Oleh : Maulana Saputra
41616110014
Mind Map Pelatihan dan Pengembangan |
1. Pendahuluan
Karyawan
merupakan salah satu asset dari perusahaan yang memegang peranan penting dalam
keberhasilan kinerja suatu perusahaan. Karena perannya yang sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan, untuk itu manajemen sumber daya manusia di perusahaan
tersebut harus mengadakan proses seleksi beberapa tahap untuk mendapatkan
karyawan yang berkompeten dan memiliki semangat bekerja. Karyawan merupakan
asset yang harus dijaga keberadaannya agar tidak ada keinginan untuk pergi atau
keluar dari perusahaan. Berbagai hal harus dilakukan oleh perusahaan agar
karyawan tersebut tetap nyaman berada di perusahaan dan mau bekerja sepenuh
hati untuk mengembangkan perusahaan tersebut. Salah satunya adalah mengadakan
program pelatihan dan pengembangan karyawan.
Menurut Erlin Emilia dalam Jurnal
Acta Diurna (2013), Seiring berkembangnya ilmu dan pengetahuan yang makin maju
maka perusahaan dituntut untuk lebih dapat menjadikan karyawannya lebih
terampil dan terlatih dalam mengerjakan tugasnya. Oleh karena itu perusahaan
berinisiatif untuk mengadakan program pelatihan dan pengembangan bagi karyawan,
karena pelatihan dan pengembangan membuat mereka lebih percaya diri sehingga
menimbulkan rasa puas dalam bekerja dan lebih dihargai, serta mampu berusaha
untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan. [1]
1.1 Definisi Pelatihan dan Pengembangan
Ada beberapa pendapat yang diutarakan oleh para ahli mengenai
definisi dari pelatihan dan pengembangan. Definisi akan dibagi antara pelatihan
dengan pengembangan, agar dapat lebih memahami maksud dari kedua kata tersebut.
Apa itu pelatihan?
a.
Menurut
Solihin (2011), pelatihan (training) merupakan suatu proses yang
sistematis untuk mengubah perilaku tertentu dari tenaga kerja agar selaras
dengan pencapaian tujuan perusahaan. Pelatihan ditujukan untuk meningkatkan
keahlian (skill) dan kemampuan (abilities) untuk mengerjakan
tugas saat ini. Pelatihan memiliki orientasi saat ini dan membantu tenaga kerja
untuk menguasai keahlian dan kemampuan tertentu yang dibutuhkan agar dapat
melaksanakan pekerjaan dengan berhasil.
b.
Menurut
Undang-Undang ketenagakerjaan bab 1 butir 9 (2003) mendefinisikan pelatihan
kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta
mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja
pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan
kualifikasi jabatan. [2]
Apa
itu pengembangan?
a. Menurut
Dessler (1997:297) “Pengembangan adalah usaha untuk meningkatkan prestasi manajemen
dan menanamkan pengetahuan, perubahan, perilaku / peningkatan keterampilan”.
b. Sedangkan
menurut Veithzal (2005:227) “Pengembangan adalah suatu proses bagaimana manajemen
mendapatkan pengalaman, keahlian, dan sikap untuk menjadi sukses sebagai pemimpin
dalam organisasi mereka”. [3]
Dari
pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pengembangan adalah suatu
usaha yang dilakukan kepada manajemen/karyawan untuk meningkatkan keahlian dan
sikapnya agar mendapatkan pengalaman baru sehingga bisa mengatur struktur di
dalam organisasinya.
1.2 Diferensiasi Pelatihan dan
Pengembangan
Dari
definisi diatas sebenarnya dapat dilihat perbedaan antara pelatihan dan
pengembangan. Namun menurut Syafaruddin yang dikutip dalam Jurnal Pelatihan dan
Pengembangan SDM,perbedaan dari pelatihan dan pengembangan antara lain : [4]
a.
Pelatihan.
Tujuan:
Peningkatan kemampuan individu bagi kepentingan jabatan saat ini.
Sasaran:
Peningkatan kinerja jangka pendek.
Orientasi:
Kebutuhan jabatan sekarang.
Efek
terhadap karir: Keterkaitan dengan karir relatif rendah.
b.
Pengembangan.
Tujuan: Peningkatan kemampuan individu bagi kepentingan jabatan
yang akan datang.
Sasaran: Peningkatan kinerja jangka panjang.
Orientasi: Kebutuhan perubahan terencana atau tidak terencana.
Efek terhadap karir: Keterkaitan dengan karir relatif tinggi.
2.
Pembahasan
2.1 Metode dalam Pelatihan dan Pengembangan Karyawan
Ada banyak metode yang dapat digunakan bagi pelatihan dan
pengembangan karyawan. Metode yang dipilih hendaklah disesuaikan dengan jenis
pelatihan yang akan dilaksanakan dan yang dapat dikembangkan oleh suatu
perusahaan. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk pelatihan dan
pengembangan, antara lain: [5]
a.
On the Job Training
On the Job Training (OJT) yaitu
dengan cara pekerja atau calon pekerja ditempatkan dalam kondisi pekerjaan
riil, dibawah bimbingan/arahan yang berpengalaman atau supervisor.
b.
Rotasi Pekerjaan
Untuk pelatihan silang
(cross-train) bagi karyawan agar mendapatkan variasi kerja, para pengajar
memindahkan para peserta pelatihan dari tempat kerja satu ke lainnya.
c.
Magang
Magang melibatkan
pembelajaran dari pekerja yang lebih berpengalaman dan dapat ditambah pada
teknik off the job training. Asistensi dan kerja sambilan disamakan dengan
magang.
d.
Ceramah
Kelas dan Presentasi Video
Ceramah adalah pendekatan terkenal
karena menawarkan sisi ekonomis dan material organisasi, tetapi partisipasi,
umpan balik, transfer dan repetisi sangat rendah. Umpan balik dan partisipasi
dapat meningkat dengan adanya diskusi selama ceramah.
e.
Pelatihan
Vestibule
Agar pembelajaran tidak menganggu operasional
rutin, beberapa perusahaan menggunakan pelatihan vestibule. Cara ini
memungkinkan adanya transfer, repetisi dan partisipasi serta material
perusahaan bermakna dan umpan balik.
f.
Permainan
Peran dan Model Perilaku
Permainan peran adalah alat yang
mendorong peserta untuk membayangkan identitas lain. Pengalaman ini menciptakan
empati dan toleransi lebih besar terhadap perbedaan individual dan karenanya
cara ini cocok untuk pelatihan dan keanekaragaman yang bertujuan untuk
menciptakan lingkungan kerja kondusif bagi keanekaragaman tenaga kerja.
g.
Case
Study
Metode kasus adalah metode pelatihan
yang menggunakan deskripsi tertulis dari suatu permasalahan riil yang dihadapi
oleh perusahaan atau perusahaan lain. Manajemen diminta mempelajari kasus untuk
mengidentifikasi, menganalisis masalah, mengajukan solusi, memilih solusi
terbaik dan mengimplementasikan solusi tersebut. Peranan instruktur adalah
sebagai katalis dan fasilitator.
h.
Simulasi
Permainan simulasi dapat dibagi menjadi
dua macam. Pertama, simulasi yang melibatkan simulator yang bersifat mekanik
(mesin). Kedua, simulasi komputer. Teknik ini umumnya digunakan untuk melatih
para manajer yang mungkin tidak boleh menggunakan metode trial and error untuk
mempelajari pembuatan keputusan.
i.
Belajar
Mandiri dan Proses Belajar Terprogram
Materi instruksional yang direncanakan
secara tepat dapat digunakan untuk melatih dan mengembangkan para karyawan.
Teknik belajar mandiri berkisar pada cara manual sampai kaset rekaman atau
video.
j.
Praktik
Laboratorium
Pelatihan ini dirancang untuk
meningkatkan ketrampilan interpersonal. Bentuk populer dari pelatihan ini
adalah pelatihan kepekaan yang mencoba meningkatkan kepekaan seseorang terhadap
perasaan orang lain.
k.
Pelatihan
Tindakan (Action Learning)
Pelatihan ini terjadi dalam kelompok
kecil yang berusaha mencari solusi masalah nyata yang dihadapi oleh perusahaan,
dibantu oleh fasilitator (dari luar atau dalam perusahaan).
l.
Role
Playing
Metode pelatihan yang memadukan metode
kasus dan proses pengembangan sikap.
m.
In
Basket Technique
Melalui metode ini para peserta diberikan
materi yang berisikan berbagai informasi, seperti email khusus dari manajer dan
daftar telepon.
n.
Management
Games
Menekankan pada pengembangan kemampuan
problem-solving. Keuntungan dari simulasi ini adalah timbulnya integrasi atas berbagai
interaksi keputusan, kemampuan bereksperimen melalui keputusan yang diambil,
umpan balik dari keputusan dan persyaratan-persyaratan bahwa keputusan dibuat
dengan data-data yang tidak cukup.
o.
Behavior
Modeling
Sebagai salah satu proses yang bersifat
psikologis mendasar dimana pola-pola baru dari suatu perilaku dapat diperoleh
sedangkan pola-pola yang sudah ada dapat diubah.
p.
Outdoor
Oriented Program
Program ini biasanya dilakuka disuatu
wilayah terpencil dengan melakukan kombinasi antara kemampuan diluar kantor
dengan kemmpuan diruang kelas.
2.2 Manfaat pelatihan dan pengembangan
Pelatihan mempunyai andil besar dalam menentukan efektifitas dan
efisiensi organisasi. Beberapa manfaat nyata yang ditangguk dari program
pelatihan dan pengembangan (Simamora:2006:278) adalah:
a.
Meningkatkan kuantitas dan
kualitas produktivitas.
b.
Mengurangi waktu belajar
yang diperlukan karyawan untuk mencapai standar kinerja yang dapat diterima.
c.
Membentuk sikap, loyalitas,
dan kerjasama yang lebih menguntungkan.
d.
Memenuhi kebutuhan perencanaan
semberdaya manusia
e.
Mengurangi frekuensi dan
biaya kecelakaan kerja.
f.
Membantu karyawan dalam
peningkatan dan pengembangan pribadi mereka.
3. Pengalaman Mengikuti Pelatihan dan
Pengembangan di PT. AHM
Saya
sudah bekerja di PT. AHM selama kurang lebih satu tahun. Selama waktu tersebut
saya mendapatkan beberapa pengalaman mengenai pelatihan dan pengembangan yang
bertujuan untuk meningkatkan keahlian dan sikap dari para karyawan baik dalam
bekerja maupun bersosialisasi. Adapun metode yang digunakan dalam pelatihan dan
pengembangan karyawan selama yang saya ikuti antara lain :
a.
On
the Job Training (OJT)
OJT merupakan program pelatihan yang
wajib diikuti oleh setiap karyawan baru di PT. AHM. Biasanya program ini
diterapkan pada karyawan dengan level staff dan level diatasnya. Program
pelatihan ini dilakukan selama 6 bulan (yang saya alami), dengan tujuan agar
karyawan baru dapat mengetahui pengetahuan dasar yang ada pada PT. AHM seperti
struktur organisasi, visi misi, spesifikasi pekerjaan, dan sebagainya. Selain
itu, dari program pelatihan ini diharapkan karyawan baru dapat mempersembahkan
suatu project yang secara langsung atau tidak langsung dapat mengembangkan
perusahaan. Dengan adanya pelatihan ini, maka karyawan akan mendapatkan
keahlian dan kompetensi sesuai dengan pekerjaannya, serta mampu bekerja
menyesuaikan budaya yang berlaku di PT. AHM.
b. Ceramah
kelas
Metode ini digunakan salah satunya pada saat
mengikuti pelatihan Safety Awareness. Pada pelatihan tersebut,
instruktur/pelatih menjelaskan materi menggunakan presentasi. Topik yang
dibahas adalah bagaimana cara meningkatkan kepedulian terhadap keselamatan di
lingkungan kerja. Dari materi tersebut, trainee (karyawan yang mengikuti
pelatihan) dapat bertanya dan berdiskusi mengenai topik tersebut. Diharapkan
setelah mengikuti pelatihan ini, karyawan dapat meningkatkan kepeduliannya
terhadap keselamatan kerja dan dapat mengajak karyawan-karyawan lain untuk
memperhatikan keselamatan kerjanya juga.
c.
Case
Study
Metode ini digunakan saat saya mengikuti
rangkaian training introduction dimana instruktur memberikan sebuah kasus
tentang kondisi perusahaan di masa yang akan datang. Dari kasus tersebut kami
diminta untuk mendiskusikan bagaimana solusi untuk mempertahankan perusahaan
manufaktur agar tetap maju dan berkembang pesat. Metode ini bertujuan untuk membuka
wawasan karyawan mengenai lingkungan luar.
d.
Action
Learning
Metode action learning ini digunakan
pada saat mengikuti training Safety Riding. Karyawan akan diberikan materi
sedikit mengenai Safety Riding, lalu karyawan diuji dengan menerapkannya
langsung pada kendaraan bermotor. Dari metode ini diharapkan trainee
mendapatkan peningkatan terkait keamanan berkendara dan mendapatkan sense
dengan mengujinya secara langsung.
e.
Management
Games
Metode ini digunakan saat trainer
menunjuk satu trainee didalam tim untuk menjadi ketua, dan ditugaskan untuk
mengendalikan anggotanya dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Tujuan dari
metode ini adalah memberikan pengalaman kepada trainee yang menjadi ketua tentang
bagaimana cara mengendalikan anggota timnya dengan berbagai karakter dan tujuan
agar bisa mencapai tujuan bersama.
4.
Kesimpulan
Dari
pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pelatihan dan pengembangan untuk
para karyawan wajib diadakan oleh setiap perusahaan agar dapat meningkatkan
keahlian dan sikapnya dalam bekerja. Tujuan dari pelatihan dan pengembangan ini
pada intinya adalah agar perusahaan memiliki karyawan dengan pengetahuan kerja
dan keahlian yang tinggi, sehingga karyawan tersebut dapat meningkatkan
profitabilitas atau sikap yang lebih positif terhadap citra baik perusahaan.
Metode yang dapat digunakan bermacam-macam, tergantung dari apa hasil yang akan
dicapai dari pelatihan dan pengembangan tersebut, serta mempertimbangkan waktu
dan biaya yang tersedia.
5.
Daftar
Pustaka
[1]
Kandou, Erling Emilia.2013.Jurnal Acta Diurna Vol 2, No 3 Dalam :
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=108396&val=1021&title=PENGARUH%20PELATIHAN%20DAN%20PENGEMBANGAN%20KARYAWAN%20TERHADAP%20PRODUKTIVITAS%20KERJA%20KARYAWAN%20(Studi%20Pada%20PT.%20Air%20Manado)
diakses pada tanggal 28 September 2016.
[2] Permana, Angrian.2013.Jurnal Ilmiah Manajemen Vol 3, No 2 Dalam :
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=379598&val=8408&title=ANALISIS%20PENGARUH%20PELATIHAN,%20PENGEMBANGAN,%20DAN%20KOMPENSASI%20TERHADAP%20KINERJA%20KARYAWAN%20BANK%20MEGA%20KCP%20SERANG
diakses pada tanggal 28 September 2016.
[3] Ria Anggelina; Oey Hannes Widjaya.2015.Jurnal Ekonomi Vol 20, No 2
Dalam :
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=437250&val=7987&title=SISTEM%20DAN%20PROSEDUR%20PELATIHAN%20DAN%20PENGEMBANGAN%20TERHADAP%20KINERJA%20KARYAWAN%20BCA
diakses pada tanggal 28 September 2016.
[4] Anonim.2013.Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Dalam :
http://eprints.binadarma.ac.id/1592/1/PSIKOLOGI%20INDUSTRI%20MATERI%202.pdf
diakses pada tanggal 29 September 2016.
[5] Koharudin, M.2014.Pelatihan dan Pengembangan Karyawan dalam Manajemen
Sumber Daya Insani Dalam :
http://digilib.uinsby.ac.id/1126/3/Bab%202.pdf
diakses pada tanggal 29 September 2016.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.