Oleh : Satria Hotma Hizkia (satriahotmahizkia@gmail.com)
1. Pendekatan Dalam Motivasi
a.
Distributive Justice
Distributive justice merupakan kejujuran yang dirasakan antara rasio hasil individu dibandingkan dengan rasio hasil terhadap kontribusi orang lain. Namun, apa yang dipertimbangkan sebagai jujur bervariasi antara masing-masing orang dan situasi.
Berfokus pada cara-cara
dalam memberikan kompensasi terhadap karyawan. Kompensasi yang dimaksud disini terkait
dengan upah/gaji yang diterima karyawan ataupun bonusbonus lain yang besaran
jumlahnya tentu menyesuaikan kinerja dari karyawan tersebut (Robbins dan Judge,
2012, p. 233)
b.
Procedural Justice merupakan
keadilan yang durasakan dari prosedur yang dipergunakan untuk memutuskan
distribusi sumber daya. Keadilan procedural merupakan keadilan atas
prosedur yang dipergunakan untuk menentukan distribusi sumber daya.
Berfokus
pada ”cara pengambilan keputusan dari suatu permasalahan yang dapat berdampak
pada ketidakadilan dibenak karyawan, terutama jika pada saat pengambilan keputsan,
karyawan tidak mempunyai ruang untuk ketidaksetujuaanya” (Robbins dan Judge, 2012, p. 233)
c. Interactional Justice merupakan
persepsi individual terhadap tingkatan di mana mereka diperlakukan dengan
bermartabat, perhatian, dan rasa hormat.
Interaksi para
karyawan dengan karyawan lainnya maupun dengan atasan mereka dimana rasa hormat
dan saling menghargai lebih ditekankan dalam membentuk keadilan (Robbins dan
Judge, 2012, p. 233)
Hal-hal
yang perlu diperhatikan terkait dengan international justice:
-
Job design atau rancangan pekerjaan adalah merupakan suatu
cara bagaimana elemen dalam suatu pekerjaan diorganisir
-
Employee involvement atau pelibatan pekerja
merupakan proses partisipatif yang menggunakan masukan pekerja dan dimaksudkan
meningkatkan komitmen pekerja untuk mencapai keberhasilan organisasi
-
Reward adalah merupakan penghargaan,
sebagai bagian dari system kompensasi.
2. Teori Motivasi
a.
Teori Hierarki Kebutuhan
Abraham Maslow
Maslow menyatakan bahwa orang termotivasi karena
kebutuhan yang tidak terpenuhi berdasarkan urutan kadar kepentingannya dari
urutan yang paling rendah hingga ke urutan yang lebih tinggi. Teori Maslow
telah memperoleh pengakuan secara luas, terutama diantara para manajer yang
bekerja.
Teori
ini terdiri dari lima jenjang kebutuhan dasar manusia, yaitu
-
Kebutuhan Psikologis/physiological
needs meliputi rasa lapar,
haus, seksual, berlindung, dan kebutuhan fisik lainya.
-
Kebutuhan rasa aman/safety
needs meliputi rasa dilindungi dari bahasa fisik emosional.
-
Kebutuhan sosial/social
needs meliputi rasa kasih
sayang kepemilikan, penerimaan dan persahabatan.
-
Kebutuhan penghargaan/esteem
needs mencakup faktor
penghargaan internal seperti rasa hormat diri, otonomi, dan pencapaian, serta
faktor penghargaan eksternal seperti status, pengakuan dan perhatian.
-
Kebutuhan aktualisasi
diri/self actualization needs yaitu
dorongan untuk menjadi seseorang sesuai kecakapanya, meliputi pertumbuhan,
pancapaian potensi dan pemenuhan diri sendiri.
b.
Teori Dua Faktor dari
Frederick Herzberg
Kepuasan dan
ketidakpuasan tidak berada pada kontinum yang sama oleh karena itu bukanlah hal
yang saling bertentangan. Lebih lanjut dia mengatakan bahwa lawan dari kepuasan
adalah bukan ketidak puasan, sebagaimana yang diyakini sejak dulu. Menghapus
karakteristik ketidakpuasan dari pekerjaan tidak lantas membuat pekerjaan
menjadi memuaskan.
c.
Teori Kebutuhan McClelland
Kebutuhan Pencapaian didasarkan pada Teori Aktualisasi
diri Maslow. Kesamaannya dengan teori Herzberg adalah bahwa orang yang memiliki
tingkat pencapaian yang tinggi cenderung tertarik pada teori Herzberg sementara
yang tingkat pencapaiannya rendah lebih berhubungan dengan faktor higiene.
Tiga
kebutuhan yang dapat digunakan untuk menjelaskan motivasi individu.
Ketiga
kebutuhan tersebut adalah (Robbins dan Judge,2007) :
-
Kebutuhan
pencapaian/need of achievemennt, yaitu dorongan untuk berhasil. Karakteristik
individu yang memiliki kebutuhan akan prestasi tinggi yangitu lebih menyukai
pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan tanggung jawab pribadi, umpan balik dan
resiko tingkat moderat.
-
Kebutuhan akan
kekuasaan/need for power, yaitu kebutuhan untuk memiliki pengaruh, menjadi
berpengaruh dan mengendalikan individu lain.
-
Kebutuhan afiliasi/ need
for affiliation, yaitu keinginan untuk menjalin hubungan antar personal yang
akrab dan ramah
d.
Teori ERG (Existence,
Relatedness dan Growth).
Menurut
aldenfer ada tiga kebutuhan pokok yaitu kebutuhan Exitence (sama dengan
fisiologis dan rasa aman dari maslow), kebutuhan relatedness (sama dengan
kebutuhan sosial dan status dari maslow) dan kebutuhan Growth (sama dengan
kebutuhan penghargaan dan aktualisasi dari maslow).
e.
Teori harapan
Teori
Harapan teori harapan/expectancy theory dikembangkan oleh Viktor Vroom, yang
menjelaskan bahwa kekuatan dari kecendrungan untuk bertidak dalam cara tertentu
tergantung pada kekuatan dari suatu harapan bahwa tindakan tersebut akan di
ikuti dengan hasil yang ada dan pada daya tarik dari hasil itu terhadap
individu tersebut. Secara ringkas teori harapan menjelaskan bahwa karyawan akan
termovasi untuk mengeluarkan tingkat usaha yang tinggi ketika mereka
yakin bahwa usaha tersebut akan menghasilkan prestasi yang baik.
f.
Teori Penentuan Tujuan
Menurut
teori penentuan tujuan/goal setting theory bahwa tujuan-tujuan yang spesifik
dan sulit, dengan umpan balik, akan menghasilkan tingkat kinerja yang lebih
tinggi.
g.
Teori Keadilan
Menurut
J. Stacy Adams ada dua komponen penting dalam transaksi antara karyawan dengan
pengusaha, yaitu masukan/input dan hasil/outcome.Teori keadilan/equity theory
menjelaskan bahwa karyawan akan membandingkan antara masukan-masukan/input dan
hasil/outcome pekerjaan mereka dengan masukan-masukan hasil pekerjaan orang
lain, kemudian merespon untuk menghilangkan ketidakadilan.
h.
Teori X dan Y
Douglas
McGregor mengemukakan pandangan nyata mengenai manusia. Pandangan pertama pada
dasarnya negative disebut X, dan yang kedua pada dasarnya
positif disebut Y (Robbins, 2007).
3. Tujuan Motivasi
Tujuan yang berfungsi untuk memotivasi tingkah laku dan
juga menentukan seberapa aktif individu akan bertingkah laku. Tujuan ini juga
bisa berupa objek yang konkret atau berupa objek yang abstrak. Dan bila
tujuan-tujuan ini bisa diperoleh, kebutuhan-kebutuhan terpenuhi. Terpenuhinya
kebutuhan-kebutuhan ini juga barangkali hanya untuk sementara, sebab pada saat
lain, kebutuhan-kebutuhan itu mungkin bisa timbul lagi.
Terdapat beberapa tujuan motivasi menurut Hasibuan
(2010:97), yaitu:
-
Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan
-
Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan
-
Meningkatkan produktivitas kerja karyawan
-
Mempertahankan loyalitas dan kestabilan
karyawan perusahaan
-
Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan
tingkat absensi karyawan
-
Mengefektifkan pengadaan karyawan
-
Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang
baik
-
Meningkatkan kreativitas dan partisipasi
karyawan
-
Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan
-
Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan
terhadap tugas-tugasnya
-
Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan
bahan baku
-
Meningkatkan kinerja karyawan
4. Faktor motivasi dalam organisasi dan pendorong Motivasi
Tiga faktor menjelaskan
kenapa beberapa pekerja termotivasi/terdorong untuk bekerja, sementara yang
lainnya tidak: 1). Motivasi bekerja berbeda-beda antara yang satu dan yang
lainnya. 2). Di dasawarsa sebelumnya, telah ada perubahan yang signifikan dalam
sikap pekerja terhadap pekerjaan. 3). Peningkatan program sosial yang didukung
oleh pemerintah telah menyumbang secara signifikan terhadap penurunan motivasi
kerja (Stanton, 2003: 211).
A. Faktor Motivasi dalam Organisasi
- Adanya Tujuan
Dengan adanya tujuan (Visi dan Misi) yang akan di capai oleh seseorang tentu hal tersebut akan secara alamiah memotivasi individu maupun kelompok yang ada dalam organisasi untuk bersama-sama mencari cara agar apa yang menjadi tujuan tersebut dapat dicapai demi kemajuan organisasi.
- Adanya Tantangan (challenge)
Tantangan juga merupakan salah satu faktor yang sangat besar dalam melahirkan motivasi.
- Adanya Tanggung Jawab
Dalam organisasi baik anggota maupun pengurus tentu memiliki tanggung jawab. Anggota organisasi memiliki tanggung jawab bagaimana cara memberikan masukan-masukan agar organisasi bisa berkembang kearah yang lebih baik.
- Adanya Keharmonisan
Agar keharmonisan dalam organisasi selalu terjaga maka seseorang harus memotivasi diri agar selalu mencari agar tidak adanya persaingan yang menyebabkan konflik internal organisasi.
B. Pendorong Motivasi
Achievement Motivation
Motivasi berprestasi adalah suatu dorongan yang dimiliki banyak orang untuk mengejar dan mencapai tujuan menantang. Individu dengan dorongan ini mengharapkan mencapai sasaran dan menaiki tangga keberhasilan.
- Affiliation Motivation
Motivasi untuk berafiliasi merupakan dorongan untuk berhubungan dengan orang atas dasar sosial, bekerja dengan orang yang cocok dan berpengalaman dengan perasaan sebagai komunitas.
- Power Motivation
Motivasi akan kekuasaan merupakan suatu dorongan untuk mempengaruhi orang, melakukan pengawasan dan mengubah situasi. Orang yang termotivasi atas dasar kekuasaan mengharapkan menciptakan dampak pada organisasi dan bersedia mengambil risiko dengan melakukannya. Apabila kekuasaaan telah diperoleh, mungkin akan dipergunakan secara konstruktif atau destruktif.
Daftar Pustaka
Andjarwati, Tri. 2015. Motivasi Dari Sudut Pandang Teori Hierarki Kebutuhan Maslow, Teori Dua Faktor Herzberg, Teori X Y Mc Gregor, dan Teori Motivasi Prestasi Mc Clelland. Jurnal Ilmu Ekonomi & Manajemen, Vol.1.(1) hal 45-54
Hasibuan, M. (2010).
Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta: PT. Bumi
Aksara
Herzberg, Fredrick,
2006. Work and The Nature of Man. New York: Thomas Y. Crowell Co
Maslow, Abraham H.,
1954. Motivation and Personality. New York: Harper and Bros.
McClelland, David C.
and Eric W Johnson, 2004. Learning to Achieve. Glenview, Illinois: Scotti.
Foresman & Co
McGregor, Douglas,
2000. The Piman Side of Enterprise. New York: McGraw-Hill.
Modul
Perkuliahan 11. Faktor Motivasi dalam Organisasi. Organisasi Manajemen dan Industri.
Universitas Mercu Buana
Kurniasari,
Rani. 2018. Pemberian Motivasi serta Dampaknya Terhadap Kinerja Karyawan Pada
Perusahaan Telekomunikasi-Jakarta. Vol II (1).
Robbins, S. P. &
Judge, T. A. (2013). Organizational Behaviour (15thed.). Upper Saddle River,
New Jersey: Prentice hall.
Stanton, Erwin S.,
2003. A Critical Reevaluation of Motivation, Management, and Productivity.
Personnel Journal, 2003: 208-214
41_Muhammad
ReplyDeleteTeknik Penulisan : Batangan artikel masih belum lengkap dan untuk penulisan judul dan penulisan kalimat sudah cukup baik
Review Konten Artikel : poin poin yang diberikan sudah cukup jelas dan cukup singkat
Nilai : 80
29_Dymas
ReplyDeleteMenurut saya atrikel ini sudah cukup baik isi konten pun cukup menarik penjelasan yang diberikan cukup mudah untuk dipahami dari penulisan maupun mind map.
Nilai: 80
18_Andi
ReplyDeleteTeknik Penulisan : Menurut saya teknik penulisan dari artikel ini sudah cukup baik hanya saja untuk bagian batang tubuh dari artikel tersebut rasanya perlu sidikit dipehatikan lagi karena masih bekum terlalu lengkap.
Review Konten Artikel : menurut saya untuk konten yang disajikan oleh artikel ini sudah baik dan cukup lengkap, serta untu mind map yang ada pada artikel ini juga sudah disajikan dengan baik dan lengkap.
Nilai: 83