Adetha Muhammad Dzulfaqar (adethamuhammad08@gmail.com)
ABSTRAK
Sistem pengendalian manajemen
merupakan hal yang penting dala suatu
organisasi. Hal tersebut karena system pengendalian manajemen berperan dalam
mengendalikan perilaku individu di organisasi dengan cara atau aturan yang
dianggap sesuai oleh badan usaha dalam mencapai tujuan organisasi. Pengukuran
kinerja dimaksudkan untukmengahsilkan tujuan, informasi yang relevan pada
program atau kinerja organisasi yang dapat digunakan untuk memperkuat manajemen
dan menginformasikan pengambilan keputusan. Peranan utama sistem pengendalian
manajemen adalah untuk memastikan pelaksanaan strategi yang telah dipilih
berjalan dengan baik. Dimana, formulasi strategi memfokuskan pada masa jangka
panjang. Penerapan sistem pengendalian manajemen dalam sebuah perusahaan
sangatlah penting karena sistem ini mempengaruhi perilaku manusia.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian pengendalian (pengawasan)
Pengendalian
(controlling) merupakan suatu faktor penunjang penting terhadapefisiensi
organisasi, demikian juga pada perencanaan pengorganisasian, dan
pengarahan.Pengendalian adalah suatu fungsi yang positif dalam menghindarkan
dan memperkecilpenyimpangan-penyimpangan dari sasaran-sasaran atau target yang
direncanakan. Setiap pengorganisasian, oleh karena itu harus memiliki sistem
pengawasan (pengendalian). Sistem pengendalian manajemen diperlukan untuk
mengendalikan bagaimana strategi dalam perusahaan berlangsung sesuai dengan
rencana dan tujuannya. Kesiapan dan kemauan perusahaan untuk mengikuti
perkembangan dunia usaha yang akan selalu menghadapi situasi dimana strategi
yang direncanakan tidak terdefenisikan dengan baik Sistem pengendalian dalam
perusahaan memiliki dua tujuan yaitu tujuan pribadi dan tujuan organisasi. Maka
sistem pengendalian dirancang untuk mencapai keselarasan antara pencapaian
tujuan pribadi dan mencapai tujuan organisasi.
Beberapa para
ahli mengemukakan pengertian pengendalian diantaranya yaitu:
- Earl P. Strong, “Controlling is the process of regulating the various factor in an enterprise according to the requirement of its plans.” Pengendalian adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu perusahaan, agar pelaksanaan sesuai dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana.
- Harold Koontz, “Control is the measurement and correction of the performance of subordinates in order to make sure that enterprise objectives and the plans devised to attain then are accomplished.” Pengendalian adalah pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan dapat terselenggara.
- G.R. Terry, “Contolling can be defined as the process of determining what is to be accomplished, that is the standard, what is being accomplished, that is the performance, evaluating the performance and if necessary applying corrective measure so that performance takes place according to plans, that is in conformity with the standard.“ Pengendalian dapat didefinisikan ssebagai proses penentuan, apa yang harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan apabila perlu melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana yaitu selaras dengan standar.
- Robert J. Mockler, Pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapakan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan. Pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses untuk “menjamin” bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai. Ini berkenaan dengan cara-cara membuat kegiatan-kegiatan sesuai yang direncanakan.
B.
Komponen Sistem Pengendalian Manajemen
Dasar dari proses sistem pengendalian manajemen adalah
berupaya mengarahkan seperangkat variabel menuju sasaran. Dalam perusahaan,
manusia merupakan variabel yang harus diarahkan, dituntun atau diransang untuk
mencapai tujuan. Maka, sistem pengendalian manajemen sedikitnya memiliki empat
komponen yaitu :
1. Pelacak
(detektor) atau sensor, yaitu alat pengamatan yang mendeteksi atau mengamati
dan mengukur atau menggambarkan kegiatan yang perlu dikendalikan.
2. Penilai
(assessor), yaitu alat untuk menilai hasil dari suatu kegiatan, biasanya
dikaitkan dengan standar, dan mengidentifikasi kegiatan yang tidak dapat
dikuasai.
3. Effector,
yaitu alat untuk memoditifikasi perilaku untuk mengubah prestasi bila
diperlukan.
4. Jaringan
komunikasi, yaitu alat untuk menyebar-luaskan informasi.
C.
Asas-asas Pengendalian
Harold Koontz
dan Cyril O’Donnel, mengemukakan asas-asas pengendalian yaitu:
a. Asas tercapainya tujuan (Principle of
assurance of objective), artinya pengendalian harus ditujukan ke arah
tercapainya tujuan yaitu dengan mengadakan perbaikan untuk menghindari
penyimpangan- penyimpangan dari rencana.
b. Asas efisiensi pengendalian (Principle of
efficiency of control), artinya pengendalian itu efisien, jika dapat
menghindari penyimpangan dari rencana, sehingga tidak menimbulkan hal-hal lain
yang di luar dugaan.
c. Asas
tanggung jawab pengendalian (Principle of control responsibility), artimya
pengendalian hanya dapat dilaksanakan jika manajer bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan rencana.
d. Asas
pengendalian terhadap masa depan (principle of future control), artinya
pengendalian yang efektif harus ditujukan ke arah pencegahan
penyimpangan-penyimpangan yang akan terjadi, baik pada waktu sekarang maupun
masa yang akan datang.
e. Asas
pengendalian langsung (Principle of direct control), artinya teknik kontrol
yang paling efektif ialah mengusahakan adanya manajer bawahan yang berkualitas
baik. Pengendalian itu dilakukan oleh manajer, atas dasar bahwa manusia itu
sering berbuat salah. Cara yang paling tepat untuk menjamin adanya pelaksanaan
yang sesuai dengan rencana adalah mengusahakan sedapat mungkin para petugas
memiliki kualitas yang baik.
f. Asas
refleksi rencana (Principle of reflection plans), artinya pengendalian harus
disusun dengan baik, sehingga dapat mencerminkan karakter dan susunan rencana.
g. Asas
penyesuaian dengan organisasi (Principle of organization suitability), artinya
pengendalian harus dilakukan sesuai dengan struktur organisasi. Manajer dengan
bawahannya merupakan sarana untuk melaksanakan rencana. Dengan demikian
pengendalian yang efektif harus disesuaikan dengan besarnya wewenang manajer,
sehingga mencerminkan struktur organisasi.
h. Asas
pengendalian individual (Principle of individual of control), artinya
pengendalian dan teknik pengendalian harus sesuai dengan kebutuhan manajer.
Teknik pengendalian harus ditujukan terhadap kebutuhan-kebutuhan akan informasi
setiap manajer. Ruang lingkup informasi yang dibutuhkan itu berbeda satu sama
lain, tergantung pada tingkat dan tugas manajer.
i. Asas standar (Principle of standard),
artinya pengendalian yang efektif dan efisien memerlukan standar yang tepat
yang akan dipergunakan sebagai tolak ukur pelaksanaan dan tujuan yang akan
dicapai.
j. Asas pengendalian terhadap strategi
(Principle of strategic point control), artinya pengendalian yang efektif dan
efisien memerlukan adanya perhatian yang ditujukan terhadap faktor-faktor
strategis dalam perusahaan.
k. Asas kekecualian (The exception principle),
artinya efisiensi dalam pengendalian membutuhkan adanya perhatian yang
ditujukan terhadap faktor kekecualian. Kekecualian ini dapat terjadi dalam
keadaan tertentu ketika situasi berubah atau tidak sama.
l. Asas
pengendalian fleksibel (Principle of flexibility of control), artinya
pengendalian harus luwes untuk menghindari kegagalan pelaksanaan rencana.
m. Asas
peninjauan kembali (Principle of review), artinya sistem pengendalian harus
ditujukan berkali-kali, agar sistem yang digunakan berguna untuk mencapai
tujuan.
n. Asas
tindakan (Principle of action), artinya pengendalian dapat dilakukan, apabila
ada ukuran-ukuran untuk mengoreksi penyimpangan-penyimpangan rencana,
organisasi, staffing, dan directing.
D.
Jenis-jenis Pengendalian
Jenis-jenis
pengendalian adalah sebagai berikut:
1. Pengendalian
Karyawan (Personnel Control)
Pengendalian
ini ditujukan kepada hal-hal yang ada hubungannya dengan kegiatan karyawan.
Misalnya apakah karyawan bekerja sesuai dengan rencana, perintah, tata kerja,
disiplin, absensi, dan sebagainya.
2. Pengendalian
Keuangan (Financial Control)
Pengendalian
ini ditujukan kepada hal-hal yang menyangkut keuangan, tentang pemasukan dan
pengeluaran, biaya-biaya perusahaan termasuk pengendalian anggaran.
3. Pengendalian
Produksi (Production Control)
Pengendalian
ini ditujukan untuk mengetahui kualitas dan kuantitas produksi yang dihasilkan,
apakah sesuai dengan standar atau rencananya.
4. Pengendalian
Waktu (Time Control)
Pengendalian
ini ditujukan kepada penggunaan waktu, artinya apakah waktu untuk mengerjakan
suatu pekerjaan sesuai atau tidak dengan rencana.
5. Pengendalian
Teknis (Technical Control)
Pengendalian
ini ditujukan kepada hal-hal yang bersifat fisik yang berhubungan dengan
tindakan dan teknis pelaksanaan.
6. Pengendalian
Kebijaksanaan (Policy Control)
Pengandalian
ini ditujukan untuk mengetahui dan menilai, apakah kebijaksanaan-kebijaksanaan
organisasi telah dilaksanakan sesuai yang telah digariskan.
7. Pengendalian
Penjualan (Sales Control)
Pengendalian
ini ditujukan untuk mengetahui, apakah produksi atau jasa yang dihasilkan
terjual sesuai dengan target yang ditetapkan.
8. Pengendalian
Inventaris (Inventory Control)
Pengendalian
ini ditujukan untuk mengetahui, apakah inventaris perusahaan masih ada semuanya
atau ada yang hilang.
9. Pengendalian
Pemeliharaan (Maintenance Control)
Pengendalian
ini ditujukan untuk mengetahui, apakah semua inventaris perusahaan dan kantor
dipelihara dengan baik atau tidak, dan jika ada yang rusak apa kerusakannya,
apa masih dapat diperbaiki atau tidak.
E.
Proses-proses pengendalian
Proses
pengendalian dilakukan secara bertahap melalui langkah-langkah berikut:
a. Penetapan standar pelaksanaan (perencanaan)
Tahap pertama
dalam pengendalian adalah penetapan standar pelaksanaan. Standar mengandung
arti sebagai suatu satuan pengukuran yang dapat digunakan sebagai “patokan”
untuk penilaian hasil-hasil. Standar adalah kriteria-kriteria untuk mengukur
pelaksanaan pekerjaan. Kriteria tersebut dapat dalam bentuk kuantitatif ataupun
kualitatif. Standar pelaksanaan (standard performance) adalah suatu pernyataan
mengenai kondisi-kondisi yang terjadi bila suatu pekerjaan dikerjakan secara
memuaskan.
b. Penentuan
pengukuran pelaksanaan kegiatan
Penentuan
standar akan sia-sia bila tidak disertai berbagai cara untuk mengukur
pelaksanaan kegiatan nyata. Oleh karena itu, tahap kedua dalam pengendalian
adalah menentukan pengukuran pelaksanaan kegiatan secara tepat.
c. Pengukuran pelaksanaan kegiatan
Setelah
frekuensi pengukuran dan sistem monitoring ditentukan pengukuran pelaksanaan
dilakukan sebagai proses yang berulang-ulang dan terus-menerus. Ada berbagai
cara untuk melakukan pengukuran pelaksanaan yaitu pengamatan (observasi),
laporan-laporan (lisan dan tertulis), pengujian (tes), atau dengan pengambilan
sampel.
d. Pembandingan pelaksanaan dengan
standar dan analisa penyimpangan
Tahap kritis
dari proses pengawasan adalah pembandingan pelaksanaan nyata dengan pelaksanaan
yang direncanakan atau standar yang telah ditetapkan.
e.
Pengambilan tindakan koreksi bila diperlukan
Bila hasil
analisa menunjukkan perlunya tindakan koreksi, tindakan ini harus diambil.
Tindakan koreksi mungkin berupa:
1. Mengubah
standar mulu-mulu (barangkali terlalu tinggi atau terlalu rendah)
2. Mengubah
pengukuran pelaksanaan
3. Mengubah cara
dalam menganalisa dan menginterpretasikan penyimpangan-penyimpangan
F.
Cara pengendalian atau pengawasan
Seorang manajer
harus mempunyai berbagai cara untuk memastikan bahwa semua fungsi manajemen
dilaksanakan dengan baik. Hal ini dapat diketahui melalui proses kontrol atau
pengawasan. Cara-cara pengendalian atau pengawasan ini dilakukan sebagai
berikut:
a. Pengawasan
langsung adalah pengawasan yang dilakukan sendiri secara langsung oleh seorang
manajer.
b. Pengawasan
tidak langsung adalah pengawasan jarak jauh, artinya dengan melalui laporan
yang diberika oleh bawahan.
c. Pengawasan
berdasarkan kekecualian adalah pengawasan yang dikhususkan untuk
kesalahan-kesalahan yang luar biasa dari hasil atau standar yang diharapkan.
G.
Fungsi Sistem Pengendalian Manajemen
Fungsi sistem pengendalian manajemen adalah agar perusahaan
bisa mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Cara yang dilakukan yaitu dengan
membandingkan prestasi kerja agar sesuai rencana semula dan melakukan suatu
tindakan yang tepat untuk bisa mengoreksi hal-hal yang menyimpang dari yang
sudah ditetapkan. Dalam sistem pengendalian manajemen semua laporan harus
dibuat secara tertulis dan ada pihak yang bertindak sebagai controller.
Biasanya seorang akuntan atau keuangan adalah controller yang tepat, karena
mereka yang juga membuat laporan biaya. Tujuannya agar pengendalian biaya yang
efektif juga bisa dilakukan sehingga tujuan sistem pengendalian manajemen lebih
mudah dicapai.
Akuntan harus
memberikan informasi yang akurat kepada manajemen dan selalu berkomunikasi
dalam proses pengendalian manajemen. Informasi seperti prestasi kerja dan
pencapaian karyawan harus diketahui manajemen agar sistem pengendalian
manajemen bisa berjalan dengan baik. Informasi seperti juga bisa dipakai dalam
menyusun KPI (Key
Performance Indikator) agar manajemen mengetahui raport setiap
karyawan.
H.
Pengawasan Melekat
Istilah pengawasan melekat (waskat) pertama kali muncul dalam Inpres No. 15 Tahun 1983 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan dan Inpres No. 1 Tahun 1983 tentang Pedoman Pengawasan Melekat yang menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan pengawasan melekat ialah serangkaian kegiatan yang bersifat sebagai pengendalian yang terus-menerus, dilakukan langsung terhadap bawahannya, agar pelaksanaan tugas bawahan tersebut berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana kegiatan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pengawasan melekat adalah proses pemantauan, pemeriksaan, dan evaluasi oleh pimpinan unit/organisasi kerja terhadap pendayagunaan semua sumber daya, untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan yang dapat digunakan untuk pengembangan unit/organisasi kerja di masa depan. Dalam waskat, pelaku pengawasan adalah atasan yang dianggap memiliki kekuasaan dan setiap pimpinan atau manajer memiliki fungsi yang melekat di dalam jabatannya untuk melaksanakan pekerjaannya atau pada personil yang melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas pokoknya masing-masing. Dalam konsep waskat, para pelaku pengawasan lainnya seperti bawahan, orang lain, dan masyarakat kurang diperhatikan dengan anggapan atasan dapat menjalankan kekuasaannya sehingga bebas mengawasi bawahannya.
KESIMPULAN
Pada prinsipnya, sistem pengendalian manajemen ini adalah suatu sistem
yang berisi tuntutan kepada seluruh orang yang ada didalam perusahaan untuk
menjalankan dan mengendalikan perusahaan yang baik berdasarkan asumsi-asumsi
tertentu. Proses pengendalian manajemen yang formal ini memiliki beberapa
tahapan yang salin berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya, yang terdiri
dari: pemrograman, penganggaran, operasi dan akuntnasi, serta laporan dan
analisis. Seluruh catatan dan biaya tersebut akan dikategorikan sesuai dengan
program yang sudah ditetapkan oleh pusat tanggung jawab Pengkategorian yang
sesuai dengan program akan digunakan sebagai dasar dalam pemrograman di masa
yang akan datang, sedangkan pengkategorian yang sesuai dengan pusat
pertanggungjawaban akan digunakan untuk mengukur performa manajer. Namun, untuk
membangun perusahaan yang besar dan sukses, sistem ini saja tidaklah cukup.
Dibutuhkan juga manajemen keuangan yang baik dan tepat agar perusahaan bisa
menerapkan kebijakan yang baik untuk perusahaan dimasa depan.
DAFTAR PUSTAKA
Chandra, R. (2017).
Penerapan Sistem Pengendalian Manajemen Terhadap Kinerja Keuangan Pada PT.
Indojaya Agri Nusa. Jurnal Samudra Ekonomi Dan Bisnis, 8(1),
619–633. https://doi.org/10.33059/jseb.v8i1.202
Radianto, W. E. D.
(2015). Sistem Pengendalian Manajemen di Entrepreneural University. Jurnal
Akuntansi Multiparadigma, 6(2), 272–289.
https://doi.org/10.18202/jamal.2015.08.6022
Rizal, H. J. R. A. K. S.
(2019). Peranan Sistem Pengendalian Manajemen pada Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah (Studi Kasus pada Dinas Kesehatan Kabupaten Jeneponto). Jurnal
Ekonomi Invoice Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, 1(1), 173–183.
Saputra, R. (2019).
Strategi pengendalian dalam meningkatkan disiplin kerja. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 12–44.
Soetjianto, M. (2013).
Memaknai sistem pengendalian manajemen pada industri kreatif. Calyptra :
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 2(2), 1–11.
https://accurate.id/marketing-manajemen/sistem-pengendalian-manajemen/
https://www.harmony.co.id/blog/pahami-sistem-pengendalian-manajemen-fungsi-proses-serta-faktornya
34_Oky
ReplyDeleteMenurut saya artikel yang dibuat sudah sangat bagus dan sesuai dengan materi yang dijelaskan. penulisan artikel rapi dan tersusun dengan baik mulai dari judul sampai daftar pustaka. sumber penulisan juga jelas dan mind map dibuat dengan jelas dan poin - poin nya tersampaikan.
Nilai : 84
33_Fikri
ReplyDelete1. Teknik Penulisan : Secara keseluruhan sudah bagus
2. Review Konten Artikel : Isi materi cukup lengkap
3. Nilai : 84
Terima Kasih
30_Yoga
ReplyDelete1. teknik penulisan : artikel yang dipilih sudah sangat baik serta dilengkapi dengan mindmap yang mudah dipahami
2. review konten : sudah lengkap dan sangat baik
3. nilai :85
40_Wildan
ReplyDeleteMenurut saya artikel yang dibuat sudah sangat bagus,penulisan artikelnya rapih dan penjelasan yang diberikan cukup lengkap serta dilengkapi dengan mind map yang mudah dipahami
Nilai:84
37_Fathan
ReplyDelete1. Teknik Penulisan: Penulisan pada artikel yang berjudul “SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN” ini sudah sangat lengkap karena terdapat bagian judul, pembuka, penjelasan, dan penutup.
2.Review Konten Artikel: Untuk poin-poin yang diberikan sudah sangat baik dan urutan dalam penulisannya juga rapih. Pada bagian mind map juga sangat menarik karena mind map ini terlihat berbeda dari punya yang lain.
3. Nilai: 85
35_Ardy
ReplyDeleteMenurut saya artikel yang dibuat sudah bagus dan sesuai dengan materi yang dijelaskan. penulisan artikel juga rapi dan tersusun dengan baik. sumber penulisan juga jelas dan mind map dibuat dengan baik.
Nilai : 83
28_Bagas
ReplyDeleteMenurut saya penulisan artiket ini sudah tersusun dengan cukup baik, lengkap, dan jelas.
nilai : 83
31_Roma
ReplyDeleteMenurut saya penulisan artikel ini sangat tersusun dengan rapi dan sangat baik, minp map penuh dengan warna yang menarik membuat pembaca semakin tertarik untuk membaca sebuah artikel ini.
Nilai :84
44_Wida
ReplyDeletePenulisan : isi dari artikel ini mudah dipahami, mind map sudah menarik.
Review : Artikel ini ditulis oleh Adetha. Yang bejudul "Sistem Pengendalian Manajemen" yang didalamnya terdapat jenis-jenis pengendalian, asas-asas pengendalian, proses-proses pengendalian.
Nilai : 85
48_NiWayan
ReplyDeleteisi artikel sudah cukup rapi, dan lengkap. untuk mind mapnya cukup bagus & mudah dipahami.
dan susunan untuk artikel nya sudah cukup baik dimana terdapat kesimpulan dari keseluruhan isi artikel tersebut.
Nilai : 85