasi ialah keinginan untuk berbuat sesuatu, sedangkan motif motif adalah
kebutuhan (need), keinginan (wish), dorongan (desire), atau impuls. Motivasi
merupakan keinginan yang terdapat pada seorang individu yang merangsangnya
untuk melakukan tindakan tindakan atau sesuatu yang menjadi dasar atau alasan
seseorang berperilaku.
2.3.2 Teori Motivasi
Teori
motivasi dibagi menjadi 2, yaitu:
a.
Teori
kepuasan (content theory)
Teori
yang didasarkan pada kebutuhan insan dan kepuasannya. Teori ini didukung oleh
para pakar diantaranya:
o Teori hierarki kebutuhan (Abraham
Maslow), meliputi kebutuhan yang bersifat fisiologis atau lahiriah, kebutuhan
akan keamanan dan keselamatan kerja, kebutuhan social, kebutuhan akan prestasi,
dan kebutuhan mempertinggi kapasitas kerja.
o Teori tiga motif social (David Clarence McClelland dalam “The
Achieving Society”), diidentifikasi sebagai berikut:
-
Kebutuhan
akan prestasi (n-ACH)
-
Kebutuhan
akan kekuasaan (n-Pow)
-
Kebutuhan
untuk berafiliasi atau bersahabat (n-Affil)
o Teori Dua Faktor (Frederick
Herzberg)
Menurut
Hasibuan (1990:177) Frederick
Herzberg mengemukakan teori motivasi berdasarkan teori dua factor yaitu hygiene
dan motivator. Hezberg membagi kebutuhan Maslow menjadi dua bagian yaitu
kebutuhan tingkat tinggi (prestise dan aktualisasi diri) dan kebutuhan tingkat
rendah (fisik, rasa aman, social), serta mengemukakan bahwa cara terbaik untuk
memotivasi individu adalah dengan cara memenuhi kebutuhan tingkat tingginya.
Menurut Hezberg factor hygiene tidak akan mendorong minat para pegawai untuk
berperforma baik, akan tetapi jika faktor-faktor ini dianggap tidak dapat
memuaskan dalam berbagai hal seperti gaji tidak memadai, kondisi kerja tidak
menyenangkan, faktor ini bias menjadi sumber ketidakpuasan potensial (Cushway & Lodge 1995).
Sementara
factor motivasi merupakan factor yang mendorong semangat guna mencapai kinerja
yang lebih tinggi. Jadi pemuasan kebutuhan tingkat tinggi lebih memungkinkan
seseorang untuk berperforma tinggi daripada pemuasan kebutuhan lebih rendah (Leidecker & Hall dalam Timpe 1999).
b.
Teori
Motivasi Proses (Process Theory)
Teori
ini berusaha agar pekerja giat sesuai dengan harapan organisasi perusahaan.
Daya penggeraknya adalah harapan akan diperoleh si pekerja.
Teori
motivasi proses yang dikenal adalah sebagai berikut:
o Teori harapan (expectancy
theory), komponennya adalah harapan, nilai, dan pertautan.
o Teori keadilan (equity theory),
didasarkan tindakan keadilan di seluruh lapisan serta objektif di dalam
lingkungan perusahaannya.
o Teori pengukuhan (reinforcement
theory), didasarkan pada hubungan sebab akibat dari perilaku dengan pemberian
kompensasi.
CASE 5: DESAIN PEKERJAAN DI PT
ABC
Berdasarkan
teori-teori yang sudah dijelaskan di atas, saya membandingkan teori tersebut
dengan desain PT ABC yang bergerak di bidang perbankan dimana saya bekerja saat
ini. Desain organisasi sentralisasi dan desentralisasi berjalan dengan baik
sesuai dengan kewenangan masing-masing pegawai berdasarkan dengan ketentuan jobdesc yang diberikan. Spesialisasi
pekerjaan pada PT ABC dapat dilihat dari pembagian kerja mulai dari pegawai
frontliner hingga branch office manager. Frontliner bekerja dengan kecepatan
dan mengambil kewenangan sesuai dengan batasannya sementara branch office
manager melingkupi semua pekerjaan cabang sehingga cakupannya lebih luas. Dalam
hal memotivasi pegawai PT ABC sangat peduli akan kesejahteraan pegawai dan mendukung
setiap pegawai untuk selalu tumbuh lebih maju. Motivasi yang diberikan berupa
penghargaan atas prestasi yang sudah diraih oleh pegawai sehingga pegawai
merasa perlu untuk berprestasi. Dengan adanya prestasi dan penghargaan yang
cukup memuaskan pegawai merasa nyaman dengan pekerjaan yang diberikan bahkan
dapat melebihi target yang ditentukan.
III
KESIMPULAN
Pembagian
kerja dalam suatu organisasi khususnya perusahaan sangat penting untuk
membedakan dan mengukur sejauh mana wewenang seseorang dalam mengambil
keputusan dan bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan. Dengan adanya
pembagian kerja berdasarkan tanggung jawab masing-masing divisi maka terjadi
koordinasi yang bertujuan untuk mencapai tujuan bersama yaitu perusahaan.
Selain
pembagian kerja, perusahaan harus memberikan motivasi kepada pegawai agar
memiliki semangat untuk senantiasa bertumbuh dan melakukan pekerjaan yang
melampaui target agar tercapainya prestasi dan penghargaan akan diraih sehingga
kepuasan tentu selalu dirasakan.
DAFTAR
PUSTAKA
Terry, George R.
1986. Prinsip-prinsip Manajemen. Jakarta: PT. Bumi Aksara
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.