Oleh : Mohammad Simar Kurniawan
Abstrak
Komunikasi organisasi memainkan peran penting dalam keberhasilan dan efektivitas suatu organisasi. Untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif, komunikasi yang baik diperlukan di semua tingkatan, baik antara individu maupun departemen. Namun, untuk meningkatkan efektivitas komunikasi di dalam organisasi, penting untuk memahami kedudukan komunikasi organisasi. Komunikasi Organisasi merupakan arus informasi pertukaran informasi dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi. Suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang menciptakan dan saling menukar pesan di antara anggotanya. Karena gejala menciptakan dan menukar informasi itu berjalan terus-menerus dan tidak ada henti-hentinya maka dikatakan sebagai suatu proses. Dalam Komunikasi organisasi, kita mempelajari ciptaan dan pertukaran pesan dalam seluruh organisasi. Pesan dalam organisasi ini dapat dilihat menurut beberapa klasifikasi, yang berhubungan dengan bahasa, metode difusi, dan arus tujuan dari pesan. Artikel ini memberikan wawasan yang berharga tentang peran penting kedudukan komunikasi organisasi dalam meningkatkan efektivitas komunikasi di dalam organisasi. Implikasinya adalah pentingnya organisasi memperhatikan dan mengelola komunikasi dengan baik, memastikan adanya saluran komunikasi yang efektif, serta memanfaatkan teknologi komunikasi modern untuk memfasilitasi aliran informasi yang efisien. Dengan demikian, organisasi dapat meningkatkan produktivitas, memperbaiki hubungan antar individu, dan mencapai tujuan organisasi secara lebih efektif.
Kata kunci : Komunikasi organisasi, efektif, informasi, kedudukan
Abstract
Organizational communication plays an important role in the success and effectiveness of an organization. To achieve organizational goals effectively, good communication is needed at all levels, both between individuals and departments. However, to increase the effectiveness of communication within the organization, it is important to understand the position of organizational communication. Organizational Communication is the flow of information, the exchange of information and the transfer of meaning within an organization. An organization is a dynamic open system that creates and exchanges messages among its members. Because the phenomenon of creating and exchanging information is continuous and unceasing, it is said to be a process. In Organizational communication, we study the creation and exchange of messages across organizations. Messages in this organization can be viewed according to several classifications, which relate to the language, the method of diffusion, and the flow of purpose of the message. This article provides valuable insights into the critical role organizational communication plays in increasing the effectiveness of communication within organizations. The implication is that it is important for organizations to pay attention to and manage communication properly, ensure that there are effective communication channels, and utilize modern communication technology to facilitate the efficient flow of information. Thus, organizations can increase productivity, improve relationships between individuals, and achieve organizational goals more effectively.
Keywords: Organizational communication, effective, information, position
I. Latar Belakang
A. Pendahuluan
Menurut Romli (2011), Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat da- lam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana pro- sesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk ba- han telaah untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi dilancarkan. Komunikasi yang efektif merupakan salah satu unsur kunci dalam keberhasilan suatu organisasi. Dalam konteks organisasi, komunikasi berperan penting dalam menghubungkan anggota organisasi, memfasilitasi aliran informasi, dan mencapai tujuan bersama. Namun, terkadang komunikasi di dalam organisasi dapat mengalami hambatan dan kegagalan, yang dapat berdampak negatif pada kinerja organisasi secara keseluruhan.
Menurut Mulawarman dan Rosilawati (2016), Komunikasi adalah instrumen yang digunakan manusia dalam berinteraksi dengan sesama, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan berorganisasi. Dalam organisasi komunikasi merupakan alat yang berfungsi sebagai penghubung serta pembangkit motivasi antar setiap anggota sehingga sebuah organisasi dapat berjalan maju. Proses komunikasi yang efektif merupakan syarat terbinanya kerja sama yang baik untuk mencapai tujuan organisasi. komunikasi organisasi berperan sebagai saluran utama untuk mentransfer informasi di antara anggota organisasi. Dalam struktur hierarkis, komunikasi dapat berjalan secara vertikal (dari atas ke bawah atau sebaliknya) dan secara horizontal (antara anggota tim atau departemen yang setara). Informasi yang disampaikan melalui komunikasi organisasi dapat mencakup arahan, kebijakan, tujuan organisasi, dan berbagai isu yang relevan.
Menurut Haryati (2022), Pada kenyataannya komunikasi itu muncul dalam setiap kehiduan manusia sejak tercipta dan senantiasa merupakan proses dalam organisasi. Sehingga bisa dijelaskan bahwa organisasi tanpa komunikasi ibarat rumah tanpa jendela dan pintu, artinya mereka yang berada di dalam nya tidak dapat melakukan aktivitas apa-apa. Komunikasi organisasi dapat membantu mengatasi hambatan komunikasi yang mungkin timbul dalam organisasi. Hambatan seperti perbedaan budaya, struktur hierarkis yang kompleks, dan bahasa yang ambigu dapat mempengaruhi efektivitas komunikasi. Dengan memahami kedudukan komunikasi organisasi, organisasi dapat mengidentifikasi hambatan-hambatan ini dan mengadopsi strategi yang tepat untuk mengatasi mereka, seperti melalui pelatihan komunikasi, penggunaan teknologi komunikasi yang canggih, atau pengembangan kebijakan komunikasi yang jelas.
Dalam konteks meningkatkan efektivitas komunikasi di organisasi, pemahaman tentang kedudukan komunikasi organisasi menjadi penting. Dengan menafsirkan kedudukan komunikasi organisasi secara holistik, organisasi dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan komunikasi yang ada. Dalam hal ini, mungkin diperlukan penilaian komunikasi, pelatihan, atau perubahan kebijakan untuk memperbaiki aspek-aspek yang perlu diperbaiki. Dengan memperhatikan peran dan posisi komunikasi dalam struktur dan budaya organisasi, organisasi dapat mengembangkan strategi komunikasi yang lebih efektif. Strategi tersebut dapat mencakup penggunaan alat komunikasi yang tepat, pengembangan kebijakan komunikasi yang jelas, pelatihan keterampilan komunikasi bagi anggota organisasi, dan pendekatan komunikasi yang terbuka dan responsif.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa saja Peran komunikasi dan perilaku dalam organisasi ?
2. Bagaimana Persepsi Mengenai Komunikasi Organisasi ?
3. Apa saja Hambatan dalam Komunikasi Organisasi ?
4. Bagaimana Konsep kunci dari adanya Komunikasi Organisasi ?
5. Apa saja Komponen dalam Komunikasi Organisasi?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan artikel ini ialah sebagai berikut :
1. Untuk Mengetahui Peran komunikasi dan perilaku dalam organisasi
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Persepsi Mengenai Komunikasi Organisasi
3. Untuk Mengetahui Hambatan dalam Komunikasi Organisasi
4. Untuk Mengetahui Konsep kunci dari adanya Komunikasi Organisasi
5. Untuk Mengetahui Komponen dalam Komunikasi Organisasi
II. Tinjauan Pustaka
Menurut Masmuh (2008), Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward/komunikasi dari atasan ke bawahan, komunikasi upward/komunikasi dari bawahan ke atasan, komunikasi horizontal atau komunikasi dari orang-orang yang sama level/tingkatnya, mendengarkan, menulis, dan komunikasi evaluasi program. Komunikasi organisasi mencakup pertukaran pesan antara anggota organisasi untuk mencapai tujuan bersama. Ini melibatkan proses pengiriman, penerimaan, dan interpretasi informasi yang berhubungan dengan pekerjaan, struktur, dan budaya organisasi. Komunikasi organisasi dapat terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk komunikasi verbal, nonverbal, dan tulisan.
Menurut Ruliana (2014), Komunikasi organisasi berfungsi untuk menyampaikan atau memberikan informasi kepada individu atau kelompok tentang bagaimana melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan kompetensinya. Komunikasi Organisasi juga berfungsi untuk meningkatkan kemampuan para karyawan agar mereka bisa belajar dari orang lain atau internal belajar tentang apa yang dipikirkan, dirasakan dikerjakan orang lain, tentang apa yang dijual atau yang diceritakan orang lain tentang organisasi. Komunikasi organisasi adalah elemen kritis dalam keberhasilan suatu organisasi. Efektivitas komunikasi organisasi berperan penting dalam memastikan bahwa informasi yang diperlukan dapat mengalir dengan lancar dan tepat antara anggota organisasi. Dalam tinjauan pustaka ini, kita akan mengeksplorasi konsep kedudukan komunikasi organisasi dan bagaimana pemahaman yang tepat tentang kedudukan ini dapat meningkatkan efektivitas komunikasi di dalam organisasi.
Menurut Haryati (2022), Tentunya, semakin besar suatu organisasi, persoalan yang terjadi juga akan semakin kompleks dan itu menyangkut berbagai hal seperti alur informasi, komunikasi, pembuatan keputusan dan sebuah pendelegasian wewenang. Adanya komunikasi suatu keadaan bisa berubah dalam waktu seketika dari waktu ke waktu, sebab hal yang perlu diingat melalui komunikasi tercipta perdamaian, persatuan dan keselarasan dalam berorganisasi. Efektivitas komunikasi di dalam organisasi mengacu pada kemampuan organisasi untuk menyampaikan pesan dengan jelas, tepat waktu, dan dengan pemahaman yang baik. Komunikasi yang efektif membantu menghindari kesalahpahaman, mempercepat pengambilan keputusan, meningkatkan kolaborasi, membangun kepercayaan, dan meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan.
Menurut Romli (2014), Komunikasi organisasi dalam proses penyampaian pesan atau informasi yang dilakukan oleh para pemimpin atau manajer, misalnya yang bertindak sebagai komunikator, memiliki peran yang sangat penting dalam memengaruhi perilaku organisasi. Sebagai komunikator, seorang manajer harus menyesuaikan peran yang sedang dia lakukan. Berikut terdapat beberapa peran komunikasi dan perilaku dalam organisasi di antaranya :
1. Peranan Antarpersona
Dalam kaitannya dengan peranan antarpersona seorang manajer meliputi tiga hal, yaitu:
A. Peran Karakter
Kedudukan sebagai kepala suatu unit organisasi, membuar seorang manajer melakukan tugas yang bersifat keupacaraan Karena ia merupakan seorang tokoh, maka selain memimpin pelbagai upacara di kantornya, ia juga diundang oleh pihak luar untuk menghadiri pelbagai upacara. Dalam peranan ini, seorang manajer berkesempatan untuk memberikan penerangan, penjelasan, imbauan, ajakan, dan sebagainya.
B. Peranan Pimpinan
Sebagai pemimpin, seorang manajer bertanggung jawab atas lancar-tidaknya pekerjaan yang dilakukan bawahannya. Beberapa kegiatan bersangkutan langsung dengan kepemimpinannya pada semua tahap manajemen: penentuan kebijaksanaan, perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan, dan penilaian. Ada juga kegiatan-kegiatan yang tidak langsung berkaitan dengan kepemimpinannya, antara lain memotivasi para karyawan agar giat bekerja. Untuk melaksanakan kepemimpinannya secara efektif, maka ia harus mampu melaksanakan komunikasi secara efektif. Dalam konteks kepemimpinan, seorang manajer berkomunikasi efektif bila ia mampu membuat para karyawan melakukan kegiatan tertentu dengan kesadaran, kegairahan, dan kegembiraan. Dengan suasana kerja seperti itu akan dapat diharapkan hasil yang memuaskan.
C. Peran Penghubung
Dalam peranan sebagai penghubung, seorang manajer melakukan komunikasi dengan orang-orang di luar jalur komando vertikal, baik secara formal maupun secara tidak formal.
2. Peranan Informasi
Dalam organisasinya, seorang manajer berfungsi sebagai pusat informasi. Ia mengembangkan pusat informasi bagi kepentingan organisasinya. Peranan informasional dari seorang manajer meliputi peranan-peranan sebagai berikut:
A. Peran Pemantau
Dalam melakukan peranan monitornya, manajer memandang lingkungan sebagai sumber informasi. Ia mengajukan pelbagai pertanyaan kepada rekan-rekannya atau bawahannya, dan ia menerima informasi pula dari mereka tanpa diminta berkat hubungan pribadinya yang selalu dibinanya.
B. Peran Penyebar
Dalam peranannya sebagai penyebar, seorang manajer menerima dan menghimpun informasi dari luar yang penting artinya dan bermanfaat bagi organisasi, untuk kemudian disebarkan kepada bawahannya.
C. Peranan Juru Bicara
Peranan ini memiliki kesamaan dengan peranan penghubung, yakni dalam hal mengomunikasikan informasi kepada khalayak luar. Perbedaannya ialah dalam hal caranya: jika dalam peranannya sebagai penghubung ia menyampaikan informasi secara antarpribadi dan tidak selalu resmi, namun dalam peranannya sebagai juru bicara tidak selamanya secara kontak pribadi, tetapi selalu resmi. Dalam peranannya sebagai juru bicara itu, ia juga harus mengomunikasikan informasi kepada orang-orang yang berpengaruh yang melakukan pengawasan terhadap organisasinya. Kepada khalayak di luar organisasinya, ia meyakinkan khalayak bahwa organisasi yang dipimpinnya telah melakukan tanggung jawab sosial sebagaimana mestinya. la meyakinkan pula para pejabat pemerintah bahwa organisasinya berjalan sesuai dengan peraturan sebagaimana mestinya.
3. Peranan Memutuskan
Seorang manajer memegang peranan yang sangat penting dalam sistem pengambilan keputusan di organisasinya. Ada empat peran yang tercakup dalam peran ini, yaitu:
A. Peranan Wiraswasta
Seorang manajer berusaha memajukan organisasinya dan meng adakan penyesuaian atas perubahan kondisi lingkungannya. la senantiasa memandang ke depan untuk mendapatkan gagasan baru. Jika sebuah gagasan muncul, maka ia mengambil prakarsa untuk mengembangkan sebuah proyek yang diawasinya sendiri atau didelegasikannya kepada bawahannya.
B. Peranan Pengendali Gangguan Seorang manajer berusaha sebaik mungkin menanggapi setiap tekanan yang menimpa organisasi, seperti buruh mogok, para pelanggan menghilang, dan sebagainya. Peranan Penentu Sumber
C. Seorang manajer bertanggung jawab untuk memutuskan pekerjaan apa yang harus dilakukan, siapa yang akan melaksanakan, dan bagaimana pembagian pekerjaan dilangsungkan. Manajer juga mempunyai kewenangan mengenai pengambilan keputusan penting sebelum implementasi dijalankan. Dengan kewenangan itu, manajer dapat memastikan bahwa keputusan-keputusan yang berkaitan semuanya berjalan melalui pemikiran tunggal.
D. Peran Perunding
Manajer melakukan peranan perunding bukan saja tentang hal- hal yang resmi dan langsung berhubungan dengan organisasi. melainkan juga tentang hal-hal yang tidak resmi dan tidak langsung berkaitan dengan kekayaan. Bagi manajer, perundingan merupakan "gaya hidup" karena hanya dialah yang mempunyai kewenangan untuk menanggapi sumber-sumber organisasional pada waktu yang tepat dan hanya dialah yang merupakan pusat jaringan informasi yang sangat diperlukan bagi perundingan yang penting.
B. Persepsi Mengenai Komunikasi Organisasi
Menuru Romli (2014), Komunikasi Organisasi adalah bidang yang melibatkan pertukaran informasi, gagasan, dan pesan antara individu-individu dalam sebuah organisasi. Persepsi mengenai komunikasi organisasi dapat berbeda-beda antara individu-individu yang berada dalam organisasi. Berikut bebrapa Persepsi mengenai komunikasi organisasi :
1. Persepsi Redding dan Sanborn
Redding dan Sanborn mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward atau ko- munikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi upuund atau komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi horizontal atau komunikasi dari orang-orang yang sama level/tingkatnya dalam organisasi, keterampilan berkomunikasi dan berbicara, mendengarkan, menulis dan komunikasi evaluasi program.
2. Persepsi Katz dan Kahn
Katz dan Kahn mengatakan bahwa komunikasi organisasi merupakan arus informasi, pertukaran informasi dan pemindahan arti di dalam guaru organisi. Menurut Katz dan Kahn organicsi adalah sebagai suatu sistem terbuka yang menerima energi dan lingkungannya dan mengubah energi ini menjadi produk atau servis dari sistem dan mengeluarkan produka servis ini kepada lingkung
3. Persepsi Zelko dan Dance
Zelko dan Dance mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah suaru sistem yang saling tergantung yang mencakup komunikasi intemal dan komunikasi eksenal. Komunikasi internal adalah komunikasi dalam organisasi itu sendiri seperti komunikasi dari bawahan kepada atasan. komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi sesama karyawan yang sama tingkatnya. Sedangkan komunikasi ekstreetsbah komunikasi yang dilakukan organten terhadap lingkungan fünya, sepati komunikasi dalam penjual hasil produfet pembuatan iklan, dan hubungan dengan masyarakatamtm.
4. Persepsi Thayer
Thayer menggunakan pendekatan sistem secara umum dalam memandang komunikasi organisasi. Dia mengatakan komunikasi organisasi sebagai arus data yang akan melayani komunikasi organisasi dan proses interkomunikasi dalam beberapa cara. Dia memperkenalkan tiga sistem komunikasi dalam organisasi yaitu: a) berkenaan dengan kerja organisasi; b.)berkenaan dengan pengaturan organisasi seperti perintah-perintah, aturan- aturan dan petunjuk-petunjuk; c) berkenaan dengan pemeliharaan dan pengembangan organisasi. Yang termasuk bagian ini antara lain hubungan dengan personal dan masyarakat, pembuatan iklan dan latihan.
5. Persepsi Greenbaunm
Greenbaunm mengatakan bahwa bidang komunikasi organisasi termasuk arus komunikasi formal dan informal dalam organisasi. Dia membedakan komunikasi internal dengan eksternal dan memandang peranan komunikasi terutama sekali sebagai koordinasi pribadi dan tujuan organisasi dan masalah menggiatkan aktivitas.
1. Proses
Suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang mencipta- kan dan saling menukar pesan di antara anggotanya. Karena gejala men- ciptakan dan menukar informasi ini berjalan terus menerus dan tidak ada henti-hentinya maka dikatakan sebagai suatu proses. Misalnya diambil contoh proses pendirian suatu bank desa di suatu daerah.
2. Pesan
Yang dimaksud dengan pesan adalah susunan simbol yang penuh arti ten- tang orang, objek, kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang. Untuk berkomunikasi seseorang harus sanggup menyusun suatu gambaran mental, memberi gambaran itu nama dan mengembangkan suatu perasaan terhadapnya. Komunikasi tersebut efektif kalau pesan yang dikirimkan itu diartikan sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si pengirim.
3. Jaringan
Organisasi terdiri dari satu seri orang yang tiap-tiapnya menduduki posisi atau peranan tertentu dalam organisasi. Ciptaan dan pertukaran pesan dari orang-orang ini sesamanya terjadi melewati suatu ser jalan kecil yang dinamakan jaringan komunikasi, Suatu jaringan komunikasi ini mungkin mencakup hanya dua orang, beberapa orang, atau keseluruhan organisasi
4. Keadaan Saling Tergantung
Konsep kunci komunikasi organisasi keempat adalah keadaan yang saling tergantung satu bagian dengan bagian lainnya. Hal ini telah menjadi sifat dari suatu organisasi yang merupakan suatu sistem terbuka. Bila suatu bagian dari organisasi mengalami gangguan maka akan berpengaruh kepada bagian lainnya dan mungkin juga kepada seluruh sistem organisasi. Begitu juga halnya dengan jaringan komunikasi dalam suatu organisasi. Begitu juga halnya dengan jaringan komunikasi dalam suatu organisasi saling melengkapi. Implikasinya, bila pimpinan membuat suatu keputusan, dia barus memperhitungkan implikasi keputusan itu terhadap organisasinya secara menyeluruh.
E. Komponen dalam Komunikasi Organisasi
Dalam proses komunikasi organisasi, ada beberapa komponen yang nting untuk diperhatikan. Adapun komponennya adalah sebagai berikut:
1. Jalur komunikasi internal, eksternal, atas-bawah, bawah-atas horizontal, serta jaringan.
2. Induksi, antara lain orientasi tersembunyi dari para karyawan, kebijakan dan prosedur, serta keuntungan para karyawan.
3. Saluran, antara lain media elektronik (email, internet), media cetak (memo, surat menyurat, bulletin) dan tatap muka.
4. Rapat, antara lain briefing, rapat staf, rapat proyek, dan dengar pendapat umum.
5. Wawancara, antara lain seleksi, tampilan kerja dan promosi karier.
IV. Kesimpulan
Komunikasi organisasi memainkan peran penting dalam meningkatkan efektivitas organisasi secara keseluruhan. Komunikasi yang efektif memungkinkan informasi dan ide-ide yang penting untuk mengalir dengan lancar di antara berbagai tingkatan dan departemen organisasi. Kedudukan komunikasi organisasi mencakup struktur hierarkis dan saluran komunikasi yang ditetapkan dalam organisasi. Struktur yang jelas dan saluran komunikasi yang terorganisir membantu mencegah kesalahpahaman dan kebingungan dalam berbagi informasi di dalam organisasi. Komunikasi organisasi yang efektif melibatkan komunikasi vertikal dan horizontal. Komunikasi vertikal terjadi antara tingkatan yang berbeda dalam hierarki organisasi, seperti dari manajer kepada bawahan atau sebaliknya. Komunikasi horizontal terjadi antara anggota tim atau departemen yang setara dalam organisasi. Kedua jenis komunikasi ini saling melengkapi dan berkontribusi pada efektivitas komunikasi organisasi secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
Haryati, dkk. 2022. Komunikasi Organisasi. Yogyakarta : Nota Media. Dalam Link :
http://repository.unas.ac.id/5098/1/KOMUNIKASI%20ORGANISASI.pdf
Mulawarman dan Rosilawati. 2016. Komunikasi Organisasi Pada Dinas Perijinan Kota Yogyakarta
Untuk Meningkatkan Pelayanan. Yogyakarta : Universitas Muhammadiyah. Dalam Link :
http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/makna/article/view/2105
Masmuh, Abdullah. 2008. Komunikasi Organisasi Dalam Perspektif Teori dan Praktek, Malang : UMM press. Dalam Link :
https://ummpress.umm.ac.id/katalog/detail/komunikasiorganisasi.html
Romli, Khomsahrial. 2014. Komunikasi Organisais Lengkap (Edisi Revisi). Jakarta : PT Grasindo
Ruliana, Popy. 2014. Komunikais Organisasi Teori dan Studi Kasus. Depok : PT RajaGrafindo Persada
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.