Abstrak
Motivasi kerja memiliki peran yang
signifikan dalam mempengaruhi karyawan dan output sumber daya manusia (SDM)
dalam berbagai aspek. Faktor-faktor motivasi kerja, baik intrinsik maupun
ekstrinsik, memiliki pengaruh yang kuat terhadap keinginan dan dedikasi
karyawan untuk mencapai tujuan organisasi. Motivasi kerja yang tinggi dapat
meningkatkan produktivitas, kualitas kerja, kepuasan kerja, dan retensi
karyawan, sementara kurangnya motivasi dapat menyebabkan penurunan
produktivitas, absensi yang tinggi, dan ketidakberhasilan dalam mencapai tujuan
organisasi. Oleh karena itu, manajemen organisasi perlu memahami faktor-faktor
yang memengaruhi motivasi kerja dan bagaimana hal tersebut berdampak pada
karyawan dan pencapaian tujuan organisasi. Dengan menciptakan lingkungan kerja
yang mendukung, memberikan pengakuan, tanggung jawab yang jelas, peluang
pengembangan, dan imbalan yang adil, organisasi dapat meningkatkan motivasi
kerja karyawan, memperoleh produktivitas yang lebih tinggi, retensi yang baik,
dan kesuksesan jangka panjang.
Kata kunci: Motivasi kerja, SDM, organisasi
Abstract
Work motivation has a significant role
in influencing employees and the output of human resources (HR) in various
aspects. Factors of work motivation, both intrinsic and extrinsic, have a
strong influence on the desire and dedication of employees to achieve
organizational goals. High work motivation can increase productivity, work
quality, job satisfaction, and employee retention, while a lack of motivation
can lead to decreased productivity, high absenteeism, and failure to achieve
organizational goals. Therefore, organizational management needs to understand
the factors that influence work motivation and how it impacts employees and the
achievement of organizational goals. By creating a supportive work environment,
providing recognition, clear responsibilities, development opportunities and
fair rewards, organizations can improve employee motivation, achieve higher productivity,
good retention and long-term success.
Keywords: work motivation, HR, organization
I. Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Menurut
Hasibuan (2016) Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan
gairah kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan berintegrasi
dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan yang diinginkan. Motivasi
kerja dapat berdampak langsung pada output SDM dalam berbagai aspek. Ketika
karyawan merasa termotivasi, mereka cenderung lebih bersemangat, berdedikasi,
dan berkomitmen untuk mencapai tujuan organisasi. Motivasi yang tinggi juga
dapat meningkatkan kepuasan kerja, loyalitas, dan retensi karyawan.
Di sisi
lain, kurangnya motivasi kerja dapat menyebabkan penurunan produktivitas,
peningkatan absensi, dan kecenderungan untuk mengabaikan tanggung jawab
pekerjaan. Karyawan yang tidak termotivasi mungkin merasa kurang terlibat,
kurang antusias, atau kurang berorientasi pada pencapaian tujuan organisasi.
Oleh
karena itu, penting bagi manajemen organisasi untuk memahami faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi kerja karyawan dan bagaimana hal tersebut berdampak pada
output SDM.
B.
Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah yang dapat penulis ambil, yaitu:
1.
Apa faktor yang
memengaruhi motivasi kerja?
2.
Mengapa motivasi kerja
diperlukan dalam organisasi?
3.
Bagaimana dampak dari
motivasi kerja?
C.
Tujuan
Adapun tujuan
yang dapat penulis ambil, yaitu:
1.
Dapat mengetahui faktor yang
memengaruhi motivasi kerja.
2.
Dapat memahami alasan motivasi
kerja diperlukan dalam organisasi.
3.
Dapat mengerti dampak dari
motivasi kerja
D.
Metodologi
Metodologi yang digunakan
dalam penulisan artikel ini adalah studi literatur/tinjauan pustaka dan review
video. Data diperoleh melalui pencarian artikel ilmiah dan literatur terkait
dari Google Scholar dan sumber-sumber online lainnya, seperti jurnal ilmiah,
buku, dan dokumen-dokumen terkait.
II. Tinjauan Pustaka
A.
Motivasi kerja
Motivasi Kerja Menurut Dhian Gering
(2017) motivasi berkaitan dengan usaha dan dorongan yang timbul dari dalam diri
seseorang yang dimana dilakukan untuk memenuhi semua tujuan yang diinginkan
oleh seseorang sehingga mencapai ke arah tujuan yang ditujukan. Karyawan yang
memiliki motivasi dalam bekerja akan membantu hasil kinerja dari karyawan
tersebut. Teori ERG dalam Gunawan (2015) menyebutkan ada tiga hal kategori
kebutuhan individu, yaitu eksistensi (existence), keterhubungan (relatedness),
dan pertumbuhan (growth). Teori ini mengemukakan kebutuhan manusia menjadi tiga
kelompok yaitu : (1) kebutuhan eksistensi ini untuk kebutuhan dalam bertahan
hidup, kebutuhan fisik; (2) kebutuhan keterhubungan adalah kebutuhan untuk berhubungan
dengan kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain; (3) kebutuhan
pertumbuhan adalah kebutuhan yang berhubungan dengan pengembangan diri untuk
menjadi produktif dan kreatif. Kesimpulan motivasi seseorang dapat dilihat dari
kebutuhan hidup yang dimulai mencari kebutuhan yang lebih tinggi. Kuatnya
keinginan memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi apabila kebutuhan yang lebih
rendah telah dipuaskan.
III. Pembahasan
Menurut
Purwanto dkk (2020), mengemukakan motivasi ada 2 faktor, yaitu:
a. Faktor
Intrinsik
Faktor intrinsik adalah
faktor yang berasal dari dalam diri seorang pegawai yang mendorong untuk
berprestasi. Faktor intrinsik diantaranya; Prestasi (achievement), pengakuan
(recognition), pengembangan potensi individu (advancement), tanggung jawab
(responsibility), pada bagian berikut ini diuraikan aspek-aspek tersebut diatas
berdasarkan hasil telaah dokumentasi, hasil pengamatan di lapangan serta hasil
wawancara.
1) Prestasi
Prestasi merupakan capaian yang diraih di dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya, masing-masing atas kecakapan, usaha, dan
kesempatan yang dimiliki oleh pegawai. Prestasi pegawai, merupakan hasil kerja
yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi,
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka mencapai
tujuan organisasi.
2) Pengakuan
Pengakuan merupakan keadaan seseorang yang ingin
diakui keberadaannya dan pengakuan yang diberikan oleh pimpinan di tempat
mereka bekerja, baik pengakuan atas status maupun hasil kerja yang telah
dicapai dengan berbagai cara yaitu; Langsung menyatakan keberhasilan di tempat
pekerjaannya, lebih baik dilakukan sewaktu ada orang lain, surat penghargaan,
memberi hadiah berupa uang tunai, memberikan medali, surat penghargaan dan
hadiah uang tunai, memberikan kenaikan gaji promosi.
3) Tanggung
jawab
Tanggung Jawab dapat diartikan dimana pegawai dapat
menyelesaikan seluruh pekerjaannya sesuai dengan aturan dan instruksi yang
telah diberikan dengan baik.
4) Pengembangan
potensi individu (advancement)
Pengembangan potensi individu merupakan peluang yang
dimiliki pegawai untuk maju dan berkembang dalam pekerjaannya, seperti kenaikan
jabatan, promosi, dan lain-lain. Pengembangan potensi individu terutama terkait
penggunaan
b. Faktor
Ekstrinsik
Faktor ekstrinsik adalah
faktor yang timbul dari luar diri pegawai yang mampu mempengaruhi motivasi
kerja seseorang pegawai, faktor ekstrinsik antara lain:
1) Gaji
Gaji merupakan suatu bentuk imbalan yang diberikan
berupa uang atas hasil kerja pegawai. Pemberian gaji yang baik harus
disesuaikan dengan beban kerja pegawai itu sendiri. Pemberian upah/gaji untuk
memenuhi kebutuhan fisik minimal maupun kebutuhan hidup minimal.
2)
Pemimpin
Motivasi dalam organisasi salah satunya berasal dari
pemimpin. Karena suatu organisasi akan berhasil atau bahkan gagal sebagian
ditentukan oleh pemimpin. Suatu ungkapan yang mengatakan bahwa pemimpinlah yang
bertanggung jawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan, merupakan
ungkapan yang mendudukan posisi pemimpin dalam suatu organisasi pada suatu
posisi yang terpenting.
3) Kondisi
kerja
Kondisi kerja merupakan keadaan tempat pegawai bekerja
baik dari segi aspek fisik, psikologi, peraturan yang berlaku yang dirasakan
oleh pegawai yang berdampak pada kepuasan kerja dan produktivitas pegawai.
Tingkat kehadiran akan mempengaruhi dari semangat kerja pegawai, dengan adanya
semangat kerja maka pekerjaan akan lebih cepat diselesaikan dengan baik.
4) Supervisi
Supervisi merupakan indikator yang menekankan pada
bagaimana atasan dapat memberikan arahan dan bimbingan dengan tepat kepada
pegawai bawahannya sehingga pegawai dapat mengikutinya dengan baik.
Motivasi kerja sangat penting dalam organisasi karena
memiliki dampak yang signifikan pada karyawan dan pencapaian tujuan organisasi
secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa motivasi kerja
diperlukan dalam organisasi:
1.
Meningkatkan
Produktivitas: Motivasi kerja yang tinggi mendorong karyawan untuk bekerja
lebih efisien dan efektif. Hal ini berdampak positif pada produktivitas
karyawan dan pada gilirannya, meningkatkan produktivitas organisasi secara
keseluruhan.
2.
Meningkatkan Kualitas
Kerja: Karyawan yang termotivasi cenderung memiliki keinginan untuk melakukan
pekerjaan dengan baik dan mencapai hasil yang berkualitas. Dengan demikian,
motivasi kerja berperan dalam meningkatkan kualitas kerja dan pelayanan yang
diberikan oleh karyawan.
3.
Mengurangi Tingkat Absensi
dan Putus Kerja: Karyawan yang termotivasi cenderung memiliki kehadiran yang
lebih baik dan tingkat absensi yang rendah.
4.
Meningkatkan Kepuasan
Kerja dan Kesejahteraan Karyawan: Motivasi kerja yang tinggi berhubungan erat
dengan kepuasan kerja karyawan. Ketika karyawan merasa termotivasi, mereka
cenderung merasa puas dengan pekerjaan mereka, merasa dihargai, dan memiliki
perasaan pencapaian yang positif. Motivasi kerja yang baik juga dapat
meningkatkan kesejahteraan karyawan secara keseluruhan, baik dari segi fisik
maupun psikologis.
5.
Mendorong Kolaborasi dan
Tim Kerja yang Efektif: Motivasi kerja yang tinggi dapat mendorong kolaborasi
dan kerjasama antar karyawan. Hal ini berkontribusi pada pembentukan tim kerja
yang efektif dan meningkatkan kinerja tim secara keseluruhan.
IV. Penutup
A.
Kesimpulan
Motivasi
kerja memiliki peran yang sangat penting dalam organisasi. Faktor-faktor
motivasi kerja, baik itu faktor intrinsik maupun ekstrinsik, dapat mempengaruhi
karyawan dalam mencapai hasil yang diinginkan. Motivasi kerja yang tinggi dapat
meningkatkan produktivitas, kualitas kerja, kepuasan kerja, dan kesejahteraan
karyawan. Selain itu, motivasi kerja juga dapat membantu menciptakan lingkungan
kerja yang kolaboratif dan efektif.
Penting
bagi organisasi untuk memperhatikan dan memahami faktor-faktor motivasi kerja
yang relevan bagi karyawan mereka. Dengan menyediakan lingkungan kerja yang
memenuhi kebutuhan dan memberikan pengakuan, tanggung jawab yang jelas, peluang
pengembangan, serta imbalan yang adil, organisasi dapat memotivasi karyawan
mereka untuk mencapai performa yang optimal.
B.
Saran
Manajemen organisasi perlu
mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan, seperti
membangun budaya yang mendukung, memberikan penghargaan dan pengakuan,
menyediakan peluang pengembangan karir, serta menciptakan kondisi kerja yang
baik. Dengan memperhatikan motivasi kerja karyawan, organisasi dapat mencapai
produktivitas yang lebih tinggi, retensi karyawan yang baik, dan kesuksesan
jangka panjang.
DAFTAR PUSTAKA
Aditya Gunawan. 2015. Perilaku Organisasi. Jakarta: Gramedia.
A. Purwanto, M. Asbari, M. Prameswari, M. Ramdan, and S.
Setiawan, “Dampak Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan Perilaku Kerja Inovatif
Terhadap Kinerja Pegawai Puskesmas,” J. Ilmu Kesehat. Masy., vol. 9, no. 01,
pp. 19–27, 2020, doi:10.33221/jikm.v9i01.473.
Dhian Gering. 2017. Motivasi Kerja. Jakarta: Pustakamedia,
Hasibuan, M. S. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.