Thursday, May 11, 2023

KUIS 8 : Menginterprestasikan Hakikat Budaya Organisasi Sebagai Kunci Keberhasilan di Suatu Perusahaan

 Oleh : Mohammad Simar Kurniawan


Abstrak

Budaya organisasi telah diakui sebagai faktor kritis yang memengaruhi keberhasilan perusahaan. Dalam lingkungan bisnis yang semakin kompleks dan berubah dengan cepat, pemahaman yang mendalam tentang hakikat budaya organisasi menjadi kunci utama bagi keberhasilan perusahaan. Artikel ini bertujuan untuk menginterpretasikan hakikat budaya organisasi dan menjelaskan mengapa hal ini penting dalam mencapai keberhasilan di suatu perusahaan. Demikian halnya dengan sikap pada budaya organisasi dipandang sebagai faktor yang memberi pengaruh terhadap peningkatan efektivitas organisasi. Budaya organisasi bertujuan mengubah sikap juga perilaku sumber daya manusia yang ada untuk meningkatkan produktivitas kerja menghadapi berbagai tantangan pada masa yang akan datang. Budaya organisasi dapat dibentuk oleh mereka yang terlibat dengan organisasi dengan mengacu pada etika organisasi, peraturan kerja, dan struktur organisasi.

Kata kunci : Budaya organisasi, perilaku, perusahaan

Abstract

Organizational culture has been recognized as a critical factor influencing company success. In an increasingly complex and rapidly changing business environment, a deep understanding of the nature of organizational culture is the key to corporate success. This article aims to interpret the nature of organizational culture and explain why it is important in achieving success in a company. Likewise, attitudes to organizational culture are seen as factors that influence organizational effectiveness. Organizational culture aims to change the attitude and behavior of existing human resources to increase work productivity in facing various challenges in the future. Organizational culture can be formed by those involved with the organization with reference to organizational ethics, work regulations, and organizational structure.

Keywords: Organizational culture, behavior, company

I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Menurut Suyanto (2021), Budaya organisasi adalah alat dasar untuk menciptakan komitmen organisasi, semakin baik nilai dan persepsi yang ditanamkan maka akan terciptanya komitmen organisasi yang lebih baik. Manusia merupakan unsur dasar semua organisasi dan hubungan- hubungan sosial yang menyatukannya. Oleh sebab itu, pengaturan dan pemberdayaan sumber daya manusia secara efektif dan efisien menjadi sangat penting untuk meningkatkan produktivitas organisasi. Dengan kata lain, sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam keberhasilan suatu organisasi. Jika suatu organisasi ingin maju dan berkembang secara dinamis, sangatlah diperlukan orang-orang yang tepat dan berkemampuan tinggi serta sistem kebijakan organisasi yang mendukung efektivitas dan efisiensi organisasi.

Menurut Wardiah (2016), Untuk mencapai keberhasilan, setiap organisasi tidak terlepas dari tantangan, baik tantangan untuk mengusahakan agar karyawan bekerja sama secara efektif maupun tantangan untuk mendorong karyawan untuk melaksanakan pekerjaan dengan semangat dan antusias. Budaya organisasi yang baik memberikan pedoman bagi karyawan dalam mengambil keputusan sehari-hari dan mempengaruhi cara kerja mereka secara keseluruhan. Hal ini juga memengaruhi bagaimana karyawan berinteraksi satu sama lain, manajemen, pelanggan, dan pemangku kepentingan lainnya. Budaya organisasi yang kuat dapat memperkuat rasa kohesi dan identitas di antara anggota perusahaan, memperkuat komitmen mereka terhadap visi dan tujuan bersama, serta memotivasi mereka untuk mencapai keunggulan dalam pekerjaan mereka.

Budaya organisasi mengandung makna sebuah sistem nilai yang secara taat asas dianut oleh komunitas sebuah organisasi tertentu yang membedakannya dengan organisasi-organisasi lain (Panuntun, 2020). Pada konteks ini institusi persekolahan disebut memiliki budaya organisasi yang khas. budaya organisasi yang kuat juga dapat mempengaruhi persepsi eksternal tentang perusahaan. Perusahaan dengan reputasi budaya organisasi yang baik dapat menarik dan mempertahankan bakat terbaik dalam industri mereka. Hal ini dapat membangun kepercayaan dengan pelanggan, mitra bisnis, dan pemangku kepentingan lainnya, yang pada gilirannya dapat membawa keuntungan kompetitif jangka panjang. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang hakikat budaya organisasi, serta upaya yang sadar untuk menerapkannya secara konsisten, menjadi kunci untuk mencapai keberhasilan jangka panjang di suatu perusahaan.

Dalam dunia bisnis yang semakin kompleks dan berubah dengan cepat, pemahaman yang mendalam tentang hakikat budaya organisasi sangat penting bagi perusahaan untuk membangun fondasi yang kuat, mengatasi tantangan, dan meraih keberhasilan jangka panjang. Dengan memahami dan menginterpretasikan hakikat budaya organisasi, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memperkuat budaya yang ada, mengubah budaya yang tidak mendukung, dan menciptakan lingkungan kerja yang mendorong kinerja yang tinggi, kolaborasi yang efektif, dan inovasi yang berkelanjutan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Pengaruh Budaya Masyarakat Terhadap Budaya Organisasi ?

2. Bagaimana Preferensi manajer dan karyawan dalam mempertahankan budaya organisasi ?

3. Apa saja Tantangan budaya organisasi dalam menghadapi tuntunan lingkungan perusahaan ?

4. Apa saja Konsep dasar pengembangan dan perubahan budaya organisasi ?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini ialah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Pengaruh Budaya Masyarakat Terhadap Budaya Organisasi 

2. Untuk mengetahui Preferensi manajer dan karyawan dalam mempertahankan budaya organisasi 

3. Untuk mengetahui Tantangan budaya organisasi dalam menghadapi tuntunan lingkungan perusahaan?

4. Untuk Mengetahui Konsep dasar pengembangan dan perubahan budaya organisasi ?

II. Tinjauan Pustaka

Menurut Riva (2014), Budaya organisasi adalah karakteristik dan pedoman yang dianut oleh para anggota organisasi atau kelompok usaha tertentu. Perlu dipahami bahwa budaya ini berperan penting untuk mendorong dan meningkatkan efektivitas kerja organisasi baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. nterpretasi hakikat budaya organisasi melibatkan pemahaman mendalam tentang aspek-aspek inti budaya yang membentuk identitas dan karakteristik perusahaan. Hal ini mencakup bagaimana nilai-nilai dan keyakinan dibentuk, diadopsi, dan diimplementasikan dalam berbagai tingkatan organisasi. Ketika budaya organisasi yang positif dan sehat dijalankan dengan baik, dapat mendorong karyawan untuk berkinerja tinggi, meningkatkan kolaborasi, dan menciptakan lingkungan kerja yang produktif.

Menurut Wardiah (2016), Budaya organisasi pada hakikatnya merupakan nilai-nila dasar organisasi, yang akan berperan sebagai landasan bersikap, berperilaku, dan bertindak bagi semua anggota organisasi.' Budaya organis adalah cara orang berperilaku dalam organisasi dan ini merupakan satu set norma yang terdiri dari keyakinan, sikap, nilai-nilai inti, dan pola perilaku bersama dalam organisasi. Memahami budaya suatu organisasi tidaklah mudah, sebab nilai- nilai yang dianut dalam organisasi tidak langsung dapat diamati, budaya organisasi sebagai kerangka kerja kognitif yang terdiri atas sikap nilai-nilai, norma perilaku, dan harapan yang diterima bersama oleh anggota organisasi.

Budaya organisasi membantu mengarahkan sumber daya manusia pada pencapaian visi, misi, dan tujuan organisasi. Di samping itu akan meningkatkan kekompakan tim antar berbagai departemen, divisi atau unit dalam organisasi, sehingga mampu menjadi perekat yang mengikat orang dalam organisasi bersama-sama. Budaya organisasi membentuk perilaku staf dengan men- dorong percampuran core values dan perilaku yang diinginkan, sehingga memungkinkan organisasi bekerja dengan lebih efisien dan efektif, meningkatkan konsistensi, menyelesaikan konflik dan memfasilitasi koordinasi dan kontrol. Budaya organisasi akan meningkatkan motivasi staf dengan memberi mereka perasaan memiliki, loyalitas, kepercayaan, dan nilai-nilai, dan mendorong mereka berpikir positif tentang mereka dan organisasi. Dengan demikian, organisasi dapat memaksimalkan potensi stafnya dan memenangkan kompetisi (Uha, 2013).

Budaya organisasi yang kuat dapat memberikan sejumlah manfaat bagi perusahaan. Misalnya, budaya organisasi yang jelas dan terdefinisi dengan baik membantu mengarahkan perilaku karyawan menuju pencapaian tujuan organisasi. Hal ini mencakup nilai-nilai yang ditekankan seperti kejujuran, inovasi, kerja sama tim, atau orientasi pada pelanggan. Dengan adanya panduan ini, karyawan dapat memahami ekspektasi perusahaan dan mengintegrasikan nilai-nilai tersebut dalam setiap aspek pekerjaan mereka.  Budaya organisasi yang kuat dapat memberikan keunggulan kompetitif dan menciptakan fondasi yang kokoh bagi pertumbuhan dan kesuksesan jangka panjang perusahaan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk berinvestasi dalam pemahaman dan pengelola.

III. Pembahasan

A. Pengaruh Budaya Masyarakat Terhadap Budaya Organisasi 

Menurut Buchari & Wulanyani (2021), Budaya organisasi sangat berpengaruh terhadap perilaku dan efektivitas kinerja organisasi atau perusahaan yang mendukung tujuan-tujuan organisasi. Adanya variasi dan keanekaragaman budaya akan mewarnai variasi pola perilaku anggota organisasi tempat kebudayaan tersebut berlaku. Budaya masyarakat mempunyai pengaruh yang signi-fikan terhadap budaya organisasi di Indonesia. Ada dua sosok budaya yang dapat dijadikan model sosok budaya Indonesia. Sosok budaya pertama adalah sosok budaya masyarakat kerajaan di Nusantara yang disebut sosok budaya feodal aristokratis, dan yang kedua adalah sosok budaya paternalistis yang berkembang di masyarakat pertanian tradisional yang tidak sempat atau tidak memerlukan sistem kekuasaan kerajaan. Budaya feodal aristokratis maupun budaya paternalistis ikut memengaruhi budaya perusahaan yang ada di Indonesia. Tata krama di perusahaan yang ada di Indonesia memiliki kecenderungan tidak rasional yang mewakili budaya feodal aristokratis, sedangkan "budaya mohon petunjuk" mewakili budaya paternalistis.

Menurut Uha (2013), Budaya perusahaan yang terbuka dan seimbang sangat produktif karena memberikan kesempatan pada orang untuk membawakan dirinya dalam pekerjaan. Namun kebanyakan budaya perusahaan mempunyai bagian setengah bawah, yaitu faktor operasi, berkembang dengan baik. Tetapi bagian setengah atasnya, yaitu faktor human, dan kurang berkembang. Berikut adalah beberapa pengaruh budaya masyarakat terhadap budaya organisasi:

1. Nilai dan Keyakinan: Budaya masyarakat dapat mempengaruhi nilai-nilai dan keyakinan yang dianut oleh individu dalam organisasi. Misalnya, jika masyarakat memiliki nilai-nilai seperti kerjasama dan saling tolong menolong, maka anggota organisasi juga cenderung mengadopsi nilai-nilai tersebut.

2. Norma dan Etika: Norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat juga dapat mempengaruhi norma dan etika dalam budaya organisasi. Jika masyarakat memiliki norma-norma yang kuat terkait tanggung jawab sosial atau integritas, maka organisasi juga mungkin mengadopsi norma-norma tersebut.

3. Gaya Komunikasi: Cara orang berkomunikasi dalam masyarakat, termasuk bahasa yang digunakan dan gaya komunikasi yang diterima, dapat mempengaruhi gaya komunikasi dalam budaya organisasi. Misalnya, jika masyarakat cenderung menggunakan bahasa yang formal dan hierarkis, maka organisasi juga mungkin mengadopsi komunikasi serupa.

4. Struktur Organisasi: Struktur organisasi dapat dipengaruhi oleh budaya masyarakat. Misalnya, dalam masyarakat yang cenderung egaliter, di mana kesetaraan dihargai, organisasi juga mungkin memiliki struktur yang lebih horizontal dan memberikan perhatian pada partisipasi anggota.

B. Preferensi Manajer dan Karyawan dalam Mempertahankan Budaya Organisasi 

Menurut Wardiah (2016), Budaya organisasi mempunyai kecenderungan untuk terus berubah dan berkembang mengikuti perubahan dan kemajuan. Budaya organisasi tidak bersifat statis. Seperti halnya manusia, budaya organisasi dengan perjalanan waktu akan berkembang menjadi lebih dewasa, yang lebih mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan. Preferensi manajer dan karyawan dalam mempertahankan budaya organisasi dapat bervariasi tergantung pada peran dan tanggung jawab masing-masing. Namun, secara umum, ada beberapa preferensi yang sering terlihat di antara manajer dan karyawan ketika datang ke mempertahankan budaya organisasi. Berikut adalah beberapa preferensi umum yang dapat ditemui:

1. Konsistensi : Manajer cenderung mengutamakan konsistensi dalam menerapkan nilai-nilai budaya organisasi. Mereka ingin memastikan bahwa setiap anggota tim memahami dan menerapkan budaya ini secara seragam dalam kegiatan sehari-hari.
2. Komunikasi Terbuka: Manajer cenderung menghargai komunikasi terbuka dan transparan dalam mempertahankan budaya organisasi. Mereka berupaya untuk terus mengkomunikasikan nilai-nilai dan ekspektasi budaya kepada karyawan agar tetap terhubung dan terlibat.
3. Pemimpin Peran Model: Manajer berperan sebagai pemimpin dan sering berusaha menjadi teladan dalam mempraktikkan nilai-nilai budaya organisasi. Mereka berupaya untuk menginspirasi karyawan lain agar mengadopsi dan menginternalisasi budaya tersebut. 
4. Kesesuaian Nilai: Karyawan cenderung memprioritaskan kesesuaian nilai pribadi mereka dengan budaya organisasi. Mereka ingin merasa terhubung dengan nilai-nilai tersebut dan percaya bahwa budaya organisasi mencerminkan prinsip-prinsip yang mereka yakini.

C. Tantangan Budaya Organisasi Dalam Menghadapi Tuntunan Lingkungan Perusahaan 

Menurut Uha (2013), Budaya dalam organisasi selalu dinamis menyesuaikan dengan tuntutan lingkungan. Dalam menghadapi tuntutan lingkungan pelaku budaya organisasi menghadapi berbagai tantangan. Yang dimaksud dengan tantangan budaya di sini adalah tantangan yang bakal atau akan dihadapi oleh pelaku budaya atau suatu lingkungan budaya (subbudaya, subkultur) tatkala berkomunikasi atau berinteraksi dengan pelaku budaya atau lingkungan budaya (subbudaya) lain. Dengan mengetahui tantangan budaya, dapat dipelajari bagaimana menghadapi dan mengantisipasinya.
alasan mengapa tantangan budaya organisasi muncul dalam menghadapi tuntunan lingkungan perusahaan karena Perubahan Nilai dan Norma, Tuntunan lingkungan perusahaan sering kali membutuhkan perubahan nilai dan norma yang mendasari budaya organisasi. Jika budaya organisasi sudah terbentuk dengan kuat dan berakar dalam nilai-nilai dan norma yang ada, mengubahnya untuk menyesuaikan dengan tuntutan lingkungan dapat menjadi tantangan yang kompleks.

Agar tantangan itu berubah menjadi peluang bahkan kekuatan (re-silient). Tantangan budaya terdapat antar berbagai pihak sebagai berikut :

1. Budaya Pribadi
2. Kelompok atau masyarakat
3. Negara atau bangsa
4. Kultur dengan Subkultur
5. Kawasan dunia

D. Konsep Dasar Pengembangan dan Perubahan Budaya Organisasi 

Menurut Buchari & Wulanyani (2021), Dalam suatu perusahaan atau organisasi yang memiliki budaya organisasi yang kuat dan positif, budaya organisasi sangat berpengaruh terhadap perilaku dan efektivitas kinerja perusahaan yang mendukung tujuan-tujuan perusahaan. Konsep dasar pengembangan dan perubahan budaya organisasi melibatkan serangkaian langkah strategis yang bertujuan untuk mengubah dan mengembangkan budaya yang ada di dalam suatu organisasi. Budaya organisasi mengacu pada kumpulan nilai-nilai, keyakinan, norma, praktik, dan perilaku yang dianut oleh anggota organisasi dan mempengaruhi cara kerja mereka.
Konsep dasar pengembangan dan perubahan budaya organisasi terbagi menjadi 3 yakni :

1. Esensi perubahan pengembangan dan perubahan budaya organisasi
Perubahan organisasi adalah usaha yang direncanakan oleh manajemen untuk menghasilkan prestasi keseluruhan individu kelompok, dan organisasi, dengan mengubah struktur, perilaku, dan proses. Jika perubahan itu ditetapkan secara benar, individu dan organisasi akan bergerak menuju prestasi yang efektif. Usaha-usaha yang diselenggarakan dengan persetujuan bersama, direncanakan dan dievaluasi untuk meningkatkan prestasi, mempunyai peluang yang besar untuk berhasil. Adapun perubahan budaya organisasi adalah perubahan nama nilai-nilai, asumsi, dan filsafat organisasi yang diterapkan dalam perubahan pola pikir dan perilaku dalam organisasi.

2. Unsur-unsur pengembangan budaya organisasi 
Unsur-unsur pengembangan budaya organisasi  dibagi menjadi 3 yakni :
 A. Unsur Perilaku Organisasi
Perilaku organisasi adalah sistem yang terdiri atas pola aktivitas Kerja sama yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan.
B. Dimensi Perilaku Organisasi
Dimensi Perilaku Organisasi mengacu pada karakteristik dan aspek yang dapat digunakan untuk menganalisis dan memahami perilaku individu dalam konteks organisasi. Dimensi ini membantu dalam mempelajari dan memahami perilaku individu, kelompok, dan struktur organisasi serta dampaknya terhadap kinerja dan efektivitas organisasi secara keseluruhan. 
C. Aspek-aspek Pengembangan Organisasi
Pengembangan budaya organisasi merupakan dimensi eksternal organisasi, seperti faktor ekonomi, politik, sosial, perkembangan teknologi, kependudukan dan sebagainya, yang menjadi kajian dari ilmu manajemen strategi (strategic management).

IV. Kesimpulan

Budaya organisasi merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan berhasil tidaknya suatu organisasi. Untuk itu. peranan pemimpin dalam upaya membentuk dan membangun budaya organisasi yang kondusif bagi pencapaian tujuan organisasi sangatlah menentukan. Peran pemimpin tersebut menjadi penting dalam proses pemberdayaan (empowerment) karyawan. Di sinilah diperlukan kesiapan dan kerelaan pemimpin untuk memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan atau kemampuan kepada karyawan agar mereka menjadi lebih berdaya. Keadaan tersebut sangat ditentukan oleh budaya organisasi yang ada dalam organisasi tersebut.
Dengan budaya organisasi kita dapat memperbaiki perilaku dan motivasi sumber daya manusia sehingga meningkatkan kinerjanya dan pada gilirannya meningkatkan kinerja organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Namun budaya organisasi harus selalu dikembangkan sesuai dengan perkembangan ling kungan. Budaya organisasi yang statis suatu saat akan menjadi tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi yang bersifat dinamis sebagai respons terhadap perubahan lingkungan.
Budaya organisasi seperti sebuah lingkaran, setengah di bawah adalah operasional, yaitu tentang apa yang dikerjakan, piranti keras, sistem, kontrol, produksi, dan keuntungan. Adapun setengah di atas adalah faktor human atau manusia, mengenai bagaimana kita melakukan operasi dengan pengertian, komu- nikasi, kepercayaan, hubungan, dan keikutsertaan.


DAFTAR PUSTAKA

Buchari & Wulanyani. 2021. Gambaran Budaya Organisasi yang Berlandaskan Budaya Lokal. Bali : Universitas Udayana. Dalam Link : 

https://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/Psikobuletin/article/download/9816/6788

Panuntun, Slamet. 2020. Budaya Organisasi Pendidikan di Indonesia Organisasi dalam Pendidikan. Jurnal Intelegensia, 8(2), 98. Semarang. Dalam Link :

https://ejournal.unisnu.ac.id/JI/article/download/1487/1417

Rivai. 2014. Pemimpin Dan Kepemimpinan Dalam Organisasi. Cet. II, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Dalam Link :

https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=860001

Suyanto, Laurence Valencia. 2017. Pengaruh Kepuasan Kerja dan Budaya Organisasi terhadap Komitmen Organisasi Karyawan Perusahaan Swasta di Tanjung Pandan. Jakarta : Universitas Tarumanegara. Dalam Link :

https://journal.untar.ac.id/index.php/JMDK/article/view/13210

Uha, Ismail Nawawi. 2013. Budaya Organisasi  Kepemimpin dan Kinerja, Proses Terbentuk, Tumbuh Kembang, Dinamika, dan Kinerja Organisasi. Jakarta : Kencana

Wardiah, Mia Lasmi. 2016. Teori Perilaku dan Budaya Organisasi. Bandung : CV Pustaka Setia

Yaseen, S., Ali, H. Y., & Asrar-ul-Haq, M. (2018). Impact of organizational culture and leadership style on employee commitment towards change in higher education institutions of Pakistan. Paradigms, 12(1), 44-53

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.