I. PENDAHULUAN
Kinerja kerja seorang karyawan tidak selalu berada dalam kondisi yang
baik. Karena dalam proses bekerja kinerja seseorang dipengaruhi oleh beberapa
hal. Oleh karena itu perlu diketahui apa saja faktor-faktor yang mempermgaruhi
kualitas kinerja seorang karyawan. Beberapa faktor tersebut diantaranya: faktor
fasilitas kantor, faktor lingkungan kerja, faktor prioritas kerja, faktor
tunjangan dan faktor dari atasan pekerjaan.
II. PEMBAHASAN
PENGERTIAN DESAIN
PEKERJAAN
Desain
pekerjaan merupakan faktor yang penting dalam manajemen kinerja karena berhubungan langsung dengan
produktifitas kinerja dan juga berhubungan dengan tenaga kerja yang akan
melaksanakan kegiatan pekerjaan di perusahaan. Desain pekerjaan adalah suatu
alat untuk memotivasi dan memberi tantangan pada karyawan. Oleh karena itu
suatu perusahaan perlu memiliki suatu sistem kerja yang dapat menunjang
tercapainya tujuan perusahaan secara efektif dan efisien yang dapat memacu
karyawan untuk bekerja secara produktif, mengurangi timbulnya rasa bosan dan dapat
meningkatkan kepuasan kerja, desain pekerjaan terkadang digunakan untuk
menghadapi stress kerja yang dihadapi karyawan (Sulipan, 2000).
Tujuan dari
desain pekerjaan untuk mengatur penugasan kerja agar dapat memnuhi kebutuhan
perusahaan. Desain pekerjaan dibuat oleh perusahaan untuk mengatur tugas-tugas
yang tepat sasaran, memberikan tugas kepada orang dengan kemampuan dan
ketrampilan yang harus dimiliki untuk mengerjakan tugas tersebut demi mencapai
sasaran dari perusahaan.
UNSUR-UNSUR DESAIN PEKERJAAN
Desain
pekerjaan terdiri dari beberapa unsur yaitu: unsur organisasi, unsur lngkungan
dan unsur perilaku (Handoko,2000). Unsur organisasi memiliki kaitan erat dengan
desain pekerjaan yang efsien untuk mencapai output yang maksimum. Unsur
organisasi terdiri dari pendekatan mekanik, aliran kerja dan praktek kerja. Pendekatan
mekanik mengidentifikasi setiap tugas dalam suatu pekerjaan guna meminimalkan
waktu dan tenaga. Pendekatan ini lebih menekankan pada faktor efisiensi waktu,
tenaga, biaya dan latihan. Aliran kerja dipengaruhi oleh sifat komoditi yang
dihasilkan oleh suatu perusahaan untuk menentukan urutan dan keseimbangan
pekerjaan. Praktek kerja yaitu pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan,
berdasarkan kebiasaan yang berlaku dalam perusahaan.
Unsur lingkungan
yang mempengaruhi desain pekerjaan adalah tersedianya tenaga kerja yang
potensial, yang mempunyai kemampuan dan kualifikasi yang sesuai dengan
kebutuhan perusahaan. Sedangkan unsur perilaku perlu diperhitungkan dalam
mendesain pekerjaan. Unsur perilaku terdiri dari otonomi bertanggungjawab atas
apa yang dilakukan, variasi memperkaya pekerjaan bertujuan untuk menghilangkan
kejenuhan, identitas tugas untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan
pekerjaan, umpn balik atas pekerjaan yang telah dilakukan (Sondang, 2003).
PEDOMAN DALAM DESAIN PEKERJAAN
Dalam desain
pekerjaan terdapat hal-hal yang dijadikan pedoman yaitu identitas pekerjaan,
hubungan tugas dan tanggungjawab, dan standar wewenang pekerjaan, syarat kerja
dan ringkasan pekerjaan. Identitas pekerjaan merupakan jabatan pekerjaan yang
berisi nama pekerjaan. Bila pekerjaan tidak mempunyai identitas maka menurunkan
motivasi kerja karyawan dikarenakan kontribusi yang tidak nampak. Sedangkan
perincian tugas dan tanggungjawab secara nyata diuraikan secara terpisah agar
jelas dalam pelaksanaannya.
Standar
wewenang pekerjaan yaitu kewenangan dan standar pekerjaan yang harus dicapai oleh setiap karyawan harus
jelas. Karyawan diberikan wewenang untuk mengambil keputusan yang bertujuan
untuk menambah tanggungjawab. Hal ini akan cenderung meningkatkan perasaan
dipercaya dan dihargai sehingga meningkatkan motivasi bekerja untuk karyawan.
PERTIMBANGAN DALAM MENYUSUN DESAIN PEKERJAAN
Setiap
perusahaan mempunyai cara tersendiri untuk membuat desain pekerjaan bagi setiap
karyawannya sesuai dengan bagiannya masing-masing. Inti dalam membuat desain
pekerjaan adalah bagaimana membuat semua pekerjaan tersusun secara sistematis.
Desain pekerjaan membantu dalam menjelaskan pekerjaan apa yang harus
dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, berapa pekerjaannya dan bagaimana
ketentuannya (Sunarto,2005). Adapun hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam
menyusun desain pekerjaan adalah:
1. Perluasan
tugas meliputi pemberian tugas yang lebih besar dimana pekerjaan tambahan itu
memiliki tingkat kesulitan dan tanggungjawab yang setara dengan pekerjaan
semula. Perluasan pekerjaan membuat karyawan mempunyai tanggungjawab dan
wewenang yang lebih besar.
2. Pengayaan
tugas yaitu penambahan tugas dengan tanggungjawab yang lebih tinggi
3. Perputaran
tugas yaitu melakukan penukaran tugas antar pekerja secara periodik untuk
menghindari seseorang kerja secara monoton. Perputaran tugas ini memberikan
kesempatan kepada pekerja untuk memperbanyak pengalaman dan memungkinkan seseorang
pekerja untuk menggantikan pekerjaan lain yang tidak masuk
MANFAAT DESAIN PEKERJAAN
Desain
pekerjaan mutlak dimiliki oleh setiap perusahaan karena dalam desain pekerjaan
yang dilakukan adalah merakit sejumlah tugas menjadi sebuah pekerjaan agar pekerjaan
yang dilakukan menjadi terarah dan jelas. Berikut ini terdapat beberapa manfaat
dari adanya desain pekerjaan yang dimiliki oleh perusahaan (Sunarto, 2005) :
1. Efisiensi
operasional, produktivitas dan kualitas pelayanan menjadi optimal
2. Fleksibilitas
dan kemampuan melaksanakan proses kerja secara horizontal dan hirarki
3. Minat,
tantangan dan prestasi menjadi optimal
4. Tanggungjawab
tim ditetapkan sedemikian rupa sehingga bisa meningkatkan kerjasama dan
efektifitas tim
5. Integrasi
kebutuhan individu karyawan dengan kebutuhan perusahaan
KINERJA
Kinerja adalah
penampilan karya personil baik secara kuantitas dan kualitas dalam suatu
perusahaan. Kinerja dapat merupakan penampilan individu dan kelompok kerja
personil. Kinerja adalah apa yang dapat dikerjakan oleh seseorang sesuai dengan
bidang tugas dan fungsinya. Kinerja ditentukan oleh sikap, pengetahuan dan
keterampilan (Guilbert, 1977). Terdapat 3 variabel yang mempengaruhi perilaku
dan kinerja seseorang (Gibson, 1987) yaitu variabel individu, variabel psikologi,
dan variabel organisasi. Ketiga variabel tersebut mempengaruhi perilaku kerja
yang akhirnya akan berpengaruh pada kinerja personil. Perilaku yang berhubungan
dengan kinerja adalah yang berkaitan dengan tugas-tugas yang harus diselesaikan
untuk mencapai tujuan pekerjaan.
Variabel
individu dikelompokan menjadi variabel kemampuan dan keterampilan, latar
belakang dan demografis. Variabel kemampuan dan keterampilan merupakan faktor
utama yang mempengaruhi perilaku dan kinerja individu. Sedangkan variabe demografis
mempunyai efek tidak langsung pada perilaku dan kinerja individu.
Variabel
psikologi terdiri dari variabel persepsi, sikap kepribadian, dan motivasi.
Sedangkan variabel organisasi berefek tidak langsung terhadap perilaku dan
kinerja individu. Variabel organisasi digolongkan menjadi variabel sumber daya,
kepemimpinan, imbala, struktur organisasi, dan desain pekerjaan.
PENILAIAN KINERJA
Penilaian
kinerja adalah proses yang mengukur kinerja pegawai, pada umumnya mencakup
askep kualitatif dan kuantitas
(Simamora, 1999). Tujuan dari penilaian kinerja adalah menghasilkan informasi
yang akurat dan valid berkenaan dengan perilaku dan kinerja karyawan, juga
bertujuan untuk evaluasi dan pengembangan. Penilaian kinerja dapat dilakukan
melalui atasan kerja, rekan kerja atau diri sendiri dengan tingkat pencapaian,
inisiatif, loyalitas dan kerjasama dalam kelompok dan pengembangan diri. Dengan
adanya penilaian kerja juga dapat memudahkan untuk proses pemberian imbalan
bagi karyawan, mengidentifikasi karyawan untuk mendapat promosi dan pelatihan
demi pertumbuhan kinerja karyawan.
III. KESIMPULAN
Berdasarkan
pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa desain kerja sangat mempengaruhi
kinerja seorang karyawan dalam perusahaan. Seorang karyawan untuk dapat bisa menghasilkan
kinerja yang baik dalam bekerja dipengaruhi oleh beberapa hal salah satunya
yaitu desain kerja. Dimana desain kerja merupakan faktor penting untuk
meningkatkan produktivitas kerja dan profit perusahaan. Dengan adanya desain
kerja maka karyawan akan termotivasi dalam bekerja sehingga menunjang
produktivitas kerja yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Handoko, T. Hani. 2000. Manajemen
Personalia dan Sumberdaya Manusia, Edisi II, Cetakan 14. Yogyakarta : BPFE.
Gibson, James, L., et al. 1987. Organisasi dan Manajemen : Perilaku, Struktur, Proses. Jakarta :
Binarupa Aksara.
Guilbert, JJ. 1977. Educational
Handbook for Health Personil. Genewa : WHO.
Siagian, Sondang P. 2003. Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta : Rineka Cipta.
Simamora, Henry. 1999. Manajemen
Sumber Daya Manusia, Edisi ke-2 Cetakan ke-2. Yogyakarta: Bagian Penerbitan
STIE YKPN.
Sulipan. 2000. Manajemen
Karyawan. Yogyakarta : Tugu.
Sunarto. 2005. Manajemen
Karyawan. Yogyakarta : Amus.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.