Rusdimunir (rusdimunir176@gmail.com)
Teori-Teori Kepemimpinan Dalam Organisasi
1 Teori Kepemiminan Sifat (Trait Theory)
Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan
Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang
kemudian teori ini dikenal “The Greatma Theory”. Dalam perkembangannya,
teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang
berpandangan bahwa sifat-sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan
tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat-sifat itu
antara lain : sifat fisik, mental
dan kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh
terhadap keberhasilan kepemimpinan
organisasi, antara lain :
a. Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin
yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas kecerdasan rata-rata dari
pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula
b. Kedewasaan
dan keluasan hubungan sosial
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panic dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.
c. Motivasi diri dan dorongan
berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya
memiliki motivasi diri yang tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada kinerja
yang optimal, efektif dan efisien.
d. Sikap
hubungan kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya mampu berpihak kepadanya.
2 teori Kepemimpinan Prilaku dan Situasi
Berdasarkan Penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki kecenderungan ke arah 2 hal yaitu:
A Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan.contoh gejala yang ada dalam hal ini: membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan
B Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang Pemimpin yang Memberikan batasan kepada bawahan contoh yang dapat dilihat, bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan ,bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang dicapai.
jadi berdasarkan teori ini ,seorang pemimpin yang baik adalah bagaimanan seorang pemimpin yang memiliki perhatiaan yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasilyang tinggi pula
3)
teori
kewibawaan pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan
kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi
perilaku orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang
tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.
4)
teori
kepemimpinan situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang
baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat
kedewasaan bawahan.
5)
teori kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus
ada pertukaran yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya.
Teori Kelahiran Pemimpin
Para ahli teori,"kepemimpinan" telah mengemukakan beberapa teori
tentang timbulnya Seorang Pemimpin. Dalam hal ini terdapat 3 (tiga) teori yang menonjol (Sunindhia dan Ninik
Widiyanti, 1988:18), yaitu::
1.
Teori Genetie
Inti dari teori ini tersimpul dalam kalimat "leaders are born and not made".Penganut teori ini meyakini bahwa seorang pemimpin akan muncul karena ia telah dilahirkan dengan bakat pemimpin. Pada kondisi apapun seseorang ditempatkan pada suatu waktu ia akan menjadi pemimpin karena ia dilahirkan untuk itu. Artinya takdir telah menetapkan ia menjadi pemimpin
2. Teori Sosial
Jika teori genetis mengatakan bahwa “leaders are born and not made”, make penganut teori sosial mengatakan sebaliknya yaitu : “Leaders are made and not born“. Penganut teori ini berpendapat bahwa setiap orang akan dapat menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan kesempatan untuk itu.
3. Teori Ekologis
Teori ini merupakan penyempurnaan dari
kedua teori genetis dan teori sosial. Penganut teori ini berpendapat bahwa
seseorang hanya dapat menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya
telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, bakat tersebut kemudian dikembangkan
melalui pendidikan yang teratur dan pangalaman-pengalaman yang memungkinkannya
untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu.
Banyak tipe-tipe kepemimpinan berdasarkan kecerdasan emosimenurut Daniel Goleman (2007), tipe tersebut terbagi menjadi 6 tipe yaitu:
1 Pemimpin Visioner (Visionary )
Pemimpin jenis ini diyakini merupakan tipe pemimpin yang lebih efektif dibanding yang lainnya. tipe pemimpin ini mampu mengartikulasikan suatu tujuan yang baginya merupakan tujuan yang sejati dan selaras dengan nilai bersama dengan orang-orang yang dipimpinnya. Pemimpin jenis ini dapat menjadi terbuka kepada bawahannya dengan membagikan berbagai informasi serta pengetahuan, sehingga orang-orang yang berada di semua tingkat perusahaan merasa dilibatkan danmampu membuat keputusan yang terbaik.
2 Gaya Pembimbing (Coaching)
Dari tipenya membimbing kita pasti sudah tahu bahwa pemimpin seperti ini sangat menyukai hal-hal yang berhubungan dengan membimbing karyawannya. Gaya pemimpin seperti ini senang melakukan percakapan dan perbincangan mendalam dengan seorang pegawai, yang berisi seputar kehidupan sehari-hari kehidupan seseorang, termaksud tujuan dan impian hidupnya serta karirnya
3 Pemimpin Afiliatif (Affiliative)
Pemimpin jenis ini sangat menghargai perasaan-perasaan orang-orang yang bekerja untuk dia, karena dia tidak menekankan pada hasil atau pencapaian tujuan , tetapi lebih pada kebutuhan emosi para karyawannya. Gaya ini sangat cocok sekali bagi perusahaan yang memiliki iklim kelompok.Ciri dari pemimpin ini adalah menyenangi kerjasama, harmonisasi, interaksi yang ramah, membangun relasi yang baik dengan orang yang dipimpinnya
4 Pemimpin Demokratis (Democratic)
Mendengarkan adalah kekuatan kunci dari pemimpin jenis ini. Mereka selalu bertindak dan berprilaku ingin menjadi pendengar yang baik terhadap bawahannya, karena mereka memang peduli kepada bawahannya, dia juga adalah jenis pemimpin yang kolaboratif, artinya dapat bekerja sebagai anggota kelompok, tetapi juga dapat menjadi pemimpin
5 Penentu Kecepatan (Pacesetting)
Pemimpin memegang teguh dan melaksanakan standard kerja yang tinggi. Ia bersikap obsesif, bahkan segala sesuatu bisa dikerjakan dengan baik dan lebih cepat, bahkan ia meminta dan menuntut hal yang sama dari orang lain. pemimpin jenis ini tidak memberikan garis petunjuk yang jelas mengenai kinerja buruk seseorang, karena dia berpikiran bahwa setiap pengikutnya sudah dapat menerka bagaimana dan apa yang diinginkannya.
6 Gaya Memerintah (Commanding)
Gaya memimpin seperti ini kadang
disebut sebagai gaya intimidasi, pemimpin seperti ini, sangat menuntut
bawahannya patuh pada perintahnya secara langsung, tanpa menjelaskan apa
alasannya ingin bawahannya mendengarkan perintahanya tersebut.
Daftar
Pustaka
Malayu Hasibuan. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Mauled Mulyono. (1993). Penerapan Produktivitas Dalam
Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Moekijat. (1989). Manajemen Kepegawaian. Bandung: Mandar
Maju.
Payaman Simanjuntak. (2001). Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia.
Ravianto. 2003. Produktivitas dan Manusia Indonesia.
Jakarta: Lembaga Sarana Informasi Usaha dan Produktivitas.
Rusdiana, D. 2012. Pengaruh Penerapan Gugus Kendali Mutu
dan Budaya Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus: Departemen
Produksi, Rumah Potong Ayam PT Sierad Produce, Tbk - Bogor). Jurnal Penelitian.
Vol. 2 No. 5. Hal. 1-25.
Sedarmayanti. (2009). Sumber Daya Manusia dan
Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju.
Soeprihanto, John. 2003. Penilaian Kinerja dan
Pengembangan Karyawan. Yogyakara: Universitas Gadjah Mada
29_Dymas
ReplyDeleteMenurut saya artikel ini sudah cukup baik, dari penulisan maupun mind map, secara keseluruhan sudah cukup baik isi materi pun menarik penulisan pun mudah untuk di pahami.
Nilai: 80