Karyawan merupakan aset terpenting dari
perusahaan. Keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan bersamanya tergantung
dari besar kecil peran yang diberikan oleh karyawannya. Setiap perusahaan
berusaha untuk memperoleh karyawan yang qualified guna pelaksanaan pekerjaan
dapat berjalan baik sehingga saat memilih dan seleksi karyawan menjadi hal
terpenting bagi perusahaan.
Seleksi karyawan adalah usaha pertama yang harus dilakukan perusahaan untuk memperoleh karyawan
yang qualified dan kompeten untuk menjabat serta mengerjakan semua pekerjaan
pada perusahaan. Proses seleksi merupakan proses terakhir dari serangkaian
proses rekrutmen. Proses seleksi yang baik yakni yang setiap tahapan seleksi
dilakukan dengan cermat dan jujur serta harus dengan objektif yang berpedoman
kepada spesifikasi jabatan/ pekerjaan yang dibutuhkan guna menempatkan orang
yang tepat pada jabatan yang tepat. Jika orang yang
tepat telah diseleksi maka proses motivasi dengan sendirinya akan berjalan baik
disebabkan orang-orang tersebut telah memiliki sikap dan perilaku yang baik dan
akan menunaikan tugas-tugas mereka sesuai dengan sistem yang telah tertata.
Oleh karena itu dari awal penyeleksian, lembaga atau organisasi harus membuat
pilihan-pilihan yang cermat. Untuk memperoleh karyawan yang tepat dilakukan
beberapa tahapan yakni :
1.
Penerimaan pendahuluan
Proses seleksi dimulai dengan kunjungan calon pelamar ke kantor
personalia atau dengan permintaan tertulis untuk aplikasi. Pada proses ini
departemen HR menyeleksi lamaran yang memenuhi kriteria dan yang tidak memenuhi
kriteria. Lamaran yang tidak memenuhi kriteria akan gugur dan lamaran yang
memenuhi kriteria akan dipanggil untuk proses selanjutnya.
2.
Tes-tes penerimaan
Setelah memanggil pelamar yang telah memenuhi kriteria selanjutnya
departemen HR melakukan tes-tes
penerimaan. Dimana proses ini untuk mencari data pelamar yang disesuaikan
dengan spesifikasi jabatan yang akan dijabat. Tes yang diberikan oleh
departemen HR biasanya menguji kemampuan fisik, kecerdasan, bakat, prestasi,
minat, dan kepribadian dari pelamar.
3. Wawancara seleksi
Merupakan proses percakapan formal dan mendalam yang bertujuan untuk
mengevaluasi diterima atau tidaknya seorang pelamar. Biasanya wawancara ini
dilakukan oleh personil dari departemen HR. Pertanyaan yang biasa ditanyakan
hanya seputar curriculum vitae dari pelamar.
4. Pemeriksaan Referensi
Proses dimana memeriksa darimana pelamar tahu lowongan kerja tsb.
Referensi harus dapat dipercaya. Referensi pada dasarnya adalah seseorang yang
memberikan informasi dan menjamin pelamar yang bersangkutan biasanya saudara
atau teman terdekat.
5. Evaluasi Medis
Evaluasi medis berguna untuk mengetahui ada atau tidaknya penyakit pada
pelamar. Karena prestasi karyawan tidak akan diperoleh dari orang yang sering
tidak masuk kerja karena sakit dan tidak hadir dalam melaksanakan tugasnya.
6. Wawancara oleh top manager
Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan praktis
pelamar dalam mengerjakan pekerjaan dan juga untuk memperoleh gambaran apakah
pelamar dapat diajak bekerja sama atau tidak. Wawancara akhir akan menentukan
diterima atau tidaknya pelamar
menjadi calon karyawan pada perusahaan tersebut.
7. Penerimaan
Dimana top manager lah yang menentukan terima atau tidaknya pelamar
setelah memperoleh hasil dari seleksi-seleksi terdahulu.
8.
Evaluasi Karyawan
Selanjutnya pelamar yang telah terpilih. Akan melakukan proses
penyesuaian diri pada lingkungan kerja yang baru. Disini departemen HR
bertanggung jawab untuk memperhatikan absensi, prestasi kerja dan pekerjaan
yang karyawan lakukan. Hasil akhir penerimaaan karyawan baru ini bukan
merupakan akhir suatu perusahaan berhasil tetapi merupakan awal perusahaan
merintis kedepannya maju atau tidak.
Tidaklah mudah untuk mendapatkan karyawan yang qualified dan kompeten banyak
rintangan dan hambatan yang perlu dihadapi oleh departemen HR demi mencapai
tujuan bersama perusahaan secara bersama-sama. Adapun kendala-kendala yang
dihadapi pada proses seleksi meliputi :
1. Tolak ukur : dimana terjadi kesulitan
untuk menentukan standar yang akan digunakan mengukur kualifikasi-kualifikasi
seleksi secara objektif. Seperti nilai kejujuran dan nilai kesetiaan.
2. Penyeleksi, yaitu kesulitan mendapatkan penyeleksi yang
tepat, jujur dan objektif penilainnya. Karena biasanya para penyeleksi
melakukan secara subjektif saja.
3. Pelamar, yaitu kesulitan
untuk mendapatkan jawaban yang jujur dari pelamar. Mereka selalu berusaha memberikan jawaban mengenai hal-hal yang baik-baik saja tentang dirinya,
sedangkan yang negatif disembunyikan.
Kendala tersebut
dapat diatasi dengan kebijaksanaan seleksi bertingkat, dimana semakin banyak
tingkatan seleksi maka semakin besar peluang untuk mendapatkan karyawan yang
qualified dan kompeten yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama
perusahaan sesuai jabatan dia bekerja.
Referensi
:
Anonim.2013. Pengertian Seleksi Karyawan. http://www.psychologymania.com/2013/01/pengertian-seleksi-karyawan.html
diakses tanggal : 22 September 2016
Anonim. 2013. Prosedur Seleksi dan
Penerimaan Calon Karyawan. http://www.slideshare.net/chaechy/prosedur-seleksi-dan-penerimaan-calon-karyawan
diakses tanggal : 22 September 2016
Anonim. 2009. Proses Seleksi Penerimaan
Karyawan Baru. https://cochochipuenak.wordpress.com/2009/11/23/proses-seleksi-penerimaan-karyawaan-baru/
diakses tanggal : 22 September 2016
Anonim . 2015. Seleksi dan Penempatan
Kerja (Placement). http://herususilofia.lecture.ub.ac.id/files/2015/03/seleksi-dan-penempatan-kerja-placement.pdf diakses tanggal : 22 September 2016
Anonim. 2012. Seleksi Penerimaan Karyawan. http://www.kajianpustaka.com/2012/10/seleksi-penerimaan-karyawan.html
Diakses tanggal : 22 September 2016
@A15-LIKE
ReplyDeletesebaiknya dilengkapi dengan study kasus atau teori aplikasi didalam sebuah perusahaaan