Monday, May 15, 2023

KUIS 9 - PENGARUH MOTIVASI KERJA KEPADA OUTPUT SDM DALAM ORGANISASI

Abstrak

Motivasi kerja memiliki peran yang signifikan dalam mempengaruhi karyawan dan output sumber daya manusia (SDM) dalam berbagai aspek. Faktor-faktor motivasi kerja, baik intrinsik maupun ekstrinsik, memiliki pengaruh yang kuat terhadap keinginan dan dedikasi karyawan untuk mencapai tujuan organisasi. Motivasi kerja yang tinggi dapat meningkatkan produktivitas, kualitas kerja, kepuasan kerja, dan retensi karyawan, sementara kurangnya motivasi dapat menyebabkan penurunan produktivitas, absensi yang tinggi, dan ketidakberhasilan dalam mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, manajemen organisasi perlu memahami faktor-faktor yang memengaruhi motivasi kerja dan bagaimana hal tersebut berdampak pada karyawan dan pencapaian tujuan organisasi. Dengan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung, memberikan pengakuan, tanggung jawab yang jelas, peluang pengembangan, dan imbalan yang adil, organisasi dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan, memperoleh produktivitas yang lebih tinggi, retensi yang baik, dan kesuksesan jangka panjang.

Kata kunci: Motivasi kerja, SDM, organisasi


Abstract

Work motivation has a significant role in influencing employees and the output of human resources (HR) in various aspects. Factors of work motivation, both intrinsic and extrinsic, have a strong influence on the desire and dedication of employees to achieve organizational goals. High work motivation can increase productivity, work quality, job satisfaction, and employee retention, while a lack of motivation can lead to decreased productivity, high absenteeism, and failure to achieve organizational goals. Therefore, organizational management needs to understand the factors that influence work motivation and how it impacts employees and the achievement of organizational goals. By creating a supportive work environment, providing recognition, clear responsibilities, development opportunities and fair rewards, organizations can improve employee motivation, achieve higher productivity, good retention and long-term success.

Keywords: work motivation, HR, organization

I. Pendahuluan

A.    Latar Belakang

Menurut Hasibuan (2016) Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan gairah kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan berintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan yang diinginkan. Motivasi kerja dapat berdampak langsung pada output SDM dalam berbagai aspek. Ketika karyawan merasa termotivasi, mereka cenderung lebih bersemangat, berdedikasi, dan berkomitmen untuk mencapai tujuan organisasi. Motivasi yang tinggi juga dapat meningkatkan kepuasan kerja, loyalitas, dan retensi karyawan.

Di sisi lain, kurangnya motivasi kerja dapat menyebabkan penurunan produktivitas, peningkatan absensi, dan kecenderungan untuk mengabaikan tanggung jawab pekerjaan. Karyawan yang tidak termotivasi mungkin merasa kurang terlibat, kurang antusias, atau kurang berorientasi pada pencapaian tujuan organisasi.

Oleh karena itu, penting bagi manajemen organisasi untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan dan bagaimana hal tersebut berdampak pada output SDM.

 

B.     Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dapat penulis ambil, yaitu:

1.      Apa faktor yang memengaruhi motivasi kerja?

2.      Mengapa motivasi kerja diperlukan dalam organisasi?

3.      Bagaimana dampak dari motivasi kerja?

 

C.     Tujuan

Adapun tujuan yang dapat penulis ambil, yaitu:

1.      Dapat mengetahui faktor yang memengaruhi motivasi kerja.

2.      Dapat memahami alasan motivasi kerja diperlukan dalam organisasi.

3.      Dapat mengerti dampak dari motivasi kerja

 

D.    Metodologi

Metodologi yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah studi literatur/tinjauan pustaka dan review video. Data diperoleh melalui pencarian artikel ilmiah dan literatur terkait dari Google Scholar dan sumber-sumber online lainnya, seperti jurnal ilmiah, buku, dan dokumen-dokumen terkait.

 

II. Tinjauan Pustaka

A.    Motivasi kerja

Motivasi Kerja Menurut Dhian Gering (2017) motivasi berkaitan dengan usaha dan dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang yang dimana dilakukan untuk memenuhi semua tujuan yang diinginkan oleh seseorang sehingga mencapai ke arah tujuan yang ditujukan. Karyawan yang memiliki motivasi dalam bekerja akan membantu hasil kinerja dari karyawan tersebut. Teori ERG dalam Gunawan (2015) menyebutkan ada tiga hal kategori kebutuhan individu, yaitu eksistensi (existence), keterhubungan (relatedness), dan pertumbuhan (growth). Teori ini mengemukakan kebutuhan manusia menjadi tiga kelompok yaitu : (1) kebutuhan eksistensi ini untuk kebutuhan dalam bertahan hidup, kebutuhan fisik; (2) kebutuhan keterhubungan adalah kebutuhan untuk berhubungan dengan kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain; (3) kebutuhan pertumbuhan adalah kebutuhan yang berhubungan dengan pengembangan diri untuk menjadi produktif dan kreatif. Kesimpulan motivasi seseorang dapat dilihat dari kebutuhan hidup yang dimulai mencari kebutuhan yang lebih tinggi. Kuatnya keinginan memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi apabila kebutuhan yang lebih rendah telah dipuaskan.

 

III. Pembahasan

Menurut Purwanto dkk (2020), mengemukakan motivasi ada 2 faktor, yaitu:

a.       Faktor Intrinsik

Faktor intrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam diri seorang pegawai yang mendorong untuk berprestasi. Faktor intrinsik diantaranya; Prestasi (achievement), pengakuan (recognition), pengembangan potensi individu (advancement), tanggung jawab (responsibility), pada bagian berikut ini diuraikan aspek-aspek tersebut diatas berdasarkan hasil telaah dokumentasi, hasil pengamatan di lapangan serta hasil wawancara.

1)      Prestasi

Prestasi merupakan capaian yang diraih di dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, masing-masing atas kecakapan, usaha, dan kesempatan yang dimiliki oleh pegawai. Prestasi pegawai, merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

2)      Pengakuan

Pengakuan merupakan keadaan seseorang yang ingin diakui keberadaannya dan pengakuan yang diberikan oleh pimpinan di tempat mereka bekerja, baik pengakuan atas status maupun hasil kerja yang telah dicapai dengan berbagai cara yaitu; Langsung menyatakan keberhasilan di tempat pekerjaannya, lebih baik dilakukan sewaktu ada orang lain, surat penghargaan, memberi hadiah berupa uang tunai, memberikan medali, surat penghargaan dan hadiah uang tunai, memberikan kenaikan gaji promosi.

3)      Tanggung jawab

Tanggung Jawab dapat diartikan dimana pegawai dapat menyelesaikan seluruh pekerjaannya sesuai dengan aturan dan instruksi yang telah diberikan dengan baik.

4)      Pengembangan potensi individu (advancement)

Pengembangan potensi individu merupakan peluang yang dimiliki pegawai untuk maju dan berkembang dalam pekerjaannya, seperti kenaikan jabatan, promosi, dan lain-lain. Pengembangan potensi individu terutama terkait penggunaan

 

b.      Faktor Ekstrinsik

Faktor ekstrinsik adalah faktor yang timbul dari luar diri pegawai yang mampu mempengaruhi motivasi kerja seseorang pegawai, faktor ekstrinsik antara lain:

1)      Gaji

Gaji merupakan suatu bentuk imbalan yang diberikan berupa uang atas hasil kerja pegawai. Pemberian gaji yang baik harus disesuaikan dengan beban kerja pegawai itu sendiri. Pemberian upah/gaji untuk memenuhi kebutuhan fisik minimal maupun kebutuhan hidup minimal.

2)      Pemimpin

Motivasi dalam organisasi salah satunya berasal dari pemimpin. Karena suatu organisasi akan berhasil atau bahkan gagal sebagian ditentukan oleh pemimpin. Suatu ungkapan yang mengatakan bahwa pemimpinlah yang bertanggung jawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan, merupakan ungkapan yang mendudukan posisi pemimpin dalam suatu organisasi pada suatu posisi yang terpenting.

3)      Kondisi kerja

Kondisi kerja merupakan keadaan tempat pegawai bekerja baik dari segi aspek fisik, psikologi, peraturan yang berlaku yang dirasakan oleh pegawai yang berdampak pada kepuasan kerja dan produktivitas pegawai. Tingkat kehadiran akan mempengaruhi dari semangat kerja pegawai, dengan adanya semangat kerja maka pekerjaan akan lebih cepat diselesaikan dengan baik.

4)      Supervisi

Supervisi merupakan indikator yang menekankan pada bagaimana atasan dapat memberikan arahan dan bimbingan dengan tepat kepada pegawai bawahannya sehingga pegawai dapat mengikutinya dengan baik.

Motivasi kerja sangat penting dalam organisasi karena memiliki dampak yang signifikan pada karyawan dan pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa motivasi kerja diperlukan dalam organisasi:

1.      Meningkatkan Produktivitas: Motivasi kerja yang tinggi mendorong karyawan untuk bekerja lebih efisien dan efektif. Hal ini berdampak positif pada produktivitas karyawan dan pada gilirannya, meningkatkan produktivitas organisasi secara keseluruhan.

 

2.      Meningkatkan Kualitas Kerja: Karyawan yang termotivasi cenderung memiliki keinginan untuk melakukan pekerjaan dengan baik dan mencapai hasil yang berkualitas. Dengan demikian, motivasi kerja berperan dalam meningkatkan kualitas kerja dan pelayanan yang diberikan oleh karyawan.

 

3.      Mengurangi Tingkat Absensi dan Putus Kerja: Karyawan yang termotivasi cenderung memiliki kehadiran yang lebih baik dan tingkat absensi yang rendah.

 

4.      Meningkatkan Kepuasan Kerja dan Kesejahteraan Karyawan: Motivasi kerja yang tinggi berhubungan erat dengan kepuasan kerja karyawan. Ketika karyawan merasa termotivasi, mereka cenderung merasa puas dengan pekerjaan mereka, merasa dihargai, dan memiliki perasaan pencapaian yang positif. Motivasi kerja yang baik juga dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan secara keseluruhan, baik dari segi fisik maupun psikologis.

 

5.      Mendorong Kolaborasi dan Tim Kerja yang Efektif: Motivasi kerja yang tinggi dapat mendorong kolaborasi dan kerjasama antar karyawan. Hal ini berkontribusi pada pembentukan tim kerja yang efektif dan meningkatkan kinerja tim secara keseluruhan.

 

IV. Penutup

A.    Kesimpulan

Motivasi kerja memiliki peran yang sangat penting dalam organisasi. Faktor-faktor motivasi kerja, baik itu faktor intrinsik maupun ekstrinsik, dapat mempengaruhi karyawan dalam mencapai hasil yang diinginkan. Motivasi kerja yang tinggi dapat meningkatkan produktivitas, kualitas kerja, kepuasan kerja, dan kesejahteraan karyawan. Selain itu, motivasi kerja juga dapat membantu menciptakan lingkungan kerja yang kolaboratif dan efektif.

Penting bagi organisasi untuk memperhatikan dan memahami faktor-faktor motivasi kerja yang relevan bagi karyawan mereka. Dengan menyediakan lingkungan kerja yang memenuhi kebutuhan dan memberikan pengakuan, tanggung jawab yang jelas, peluang pengembangan, serta imbalan yang adil, organisasi dapat memotivasi karyawan mereka untuk mencapai performa yang optimal.

B.     Saran

Manajemen organisasi perlu mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan, seperti membangun budaya yang mendukung, memberikan penghargaan dan pengakuan, menyediakan peluang pengembangan karir, serta menciptakan kondisi kerja yang baik. Dengan memperhatikan motivasi kerja karyawan, organisasi dapat mencapai produktivitas yang lebih tinggi, retensi karyawan yang baik, dan kesuksesan jangka panjang.

 

DAFTAR PUSTAKA

Aditya Gunawan. 2015. Perilaku Organisasi. Jakarta: Gramedia.

A. Purwanto, M. Asbari, M. Prameswari, M. Ramdan, and S. Setiawan, “Dampak Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan Perilaku Kerja Inovatif Terhadap Kinerja Pegawai Puskesmas,” J. Ilmu Kesehat. Masy., vol. 9, no. 01, pp. 19–27, 2020, doi:10.33221/jikm.v9i01.473.

Dhian Gering. 2017. Motivasi Kerja. Jakarta: Pustakamedia,

Hasibuan, M. S. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara.

 


No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.