Monday, May 15, 2023

Kuis 8 Membangun Budaya Organisasi yang Kuat: Kunci Kesuksesan Perusahaan

 Oleh: Nopi Febriani (@AA17-Nopi)

A. Pengertian budaya organisasi

Budaya organisasi dapat didefinisikan sebagai perangkat system nilai-nilai (values), keyakinan – keyakinan, asumsi-asumsi atau norma-norma yang telah lama berlaku, disepakati, dan diikuti oleh para anggota suatu organisasi sebagai perilaku dan pemesahan masalah –masalah organisasinya. Dalam budaya organisasi terjadi sosialisasi nilai-nilai dan menginternalisasi dalam diri para anggota, menjiwai orang per orang di dalam organisasi. Dengan demikian, maka budaya organisasi merupakan jiwa organisasi dan jiwa para anggota organisasi (Kilmann, dkk dalam Sutrisno, 2015). Budaya yang kuat dapat menjadi faktor penentu keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan dan menghadapi perubahan.

Budaya organisai dalam kusdi, 2011, terdapat pendekatan yang bisa digunakan guna melihat lebih dalam mengenai budaya organisasi, yaitu pendekatan simbolik interpretif dan pendekatan fungsional.

Pendekatan simbolik-interpretif merupakan pendekatan yang menunjukkan bahwa symbol merupakan inti kehidupan kultural dalam sebuah kelompok atau organisasi. Pendekatan simbolik – interpretif memiliki keyakinan bahwa penggunaan symbol dan interpretasinya adalah cara utama untuk para anggota organisasi menciptakan dan mempertahankan kulturnya. Pada pendekatan ini meyakini bahwa symbol dalam hal ini perilaku, mampu membuat anggota organisasi memiliki kinerja lebih baik dan pada akhirnya membantu organisasi memiliki kinerja yang baik.

Pendekatan fungsionalis. Aliran ini dikembangkan pertama kali karena terdapat perdebatan mendasar mengenai sudut pandang antar kedua pendekatan. Pandangan ini berangkat dari kesadaran bahwa organisasi pada dasarnya menghadapi dua pemasalahan pokok yang menentukan kelangsungan hidup organisasi, yaitu (1). Bertahan dan beradaptasi dengan lingkungan eksternalnya; (2) mengintegrasikan proses-proses internalnya sedemikian rupa untuk menjamin keutuhan sebagai kelompok. (Schein dalam Kusdi, 2011).

B. Tiga sudut pandang tentang budaya organisasi

  1. Budaya organisasi merupakan produk konteks pasar ditempat organisasi beroprasi.
  2. Budaya organisasi merupakan produk struktur dan fungsi yang ada dalam organisasi.
  3. Budaya organisasi merupakan produka sikap orang-orang dalam pekerjaan sebagak perjanjian psikologis anatara individu dengan organisasi.

C. Fungsi Budaya Organisasi

Budaya organisasi mempunyai fungsi-fungsi tertentu yang dapat mengarah pada perbaikan kinerja organisasi secara keseluruhan. Adapun fungsi budaya organisasi adalah sebagai berikut :

  1. Budaya memiliki peran sebagai pembeda antar satu organisasi dengan organisasi yang lain.
  2. Budaya organisasi memberikan identitas bagi anggota organisasi.
  3. Budaya organisasi mampu mempermudah munculnya komitmen organisasi bagi para anggotanya. 

Pada beberapa literatur, dikatakan bahwa budaya organisasi mampu membentuk kepercayaan, tingkah laku, cara melakukan sesuatu dan cara memecahkan masalah bagi semua anggota organisasi.

D. Nilai-nilai dalam budaya organisasi

Miller (1984) menyatakan ada delapan nilai primer dalam budaya organisasi yang masih relevan saat ini, yaitu :

1) Asas tujuan

Perusahan yang berhasil adalah perusahan yang menetapkan tujuannya untuk menghasilkan produk dan jasa yang memiliki manfaat bagi pelanggannya, dan yang dapat memiliki manfaat kepada pelanggannya, dan membangkitkan semangat serta motivasi kerja para karyawannya.

2) Asas konsensus

Suatu perusahaan yang sukses di masa depan ialah yang pemimpinnya berhasil membuat kearifan kolektif dalam membuat keputusan, yaitu keputusan bersama yang dibuat sebaik mungkin.

3) Asas keunggulan

Keunggulan merupakan semangat yang menguasai kehidupan dan jiwa seseorang atau perusahaan. Keinginan atau motivasi keunggulan adalah proses yang tidak pernah berakhir dan dapat memberikan kepuasan tersendiri.

4) Asas kesatuan

Kita semua adalah pekerja, tetapi juga manajer. Begitu juga sebaliknya. Untuk menciptakan persatuan dan kesatuan, tidak lagi terpecah-pecah dalam kelas-kelas secara tradisional.

5) Asas prestasi

Hukum utama bagi perilaku manusia ialah bahwa perilaku merupakan fungsi dari konskuensi-konsekuensinya dan perilaku yang dihargai akan meningkatkan prestasi. 

6) Asas empiris

Keberhasilan perusahaan di masa datang dan juga saat ini tergantung pada kemampuan untuk berpikir realistic, jelas, kritis dan kreatif. Untuk itu, diperlukan data nyata atas dasar empiris, sepanjang waktu yang perlu diketahui dan dilihat oleh para karyawan.

7) Asas keakraban

Keakraban adalah kemampuan berbagi rasa dengan cara yang utuh dan penuh percaya, yang pada gilirannya akan memberikan pengahrgaan yang tulus dan penuh perhatian mengenai kepentingan-kepentingan pribadi yang bersangkutan.

8) Asas integrasi

Kepemimpinan itu membutuhkan pengikut. Pengikut mengikuti pemimpinnya, atau bawahan mengikuti atasannya, akrena yakin bahwa Langkah-langkah yang dilakukan oleh pemimpin atau atasannya benar.

E. Pentingnya Memahami Budaya Organisasi

Pemahaman yang mendalam tentang budaya organisasi sangat penting bagi setiap individu yang terlibat dalam suatu perusahaan. Budaya organisasi mencerminkan nilai-nilai, norma, keyakinan, dan perilaku yang diterima dan dipraktikkan oleh anggota organisasi. Dengan memahami budaya organisasi, individu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja yang ada, memahami harapan perusahaan terhadap karyawan, dan berkontribusi secara efektif dalam mencapai tujuan bersama.

Selain itu, pemahaman tentang budaya organisasi juga memungkinkan individu untuk menyesuaikan perilaku dan keputusan mereka dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh perusahaan. Budaya organisasi yang kuat dapat membentuk identitas perusahaan, mempengaruhi keputusan strategis, serta memengaruhi hubungan dan interaksi antar karyawan. Dengan memahami budaya organisasi, individu dapat menghindari konflik atau ketidaksesuaian dengan nilai-nilai yang dianut oleh perusahaan, sehingga menciptakan harmoni dan kolaborasi yang lebih baik di tempat kerja.

Selain itu, pemahaman yang baik tentang budaya organisasi juga dapat mempengaruhi motivasi dan keterlibatan karyawan. Ketika karyawan merasa cocok dan sesuai dengan budaya perusahaan, mereka lebih cenderung merasa termotivasi untuk berkontribusi secara maksimal. Mereka merasa dihargai dan diakui karena berperan aktif dalam menciptakan lingkungan kerja yang sejalan dengan budaya organisasi. Dalam jangka panjang, hal ini dapat meningkatkan produktivitas dan kinerja perusahaan secara keseluruhan.

F. Karakteristik Budaya Organisasi

Robbins dalam sutrisno 2010 menyatakan ada 10 karakteristik kunci yang merupakan inti dari budaya organisasi, yaitu:

  1. Member identity, yaitu identitas anggota dalam organisasi secara keseluruhan, dibandingkan dengan identitas dalam kelompok kerja atau bidang profesi masingmasing.
  2. Group emphasis, yaitu seberapa besar aktivitas kerja bersama lebih ditekankan dibandingkan kerja individual.
  3. People focus, yaitu seberapa jauh keputusan manajemen yang diambil untuk mempertimbangkan keputusan tersebut terhadap anggota organisasi.
  4. Unit integration, yaitu seberapa jauh unit-unit di dalam organisasi dikondisikan untuk beroperasi secara bersama-sama.
  5. Control, yaitu seberapa banyak aturan, peraturan dan pengawasan langsung yang digunakan untuk mengawasi dan mengendalikan perilaku karyawan.
  6. Risk tolerance, yaitu besarnya dorongan terhadap karyawan untuk lebih agresif, inovatif dan berani mengambil risiko.
  7. Reward criteria, yaitu seberapa besar imbalan dialokasikan sesuai dengan kinerja karyawan, dibandingkan alokasi berdasarkan senioritas, favoritism atau faktor yang bukan kinerja.
  8. Conflict tolerance, yaitu seberapa besar karyawan di dorong untuk terbuka terhadap konflik dan kritik.
  9. Means ends orientation, yaitu seberapa besar manajemen lebih menekankan pada penyebab atau hasil dibandingkan pada teknik dan proses yang digunakan untuk mengembangkan hasil.
  10. Open system focus, yaitu seberapa besar pengawasan organisasi dan respons yang diberikan untuk mengubah lingkungan eksternal.
F. Manfaat Budaya Organisasi
  1. Membatasi peran yang membedakan antara organisasi yang satu dengan yang lain
  2. Menimbulkan rasa memiliki identitas bagi para anggota organisasi
  3. Mementingkan tujuan bersama bagi para anggota organisasi
  4. Menjaga stabilitas organisasi
G. Strategi Membangun dan Mempertahankan Budaya Organisasi yang Kuat
Budaya organisasi yang kuat menjadi fondasi yang penting bagi kesuksesan perusahaan. Berikut ini adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan:
  • Artikulasikan Nilai dan Tujuan: Nilai-nilai inti dan tujuan perusahaan harus jelas dan dikomunikasikan dengan baik kepada seluruh anggota organisasi. Ini membantu membangun fondasi yang kuat dan mengarahkan tindakan individu sesuai dengan visi dan misi perusahaan.
  • Contoh dari Pimpinan: Pimpinan perusahaan harus menjadi contoh yang baik dalam mempraktikkan nilai-nilai organisasi. Tindakan dan perilaku mereka menjadi acuan bagi seluruh anggota tim. Pimpinan yang konsisten dan autentik dalam memperlihatkan budaya organisasi akan menginspirasi karyawan lainnya untuk mengikuti jejak yang sama.
  • Rekrutmen dan Seleksi yang Tepat: Dalam proses rekrutmen dan seleksi, perusahaan harus memperhatikan nilai-nilai dan budaya organisasi sebagai salah satu kriteria penilaian. Memilih individu yang sejalan dengan budaya organisasi dapat membantu mempertahankan konsistensi nilai dan perilaku di seluruh organisasi.
  • Pembinaan dan Pelatihan: Pembinaan dan pelatihan berperan penting dalam membentuk dan memperkuat budaya organisasi. Melalui pelatihan, karyawan dapat memahami nilai-nilai perusahaan, belajar bagaimana menerapkannya dalam pekerjaan sehari-hari, dan mengembangkan keterampilan yang mendukung budaya tersebut.
  • Penghargaan dan Pengakuan: Mengakui dan menghargai karyawan yang menunjukkan perilaku dan kontribusi yang sejalan dengan budaya organisasi adalah langkah penting dalam mempertahankan budaya yang kuat. Penghargaan dapat berupa pujian, penghargaan formal, atau kesempatan pengembangan karier yang lebih lanjut.
  • Komunikasi yang Terbuka dan Transparan: Komunikasi yang terbuka dan transparan memungkinkan seluruh anggota organisasi untuk memahami dan berpartisipasi dalam pengembangan budaya organisasi. Informasi yang disampaikan dengan jelas dan terbuka membantu membangun kepercayaan dan keterlibatan karyawan.
  • Fleksibilitas dalam Perubahan: Dalam lingkungan yang terus berubah, perusahaan harus memiliki fleksibilitas dalam mempertahankan budaya organisasi yang kuat. Budaya yang kuat tetap relevan dengan nilai inti, tetapi juga mampu beradaptasi dengan perubahan eksternal dan kebutuhan organisasi.


DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Atep Afia dan Umi Nurul S. (2022). Urgensi Budaya Organisasi Dalam Tumbuh-Kembangnya Perusahaan. Jakarta : Kang Atep Afia Channel Youtube. Dalam https://youtu.be/0c8046nCyts (diakses pada 15 Mei 2023).
Kamaroellah, R. Agoes.(2014). Pengantar Budaya Organisasi: Konsep, Strategi Implementasi dan Manfaat. Surabaya: Pustaka Radja. 
Kusdi. (2011). Budaya Organisasi : Teori, Penelitian dan Praktik. Jakarta : Salemba Empat.
Sutrisno, Edy. (2010). Budaya Organisasi. Jakarta: Prenadamedia Group.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.