A.
Pengertian dan Tujuan Job design
Desain
pekerjaan atau job design merupakan salah satu faktor pendorong keberhasilan
produktivitas organisasi dan merupakan faktor penting dalam manajemen terutama
manajemen operasi karena selain berhubungan dengan produktifitas juga
menyangkut tenaga kerja yang akan melaksanakan kegiatan operasi perusahaan.
Desain pekerjaan adalah suatu alat untuk memotivasi dan memberi tantangan pada
karyawan. Oleh karena itu perusahaan perlu memiliki suatu sistem kerja
yang dapat menunjang tercapainya tujuan perusahaan secara efektif dan efisien
yang dapat merangsang karyawan untuk bekerja secara produktif, mengurangi
timbulnya rasa bosan dan dapat meningkatkan kepuasan kerja, desain pekerjaan
terkadang digunakan untuk menghadapi stress kerja yang dihadapi karyawan (Sulipan,2000)
dalam (Andhika 2014).
Herjanto,
2001 dalam Bramantyo dkk, 2015 menjelaskan bahwa desain pekerjaan adalah rincian
tugas dan cara pelaksanaan tugas atau kegiatan yang mencakup siapa yang mengerjakan
tugas, bagaimana tugas itu dilakukan, dimana tugas dikerjakan dan bagaimana
tugas itu dilaksanakan. Sehingga desain pekerjaan merupakan fungsi penetapan
kegiatan-kegiatan individu atau kelompok karyawan dalam wadah organisasi.
Dengan kata lain, desain jabatan sebagai sistem kerja yang dapat menunjang tercapainya
tujuan perusahaan secara efektif dan efisien.
Tujuan dari desain
pekerjaan yaitu mengatur pekerjaan-pekerjaan yang dibutuhkan organisasi, dan
digunakan untuk memotivasi dan menciptakan peluang kepada individu pemegang
jabatan untuk mencapai kinerja yang lebih baik dan memperoleh kepuasan kerja.
B. Teknik
Job Design
Teknik Desain Pekerjaan
Menurut Simamora (2004) dalam Bramantyo dkk (2015) teknik-teknik desain
pekerjaan dapat dilakukan dengan cara :
1.
Simplikasi pekerjaan
Simplikasi
pekerjan merupakan suatu teknik desain pekerjaan yang mengarah kepada pekerjaan
yang sangat terspesialisasi. Ini berarti pekerjaan disederhanakan atau
dipecah-pecah menjadi bagian terkecil, biasanya terdiri dari beberapa operasi.
Pekerjaan dapat dilakukan secara bersama-sama sehingga pekerjaan dapat
dikerjakan secara lebih cepat. Resiko simplikasi pekerjaan adalah bahwa
pekerjaan-pekerjaan bisa menjadi terspesialisasi sehingga menimbulkan kebosanan
yang tinggi.
2.
Job
Rotation
Job rotation (perputaran
kerja) merupakan bentuk awal dari perancangan kerja (job design). Perputaran kerja (job
rotation ) merupakan perubahan kerja secara berkala, dari satu tugas yang
sederhana, ke tugas – tugas yang lain.
a)
Kelebihan job
rotation
Kelebihan dari job rotation antara lain adalah mengurangi rasa kebosanan
dan kemotononan bagi pekerja dalam mengerjakan tugas – tugasnya.
b) Kekurangan job
rotation
Dalam penerapannya, job rotation dinilai masih
memiliki beberapa kekurangan, antara lain:
(1) Kemampuan
setiap pekerja berbeda. Seorang pekerja hanya bisa menguasai satu jenis
pekerjaan saja pada saat itu saja.
(2)
Apabila ada kekosongan pekerja pada
suatu pekerjaan, pekerja lain tidak bisa mengganti, dikarenakan pekerja lainnya
hanya menguasai satu jenis pekerjaan di waktu tersebut, akibatnya proses
produksi terputus di tengah jalan.
3.
Job
enlargement (Perluasan pekerjaan)
Perluasan pekerjaan dapat diartikan memberikan tugas
tambahan kepada pekerja pada tingkat yang sama, jadi meningkatkan jumlah
pekerjaan yang mereka lakukan. Perluasan
pekerjaan bersifat horizontal, maksudnya pemekaran pekerjaan ditujukan kepada
pekerjaan-pekerjaan yang sederajat yang masih mempunyai kesamaan fungsi, tugas
dan tanggung jawabnya.
a)
Kelebihan job
enlargement
Kelebihan job
enlargement antara lain adalah dapat meningkatkan perputaran waktu kerja
juga mengurangi pengulangan dan kemotononan bagi pekerja dalam mengerjakan
tugas – tugasnya.
b) Kekurangan job
enlargement.
Dalam penerapannya, job enlargement dinilai masih memiliki beberapa kekurangan,
diantara kekurangan tersebut adalah:
1)
Pekerja tidak paham tentang arti dari
pekerjaannya serta manfaat dan tujuan dia melakukan pekerjaan tersebut.
2)
Pekerja tidak bisa ikut serta dalam
merencanakan, mengatur, dan mengontrol tugas – tugas yang dia lakukan.
3)
Banyak karyawan yang
tidak merasakan pemekaran pekerjaan sebagai menambah keragaman pekerjaan, namun
malahan sebagai tambahan pekerjaan yang harus mereka selesaikan.
4.
Job Enrichment ( Pemerkayaan Pekerjaan)
Teori
motivasi Herzberg dalam menjelaskan bahwa untuk memotivasi karyawan, jabatan
perlu diperkaya (enriched) sehingga
memberi kesempatan untuk: penghargaan (achievement), pengakuan (recognition), tanggung
jawab (responsibility), kemajuan (advancement), dan pertumbuhan (growth). Job enrichment merupakan kombinasi beberapa aktifitas dari
penampang vertikal dari organisasi menjadi satu pekerjaan untuk memfasilitasi
karyawan dengan tanggung jawab dan otonomi lebih, serta peningkatan kerja yang
lebih mendalam.
a)
Keuntungan Job Enrichment
Job enrichment sangat berguna baik bagi para
pekerja maupun bagi organisasi. Dan beberapa keuntungan job enrichment
tersebut antara lain:
1.
Para pekerja mendapat penghargaan,
pengakuan aktualisasi diri.
2.
Para pekerja merasa bahwa ia merupakan
bagian / milik dari organisasi.
3.
Para pekerja menemukan pekerjaan yang
berarti.
4.
Job enrichment
menurunkan jumlah ketidak hadiran, pergantian kerja dan keluhan – keluhan..
5.
Memotivasi para pekerja unuk memberikan
performa / kinerja terbaiknya.
b)
Kelemahan Job Enrichment
Kelemahan atau
kekurangan atau batasan job enrichment antara lain:
1. Dalam
banyak kasus, job enrichment tidak memberikan hasil yang diharapkan.
2.
Membuat banyak perubahan dalam
pekerjaan. Banyak pekerja yang menentang.
3.
Memiliki kegunaan yang terbatas bagi
para manajer dan profesional / para ahli yang sangat terampil. hal ini di
karenakan pekerjaan mereka memang telah menantang.
4.
Persetujuan dari para pekerja tidak di
ambil sebelum melaksanakan job enrichment.
5.
Para manajer memaksa para pekerja untuk
menerima job enrichment, dan hal ini sangatlah tidak baik.
C.
Elemen-elemen
Job Design
Desain perkerjaan haruslah dirancang
dengan sebaik mungkin dengan mempertimbangkan elemen-elemen yang mempengaruhi
desain pekerjaan. Berikut elemen-elemen menurut Handoko, 1987 dalam Bramantyo
dkk :
a. Elemen-elemen
Organisasional
Elemen-elemen organisasional pada desain
pekerjaan bersangkutan dengan efisiensi. Pekerjaan-pekerjaan yang dirancang
secara efisien mendorong karyawan yang mampu dan termotivasi untuk mencapai
keluaran maksimal. Bila karyawanbekerja berulang-ulang, sampai batas tertentu
tingkat keluaran biasanya lebih tinggi. Berikut uraian elemen-elemen
organisasional dalam desain pekerjaan:
a.
Pendekatan
Mekanistik
Berupaya untuk mengidentifikasikan setiap
tugas dalam suatu pekerjaan agar tugas-tugas dapat diatur untuk meminimumkan
waktu dan tenaga para karyawan. Setelah identifikasi tugas selesai, sejumlah
tugas dikelompokkan menjadi suatu pekerjaan. Hasilnya adalah spesialisasi
b.
Aliran
Kerja
Aliran kerja dalam suatu organisasi sangat
dipengaruhi oleh sifat produk atau jasa. Produk atau jasa biasanya menentukan
urutan dan keseimbangan pekerjaan-pekerjaan.
c.
Praktek-praktek
Kerja
Merupakan cara-cara pelaksanaan kerja yang
ditetapkan. Metode-metode ini bisa terbentuk dari tradisi, atau kesepakatan
kolektip para karyawan, atau bagian kontrak (perjanjian) kerja serikat karyawan
manajemen. Hal ini mengurangi fleksibilitas departemen personalia dalam
merancang pekerjaan-pekerjaan.
b. Elemen-elemen
Lingkungan
Seperti dalam hampir semua kegiatan
personalia, para perancang pekerjaan tidak dapat mengabaikan pengaruh
lingkungan eksternal. Elemen-elemen lingkungan pokok dalam perancangan
pekerjaan-pekerjaan adalah kemampuan dan tersedianya para karyawan potensial,
dan pengharapan-pengharapan sosial.
a.
Kemampuan
dan Tersedianya Karyawan
Pertimbangan efisiensi harus diselaraskan
dengan kemampuan dan tersedianya karyawan yang akan melaksanakan pekerjaan.
b.
Berbagai
Pengharapan Sosial
Desain pekerjaan juga dipengaruhi oleh
pengharapan masyarakat. Disamping itu, para karyawan yang semakin berpendidikan
mempunyai pengharapan yang lebih tinggi dalam kualitas kehidupan kerja.
Meskipun aliran dan praktek-praktek kerja mungkin menyarankan suatu desain
pekerjaan tertentu, pekerjaan harus memenuhi harapan-harapan para karyawan.
c. Elemen-
elemen Keperilakuan
Ada beberapa elemen keperilakuan yang perlu
dipertimbangkan dalam desain pekerjaan, yaitu:
a.
Otonomi
Yang berarti mempunyai tanggung jawab atas
apa yang dilakukan. Pekerjaan-pekerjaan yang memberikan kepada para karyawan
wewenang untuk mengambil keputusan-keputusan, berarti menambah tanggung jawab,
akan cenderung meningkatkan perasaan dipercaya dan dihargai. Kurangnya otonomi
akan menyebabkan karyawan menjadi apatis atau menurun prestasi kerjanya.
b.
Variasi
Kurangnya variasi pekerjaan bisa menyebabkan
kebosanan. Dan selanjutnya, kebosanan menimbulkan kelelahan, dan kelelahan
mengakibatkan kesalahan-kesalahan.
c.
Identitas
Tugas
Bila pekerjaan-pekerjaan tidak mempunyai
identitas, para karyawan tidak akan atau kurang merasa bertanggung-jawab dan
mungkin kurang bangga dengan hasil-hasilnya. Ini berarti kontribusi mereka
tidak tampak, sehingga kepuasan kerja bisa menurun.
d.
Umpan
Balik
Bila pekerjaan-pekerjaan memberikan umpan-balik
tentang seberapa baik pelaksanaan pekerjaan, maka karyawan akan mempunyai
pedoman atau motivasi untuk melaksanakan dengan lebih baik.
D. Manfaat
Job Design
Desain
pekerjaan mutlak dimiliki oleh setiap perusahaan karena dalam desain pekerjaan
yang dilakukan adalah merakit sejumlah tugas menjadi sebuah pekerjaan agar
pekerjaan yang dilakukan menjadi terarah dan jelas. Berikut adalah manfaat job design adalah sebagai berikut:
a. Job
design diadakan dengan maksud “to increase motivation of
individual and work performance;”
b. Pekerjaan
(Job) merupakan fondasi untuk produktivitas organisasi dan kepuasan
karyawan. Sehingga, job design tidak dapat dipisahkan dengan masalah
produktivitas organisasi dan kepuasan kerja karyawan.
c. Karakteristik
pekerjaan yang dicermati dalam job design sedikit banyak
Berpengaruh
kepada kinerja karyawan. Job design mempengaruhi produktivitas dan quality
of working life. Job design juga menempati posisi sentral yang
mempertemukan karyawan dengan organisasi/perusahaan tempat mereka bekerja.
d. Job
design yang buruk atau pekerjaan yang dirancangbangun
dengan buruk akan mengakibatkan produktivitas rendah, employee turnover,
absenteeism, keluhan ketidakpuasan karyawan, sabotase, pemogokan
karyawan, pengunduran diri, dan masalah lain-lain
e. Job
design mengintegrasikan substansi pekerjaan (job
content), kualifikasi dan imbalan untuk masing-masing pekerjaan sesuai
kepentingan karyawan dan organisasi.
f.
Design pekerjaan seringkali menjadi
kunci penting yang memastikan karyawan termotivasi atau sebaliknya.
Daftar Pustaka
Irrineayu.
2015. “Job Design : Pengertian, Tujuan, Unsur, Metode, dan Faktor Penentu”.
https://irrineayu.wordpress.com/2015/04/03/job-design-pengertian-tujuan-unsur-metode-dan-faktor-penentu/. Diakses tanggal 04 Oktober 2016.
Hadi, Andhika. 2014.”Desain Pekerjaan”. http://muhammad25b055.blogspot.co.id/2014/10/desain-pekerjaan.html. Diakses tanggal 04 Oktober 2016.
Aji, Bramantyo, Alifiani Krisna Ayu, Arsya Fajar Kurniawan,
dan M. Rizky Setiawan. 2015. “Mendesain Jabatan”. http://herususilofia.lecture.ub.ac.id/files/2015/03/Mendesain-Jabatan-Kel-1-FIX.pdf.
Diakses tanggal 05 Oktober 2016
Rahajeng. 2014. “Desain Pekerjaan Manajemen Sumber Daya Manusia”. http://rahajeng25b025.blogspot.co.id/2014/10/desain-pekerjaan.html. Diakses tanggal 05 Oktober 2016.
Anonim. 2012. “MSDM kel. 03” https://ikma10fkmua.files.wordpress.com/2012/03/isi-fixx.doc.
Diakses tanggal 05 Oktober 2016.
Ayo Cobain Sensasi Bermain Promo Freechip Tanpa Deposit... Join Disini Sekarang Kumpulan Berbagai Macam Permainan Taruhan Online Terbaik, Kunjungi Website Kami Di Klik Disini dan Dapatkan Bonus Terbaru 8X 9X 10X win klik disini untuk mendapatkan akun Sabung Ayam anda dan Bonus Berlimpah.
ReplyDelete