Saturday, May 20, 2023

Kuis 10 : Menelaah Pentingnya Kepemimpinan Dalam Mendorong Inovasi Organisasi Yang Berdaya Saing Di era Digital

 Oleh : Mohammad Simar Kurniawan

Abstrak

Di lingkungan masyarakat, dalam organisasi formal maupun nonformal selalu ada seseorang yang dianggap lebih dari yang lain. Seseorang yang memiliki kemampuan lebih tersebut kemudian diangkat atau ditunjuk sebagai orang yang dipercayakan untuk mengatur orang lainnya. Biasanya orang seperti itu disebut pemimpin atau manajer. Dari kata pemimpin itulah kemudian muncul istilah kepemimpinan setelah melalui proses yang panjang. Pada era digital yang terus berkembang, inovasi menjadi faktor kunci dalam meningkatkan daya saing organisasi. Kepemimpinan yang efektif memainkan peran penting dalam memfasilitasi dan mendorong inovasi di dalam organisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi pentingnya kepemimpinan dalam mendorong inovasi organisasi yang berdaya saing di era digital. Kepemimpinan terkadang dipahami sebagai kekuatan untuk menggerakkan dan mempengaruhi orang. Kepemimpinan sebagai sebuah alat, sarana atau proses untuk membujuk orang agar bersedia melakukan sesuatu secara sukarela/sukacita. 

Kata kunci : Kepemimpinan, inovasi organisasi, digital, manajer

Abstract

In society, in formal and non-formal organizations, there is always someone who is considered more than the others. Someone with more ability is then appointed or appointed as a person entrusted to manage others. Usually such people are called leaders or managers. It was from the word leader that the term leadership emerged after going through a long process. In the digital era that continues to grow, innovation is a key factor in increasing organizational competitiveness. Effective leadership plays an important role in facilitating and driving innovation within the organization. This research aims to explore the importance of leadership in driving competitive organizational innovation in the digital era. Leadership is sometimes understood as the power to move and influence people. Leadership as a tool, means or process to persuade people to be willing to do something voluntarily/joyfully.

Keywords: Leadership, organizational innovation, digital, managers

I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Menurut Mulyono (2018), Pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen, watak dan kepribadian sendiri yang unik dan khas sehingga tingkah laku dan gayanya yang membedakan dirinya dari orang lain. Menjadi pemimpin sangatlah sulit dan mengandung resiko hidup tertinggi dalam hidup, sehingga rasanya aneh banyak orang yang berebut dan berlomba untuk menjadi pemimpin. Seorang pemimpin sejati hanya akan tampil pada saat di mana kondisi membutuhkan pemimpin sedangkan yang lain tidak berani tampil jadi pemimpin. Pada kondisi di mana situasi aman tentram terkendali seorang pemimpin tadi akan segara mengundurkan diri menjadi pemimpin. Pemimpin dalam kondisi aman tenteram haruslah ditunjuk oleh yang berwenang dan memiliki pengetahuan dan dasar ilmu yang mumpuni (misalnya ditunjuk para Ulama). 

Menurut Soekarso (2010), Pemimpin organisasi haruslah tahu tentang organisasinya, menguasai ilmu organisasi dan menguasai orang-orang dalam organisasinya. Paham ilmu organisasi dan tahu tentang organisasinya tidaklah serta merta bisa menjadi pemimpin bila tidak menguasai orang-orang dalam organisasinya. Menguasai dalam arti orang-orang dalam organisasi tunduk, patuh, dan menghormatinya serta mendukungnya. Bila orang dalam organisasinya hanya tunduk dan patuh tapi tidak menghormati dan mendukungnya maka ia hanya dianggap sebagai manager atau bos organisasi saja. Pentingnya kepemimpinan dalam mendorong inovasi telah diakui secara luas oleh para ahli dan praktisi manajemen. Kepemimpinan yang kuat dan proaktif mampu menciptakan lingkungan yang mendukung dan memfasilitasi proses inovasi. Kepemimpinan yang baik mampu memotivasi dan menginspirasi anggota organisasi untuk berpikir kreatif, mengambil risiko yang diperlukan, dan beradaptasi dengan perubahan teknologi dan kebutuhan pasar.

Menurut Suherman (2019), Kepemimpinan bukanlah tentang hirarki atau sebutan atau juga status melainkan hal tersebut memiliki pengaruh dan menguasai untuk berubah. Kepemimpinan bukanlah sekitar membual hak-hak atau pertempuran atau bahkan untuk mengakumulasi kekayaan melainkan untuk menghubungkan dan melibatkan sejumlah orang pada tingkatan-tingkatan yang sesuai. Di era digital, inovasi menjadi lebih penting karena teknologi telah menjadi penggerak utama perubahan bisnis. Organisasi harus mampu memanfaatkan teknologi baru untuk menciptakan nilai tambah bagi pelanggan mereka, meningkatkan efisiensi operasional, dan memperluas pasar mereka. Kepemimpinan yang berfokus pada inovasi mampu mengarahkan organisasi untuk mengembangkan dan menerapkan solusi baru yang mengikuti perkembangan teknologi dan memenuhi tuntutan pasar.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 
1. Bagaimana peran Kepemimpinan dalam pengambilan keputusan ?
2. Bagaimana Meningkatkan Kualitas Kepemimpinan yang efektif dalam Organisasi?
3. Apa saja Tipologi-tipologi dari Kepemimpinan  ?
4. Bagaimana Keberadaan pemimpin dalam upaya peningkatan produktivitas organisasi ?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan artikel ini ialah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui peran Kepemimpinan dalam pengambilan keputusan

2. Untuk mengetahui peningkatan Kualitas Kepemimpinan yang efektif dalam Organisasi

3. Untuk mengetahui Tipologi-tipologi dari Kepemimpinan

4. Untuk mengetahui Keberadaan pemimpin dalam upaya peningkatan produktivitas organisasi

II. Tinjauan Pustaka

Menurut (Colquitt, LePine, dan Wesson) Kepemimpinan adalah sebagai penggunaan kekuasaan dan pengaruh untuk mengarahkan aktivitas pengikut pada pencapaian tujuan, di mana pengarahan dapat memengaruhi interpretasi pengikut terhadap kejadian, organisasi dari aktivitas kerja mereka, komitmen mereka terhadap tujuan utama, hubungan mereka dengan pengikut lain, dan akses mereka pada kerja sama dan dukungan dari unit kerja lain. Di era digital yang terus berkembang, inovasi menjadi faktor kunci bagi keberhasilan organisasi yang berdaya saing. Inovasi memungkinkan organisasi untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan, mengembangkan produk dan layanan baru, serta meningkatkan efisiensi operasional. Namun, inovasi tidak terjadi dengan sendirinya. Diperlukan kepemimpinan yang efektif untuk mendorong inovasi di dalam organisasi. Tulisan ini akan menelaah pentingnya kepemimpinan dalam mendorong inovasi organisasi yang berdaya saing di era digital.

Menurut Farqan dan Setyaki ( 2021), Pemimpin memiliki sifat, kebiasaan, temperamen, watak dan kepribadian sendiri yang unik dan khas sehingga perilaku dan gayanya yang membedakan dirinya dari orang lain. Gaya atau style hidupnya ini pasti akan mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinannya. Pemimpin dijadikan contoh untuk bawahan karena ia harus dapat memberikan keteladanan agar dapat dicontoh bagi bawahannya. kepemimpinan memiliki peran yang penting dalam mendorong inovasi dalam organisasi di era digital. Kepemimpinan yang proaktif, adaptif, dan inovatif diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung inovasi, mengidentifikasi peluang, mengatasi perubahan yang cepat, dan menggerakkan organisasi menuju keberhasilan jangka panjang. Dengan kepemimpinan yang kuat, organisasi dapat menjadi lebih berdaya saing. Kepemimpinan yang mendorong inovasi juga berperan penting dalam mengatasi hambatan dan tantangan yang terkait dengan perubahan. Mengubah cara kerja yang sudah mapan dan menerapkan teknologi baru sering kali membutuhkan perubahan budaya organisasi, pembangunan kemampuan baru, dan penyesuaian dalam struktur dan proses kerja. Kepemimpinan yang kuat dan inovatif dapat membantu mengatasi resistensi terhadap perubahan, membangun komitmen, dan memfasilitasi adopsi inovasi secara efektif. 

Menurut Sutikno (2014), Kita semua adalah pemimpin dan akan diminta per- tanggung jawaban tentang apa yang kita pimpin. Seorang pemimpin sejati, harus mampu meningkatkan kemampuan dirinya untuk memuliakan orang-orang yang dipimpinnya. Dia bekerja lebih keras dan berpikir lebih kuat, lebih lama, dan lebih mendalam dibanding orang yang dipimpinnya. Bukan sebaliknya, pemimpin yang selalu ingin dilayani, selalu ingin mendapatkan dan mengambil sesuatu dari orang-orang yang dipimpinnya. Menjadi pemimpin adalah amanah yang harus dilaksanakan dan dijalankan dengan baik oleh pemimpin tersebut, karena kelak Allah akan meminta pertanggung- jawaban atas kepemimpinannya tersebut.

Kepemimpinan yang kuat dan visioner memiliki kemampuan untuk menginspirasi, memotivasi, dan membimbing anggota tim menuju pencapaian tujuan inovasi. Di era digital yang penuh dengan perubahan dan ketidakpastian, pemimpin yang mampu beradaptasi dengan cepat dan mengambil keputusan yang tepat menjadi kunci sukses. Dalam era digital yang penuh dengan perubahan dan persaingan, kepemimpinan yang efektif memainkan peran penting dalam mendorong inovasi yang dapat meningkatkan daya saing organisasi. Pemimpin yang visioner, mampu mengelola perubahan, mendorong budaya inovasi, dan memfasilitasi kolaborasi tim yang inklusif akan menciptakan organisasi yang adaptif dan responsif terhadap perubahan. Dengan dukungan pemimpin yang kuat, organisasi dapat menghadapi tantangan era digital dengan lebih baik dan memanfaatkan peluang inovasi untuk mencapai keunggulan kompetitif.

III. Pembahasan

A. Peran Kepemimpinan Dalam pengambilan keputusan

Menurut Wibowo (2016), Orang yang termotivasi memberi kita keunggulan kompetitif. Sebagai pemimpin, kita dapat membuat perbedaan antara mereka yang sangat peduli terhadap peran mereka dengan mereka yang hanya sekadar menampakkan diri untuk bekerja setiap hari, dan berjalan, bergerak mengambil gaji. Pemimpin yang efektif memotivasi pekerja untuk bekerja bersama dan mencapai kejayaan, menanamkan percaya diri dan kepercayaan ketika menjalankan bisnis sehari-hari.

Menurut Rivai (2004), Kepemimpinan seseorang sangat besar perannya dalam setiap pengambilan keputusan, sehingga membuat keputusan dan mengambil tanggung jawab terhadap hasilnya adalah salah saru tugas seorang pemimpin. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, jika pemimpin tidak dapat membuat keputusan, dia (seharusnya) tidak dapat menjadi pemimpin. Kepentingan men dasar dari pengambilan keputusan ini ditunjukkan dengan ada nya pembahasan khusus tentang hal ini dalam berbagai disiplin ilmu. Pengambilan keputusan dalam tinjauan perilaku, mencer- minkan karakter bagi seorang pemimpin. Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah keputusan yang diambil baik atau buruk tidak hanya dinilai setelah konsekuensinya terjadi, melainkan melalui berbagai pertimbangan dalam prosesnya. Berikut peran kepemimpina dalam pengambilan keputusan antara lain :

1. Menetapkan Visi dan Tujuan

Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk menetapkan visi dan tujuan organisasi. Visi yang jelas dan tujuan yang terukur memberikan landasan bagi pengambilan keputusan yang tepat. Pemimpin harus memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil berkontribusi terhadap pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan.

2. Mendorong Kolaborasi 

Kepemimpinan yang efektif melibatkan kolaborasi dengan anggota tim dan pemangku kepentingan lainnya dalam proses pengambilan keputusan. Pemimpin harus menciptakan lingkungan yang terbuka dan mendukung, di mana setiap orang merasa dihargai dan diundang untuk memberikan masukan mereka. Dengan memfasilitasi kolaborasi, pemimpin dapat mengakses berbagai perspektif dan ide-ide yang beragam, yang dapat meningkatkan kualitas keputusan.

3. Mengambil Tanggung Jawab

Seorang pemimpin harus siap untuk mengambil tanggung jawab atas keputusan yang diambil. Ini mencakup menghadapi konsekuensi dari keputusan yang kurang berhasil dan berani mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan. Dalam menghadapi kegagalan, pemimpin harus mempertahankan ketekunan dan belajar dari kesalahan untuk membuat keputusan yang lebih baik di masa depan.

4. Mengumpulkan Informasi dan Analisis

Pemimpin harus mengumpulkan informasi yang relevan dan melakukan analisis yang mendalam sebelum mengambil keputusan. Ini melibatkan pengumpulan data, pemahaman tentang situasi yang ada, dan melibatkan pihak-pihak yang terkait dalam proses pengambilan keputusan. Pemimpin harus mampu menyaring informasi yang diperoleh, mengevaluasi opsi yang tersedia, dan memahami implikasi dari setiap keputusan yang akan diambil.

B. Peningkatan Kualitas Kepemimpinan Yang Efektif Dalam Organisasi

Peningkatan kualitas kepemimpinan yang efektif dalam organisasi adalah suatu proses yang melibatkan pengembangan dan penerapan keterampilan, sikap, dan pengetahuan yang diperlukan oleh seorang pemimpin untuk berhasil memimpin tim atau organisasi dengan baik. Menurut Soekarso (2010),  Beberapa usaha untuk meningkatkan kualitas kepemimpinan efektif antara lan sebagai berikut :

1. Berpikir efektif dalam menetapkan keputusan

Inti kepemimpinan adalah penetapan keputusan dan hubungan manusia (human relationship). (decision making). Dalam hal ini pemimpin harus mampu menampilkan kualita berfikir yang tinggi, sebagai gambaran bahwa prosesnya berlangsung kritis, logis, rasional, kreatif dan produktif. Pemimpin harus selalu berusaha meningkatkan kemampuan berfikir yang mencerminkan kaya akan gagasan, dan inisiatif, dalam penetapan keputusan secara obyektif dengan cepat, tepat, dan akurat. Pemimpin yang menerapkan berpikir efektif dalam penetapan keputusan dan hubungan manusia, maka kualitas kepemimpinan meningkat dan efektif.

2. Mengkomunikasikan hasil berfikir

Hasil berfikir yang diterjemahkan menjadi gagasan, prakarsa, inisiatif, kreativitas, pendapat, saran, perintah dan sebagainya, perlu diketahui orang lain khususnya anggota organisasi. Dengan demikian hasil berfikir itu harus dikomunikasikan agar dapat berfungsi untuk menggerakkan anggota organisasi: Mengkomunikasikan hasil berfikir dapat dilakukan dengan lisan, tertulis, perilaku atau tindakan nyata. Pemimpin harus berusaha memberikan contoh dan keteladanan bagi semua anggota organisasi, yang menyentuh disiplin, loyalitas, dedikasi, semangat, moral kerja, kejujuran, tanggung jawab, dan lain-lain. Hasil berfikir yang dikomunikasikan kepada semua anggota organisasi, maka kemungkinan kualitas kepemimpinan menjadi meningkat dan efektif.

3. Meningkatkan partisipasi dalam pemecahan masalah

Meningkatkan partisipasi merupakan kemampuan mewujudkan dan membina kerjasama, yang pada dasarnya mampu memotivasi dan memanfaatkan peran serta anggota organisasi. Partisipasi dapat dilakukan dalam berbagai kegiatan, yang seluruhnya disebut sebagai partisipasi dalam pemecahan masalah. Dalam hal ini pemimpin juga harus selalu siap menerima kegiatan-kegiatan pembaharuan (reformasi/perubahan) yang bersumber dari partisipasi anggota. Partisipasi berupa gagasan, pendapat, ide, kreativitas dan inisiatif biasanya datang dari anggota generasi muda yang bersifat dinamis cenderung idealis dan menatap masa depan dengan harapan dan cita-cita. Jadi pemimpin yang mampu mengarahkan. membina dan memanfaatkan partisipasi anggota organisasi tersebut dengan menggunakan teknik-teknik manajemen partisipatif, maka kualitas kepemimpinan menjadi meningkat dan efektif.

4.  Menggali dan meningkatkan kreativitas

Menggali dan meningkatkan kreativitas melibatkan proses membangkitkan dan mengembangkan gagasan, konsep, dan solusi yang baru dan inovatif. Kreativitas adalah kemampuan untuk berpikir di luar batasan yang ada, melihat hubungan baru antara konsep, dan menghasilkan ide-ide yang orisinal dan berbeda. Kreativitas dimaksudkan meliputi pengertian untuk menciptakan sesuatu". Dilihat dari sudut kepemimpinan kreativitas sebagai kemampuan melihat sesuatu dari prespektif baru, atau kemampuan mental (khayal dan kecerdasan) menciptakan kombinasi baru. kemampuan mengkhayalkan dan memikirkan sesuatu susunan bentuk yang berbeda dari sebelumnya dan kemampuan menyusun konsepsinya sebagai penerapan yang baru. 

C. Tipologi-tipologi dari Kepemimpinan

Menurut Wibowo (2014), Organisasi yang cerdas harus mengidentifikasi dan melatih bakat anggota mereka untuk menghadapi permintaan besar akan kepemimpinan, atau mereka berisiko mengalami kegagalan. Manajer yang buruk membebani biaya besar bagi organisasi, dan memiliki banyak manajer buruk akan memerosotkan organisasi. Tetapi organisasi yang mendapatkan manajer berdasar bakat, akan tumbuh subur dan mendapatkan keunggulan kompetitif. Berikut tipe-tipe dari kepemimpinan antara lain :

1. Tipe Otokratik

Tipe kepemimpinan ini menganggap bahwa kepemimpinan adalah hak pribadinya (pemimpin), sehingga ia tidak perlu berkonsultasi dengan orang lain dan tidak bisa hadir orang lain yang ikut campur. Seorang pemimpin yang golong otokratik memiliki serangkaian karakteristik yang biasanya dipandang sebagai karakteristik yang negatif. Seorang pemimpin otokratik adalah seorang yang egois. Pemimpin otokratik memegang kendali mutlak dan memberikan perintah yang harus diikuti oleh anggota tim tanpa adanya ruang untuk partisipasi atau kontribusi mereka

2. Tipe Kharismatik

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikemukakan bahwa "kharismatik berarti bersifat kharisma". Seorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik khusus yaitu daya tariknya yang sangat memikat, sehingga mampu mem- peroleh pengikut yang sangat besar dan para pengikutnya tidak selalu dapat menjelaskan secara konkrit mengapa orang ter- tentu itu dikagumi. Oleh karena itu, pemimpin semacam ini pada umumnya mempunyai pengikut, meskipun para pengikut itu sering pula tidak menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab-musabab sese- orang menjadi pemimpin yang kharismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib.

3. Tipe Demokratik 

Yang dimaksud dengan tipe demokratik adalah tip memimpin yang demokratis, dan bukan karena dipilihnya pemimpin secara demokratis. Tipe kepemimpinan di man pemimpin selalu bersedia menerima dan menghargai saran saran, pendapat, dan nasehat dari staf dan bawahan, melalu forum musyawarah untuk mencapai kata sepakat. Kepemimpinan demokratik adalah kepemimpinan yang aktif, dinamis, dan terarah. Kegiatan-kegiatan pengendali. an dilaksanakan secara tetib dan bertanggung jawab. Pem- bagian tugas-tugas yang disertai pelimpahan wewenang dan tanggung jawab yang jelas, memungkinkan setiap anggota berpartisifasi secara aktif. Seorang pemimpin yang demokratik menyadari bahwa organisasi harus disusun sedemikain rupa sehingga menggambarkan secara jelas aneka tugas dan kegiatan yang harus dilaksanakan demi tercapainya tujuan organisasi.

4. Tipe Kepemimpinan Kendali Bebas

Tipe kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari tipe kepemimpinan otokratik. Pemimpin berkedudukan sebagai simbol. Kepemimpinan dijalankan dengan memberikan kebebasan penuh pada orang yang dipimpin dalam meng- ambil keputusan dan melakukan kegiatan menurut ke- hendak dan kepentingan masing-masing, baik secara perorangan maupun kelompok-kelompok kecil. Pemimpin hanya memfungsikan dirinya sebagai penasihat. Sifat kepemimpinan pada tipe kendali bebas seolah-olah tidak tampak. Pemimpin berkedudukan sebagai simbol. Kepemimpinannya dijalankan dengan memberikan kebebasan penuh pada orang yang di- pimpin dalam mengambil keputusan dan melakukan kegiatan (berbuat) menurut kehendak dan kepentingan masing-masing. baik perseorangan maupun kelompok-kelompok kecil. Disini seorang pemimpin mempunyai keyakinan bahwa dengan memberikan kebebasan yang seluas-luasnya terhadap bawahan maka semua usahanya akan cepat berhasil.

D. Keberadaan Kepemimpinan Dalam Upaya Peningkatan Produktivitas Organisasi

Menurut Sutikno (2014), Pemimpin yang unggul adalah pemimpin yang memiliki visi ke depan. serta dibarengi dengan tindakan strategis yang tinggi. Organisasi yang kuat merupakan hasil dari kepemimpinan yang unggul. Organisasi tanpa pemimpin yang unggul ibarat kapal perang yang besar tanpa nakhoda. Kapal perang tersebut akan kehilangan arah dan orientasi, tanpa tujuan dan makna. Akibat yang bisa dirasakan bagi organisasi tanpa pemimpin yang unggul adalah kemunduran produktivitas organisasi, inovasi yang terhambat, iklim dan budaya organisasi yang tidak adaptif. Kesemua hal tersebut akan menghambat laju organisasi di masa depan.

Produktivitas pada dasarnya merupakan sikap mental manusia yang berpandangan bahwa mutu kehidupan hari in harus lebih baik dari hari kemarin dan membuat hari esok lebi baik dari hari ini. Dengan demikian, manusia yang produktif mempunyai sikap mental dan cara pandang selalu berorientasi pada tiga dimensi waktu, yakni dengan pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Dalam hal ini, para pemimpin harus terus menerus berusaha meningkatkan produktivitas sistem mereka. Organisasi hampir selalu merumuskan sasaran untuk produktivitas. Sasaran produktivitas yang umum di- gunakan adalah jumlah produk yang dihasilkan atau jumlah layanan yang diberikan per unit masukan. Peningkatan produktivitas dapat dilakukan di antaranya dengan melakukan pengelolaan sumberdaya manusia yang lebih baik. Suatu organisasi dalam mencapai tujuannya, maka seorang pemimpin harus dapat mengelola dan mengarahkan elemen- elemen yang ada secara baik dan teratur. Seorang pemimpin harus dapat menciptakan kerjasama yang harmonis di antara pimpinan dan bawahan.

Namun, penting untuk diingat bahwa tidak ada satu pendekatan kepemimpinan yang cocok untuk setiap situasi. Setiap organisasi memiliki kebutuhan dan dinamika yang berbeda, oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat beradaptasi dan menggunakan pendekatan yang sesuai dengan keadaan yang ada. Fleksibilitas dan kemampuan untuk belajar dan berkembang juga merupakan atribut penting bagi seorang pemimpin yang efektif. Dalam upaya peningkatan produktivitas organisasi, keberadaan kepemimpinan yang kuat dan efektif berperan kunci. Dengan memimpin dengan teladan, membangun budaya kerja positif, memberikan bimbingan dan dukungan, serta mendorong inovasi, seorang pemimpin dapat membawa perubahan positif dan meningkatkan produktivitas organisasi secara keseluruhan.

IV. Kesimpulan

Kepemimpinan sebagai penggerak inovasi yang dimana Seorang pemimpin yang efektif memiliki peran kunci dalam merangsang, mendorong, dan memfasilitasi inovasi dalam organisasi. Mereka bertindak sebagai penggerak utama yang menginspirasi anggota tim untuk berpikir di luar batasan yang ada, menggali peluang baru, dan menciptakan solusi kreatif untuk menghadapi tantangan di era digital. Kepemimpinan tidak terjadi dengan sendirinya, dan sudah barang tentu bukan merupakan konsekuensi dari se- seorang yang diberi otoritas atau mendapatkan kekuasaan semata. Oleh karena itu, saatnya para pemimpin menggunakan waktu mereka guna mengerti kecenderungan global, mem- promosikan visi dan misi organisasi, memotivasi dan mengembangkan para karyawan, membiarkan perubahan terjadi sambil senantiasa mengingatkan haluan organisasi melalui visi dan misi. Pemimpin yang efektif mempunyai sifat-sifat atau kualitas tertentu yang diinginkan, seperti kharisma, ber- pandangan ke depan, intensitas tinggi dan keyakinan diri yang kuat.


DAFTAR PUSTKA

Farqan & Setyaki. 2021. Kepemimpinan (Leadership) Berkarakter  Dalam Kemajuan Organisasi. Depok : Politeknik Ilmu Kemasyarakatan. Dalam Link : 

http://jurnal.um-tapsel.ac.id/index.php/nusantara/article/view/3649

Mulyono, Hardi. 2018. Kepemimpinan (Leadership) Berbasis Karakter dalam Peningkatan Kualitas Pengelolaan Perguruan Tinggi. Medan : Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah. Dalam Link :

https://media.neliti.com/media/publications/288149-kepemimpinan-leadership-berbasis-karakte-4640d947.pdf

Rivai, Veithzal. 2008. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta : PTRGrafindo Persada

Soekarso. 2010.  Teori Kepemimpinan. Jakarta : Penerbit Mitrca Wacana Media.

Suherman, Usep Deden. 2019. Pentingnya Kepemimpinan Dalam Organisasi. Bandung : UIN SGD. Dalam Link : 

https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/aksy/article/download/5561/pdf

Sutikno, Subro. 2014. Pemimpin dan Kepemimpinan : Tips Praktis Untuk Menjadi Pemimpin yang diidolakan. Lombok : Penerbit Holistica

Wibowo. 2016. Kepemimpinan : Pemahaman Dasar, Pandangan Konvesional, Gagasan Kontemporer. Jakarta : PTGrafindo Persada

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.