Pendekatan Dalam Motivasi
Pendekatan yang dapat dilakukan untuk memotivasi pekerja adalah melalui Employee Engagement. Employee Engagement atau keterikatan pekerja merupakan motivasi emosional dan kognitif pekerja, self-afficacy untuk menjalankan pekerjaan, perasaan kejelasan atau visi organisasi dan peran spesifik mereka dalam visi tersebut, dan keyakinan bahwa mereka mempunyai sumber daya untuk dapat menjalankan pekerjaan. Employee Engagement merupakan topik yang sedang hangat dibicarakan di kalangan manjer dan eksekusi karena dinilai mampu untuk memperbaiki efektivitas organisasi.
Untuk menciptakan tenaga kerja yang lebih termotivasi, maka pemimpin perlu lebih mamahami kebutuhan dan dorongan pekerja dan konsep ini berhubungan dengan tujuan dan perilaku individu
1. Distributive Justice
Distributive justice merupakan
kejujuran yang dirasakan antara rasio hasil individu dibandingkan dengan rasio hasil
terhadap kontribusi orang lain. Namun, apa yang dipertimbangkan sebagai
jujur bervariasi antara masing-masing orang dan situasi.
Terdapat
tiga macam prinsip yang dapat diterapkan :
a) equality principle, atau prinsip kesamaan ketika kita yakin
bahwa setiap orang dalam kelompok menerima hasil yang sama
b) need principle atau prinsip kebutuhan diterapkan ketika
kita yakin bahwa mereka yang mempunyai kebutuhan terbesar harus menerima hasil
lebih banyak daripada mereka dengan kebutuhan rendah
c) equity principle atau prinsip keadilan berpendapat bahwa
orang harus dibayar proporsional dengan kontribusinya. Prinsip keadilan adalah
aturan distributive justice dalam pengaturan organisasi.
2. Procedural Justice
Procedural Justice merupakan keadilan yang durasakan dari
prosedur yang dipergunakan untuk memutuskan distribusi sumber daya. Keadilan procedural merupakan keadilan atas prosedur yang
dipergunakan untuk menentukan distribusi sumber daya. Cara terbaik untuk
memperbaiki adalah :
(a) dengan mulai
memberikan suara kepada pekerja selama proses,
(b) mendorong mereka
untuk menunjukkan fakta dan perspektif atas masalahnya
(c) pekerja cenderung
merasa lebih baik setelah mempunyai kesempatan berbicara tentang apa yang ada
dalam pikirannya.
3. Interactional Justice
Interactional Justice merupakan persepsi individual terhadap tingkatan di mana mereka
diperlakukan dengan bermartabat, perhatian, dan rasa hormat. Ketika seseorang
merasa diperlakukan secara tidak adil, mereka akan melakukan balas dendam.
Karena orang secara mendalam berhubungan keadilan atau ketidakadilan
interaksional kepada pemberi informasi, kita dapat mengharapkan persepsi
ketidakadilan lebih dekat berhubungan dengan supervisor
a.
Job Design
Job design atau rancangan pekerjaan adalah merupakan suatu cara bagaimana elemen dalam suatu pekerjaan diorganisir. Untuk menjelaskan masalah tersebut telah dibangun job characteristics model, suatu model yang menganjurkan bahwa setiap pekerjaan dapat dijelaskan dalam lima dimensi pekerjaan inti, yaitu : skill variety, task identity, task significance, authonomy, dan feedback.
Untuk
meningkatkan motivasi, pekerjaan dapat dirancang ulang atau dilakukan redesign
dengan cara:
1. Job rotation, yang merupakan pergeseran pekerjaan
secara periodic dari satu tugas ke tugas lainnya.
2. Job enlargement, yang dilakukan dengan menempatkan lebih banyak variasi ke dalam pekerjaan, dengan mengombinasikan tugas khusus dengan tingkat kesulitan yang sama
b. Employee Involvement
Employee involvement atau pelibatan pekerja merupakan proses partisipatif yang menggunakan masukan pekerja dan dimaksudkan meningkatkan komitmen pekerja untuk mencapai keberhasilan organisasi. Cara dalam melibatkan pekerja dapat dilakukan dengan : Participative management Dan Representative participation
c. Reward
Dalam
konteks yang lebih luas, reward adalah merupakan penghargaan, sebagai bagian
dari system kompensasi. Namun, pengertian reward di sini lebih dimaknai sebagai
pengupahan. Salah satu bentuk system pengupahan dinamakan variable-pay
dipandang dapat meningkatkan motivasi pekerja. Variable-pay adalah rencana
pembayaran yang didasarkan pada bagian dari pembayaran individual/ukuran
organisasional dari pekerjaan. Variable-pay program
dapat berbentuk :
1. Piece-rate pay
2. Merit-based pay
3. Bonuses
4. Skill-based pay
5. Profit-sharing plan
6. Gainsharing
7. Employee stock ownership plans
Teori-Teori
Motivasi
1.
Teori
Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow
Teori ini terdiri dari lima jenjang kebutuhan dasar
manusia, yaitu
a. Kebutuhan Psikologis/physiological needs meliputi rasa lapar, haus, seksual,
berlindung, dan kebutuhan fisik lainya.
b. Kebutuhan rasa aman/safety needs
meliputi rasa dilindungi dari bahasa fisik emosional.
c. Kebutuhan sosial/social needs meliputi rasa kasih sayang
kepemilikan, penerimaan dan persahabatan.
d. Kebutuhan penghargaan/esteem needs mencakup faktor penghargaan internal
seperti rasa hormat diri, otonomi, dan pencapaian, serta faktor penghargaan
eksternal seperti status, pengakuan dan perhatian
e. Kebutuhan aktualisasi diri/self actualization needs yaitu dorongan untuk menjadi seseorang sesuai kecakapanya, meliputi pertumbuhan, pancapaian potensi dan pemenuhan diri sendiri.
2
Teori Motivasi Adelfer (ERG)
Teori A. Maslow tidak didukung dengan bukti-bukti empiris
hingga Clayton Alderfer di olah kembali menjadi teori ERG (Existence,
Relatedness dan Growth). Menurut aldenfer ada tiga kebutuhan pokok yaitu:
1) kebutuhan Exitence (sama dengan fisiologis
dan rasa aman dari maslow)
2) kebutuhan relatedness (sama dengan kebutuhan
sosial dan status dari maslow)
3) kebutuhan Growth (sama dengan kebutuhan penghargaan dan aktualisasi dari maslow)
3
Teori
Dua Faktor (Teori Kesehatan Motivator)
Teori Dua Faktor dari Frederick Herzberg
didasarkan pada hasil wawancara dengan 203 insinyur dan akuntan. Wawancara ini berusaha
untuk menemukan faktor-faktor yang menyebabkan kepuasan dan ketidakpuasan. Dari
hasil wawancara di temukan ada faktor-faktor yang terpisah dan berbeda
yang berhubungan dengan kepuasan dan ketidakpuasan kerja.
1) Faktor-faktor kepuasan kerja berkaitan dengan prestasi, pengakuan, karakteristik pekerjaan, tanggung jawab, dan kemajuan. Faktor-faktor ini berhubungan dengan output yang berkaitan dengan tugas yang sedang di kerjakan. Faktor-faktor ini disebut sebagai motivator karena berhu bungan dengan usaha yang kuat dan prestasi yang baik.
2) Faktor-faktor ketidakpuasan berkaitan dengan konteks pekerjaan dan lingkungan, meliputi kebijakan dan administrasi perusahaan, pengawasan teknis, gaji, hubungan antar pribadi dengan pengawas dan kondisi kerja. Faktor-faktor ini disebut sebagai faktor hygiene. Menurut Herzberg, seseorang individu tidak akan mengalami ketidakpuasan kerja saat dia tidak memiliki faktor hygiene
4
Teori
Kebutuhan McClelland
Teori
ini dikembangkan oleh David McClelland dan kawan-kawanya, yang menyatakan bahwa
tiga kebutuhan yang dapat digunakan untuk menjelaskan motivasi individu. Ketiga
kebutuhan tersebut adalah (Robbins dan Judge,2007) :
a. Kebutuhan pencapaian/need of achievemennt,
yaitu dorongan untuk berhasil. Karakteristik individu yang memiliki kebutuhan
akan prestasi tinggi yangitu lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang
membutuhkan tanggung jawab pribadi, umpan balik dan resiko tingkat moderat.
b. Kebutuhan akan kekuasaan/need for power,
yaitu kebutuhan untuk memiliki pengaruh, menjadi berpengaruh dan mengendalikan
individu lain.
c. Kebutuhan afiliasi/ need for affiliation,
yaitu keinginan untuk menjalin hubungan antar personal yang akrab dan ramah.
5
Teori
Keadilan
Menurut
J. Stacy Adams ada dua komponen penting dalam transaksi antara karyawan dengan
pengusaha, yaitu masukan/input dan hasil/outcome. Berikut ini berbagai macam
masukan dan hasil pertimbangan oleh karyawan ketika mebuat suatu perbandingan.
Ada tiga perbandingan rujuan yang dapat di
gunakan oleh karyawan :
a. Diri-di dalam, pengalaman-pengalaman
individu karyawan dalam posisi yang berbeda di dalam organisasi karyawan
tersebut saat ini.
b. Diri-di luar, pengalaman-pengalaman
individu karyawan dalam posisi atau situasi di luar organisasi karyawan
tersebut saat ini.
c. Individu lain-di luar, individu atau
kelompok individu lain di luar organisasi karyawan tersebut.
Faktor Adanya Motivsi Dalam Organisasi
Ada beberapa faktor
adanya motivasi, yaitu:
1) Adanya Tujuan
Dengan adanya tujuan
(Visi dan Misi) yang akan di capai oleh seseorang tentu hal tersebut akan
secara alamiah memotivasi individu maupun kelompok yang ada dalam organisasi
untuk bersama-sama mencari cara agar apa yang menjadi tujuan tersebut dapat
dicapai demi kemajuan organisasi.
2)
Adanya Tantangan
(challenge)
Tantangan juga
merupakan salah satu faktor yang sangat besar dalam melahirkan motivasi. Hal tersebut disebabkan karena setiap
kegiatan organisasi yang akan dilaksanakan terdapat hal-hal yang harus di
selesaikan seperti: pencarian dana, ide-ide yang kreatif kegiatan dan
lain-lain.
3)
Adanya
Tanggung Jawab
Dalam organisasi baik anggota maupun pengurus tentu
memiliki tanggung jawab. Anggota organisasi memiliki tanggung jawab bagaimana
cara memberikan masukan-masukan agar organisasi bisa berkembang kearah yang
lebih baik. Begitu pula pengurus organisasi, mereka memiliki tanggung jawab
yang lebih besar dari pada anggota. Pengurus organisasi harus mencari cara
begaimana agar apa yang telah menjadi program kerja dapat dilaksanan.
4)
Adanya
Keharmonisan
Agar keharmonisan dalam organisasi selalu terjaga maka
seseorang harus memotivasi diri agar selalu mencari agar tidak adanya
persaingan yang menyebabkan konflik internal organisasi. Maka dari itu, dalam
organisasi harus ada keterbukaan yang nyata dalam organisasi.
Pendorong Motivasi
1. Achievement Motivation
Motivasi berprestasi adalah suatu dorongan yang dimiliki banyak orang untuk mengejar dan mencapai tujuan menantang. Individu dengan dorongan ini mengharapkan mencapai sasaran dan menaiki tangga keberhasilan. Karakteristik pekerja yang berorientasi pada prestasi, antara lain mereka bekerja lebih keras apabila mereka merasa akan menerima penghargaan pribadi atas usahanya, apabila resiko kegagalan hanya sedang dan apabila mereka menerima umpan balik tentang kinerja masa lalunya.
Orang
dengan dorongan kuat terhadap prestasi mengambil tanggung jawab atas tindakan
dan hasilnya, keinginan mengontrol nasib, mencari umpan balik secara regular,
dan menikmati menjadi bagian kemenangan prestasi melalui usaha individual atau
kolektif.
2 Affiliation Motivation
Motivasi
untuk berafiliasi merupakan dorongan untuk berhubungan dengan orang atas dasar
sosial, bekerja dengan orang yang cocok dan berpengalaman dengan perasaan
sebagai komunitas.Orang dengan motif afiliasi bekerja lebih baik apabila mereka
dilengkapi dengan sikap dan kerja sama yang menyenagkan.
3 Power Motivation
Motivasi
akan kekuasaan merupakan suatu dorongan untuk mempengaruhi orang, melakukan
pengawasan dan mengubah situasi. Orang yang termotivasi atas dasar kekuasaan
mengharapkan menciptakan dampak pada organisasi dan bersedia mengambil risiko
dengan melakukannya. Apabila kekuasaaan telah diperoleh, mungkin akan
dipergunakan secara konstruktif atau destruktif
Daftar Pustaka
Danang Sunyoto. 2015. Perilaku Konsumen dan Pemasaran. Yogyakarta : CAPS. Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Penerbit Andi, Yogyakarta : 1997.
Malayu Hasibuan. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Mauled Mulyono. (1993). Penerapan Produktivitas Dalam
Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Moekijat. (1989). Manajemen Kepegawaian. Bandung: Mandar
Maju.
Payaman Simanjuntak. (2001). Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia.
Ravianto. 2003. Produktivitas dan Manusia Indonesia.
Jakarta: Lembaga Sarana Informasi Usaha dan Produktivitas.
Rusdiana, D. 2012. Pengaruh Penerapan Gugus Kendali Mutu
dan Budaya Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus: Departemen
Produksi, Rumah Potong Ayam PT Sierad Produce, Tbk - Bogor). Jurnal Penelitian.
Vol. 2 No. 5. Hal. 1-25.
Sedarmayanti. (2009). Sumber Daya Manusia dan
Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju.
Soeprihanto, John. 2003. Penilaian Kinerja dan
Pengembangan Karyawan. Yogyakara: Universitas Gadjah Mada
36_Sahlevi
ReplyDeleteMenurut saya artikel dan Mind Map ini dapat memberikan pemahaman informasi yang sangat baik dengan pencarian kata kunci yang dapat ditemukan. Nilai yang saya berikan dari pengamatan saya adalah "82". Terima kasih
41_Muhammad
ReplyDeleteTeknik Penulisan : Batangan artikel masih belum lengkap dan untuk penulisan judul dan kalimat sudah cukup baik. untuk pembuatan mind map sudah cukup bagus
Review Konten Artikel : Poin poin yang diberikan sudah cukup jelas dan bisa dimengerti
Nilai : 80
30_Yoga
ReplyDeletemenurut saya penulisan dari penulis sudah baik dan dilengkapi dengan mindmap sehingga memudahkan pemahaman dari tulisan ini
nilai : 83
29_Dymas
ReplyDeleteMenurut saya artikel ini sudah cukup baik mudah untuk dipahami dari penulisan maupun mind map.
Nilai: 80
35_Ardy
ReplyDeleteMenurut saya artikel yang dibuat sudah bagus dan sesuai dengan materi yang dijelaskan. penulisan artikel sudah cukup bagus tersusun dengan baik. sumber penulisan jelas namun mind map yang dibuat kurang lengkap dan kurang jelas.
Nilai : 80
32_Caesar
ReplyDeleteTeknik Penulisan : secara gamblang beberapa poin-poin tertenu ,artikel ini masih belum lengkap dan untuk penulisan judul dan kalimat sudah cukup baik. untuk pembuatan mind map sudah baik namun dapat ditingkatkan
Review Konten Artikel : secara keseluruhan dari judul sampai daftar pustaka . Poin poin yang diberikan sudah cukup jelas dan bisa dimengerti
Nilai : 80
26_Oliver
ReplyDeleteTeknik Penulisan :
Batang tubuh sedikit kurang lengkap, selebihnya sudah baik.
Review Konten Artikel :
Artikel faktor motivasi dalam organisasi ini cukup mudah untuk dimengerti dan juga menarik. Mind map juga sudah bagus dan menarik.
Nilai : 80
49_May
ReplyDeleteTeknik Penulisan: untuk penulisan sudah cukup baik, namun bisa lebih ditingkatkan lagi materi-materinya agar menjadi lebih baik lagi.
Riview: Untuk isi dari materi “faktor motivasi dalam organisasi" yang didalamnya berisikan jenis pendekatan dalam motivasi, faktor adanya motivasi dalam organisasi, dan pendorong motivasi itu sudah cukup baik, dan untuk bagian mind map sudah cukup menarik.
Nilai: 81
44_Wida
ReplyDeletePenulisan : penulisan artikel ini sudah cukup baik, mind map kurang menarik sehingga lebih ditingkatkan lagi agar sangat menarik.
Review : Artikel ini ditulis oleh Rusdi Munir mengenai “faktor motivasi dalam organisasi" yang didalamnya berisi jenis pendekatan dalam motivasi, faktor adanya motivasi dalam organisasi, dan pendorong motivasi.
Nilai : 85
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete