Pengambilan
Keputusan
Pengertian
Pengambilan Keputusan Secara Umum
Keputusan
merupakan hasil pemecahan dalam suatu masalah yang harus dihadapi dengan tegas.
Dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan pengambilan keputusan (Decision Making)
didefinisikan sebagai pemilihan keputusan atau kebijakan yang didasarkan atas
kriteria tertentu. Proses ini meliputi dua alternatif atau lebih karena
seandainya hanya terdapat satu alternatif tidak akan ada satu keputusan yang akan
diambil. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan
final.
Seperti
kebanyakan aspek teori organisasi modern, analisis awal pengambilan keputusan
dapat ditelusuri pada Chester Barnard. Dalam The Functions of the Exec Barnard
memberikan analisis komprehensif mengenai pengambilan keputusan clan menyat
"Proses keputusan ... merupakan teknik untuk mempersempit pilihan."
Pengertian
Pengambilan Keputusan Menurut Ahli
1. Ralp
C. Davis, Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan
tegas.
2. Mary
Follet, Keputusan adalah suatu atau sebagai hukum situasi.
3. James
A.F. Stroner, Keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif.
4. Prajudi
Atmosudirjo, Keputusan adalah suatu pengakhiran daripada proses tentang
permasalahan atau problema untuk menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat
guna mengatasi masalah tersebut, dengan menjatuhkan pilihan pada alternatif.
5. R.
Terry, Keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari
dua atau lebih alternatif yang ada.
6. Claude
S. George, Keputusan adalah suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk
pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.
7. Siagian,
Keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif
yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan
tindakan yang paling tepat.
Tujuan
Pengambilan Keputusan
1. Tujuan
yang bersifat tunggal, terjadi apabila keputusan yang dihasilkan hanya
menyangkut satu masalah artinya bahwa sekali diputuskan tidak ada kaitannya
dengan masalah lain.
2. Tujuan
yang bersifat ganda, terjadi apabila keputusan yang dihasilkan itu menyangkut
lebih dari satu masalah, artinnya bahwa satu keputusan yang diambil itu
sekaligus memecahkan dua masalah (atau lebih), yang bersifat kontradiktif atau
yang bersifat tidak kontradiktif.
Konklusi
yang diperoleh mengenai pengambilan keputusan adalah: tujuan pengambilan
keputusan itu bersifat tunggal, dalam arti bahwa sekali diputuskan, tidak akan
ada kaitannya dengan masalah lain, kemungkinan kedua adalah tujuan pengambilan
keputusan dapat juga bersifat ganda (multiple objective) dalam arti bahwa satu
keputusan yang diambilanya itu sekaligus memecahkan dua masalah atau lebih yang
sifatnya kontradiktif.
Dasar
Pengambilan Keputusan
1. Intuisi,
Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat
subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan.
2. Pengalaman,
Memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah
penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan pemecahan masalah.
3. Fakta,
Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu
memang merupakan keputusan yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan
informasi yang cukup itu sangat sulit.
4. Wewenang,
keputusan yang berdasarkan wewenang semata maka akan menimbulkan sifat rutin
dan mengasosiasikan dengan praktkik dictatorial.
5. Rasional,
keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah-masalah
yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan
rasional dapat diukut apalagi kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana
dalam batas-batas nilai masyarakat yang diakui.
Faktor
Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pengambilan Keputusan
1. Posisi
atau kedudukan. Pengambilan keputusan juga sangat dipengaruhi oleh posisi
kedudukan seseorang dalam suatu perusahaan atau lembaga. Orang-orang pemegang
jabatan penting tentu akan lebih memiliki hak dalam pengambilan keputusan dan
keputusan tersebut harus diikuti semua pihak. Semakin tinggi kedudukan
seseorang maka pengaruhnya semakin besar dalam pengambilan suatu keputusan yang
terjadi.
2. Masalah.
Masalah yang muncul merupakan hambatan yang terjadi dan berpengaruh pada
hal-hal penting sehingga tujuan jadi tertunda. Keberadaan masalah menjadi hal
yang menyimpang dan tidak sesuai pada apa yang sudah direncanakan, diharapkan
namun tak berjalan semestinya. Hal inilah yang berpengaruh pada suatu
keputusan yang sebelumnya harus menganalisa masalah terlebih dahulu.
Permasalahan biasanya tidak terdeteksi segera, namun bisa diatasi dengan
melakukan analisa.
3. Situasi.
Pengambilan keputusan juga dipengaruhi karena adanya situasi tertentu yang
terjadi disekitar. Hal ini lebih dominan terlihat seperti apa suasana kantor
pada saat itu, bagaimana kondisi perusahaan dan faktor lainnya. Situasi
perusahaan yang sedang menurun kualitasnya tentu akan berpengaruh besar dalam
pengambilan keputusan.
4. Kedudukan.
Dalam kerangka pengambilan keputusan, posisi/kedudukan seseorang dapat dilihat
dalam hal berikut. Letak posisi; dalam hal ini apakah is sebagai pembuat
keputusan (decision maker), penentu keputusan (decision taker) ataukah staf
(staffer). Tingkatan posisi; dalam hal ini apakah sebagai strategi, policy,
peraturan, organisasional, operasional, teknis.
5. Tujuan.
Tujuan yang hendak dicapai,
baik tujuan perorangan, tujuan unit (kesatuan), tujuan organisasi, maupun
tujuan usaha, pada umumnya telah tertentu/ telah ditentukan. Tujuan yang
ditentukan dalam pengambilan keputusan merupakan tujuan antara atau objective,
6. Keadaan
intern organisasi. Keadaan intern organisasi bersangkut paut dengan apa yang
ada di dalam organisasi tersebut.
Keadaan intern organisasi antara lain meliputi dana yang tersedia,
keadaan sumber daya manusia, kemampuan karyawan, kelengkapan dari peralatan
organisasi, struktur organisasi.
7. Keadaan
ekstern organisasi. Keadaan ekstern organisasi bersangkut paint dengan apa yang
ada di luar organisasi tersebut. Keadaan ekstern organisasi antara lain
meliputi keadaan ekonoriki, sosial, politik, hukum, budaya, dan sebagainya.
Keputusan yang diambil harus memperhatikan situasi ekonomi, jika keputusan
tersebut ada sangkut pautnya dengan ekonomi. Keputusan yang diambil tidak boleh
bertentangan dengan norma-norma, undang-undang, hukum yang berlaku dan
peraturan-peraturan.
8. Tersedianya
informasi yang diperlukan. Dalam
pengambilan keputusan, informasi yang diperJukan haruslah lengkap dan memiliki
sifat-sifat tertentu, sehingga keputusan yang dihasilkan dapatlah berkualitas
dan baik.
9. Kepribadian
dan kecakapan pengambil keputusan. Kepribadian dan kecakapan dari pengambil
keputusan meliputi: penilaiannya, kebutuhannya, intelegensinya,
keterampilannya, kapasitasnya, dan sebagainya. Nilai-nilai kepribadian dan
kecakapan ini turut juga mewarnai tepat tidaknya keputusan yang diambil. Jika
pengambil keputusan memiliki kepribadian dan kecakapan yang kurang, maka
keputusan yang diambil juga akan kurang, demikian pula sebaliknya.
Faktor
Yang Mempengaruhi Pengambilan keputusan
1. Internal
organisasi seperti ketersediaan dana, SDM, kelengkapan peralatan, teknologi,
dan sebagainya. Biasanya faktor ini berada di dalam suatu organisasi itu
sendiri untuk terciptanya suatu keputusan dalam organisasi.
2. Eksternal
organisasi seperti keadaan sosial politik, ekonomi, hukum, dan sebagainya.
Faktor ini berasal dari luar yang terkait dalam organisasi.
3. Ketersediaan
informasi yang diperlukan. Seberapa banyaknya informasi yang ada atau seberapa
lengkap dan akuratnya informasi yang didapatkan untuk menjadi pertimbangan
dalam pengambilan keputusan yang tepat.
4. Kepribadiaan
dan kecakapan pengambil keputusan. Dalam faktor ini dibutuhkan kebijaksanaan
dan ketegasan dalam mengambil keputusan dengan tidak bersifat merugikan.
Faktor
lain yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dalam organisasi adalah:
1. Adanya
pengaruh tekanan dari luar. Adanya pengaruh tekanan dari luar merupakan suatu
proses yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan, dikarenakan proses cepat
atau lambatnya pembuat keputusan tergantung dari banyaknya tekanan diterima.
Kadang pembuat keputusan ragu-ragu dalam menentukan, namun adanya pengaruh
tekanan dari luar dapat mempercepat keputusan yang diambil. Hal ini dikarenakan
tidak adanya ketegasan dari pemimpin organisasi dalam penyelesaian masalah. Sehingga
kepribadian yang baik diperlukan untuk menangani suatu tekanan yang datang
khususnya dari luar organisasi.
2. Adanya
pengaruh kebiasaan lama atau sifat-sifat pribadi. Faktor sifat yang baik maupun
tidak baik yang ada dalam diri seorang pembuat keputusan, merupakan hal yang
dapat mempengaruhi keputusannya tersebut . Dalam hal ini seorang pembuat
keputusan akan terbiasa dengan sifat pribadinya. Hal ini dapat dilihat dari
sisi kepribadian seorang pemimpin, bagaimana dia mengambil sebuah keputusan
dalam mengahadapi masalah. Tentunya seorang oemimpin organisasi harus bijaksana
dalam bersikap ketika ada masalah dan mengambil keputusan. Akan menjadi baik
jika seseorang membuat keputusan dengan melihat situasi sekitar tidak hanya
berdasarkan kebijakan pribadi saja supaya dapat menguntungkan pihak-pihak lain.
3. Pengaruh
dari kelompok lain. Kelompok lain juga dapat mempengaruhi suatu keputusan
dikarenakan kelompok atau organisasi tersebut mempunyai keputusan yang dapat
dipertimbangkan oleh pemimpin organisasi lain dalam menyikapi masalah dan
pengaruh kelompok lain ini juga dapat menjatuhkan organisasi serta mementingkan
kepentingan kelompok tersebut. Hal ini bahkan dapat menimbulkan suatu
perpecahan dalam organisasi diantara para anggotanya. Untuk menghindarinya maka
dibutuhkan solidaritas yang kuat antara para anggota serta menanamkan
prinsip-prinsip yang dimiliki organisasi dalam setiap pengambilan keputusan.
4. Faktor
pengalaman. Faktor pengalaman seorang pembuat keputusan adalah hal yang sangat
penting, karena banyaknya pengalaman orang tersebut maka ia akan berani dalam
menentukan keputusan. Hal ini juga berkaitan terhadap keahlian yang dimiliki
oleh pemimpin atau anggota karena pengalaman yang pernah dialaminya.
Pengalaman juga dapat dijadikan suatu pelajaran dalam mengambil keputusan
yang tepat bagi organisasi.
Pemahaman
mengenai keputusan individual dan kelompok
Pengambilan
keputusan oleh individu memiliki kelebihan dalam hal kecepatan. Artinya
pengambilan keputusan dapat dilakukan secara relatif lebih cepat tidak perlu
menunggu persetujuan dari orang lain. Pengambilan keputusan oleh individu dalam
prosesnya tidak melalui pertentangan pendapat, dan bila keputusan diambil oleh
indiviu yang memiliki kemampuan tinggi dan pengalaman yang luas, maka keputusan
yang diambil cenderung tepat. pengambilan keputusan oleh individu memiliki
kekurangan salah satunya adalah bila individu yang mengambil keputusan memiliki
kemampuan yang rendah dan pengalaman yang kurang, maka keputuan cenderung tidak
tepat. Bagaimanapun, perlu diingat bahwa setinggi-tinggi kemampuan seseorang
tentu terselip batas-batas kekurangan sebagai manusia.
Pengambilan
keputusan berkelompok dapat menjadi sarana pemberian kesempatan pada setiap
anggota organisasi untuk berpendapat, melatih disilin kelompok melalui tekanan
masyarakat untuk berkeputusan, serta memupuk kerjasama kelompok dalam
memecahkan masalah. Pengambilan keputusan kelompok juga dapat membatasi
keinginan individu. dengan demikian inividu menjadi termanipulasi oleh
kelompok. Selebihnya pada pengambilan keputusan kelompok membuat pimpinan
kurang leluasa mengemukakan ide dan kurang leluasa mengemukakan ide dan kurang
mendapat kesempatan untuk memperoleh dan mengakomodasi saran dari para
konsultan.
Fungsi
pengambilan keputusan individual atau kelompok baik secara institusional
ataupun organisasional yang memiliki sifat futuristiK. Tujuan pengambilan
keputusan tujuan yang bersifat tunggal (hanya satu masalah dan tidak berkaitan
dengan masalah lain) tujuan yang bersifat ganda (masalah saling berkaitan,
dapat bersifat kontradiktif ataupun tidak kontradiktif.)kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dalam organisasi itu dimaksudkan untuk mencapai tujuan organisasinya
yang dimana diinginkan untuk mencapai tujuan organisasinya yang dimana diinginkan
semua kegiatan itu dapat berjalan lancer dan tujuan dapat dicapai dengan mudah
dan efisien. Namun, kerap kali terjadi hambatan-hambatan dalam melaksanakan
kegiatan. Ini merupakan masalah yang harus dipecakan oleh pimpinan organisasi.
Pengambil keputusan dimaksudkan untuk memecahkan masalah tersebut.
Proses
pengambilan keputusan
Proses
pengambilan keputusan adalah suatu usaha yang rasional dari administrator untuk
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan pada bagian awal dari fungsi
perencanaan. Prosesnya mulai dan berakhir dengan pertimbangan. Pengambilan
keputusan memerlukan kreativitas, keterampilan kuantitatif dan pengalaman.
Langkah-langkah
pengambilan keputusan dalam oteng (1993) :
1. Penentuan
masalah
2. Analisa
situasi yang ada
3. Pengembangan
alternatif-alternatif
4. Analisa
alternatif-alternatif
5. Pilihan
alternatif yang paling baik
Pendapat
diatas, menegaskan bahwa sebenernya proses pengambilan keptutusan adalah proses
pemilihan alternatif pemecahan masalah untuk mendapatkan penyelesaian yang
terbaik. Bila dilakukan secara nalar, memang proses ini lebih Panjang dan makan
waktu, namun kemungkinan kesalahannya dapat diperkecil.
Keputusan
yang diambil akan dapat diasumsikan baik bila telah memenuhi
ketentuan-ketentuan dalan Anoraga (2001) :
1. Keputusan
diambil sebagai pemecahan masalah yang dihadapi
2. Sedapat
mungkin cepat dan tepat
3. Bersifat
rasional, artiya dapat diterima akal sehat terutama bagi parah pelaksana
yangnantinya bertanggung jawab atas keputusan tersebut
4. Bersifat
praktis dan pragmatis, artinya dapat dilaksanakan dengan kemampuan yang ada
5. Berdampak
negatif seminim mungkin
6. Menguntungkan
banyak pihak demi kelancaran kerja dan arah tujuan yang hendak dicapai
7. Keputusan yang diambil dapat dievaluasi untuk masa yang akan datang.
Daftar
Pustaka
Kusnadi, Dedek. 2015. Pengambilan Keputusan dalam Perilaku Organisasi.
Jambi : Universitas Batanghari.
Dagun, M. Save. 2006. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. Jakarta : Lembaga
Pengkajian Kebudayaan Nusantara (LPKN).
Kusnadi, Dedek. 2015. Pengambilan Keputusan dalam Perilaku Organisasi.
Tersedia : https://media.neliti.com/media/publications/225309-pengambilan-keputusan-dalam-perilaku-org-e9cee6dc.pdf
Anwar, Herson. 2014. Proses Pengambilan Keputusan untuk Mengembangkan Mutu Madrasah.
Dagun, M. Save. 2006. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. Jakarta : Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara (LPKN).
http://etheses.uin-malang.ac.id/1772/5/09410127_Bab_2.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/225309-pengambilan-keputusan-dalam-perilaku-org-e9cee6dc.pdf
47_Satria
ReplyDeleteSaya kira artikel yang dibuat oleh saudara Fikri sudah cukup bagus dan menarik, terlebih lagi mind map yang dibuat sanat menarik dan mudah dipahami, daftar pustakanya juga bagus.
Nilai : 86
26_Oliver
ReplyDeleteTeknik Penulisan :
Penulisan artikel ini sudah baik, namun masih ada yang kurang untuk batang tubuhnya. Selebihnya sudah baik.
Review Konten Artikel :
Materi dalam artikel ini sudah baik, jelas, dan cukup mudah dimengerti oleh pembaca. Mind map yang tertera pun juga sangat menarik dan mudah dipahami.
Nilai : 83
31_Roma
ReplyDeleteMenurut saya penulisan artikel ini sudah sangat baik dan tesusun materi yang menarik untuk di baca dan di pahami, materi-materi juga musah di pahami, dan tampilan mind map yang sangat menarik penuh warna
Nilai : 85