Faktor
Motivasi dalam Organisasi
Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik) (Zamfir, 2013).
Manusia
merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan manusia diciptakan
untuk menjadi seorang pemimpin didunia. Didalam kehidupan nyata, manusia harus
selalu berinteraksi dan beradaptasi dengan sesama maupun dengan lingkungan.
Karena manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri sehingga
manusia harus hidup berkelompok, baik dalam kelompok besar maupun dalam
kelompok kecil. Hal itu ditujukan agar manusia dapat
bersosisalisasi dengan sesamanya manupun lingkungannya. Maka proses komunikasi
di dalam interaksi tersebut merupakan hal utama dalam organisasi. Seperti yang
dinyatakan oleh Daniel Katz dan Robert Kahn “Communication is the very essence
of social system organization” (Daniels, dkk, 1997).
Pemimpin
memiliki peranan penting dalam mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan
oleh organisasi. Pemimpin menjadi tokoh yang menentukan orang-orang yang tepat
untuk organisasi guna membantu pencapaian visi dan misi tersebut. Selain itu,
didukung oleh pemimpin yang dapat melayani, terus belajar, memperbaiki
kesalahan yang dilakukan, mengevaluasi pelaksanaan kegiatan, serta memotivasi
pegawainya. Kemampuan berkomunikasi adalah alat yang paling penting untuk
dimiliki pemimpin untuk dapat menjalankan peranannya tersebut. Keputusan yang
akan diambil oleh organisasi merupakan wewenang pemimpin, namun komunikasi yang
tepat guna tentunya dapat memberikan kemudahan dalam pelaksanaan keputusan
tersebut.
Teori
Kepemimpinan dalam organisasi
Gibson,
Iancevich, dan Donnelly (1996:6) mendefinisikan organisasi sebagai “wadah yang
memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai
oleh individu secara sendiri-sendiri”.
Memahami
teori-teori,"kepemimpinan" sangat besar artinya untuk mengkaji
sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara
efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Seorang pemimpin harus mengerti
tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan
sebuah organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :
1. Teori
Kepemimpinan Sifat
Teori sifat
berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa
pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal “The
Greatma Theory”. Dalam perkembangannya, teori ini mendapat pengaruh dari
aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat-sifat
kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui
pendidikan dan pengalaman. Sifat-sifat itu antara lain : sifat fisik, mental dan kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh
terhadap keberhasilan kepemimpinan
organisasi, antara lain :
a.
Kecerdasan
b.
Kedewasaan dan kelulusan hubungan
sosial
c.
Motivasi diri dan dorongan
berprestasi
d. Sikap Hubungan kemanusiaan
2. Teori
Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan
penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki
kecenderungan kearah 2 hal, yaitu:
a.
Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecenderungan seorang pemimpin
yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan.
b.
Kedua disebut Struktur-Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin
yang memberi-kan batasan kepada bawahan.
seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.
3. Teori Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan
merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu
seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara
perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa
yang dikehendaki oleh pemimpin.
Teori Kelahiran
Pemimpin
Para ahli
teori,"kepemimpinan" telah
mengemukakan beberapa teori tentang timbulnya Seorang Pemimpin. Dalam hal ini
terdapat 3 (tiga) teori yang menonjol (Sunindhia dan Ninik Widiyanti, 1988:18),
yaitu:
a.
Teori Genetic, tersimpul dalam
mengadakan "leaders are born and not made". bahwa penganut
teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin akan karena ia telah dilahirkan
dengan bakat pemimpin.
b.
Teori Sosial, tersimpul dalam
mengadakan "Leaders are made and not born". Penganut teori
ini berpendapat bahwa setiap orang akan dapat menjadi pemimpin apabila diberi
pendidikan dan kesempatan untuk itu.
c.
Teori Ekologis, Penganut-penganut
teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya dapat menjadi pemimpin yang baik
apabila pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, bakat mana
kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pangalaman-pengalaman
yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang
telah dimilikinya itu.
Teori The New
Leader Goleman
Pemimpin yang
efektif menurut Goleman adalah pemimpin yang tidak hanya menganut satu gaya
kepemimpinan saja, tetapi mereka yang memiliki lebih dari satu gaya kepemimpinan
dan mampu memakai tiap gaya sesuai situasi, dan kebutuhan. Kriteria seorang pemimpin yang ideal, banyak yang akan
menekankan sifat-sifat seperti kecerdasan, ketangguhan, tekad,
dan visi. Studi terbaru
menunjukkan bahwa personal qualities juga penting, yang sering
disebut kecerdasan emosional (emotional
intelligence).
Berikut gaya
kepemimpinan menurut Goleman tersebut.
a.
Pemimpin Visioner (Visionary)
Pemimpin jenis ini diyakini merupakan tipe
pemimpin yang lebih efektif dibanding yang lainnya. tipe pemimpin ini mampu
mengartikulasikan suatu tujuan yang baginya merupakan tujuan yang sejati dan
selaras dengan nilai bersama dengan orang-orang yang dipimpinnya.
b.
Gaya Pembimbing (Coach)
Gaya pemimpin seperti ini senang
melakukan percakapan dan perbincangan mendalam dengan seorang pegawai, yang
berisi seputar kehidupan sehari-hari kehidupan seseorang, termaksud tujuan dan
impian hidupnya serta karirnya.
c.
Pemimpin Demokratis (Democratic)
Mendengarkan adalah kekuatan kunci dari pemimpin jenis
ini. Mereka selalu bertindak dan berprilaku ingin menjadi pendengar yang baik
terhadap bawahannya, karena mereka memang peduli kepada bawahannya, dia juga
adalah jenis pemimpin yang kolaboratif, artinya dapat bekerja sebagai anggota
kelompok, tetapi juga dapat menjadi pemimpin teratas dalam kelompok.
Konsep
Kepemimpinan
Lee
Thayer dalam artikelnya yang berjudul Leadership/Communication : A Critical
Review and a Modest Proposal dalam Goldhaber & Bernett (1995) Handbook of
Organizational Communication, mengemukakan mengenai dua hal yang berkaitan
dengan kepemimpinan, yakni:
1) Pemahaman
umum tentang manusia dan kehidupan sosial dan saran tentang cara-cara yang
paling memberi manfaat dan membumi tentang kepemimpinan.
2) Mempelajari
pendekatan-pendekatan leadership yang merekomendasikan hal-hal yang tidak biasa
dan tidak bersifat kekuasaan untuk mempelajari kepemimpinan.
Paradigma
berbeda dengan yang telah disebutkan di atas di uraikan dalam bagian berikut,
yakni :
a. Leadership
bukan subjek tapi intersubjektif. Pemimpin yang tidak mengikuti keinginan
pengikutnya tidak dapat disebut pemimpin (Nafe 1930).
b. Pandangan
Machiaveli : Pemimpin negara harus memberi manfaat bagi rakyatnya. Pemimpin
harus bijaksana, memahami persoalan, mengerti apa yang sedang terjadi untuk mengetahui
segala sesuatu.
c. Sebelum
memimpin orang lain seorang pemimpin harus bisa memimpin dirinya sendiri,
melihat dirinya sendiri.
d. Berbicara
tentang pemimpin tidak sama dengan menjadi pemimpin.
e. Pemimpin
adalah seseorang yang dapat mewujudkan suatu kehidupan sosial dan mampu
menyampaikan mengenai sesuatu, apa yang akan dicapai, dan apa yang harus
dilakukan antara satu hal dengan hal lainnya.
Gaya
Kepemimpinan
McGregor
menentukan dua asumsi gaya kepemimpinan yang disebut Teori X dan Teori Y (Mahmudah, 2015). Teori X melihat atau
memandang sebagai berikut :
a. Manusia
sebagai suatu mesin yang memerlukan pengendalian dari luar.
b. Menganggap
orang sebagai alat produksi.
c. Dimotivasi
oleh ketakutan akan hukuman atau kebutuhannya akan uang dan rasa aman.
Teori
Y melihat atau memandang sebagai berikut :
a. Manusia
sebagai organisme biologis yang tumbuh.
b. Berkembang
dan melakukan pengendalian terhadap diri sendiri.
c. Pemimpin
bertugas mengatur dan mengelola sehingga baik organisasi maupun pegawai dapat
memenuhi kebutuhan.
d. Bekerja
Bersama-sama pegawai untuk mencapai tujuan organisasi.
Mendorong pegawai berperan dalam proses pengambilan keputusan.
DAFTAR PUSTAKA
Mahmudah, D. (2015). Komunikasi, Gaya Kepemimpinan,
Dan Motivasi Dalam Organisasi. Jurnal Studi Komunikasi Dan Media, 19(2),
285. https://doi.org/10.31445/jskm.2015.190210
Zamfir,
K. (2013). Men and Women in the Household of God: A Contextual Approach to
Roles and Ministries in the Pastoral Epistles. 5, 497.
http://books.google.com/books?id=-4pNxdSes-UC
Hidayat,
Atep A. 2021. Komunikasi dalam organisasi (II). Jakarta. Universitas Mercu
Buana.
48_NiWayan
ReplyDeleteisi artikel sudah cukup rapi. untuk mind mapnya sudah bagus sehingga menarik & mudah dipahami.
dan susunan untuk artikel nya sudah cukup baik tetapi kurang kesimpulan untuk keseluruhan isi artikel tersebut.
Nilai : 85
26_Firsta
ReplyDeleteTeknik penulisan: artikel yang ditulis secara keseluruhan sudah bagus dan mudah dipahami.
Review: artikel dibuat dengan rapih menampilkan poin-poin dari maksud penulis dengan baik, serta mindmap juga dibuat dengan sangat ringkas dan dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca.
Nilai: 85