A.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu perusahaan akan meningkat
produktivitas kerja bila adanya kerja sama dan hubungan baik antara pimpinan
dan karyawannya. Karena dengan meningkatkan produktivitas karyawan otomatis
akan meningkatkan produktivitas perusahaan. Produktivitas disamakan dengan
hasil kerja dari seseorang karyawan, hasil produktivitas yang dicapai oleh
seorang karyawan haruslah dapat memberikan kontribusi yang penting bagi
perusahaan yang dilihat dari segi kualitas dan kuantitas yang dirasakan oleh
perusahaan dan sangat besar manfaatnya bagi kepentingan perusahaan di masa
sekarang dan yang akan datang.
Perusahaan memiliki tujuan dan sasaran
perusahaan untuk dapat memperoleh laba maksimal yang ingin dicapainya. Sumber
daya manusia memegang peranan paling penting dan potensial bagi keberhasilan
suatu perusahaan mengingat sumber daya manusia merupakan penentu kegiatan
perusahaan baik perencanaan, pengorganisasian, serta pengambilan keputusan.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana proses pelatihan yang baik.
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui pelatihan secara
keseluruhan.
B.
PEMBAHASAN
Pelatihan menurut Kaswan (2011:2) adalah suatu
proses meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan. Pelatihan mungkin
juga meliputi pengubahan sikap sehingga karyawan dapat melaksanakan pekerjaan
lebih efektif.
Pelatihan merupakan suatu kegiatan perubahan sikap
dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan memperbaiki kemampuan kerja seseorang
dalam kaitannya dengan aktifitas ekonomi. Pelatihan secara spesifik berfokus
pada pemberian keterampilan khusus dan membantu karyawan untuk memperbaiki
kekurangannya dalam bekerja.
Pelatihan mempunyai orientasi ke masa sekarang dan
membantu pegawai untuk menguasai keterampilan dan kemampuan yang diperlukan
untuk pekerjaan yang sekarang dilakukan. Istilah pelatihan tidak lepas dari
latihan karena keduanya mempunyai hubungan yang erat. Latihan dimaksudkan untuk
memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja
tertentu, terinci dan rutin.
Latihan menyiapkan para karyawan untuk
pekerjaan sekarang (Handoko, 2008:104). Tujuan dari kegiatan pelatihan adalah
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan seseorang agar mereka yang
dilatih mendapat pengetahuan dan keterampilan dalam memahami dan melaksanakan
suatu pekerjaan dengan efektif dan efisien. Kegiatan pelatihan dimaksudkan
untuk mendapatkan tenaga kerja yang memiliki pengetahuan, keterampilan,
kemampuan dan sikap kerja yang baik dalam menjalankan tugasnya sehingga
menghasilkan hasil kerja yang diharapkan. Mengingat setiap pekerjaan
membutuhkan kemahiran yang spesifik, pelatihan harus disesuaikan dengan bidang
pekerjaan karyawan sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar
(1).
Menurut
Gomes (1995: 205), dalam pelakasanaan program pelatihan terdapat tiga tahap
yang harus dilakukan, tahap tersebut yaitu:
Pada
tahap ini terdapat tiga macam kebutuhan pelatihan (Gomes, 1995: 205), antara
lain:
1.
General treatment need, yaitu penilaian
kebutuhan pelatihan bagi semua pegawai dalam suatu klasifikasi pekerjaan tanpa
memperlihatkan data mengenai kinerja dari seorang pegawai tertentu.
2.
Observable performance disrepancies,
yaitu jenis penilaian kebutuhan pelatihan yang didasarkan pada hasil pengamatan
terhadap berbagai permasalahan, wawancara, daftar pertanyaan, dan evaluasi/penilaian
kinerja, dan dengan cara meminta para pekerja untuk mengawasi (to keep track)
sendiri hasil kerjanya sendiri.
3.
Future human resources needs, yaitu
jenis keperluan pelatihan ini tidak berkaitan dengan ketidaksesuaian kinerja,
tetapi berkaitan dengan keperluan sumber daya manusia untuk waktu yang akan
datang.
Program pelatihan yang membawa hasil positif
sehingga mampu meningkatkan kinerja, baik itu kinerja individu maupun kinerja
organisasi. Program pelatihan yang efektif akan membawa banyak keuntungan bagi
peserta pelatihan, keuntungan-keuntungan tersebut antara lain: trainee akan
mendapatkan pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk
mengoprasikan peralatan dan sistem-sistem kerja baru, peserta pelatihan
mendapatkan pengetahuan yang langsung berasal dari sumbernya sehingga mendapat
kesempatan untuk berdiskusi mengenai masalah-masalah kerja nyata (2).
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi
Efektivitas Pelatihan faktor - faktor yang menunjang kearah Efektivitas
Pelatihan menurut Veithzal Rivai (2004:240) antara lain :
1.
Materi atau isi pelatihan
2.
Metode pelatihan
3.
Pelatih (instruktur/trainer)
4.
Peserta pelatihan
5.
Sarana pelatihan
6.
Evaluasi pelatihan
Metode Pelatihan Dalam kamus
dikatakan bahwa metode berarti cara. Metode pelatihan berarti ketepatan cara
penyampaian yang digunakan selama pelatihan itu berlangsung. Training yang
tidak terlepas dari pengembangan kemampuan, pengukuran tujuan yang jelas, dan
perubahan sikap dapat diterapkan dengan beberapa pilihan metode sesuai dengan
lingkungan pelatihan (Wagonhurst, 2002).
Beberapa metode tersebut menurut (Hasibuan,
2005:68). Dalam melaksanakan pelatihan ini ada beberapa metode yang digunakan,
antara lain metode on the job dan off the job training.
1. On
The Job Training. On the job training (OT) atau disebut juga pelatihan dengan
instruksi pekerjaan sebagai suatu metode pelatihan dengan cara para pekerja
atau calon pekerja ditempatkan dalam kondisi pekerjaan yang riil, dibawah
bimbingan dan supervise dari karyawan yang telah berpengalaman atau terlatih.
Dalam on the job
training perlu memperhatikan prinsip - prinsip sebagai berikut:
- Adanya
pembimbing yang bertanggung jawab atas keberhasilan calon karyawan dalam
melaksanakan tugasnya.
- Tersedianya
waktu yang cukup agar dapat mencapai tingkat terampil atau mahir.
- Sikap,
perilaku pegawai yang mendukung (antusias, rajin dan tekun).
Teknik
- teknik on the job merupakan metode latihan yang paling banyak digunakan.
Karyawan dilatih tentang pekerjaan baru dengan sepervise langsung seorang
pelatih yang berpengalaman (biasanya karyawan lain). Berbagai macam teknik ini
yang bisa digunakan dalam praktek adalah sebagai berikut:
a) Rotasi
jabatan
b) Latihan
instruksi pekerjaan
c) Magang
(apprenticeships)
d) Coaching
e) Penugasan
sementara
2. Off
The Job Training Pelatihan di luar kerja (Off the job training) adalah
pelatihan yang berlangsung pada waktu karyawan yang dilatih tidak melaksanakan
pekerjaan rutin/biasa.
Teknik
- teknik off the job, dengan pendekatan ini karyawan peserta latihan menerima
representasi tiruan (articial) suatu aspek organisasi dan diminta untuk
menanggapinya seperti dalam keadaan sebenarnya. Dan tujuan utama teknik
presentrasi (penyajian) informasi adalah untuk mengajarkan berbagai sikap,
konsep atau keterampilan kepada para peserta. Metode yang bisa digunakan
adalah:
a) Metode
studi kasus
b) Kuliah
c) Studi
sendiri
d) Program
computer
e) Komperensi
f) Presentasi
(3)
Indikator Metode
Pelatihan Indikator metode pelatihan dapat dilihat di bawah ini. (Hasibuan,
2005:66).
1. Interest
atau ketertarikan pada metode yang digunakan
2. Harmonisasi
kegiatan pelatihan dengan keberlanjutan kegiatan dilapangan
3. Fasilitas
ruangan praktek yang memadai
4. Kesesuaian
waktu dengan peserta pelatihan (4)
C.
KESIMPULAN
Peranan
manusia sebagai sumber daya dalam organisasi semakin diyakini kepentingannya,
sehingga makin mendorong perkembangan ilmu tentang bagaimana mendayagunakan
sumber daya manusia tersebut agar mencapai kondisi yang optimal. Berbagai
pendekatan manajemen dilakukan dalam mengelola sumber daya manusia tersebut
yang berkembang mengikuti perkembangan dari falsafah manajemen yang sedang
dikembangkan yaitu manajemen sumber daya manusia.
Pelatihan
adalah penyiapan individu untuk mengemban tanggung jawab yang berbeda atau
lebih tinggi di dalam organisasi. Pelatihan berkaitan dengan peningkatan
kemampuan intelektual atau emosional yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan yang lebih baik. Dalam pelatihan pengembangan terdapat tiga tahapan
penting yang harus dilakukan oleh sebuah organisasi atau instansi. Pertama
tahapan penilaian. Kedua tahapan pelatihan dan pengembangan. Ketiga tahapan
evaluasi.
D.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Heru Triharyanto,2014,
PENGARUH PELATIHAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KERJA TERJADAP PEGEMBANGAN KARIS
AWAK KAPAL PENGAWAS PERIKANAN PADA DIRJEN PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN
PERIKANAN (PSDKP) http://download.portalgaruda.org/article.php?article=183121&val=6324&title=Pengaruh%20Pelatihan%20dan%20Motivasi%20Kerja%20Terhadap%20Pengembangan%20Karir%20Awak%20Kapal%20Pengawas%20Perikanan%20pada%20Ditjen%20Pengawasan%20Sumber%20Daya%20Kelautan%20dan%20Perikanan%20(PSDKP)
diakses tgl 28-09-2016.
2.
FA
Setianingtyas - 2012 TINJAUAN PUSTAKA PROGRAM PELATIHAN http://e-journal.uajy.ac.id/414/3/2EM17181.pdf diakses tgl 28-09-2016.
3.
B
DOSEN - 2013 PSIKOLOGI INDUSTRI http://eprints.binadarma.ac.id/1592/1/PSIKOLOGI%20INDUSTRI%20MATERI%202.pdf diakses
tgl 28-09-2016.
4.
P
Winahyuningsih - 2013 TINJAUAN PUSTAKA
PELATIHAN http://eprints.umk.ac.id/1645/2/BAB_II.pdf diakses tanggal 28-09-2016
@A06-Juliana
ReplyDeleteDengan adanya pelatihan dan pengembangan di setiap perusahaan dapat memperbaiki kekurangannya dalam bekerja.
Sehingga , artikel ini dapat memberikan informasi kepada saya tentang metode pelatihan apa saya yg harus diterapkan.