PENGARUH PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN KARYAWAN
TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN
(Studi Pada PT. Air Aqua)
Muhammad Arief
Fakultas Teknik Industi
Universitas Mercu Buana
E-mail : ariefmuhammad1306@gmail.com
ABSTRACT
Training and Development of
Human Resource still less executed by PT. Air Aqua. Adequate Inexistence
Program development and training generate undesirable things and can harm
pertinent company, which is on finally will degrade productivity company itself.
Hence, all head better understand what required its employees and know desires
what making satisfied employees and improve its productivity. This study aims
to do Training and Development have an effect on to Employees work productivity
at PT. Air Aqua. As for becoming population in this research is entire/all
employees at PT. Air Aqua is counted 266 employees and in this case only sales
department employees amounting to 30 employees. As for technique used to get
data in this research is : a) Kuesioner, in the form of questionnaire the
passed to a number of specified responder pass technique withdrawal of sampel
for the purpose of obtaining primary data; b) Interview, conducted directly at
employees in PT. Air Aqua, to get primary data of responder. As well as getting
data of sekunder of head / part of SDM PT. Air aqua; c) Observation, this
technique is conducted by perceiving directly to situation and situation at PT.
Air Aqua; d) Study Document, used to net data of sekunder related to research
focus. Method which used in this research is quantitative method, with approach
of and correlation of regresi. Correlation is to know the existence of relation
between variable of X (development and training) with variable of Y (employees
productivity). While analysis of regresi simple is to know influence of
variable of X to variable Y.
Keywords:
Training, Development, Employees Productivity
PENDAHULUAN
Suatu perusahaan akan meningkat produktivitas kerja bila adanya
kerja sama dan hubungan baik antara pimpinan dan karyawannya. Karena dengan
meningkatkan produktivitas karyawan otomatis akan meningkatkan produktivitas
perusahaan. Produktivitas disamakan dengan hasil kerja dari seseorang karyawan,
hasil produktivitas yang dicapai oleh seorang karyawan haruslah dapat memberikan
kontribusi yang penting bagi perusahaan yang dilihat dari segi kualitas dan
kuantitas yang dirasakan oleh perusahaan dan sangat besar manfaatnya bagi
kepentingan perusahaan di masa sekarang dan yang akan datang.
Perusahaan memiliki
tujuan dan sasaran perusahaan untuk dapat memperoleh laba maksimal yang ingin
dicapainya. Sumber daya manusia memegang peranan paling penting dan potensial
bagi keberhasilan suatu perusahaan mengingat sumber daya manusia merupakan
penentu kegiatan perusahaan baik perencanaan, pengorganisasian, serta
pengambilan keputusan.
Seiring berkembangnya
ilmu dan pengetahuan yang makin maju maka perusahaan dituntut untuk lebih dapat
menjadikan karyawannya lebih terampil dan terlatih dalam mengerjakan tugasnya.
Oleh karena itu perusahaan berinisiatif untuk mengadakan program pelatihan dan pengembangan bagi
karyawan, karena pelatihan dan pengembangan membuat mereka lebih percaya diri
sehingga menimbulkan rasa puas dalam bekerja dan lebih dihargai, serta mampu
berusaha untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan bagian penjualan.
Faktor-faktor
yang dapat memperbaiki produktivitas kerja karyawan antara lain: kerja sama
kelompok, metode-metode, mekanisme, pemberian insentif, pelatihan/ pendidikan
dan pengembangan. Dari beberapa faktor di atas dan dari hasil observasi yang
dilaksanakan penulis, Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia masih kurang
terlaksana di PT. Air Aqua. Tidak adanya program pelatihan dan pengembangan
yang memadai ini menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan dan dapat merugikan
perusahaan yang bersangkutan, yang pada akhirnya akan menurunkan produktivitas
perusahaan itu sendiri. Maka, para pimpinan sebaiknya mengerti apa yang
dibutuhkan para karyawannya dan mengetahui keinginan-keinginan apa yang membuat
karyawan puas dan meningkatkan produktivitasnya, termasuk apa dan berapa bonus
yang akan mereka terima jika target atau tujuan kerjanya tercapai.
TEORI
DASAR
Simamora
(2004 : 273) Pelatihan dan pengembangan adalah dua istilah yang kadang-kadang
digunakan secara bersama-sama maupun secara bergantian. Pelatihan (training)
mengandung maksud untuk menambah dan meningkatkan pengetahuan/keterampilan
serta merubah sikap/perilaku karyawan ke arah yang produktif. Pengembangan (development)
dapat diasosiasikan dengan kebutuhan masa depan karyawan dan organisasi
perusahaan. Pelatihan dan pengembangan mempunyai manfaat pada karier jangka
panjang karyawan, untuk menghadapi tanggung jawab yang lebih besar di masa yang
akan datang.
Simamora
(2004 : 273-274) mengatakan Pelatihan dan pengembangan ditujukan untuk
mempertahankan dan meningkatkan prestasi kerja para karyawan. Pelatihan
ditujukan untuk meningkatkan prestasi kerja saat ini, sedangkan pengembangan
ditujukan untuk meningkatkan prestasi kerja saat ini dan masa yang akan datang.
Pelatihan diarahkan untuk membantu karyawan melaksanakan pekerjaan saat ini
secara lebih baik. Pengembangan mewakili investasi pengembangan yang
berorientasi masa depan pada diri karyawan. Baik karyawan manajerial maupun non
manajerial barangkali akan lebih banyak menerima pelatihan yang bersifat teknis
dibandingkan dengan manajer yang lebih banyak menerima pengembangan dalam
bentuk keterampilan konseptual atau analitis dan keterampilan hubungan
manusiawi untuk memperdalam wawasan mereka guna membawa rekrutmen pada tujuan
yang strategis dan spesifik.
Selanjutnya pengertian pelatihan
secara sederhana didefinisikan oleh Pramudyo (2007 : 16) sebagai : “Proses
pembelajaran yang dirancang untuk mengubah kinerja orang dalam melakukan
pekerjaannya”.
Yang dimaksud dalam hal ini
adalah adanya empat hal yang harus diperhatikan. Yaitu proses pelatihan,
kinerja, peserta pelatihan, dan pekerjaan. Harus dipahami bahwa proses
pelatihan mengacu kepada suatu perubahan yang harus terjadi pada peserta
pelatihan. Dalam proses pelatihan, kinerja yang kurang baik dibenahi sedemikian
rupa sehingga menjadi lebih baik. Sehingga sekumpulan tugas-tugas yang telah
menanti dapat dikerjakan dengan baik oleh pekerja yang telah mengikuti
pelatihan.
Dessler
(2006 : 280) bahwa : “Pelatihan merupakan proses mengajar keterampilan yang
dibutuhkan karyawan untuk melakukan pekerjaannya”.
Mangkuprawira
(2002:135) menjelaskan bahwa : "Pelatihan adalah sebuah proses mengajarkan
pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar karyawan semakin terampil
dan mampu melaksanakan tanggung jawab dengan semakin baik, sesuai dengan
standar".
Proses kegiatan pelatihan sering
dilaksanakan oleh suatu perusahaan setelah terjadi penerimaan karyawan sebab
latihan hanya diberikan pada karyawan dari perusahaan yang bersangkutan.
Latihan adakalanya diberikan setelah karyawan tersebut ditempatkan dan
ditugaskan sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Pelatihan Pengembangan dan Kinerja Karyawan.
Wexley dan Yukl
(1976, h.282) mengemukakan bahwa pelatihan dan pengembangan merupakan
istilah-istilah yang berhubungan dengan usaha-usaha terencana, yang
diselenggarakan untuk mencapai penguasaan skill, pengetahuan, dan sikap-sikap
pegawai atau anggota organisasi.Organisasi menerapkan pelatihan dan
pengembangan dalam bentuk program – program terencana.Dengan memilih jenis yang
tepat dari pelatihan dan juga pengembangan, organisasi dapatmemastikan bahwa
karyawan telah memiliki keterampilan yang tepat. Hal ini akan menjadikebutuhan
yang selalu bagi organisasi untuk terus menerus diperbarui dalam tindak lanjut
daripraktek-praktek SDM.
Penelitian
sebelumnya tentang pelatihan dan pengembangan dilakukan oleh Irene ferguson laing
(bsc. admin. hrm) (2009) dalam penelitiannya yang berjudul The Impact Of
Training And Development On Worker Performance and Productivity in Public
Sector Organizations: A Case Study Of Ghana Ports and Harbours Authority. Dalam
penelitian tersebut juga mengemukakan bahwa melalui pelatihan dan pengembangan,
karyawan adalah alat yang efektif untuk mencapai kesuksesan baik pribadi maupun
organisasi.
H2 : Pelatihan
dan Pengembangan berhubungan positif terhadap kinerja karyawan.
Persamaan dan Perbedaan Pelatihan dan Pengembangan
Menurut Sedarmayanti (2010: 164), menyatakan bahwa
persamaan antara pelatihan dan pengembangan yaitu keduanya memberi pengajaran
dalam penambahan pengetahuan, keterampilan dan perubahan sikap.
Menurut Simamora (2003: 273), menyatakan bahwa
pelatihan itu diarahkan untuk membantu para karyawan menunaikan pekerjaan
mereka saat ini secara lebih baik sedangkan pengembangan mewakili suatu
investasi yang berorientasi ke masa mendatang dalam diri para
karyawan.
Menurut Sedarmayanti (2010: 164), menyatakan bahwa
berdasarkan pengertian pelatihan dan pengembangan terdapat beberapa perbedaan,
yaitu sebagai berikut:
· Pelatihan bertujuan
mempersiapkan karyawan yang akan segera diberi tugas mengerjakan pekerjaan yang
telah ada dalam lembaga (proses pendidikan jangka pendek)
· Pengembangan diperlukan
untuk mempersiapkan karyawan mengerjakan pekerjaan di masa yang akan datang
(proses pendidikan jangka panjang
Menurut Kaltz dalam buku Sedarmayanti (2010: 165),
menyatakan bahwa perbedaan antara pelatihan dan pengembangan terletak pada
bobot materi program. Berdasarkan asumsi, bahwa dalam organisasi terdapat tiga
kemampuan yang harus dimiliki karyawan, yaitu kemampuan/keterampilan teknis,
kemampuan untuk melakukan interaksi dengan orang lain, dan kemampuan
teori/konsepsi. Dengan demikian dalam setiap program pelatihan dan
pengembangan, materi yang diberikan akan meliputi ketiga kemampuan dengan
intensitas bobot berbeda.
Tujuan pelatihan menurut
Mangkunegara (2006 : 52) antara lain :
1. Meningkatkan penghayatan jiwa dan ideology
2. Meningkatkan produktivitas kerja
3. Meningkatkan kualitas kerja
4. Meningkatkan perencanaan sumber daya manusia
5. Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja
6. Meningkatkan rangsangan agar karyawan mampu
berprestasi secara maksimal.
7. Meningkatkan kesehatan dan keselamatan.
8. Menghindarkan keseragaman
9. Meningkatkan perkembangan
pribadi karyawan.
Umar (2005:12) mengemukakan bahwa
: "Program pelatihan bertujuan untuk memperbaiki penguasaan berbagai
keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja untuk kebutuhan sekarang".
Mangkunegara (2006 : 51) yakni
segala bentuk pelatihan yang dibuat oleh perusahaan memiliki komponen-komponen
sebagai berikut :
a. Tujuan dan sasaran pelatihan harus jelas dan
dapat diukur.
b. Para pelatih (trainers) harus ahlinya yang
berkualifikasi memadai.
c. Materi pelatihan harus disesuaikan dengan tujuan
yang hendak dicapai.
d. Metode pelatihan harus sesuai dengan kemampuan
pekerja yang menjadi peserta.
e. Peserta pelatihan harus
memenuhi persyaratan yang ditentukan.
Setiap perusahaan yang
menjalankan pelatihan, membutuhkan metode yang tepat agar isi pelatihan
tersebut dapat dengan mudah diresap oleh para karyawan yang menjadi peserta
pelatihan.
1. Metode Pekerjaan (On The Job Training).
2. Metode Balai (Vestibule).
3. Metode Demonstrasi dan Contoh
4. Metode Apprenticeship
5. Metode Simulasi
6. Metode Ruang Kelas
Seluruh
metode pelatihan ini dapat menggunakan alat bantu berupa visual. Perlu
ditegaskan bahwa manusia dewasa lebih banyak menangkap sesuatu lewat
penglihatan (83%) dibandingkan pendengaran (11%), dan medium lainnya. Oleh
karena itu, di samping mengedepankan pengalaman, medium visual tidak boleh
ditinggalkan. Alat bantu visual memudahkan dalam menyimak dan mengingat. Dalam
pemberian materi mengenai konsep yang belum diketahui para peserta, visualisasi
merupakan cara yang penting dalam memahami materi tersebut. Contoh alat bantu
visual, yaitu film, OHP, slide, video, LCD, papan tulis, poster, dan lainnya.
Mc.
Gehee, seperti yang dikutip Mangkunegara (2006 : 51), bahwa prinsip-prinsip
pelatihan adalah sebagai berikut :
a. Materi yang diberikan secara sistematis dan
berdasarkan tahapan-tahapan.
b. Tahapan-tahapan tersebut harus
disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai.
c. Pelatih/pengajar/pemateri harus mampu memotivasi
dan menyebarkan respon yang berhubungan dengan serangkaian materi pelajaran.
d. Adanya penguat (reinforcement) guna
membangkitkan respon yang positif dari peserta.
e. Menggunakan konsep pembentukan
(shaping) perilaku.
Tahapan pelaksanaan pelatihan
meliputi tahapan sebagai berikut :
a. Kegiatan Pra-pelatihan (Pre-Class Activities)
b. Pelaksanaan Pelatihan (in-Class Activities)
c. Kegiatan Pasca pelatihan (Post-Class
Activities)
Mathis
R. Jackson (2002 : 44) pengembangan adalah pertumbuhan kemampuan yang terjadi
jauh melampaui apa-apa yang dituntut dalam suatu pekerjaan. Hal ini mewakili
usaha-usaha untuk meningkatkan kemampuan karyawan untuk menangani berbagai
jenis penugasan. Pengembangan ini dilakukan untuk menambah pengetahuan dan
keahlian ataupun keterampilan mereka sehingga dapat menunjang adanya kesempatan
dalam promosi karyawan. Setiap pimpinan/atasan perusahaan perlu melakukan
pengembangan sumber daya manusia, sebab melalui pengembangan ini perusahaan
akan mempunyai tenaga kerja yang terampil dan cakap, dengan demikian tujuan
perusahaan dapat terealisasikan dengan baik.
Menurut
Rivai (2000 : 290) pengembangan adalah proses peningkatan kemampuan kerja
individual yang tercapai dalam rangka mencapai karir yang diinginkan. Menurut
Hasibuan (2007 : 69) Perkembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan
kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan/ jabatan melalui pendidikan dan pelatihan.
Menurut Mangkunegara (2008 : 44) Pengembangan
merupakan suatu proses pendidikan jangka panjang yang mempergunakan prosedur
sistematis dan terorganisasi dimana karyawan managerial mempengaruhi
pengetahuan konseptual dan teoritis guna mencapai tujuan yang umum.
Hasibuan
(2000 : 70) pengembangan sumber daya manusia bertujuan dan bermanfaat bagi
perusahaan, karyawan, konsumen, atau masyarakat yang mengkonsumsi barang / jasa
yang dihasilkan perusahaan.
Tujuan pengembangan sumber daya
manusia hakikatnya menyangkut hal-hal berikut :
a) Produktivitas Kerja
b) Efisiensi
c) Karir
d) Kepemimpinan
e) Balas Jasa
Mangkunegara
(2006 : 45-46) faktor-faktor pengembangan karyawan adalah sebagai berikut :
a. Perbedaan individu karyawan.
b. Hubungan dengan jabatan analisis.
c. Motivasi
d. Partisipasi aktif
e. Seleksi peserta penataran
f. Metode latihan dan
pengembangan
Handoko
(2000 : 104) menyatakan pendidikan dan latihan mempunyai ruang lingkup yang
lebih luas untuk memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan, sikap dan
sifat–sifat kepribadian.Hasibuan (2005 : 69) memberikan batasan sebagai berikut
: pendidikan dan latihan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan
teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan
pekerjaan / jabatan melalui pendidikan dan latihan.
Hasibuan
(2005 : 77), Metode-metode pengembangan diri terdiri dari :
1. Metode latihan (training method)
2. Metode pendidikan (education
method)
Heidjarchman
R. dan S. Husnan (1984 : 77-78) Arti dari pengembangan karyawan sering
diartikan dengan usaha-usaha untuk meningkatkan keterampilan maupun pengetahuan
umum bagi karyawan agar pelaksanaan pencapaian tujuan lebih efisien. Dalam pengertian
ini maka istilah pengembangan akan mencakup pengertian latihan dan pendidikan
yaitu sebagai sarana peningkatan keterampilan dan pengetahuan umum bagi
karyawan.
Rachmawati
(2008 : 110), Pelatihan dan pengembangan mempunyai kegunaan pada karier jangka
panjang karyawan untuk membantu menghadapi tanggung jawab yang lebih besar di
waktu yang akan datang. Program ini tidak hanya bermanfaat pada individu
karyawan tetapi juga pada organisasi. Program pelatihan dan pengembangan
merupakan salah satu kegiatan yang penting dan dijadikan salah satu investasi
organisasi dalam hal sumber daya manusia. Program pelatihan dan pengembangan
tidak hanya bisa dilakukan oleh departemen sumber daya manusia di dalam
organisasi sendiri, tetapi tidak menutup kemungkinan dilakukan oleh
lembaga/konsultan lain yang memang disewa oleh rekrutmen untuk membantu program
ini.
Adrew
E. Sikula dalam Mangkunegara (2003 : 50) mengemukakan bahwa pelatihan (training)
adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur sistematis
dan terorganisasi, pegawai non manajerial mempelajari pengetahuan dan
keterampilan teknis dalam tujuan yang terbatas. Pengembangan merupakan suatu
proses pendidikan jangka panjang yang mempergunakan prosedur sistematis
terorganisasi yang pegawai manajerialnya mempelajari pengetahuan konseptual dan
teoritis untuk mencapai tujuan yang umum.
Sinungan
(2005 : 17) produktivitas adalah sebagai hubungan antara hasil nyata maupun
fisik (barang-barang/jasa) dengan masuknya yang sebenarnya. Misalnya saja “produktivitas
adalah ukuran efisiensi produksi, suatu perbandingan antara hasil keluaran dan
masuk atau output : input”. Masukan sering dibatasi dengan
masukan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam kesatuan fisik bentuk dan
nilai.
Manullang
(2002 : 78), perlu diperhatikan beberapa faktor :
1. Tingkat Pendidikan atau Keterampilan
2. Kondisi Fisik
3. Sikap dan Kebiasaan
4. Lingkungan Pekerjaan
5. Metode Kerja
6. Peralatan yang digunakan
Hubungan Pengembangan Sumber Daya
Manusia dengan Produktivitas Kerja. Setelah melihat pengertian yang luas dari
penjelasan yang lebih mendetail mengenai pengertian pengembangan sumber daya
manusia dan produktivitas maka dapat dilihat hubungan antara keduanya. Adapun
hubungan antara pengembangan sumber daya manusia dengan produktivitas kerja
dapat dilihat dari hasil produksinya. Keberhasilan suatu perusahaan tergantung
pada sumber daya pada produktivitas kerja, untuk itu perlu diadakan
pengembangan sumber daya manusia. Untuk mengembangkan karyawan itu sendiri,
dimana perlu menciptakan sikap dan mental yang cocok untuk menghadapi hidup
semakin bervariasi dan meningkat. Peningkatan produktivitas merupakan masalah
sistem dalam arti tertentu, karena ada banyak segi dari pekerjaan dan kegiatan
perusahaan yang mempunyai dampak terhadap peningkatan produktivitas tenaga
kerja. Bidang kerja yang dapat meningkatkan produktivitas di samping perlunya
pembenahan kembali beberapa bagian organisasi dan fungsi staff untuk menunjang
peningkatan produktivitas semaksimal mungkin.
Produktivitas
menurut Nasution (2002 : 203) menjelaskan bahwa: "Produktivitas merupakan
rasio antara hasil kegiatan (output) dan segala pengorbanan (biaya)
untuk mewujudkan hasil (input). Dimana peningkatan produktivitas akan
meningkatkan pendapatan karyawan yang akan menambah daya beli masyarakat".
Reader,
Heizer (2002 : 14) menjelaskan bahwa: "Produktivitas adalah perbandingan
yang naik antara jumlah sumber daya yang dipakai (input) dengan jumlah
barang dan jasa yang dihasilkan"
Herjanto (1999 : 11) menjelaskan
bahwa : "Produktivitas merupakan ukuran bagaimana baiknya suatu sumber
daya diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang diinginkan".
Produktivitas menurut Dewan Produktivitas Nasional mempunyai pengertian sebagai
sikap mental yang selalu berpandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih
baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Memahami
konsep dan teori produktivitas secara baik dapat dilakukan dengan cara
membedakannya dari efektivitas dan efisiensi. Efektivitas dapat didefinisikan
sebagai tingkat ketepatan dalam memilih atau menggunakan suatu metode untuk
melakukan sesuatu (efektif = do right tings). Efisiensi dapat diartikan
sebagai tingkat ketepatan dan berbagai kemudahan dalam melakukan sesuatu
(efisiensi = do things right).
Produktivitas memiliki dua
dimensi, dimensi pertama adalah efektivitas yang mengarah kepada pencapaian
unjuk kerja yang maksimal yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan
kualitas, kuantitas, dan waktu, dan yang kedua yaitu efisiensi yang berkaitan
dengan upaya membandingkan input dengan realisasi penggunaannya atau
bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan (Umar, 2004)
Nasution
(1994 : 70) menurutnya, “dengan adanya peningkatan keahlian, pengetahuan, dan
wawasan, sikap karyawan pada tugas-tugasnya dengan pengetahuan yang di dapat
dalam pendidikan dan pelatihan akan merubah tingkah laku, guna mendapatkan
produktivitas yang tinggi”
Melalui pelatihan dan
pengembangan, karyawan dapat terbantu mengerjakan dan menyelesaikan pekerjaan yang
ada, dapat meningkatkan keseluruhan karier karyawan dan dapat membantu
mengembangkan tanggung jawabnya pada saat ini maupun di masa mendatang.
Sehingga ada beberapa alasan mengapa pelatihan dan pengembangan harus dilakukan
atau menjadi bagian yang sangat penting dari kegiatan manajemen sumber daya
manusia.
Hasibuan
(2000 : 77) “dengan pelatihan dan pengembangan, maka produktivitas karyawan,
yakni pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan membentuk dan meningkatkan
kemampuan dan pengetahuan karyawan, sehingga diharapkan dengan semakin sering
program pelatihan dan pengembangan dilaksanakan semakin tinggi pula tingkat
produktivitasnya.Penelitian yang dikemukakan Hermanto (2005) dengan judul :
“Pengaruh Pelatihan, Pendidikan dan Pembinaan Karyawan terhadap Kinerja Pegawai
Sekretariat Kabupaten Sorong”, menemukan bahwa pelatihan, pendidikan dan
pembinaan tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai, tetapi secara parsial
pembinaan berpengaruh dominan terhadap kinerja pegawai.
Penelitian
oleh Herawaty (2005) dengan judul : “Pengaruh Pengembangan Karyawan terhadap
Kinerja Karyawan Koperasi Unit Desa di Sentani Jayapura”, menemukan bahwa
pembinaan pegawai memiliki pengaruh terhadap kinerja pegawai. Sedangkan
pelatihan dan pembinaan secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap kinerja
pegawai.
METODE PEMBAHASAN
Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan
pendekatan korelasi dan regresi. Korelasi adalah untuk mengetahui adanya
hubungan antara variabel X (pelatihan dan pengembangan) dengan variabel Y
(produktivitas karyawan). Sedangkan analisis regresi sederhana adalah untuk
mengetahui pengaruh variabel X terhadap variabel Y.
Populasi
adalah totality semua nilai baik kualitas maupun quantity dari sebuah karakteristik
tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan semua yang akan dipelajari
sifat-sifatnya. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
karyawan/i pada PT. Air Aqua adalah sebanyak 266 orang. Dalam penelitian ini,
jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling atau
sampel pertimbangan/bertujuan, dan dalam hal ini hanyalah karyawan bagian
penjualan yang berjumlah 30 orang, Gay dalam Supriyanto (2009 : 123) menyatakan
untuk metode deskriptif korelasional, minimal sampel 30 subjek.
Teknik
yang digunakan untuk mendapatkan data dalam penelitian ini adalah : a)
Kuesioner berupa daftar pertanyaan yang diberikan kepada sejumlah responden
yang ditetapkan melalui teknik penarikan sampel dengan maksud memperoleh data
primer; b) Wawancara yang dilakukan secara langsung pada karyawan di PT. Air Aqua,
untuk mendapatkan data primer dari responden. Dan juga mendapatkan data
sekunder dari pimpinan/bagian SDM PT. Air Aqua; c) Observasi teknik ini
dilakukan dengan mengamati secara langsung terhadap keadaan dan situasi pada
PT. Air Aqua; dan d) Studi Dokumen digunakan untuk menjaring data sekunder yang
berkaitan dengan fokus penelitian.
Variabel dalam penelitian ini
adalah Pelatihan dan Pengembangan sebagai variabel bebas, dan Produktivitas
Karyawan sebagai variabel terikat. Indikator untuk variabel pelatihan dan
pengembangan adalah : 1) Kesesuaian materi pelatihan; 2) Metode pelatihan yang
digunakan; 3) Sikap dan keterampilan instruktur dalam menyampaikan materi; 4)
Lama waktu pelaksanaan pelatihan; dan 5) Fasilitas pendukung program pelatihan.
Indikator untuk variabel produktivitas karyawan adalah : 1) Mutu pekerjaan; 2)
Kejujuran karyawan; 3) Kehadiran; 4) Sikap; 5) Kerjasama; 6) Kehandalan; 7)
Pengetahuan tentang pekerjaan; 8) Tanggung jawab; dan 9) Pemanfaatan waktu.
Model analisis data yang
digunakan untuk menjawab hipotesis adalah dengan pendekatan analisis korelasi
sederhana.
HASIL PEMBAHASAN
Hasil
analisis korelasi sederhana dimana ingin mengetahui sejauh mana hubungan antara
pelatihan dan pengembangan dengan produktivitas karyawan menunjukkan hasil yang
dapat dikategorikan pada hubungan yang tinggi dimana tingkat korelasi (r)
sebesar 0,86 adalah mendekati 1.
Untuk lebih meyakinkan hasil
analisis korelasi sederhana, maka hasil korelasi (r) tersebut dikonsultasikan
dengan tabel nilai interpretasi dari Guilford ternyata berbeda pada kategori
0,800-0,100 (tinggi). Dengan demikian maka hubungan antara pelatihan dan
pengembangan dengan produktivitas karyawan adalah tinggi.
Selanjutnya
dari hasil perhitungan koefisien determinasi (r)² atau daya penentu pelatihan
dan pengembangan terhadap produktivitas karyawan adalah r² = 0,73 atau 73%,
sedangkan sisanya sebesar 27% dipengaruhi faktor lain.
Dari
hasil uji signifikansi dengan menggunakan uji t, diperoleh nilai tuji = 8,75 sedangkan ttabel = 1,701. Dengan demikian
menunjukkan bahwa tuji
> ttabel. Oleh karena itu maka dapatlah
dikatakan bahwa hubungan antara pelatihan dan pengembangan dengan produktivitas
karyawan adalah signifikan.
Lebih lanjut dalam penelitian ini
mempermasalahkan apakah pelatihan dan pengembangan berpengaruh terhadap
produktivitas karyawan pada PT. Air Aqua? Untuk menjawab permasalahan tersebut
diajukan rumusan hipotesis sebagai berikut: terdapat pengaruh pelatihan dan
pengembangan terhadap produktivitas karyawan pada PT. Air Aqua.
Dari hasil analisis regresi
sederhana diperoleh persamaan sebagai berikut :
= 4,86 + 0,74 X Y ˆ
Dalam
persamaan regresi sederhana tersebut, nilai koefisien arah regresi (b) sebesar
0,74 bertanda positif yang bermakna bahwa apabila pelatihan dan pengembangan
dinaikkan sebesar satu satuan, maka akan diikuti oleh kenaikan produktivitas
karyawan sebesar 0,74 atau 74%. Kemudian nilai koefisien konstanta (a) adalah
sebesar 4,86 hal tersebut bermakna bahwa jika tidak ada perubahan dalam hal
pelatihan dan pengembangan maka peningkatan produktivitas karyawan hanyalah
sebesar 4,86 skala.
TINJAUAN PEMBAHASAN
Berdasarkan
hasil analisis regresi tersebut maka dapat diprediksi bahwa produktivitas kerja
karyawan akan bertambah atau meningkat secara berarti apabila diberikan
pelatihan dan pengembangan karyawan, maka dapat dipastikan produktivitas
karyawan akan lebih baik atau meningkat secara signifikan.
Dari
keseluruhan hasil analisis baik analisis korelasi maupun analisis regresi
seperti yang telah diuraikan di atas, maka dapatlah dikatakan bahwa pelatihan
dan pengembangan dapat memberikan pengaruh atau berdampak positif terhadap
peningkatan produktivitas karyawan.
Dengan demikian hasil penemuan
dalam penelitian ini secara tidak langsung dapat memberikan dukungan terhadap
beberapa teori yang menjelaskan bahwa pelatihan dan pengembangan akan
berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas karyawan.
Simamora
(2004) mengatakan Pelatihan dan pengembangan ditujukan untuk mempertahankan dan
meningkatkan prestasi kerja para karyawan. Pelatihan ditujukan untuk
meningkatkan prestasi kerja saat ini, sedangkan pengembangan ditujukan untuk meningkatkan
prestasi saat ini dan masa yang akan datang. Pelatihan diarahkan untuk membantu
karyawan melaksanakan pekerjaan saat ini secara lebih baik. Pengembangan
mewakili investasi pengembangan yang berorientasi masa depan pada diri
karyawan. Baik karyawan manajerial maupun non manajerial barangkali akan lebih
banyak menerima pelatihan yang bersifat teknis dibandingkan dengan manajer yang
lebih banyak menerima pengembangan dalam bentuk keterampilan konseptual atau
analitis dan keterampilan hubungan manusiawi untuk memperdalam wawasan mereka
guna membawa rekrutmen pada tujuan yang strategis dan spesifik.
Tujuan pelatihan menurut
Mangkunegara (2006 : 52) antara lain :
1. Meningkatkan penghayatan jiwa dan ideology
2. Meningkatkan produktivitas kerja
3. Meningkatkan kualitas kerja
4. Meningkatkan perencanaan sumber daya manusia
5. Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja
6. Meningkatkan rangsangan agar karyawan mampu
berprestasi secara maksimal.
7. Meningkatkan kesehatan dan keselamatan.
8. Menghindarkan keseragaman
9. Meningkatkan perkembangan
pribadi karyawan.
Rivai
(2004 : 5) menyatakan bahwa, “Pelatihan adalah proses secara sistematis
mengubah tingkah laku karyawan untuk mencapai tujuan organisasi. Pelatihan
berkaitan dengan keahlian dan kemampuan karyawan untuk melaksanakan pekerjaan
saat ini. Pelatihan memiliki orientasi saat ini dan membantu karyawan untuk
mencapai keahlian dan kemampuan tertentu agar berhasil dalam melaksanakan
pekerjaannya. Sedangkan pengembangan adalah suatu proses bagaimana manajemen
mendapatkan pengalaman, keahlian dan sikap untuk menjadi atau meraih sukses
sebagai pemimpin dalam organisasi mereka. Karena itu, kegiatan pengembangan
ditujukan membantu karyawan untuk dapat menangani jawabannya di masa mendatang,
dengan memperhatikan tugas dan kewajiban yang dihadapi sekarang”.
Oleh karena itu maka setiap
perusahaan berusaha untuk terus dapat meningkatkan produktivitas kerja
karyawannya. Dan untuk meningkatkan produktivitas kerja maka salah satu cara
yang dapat ditempuh adalah dengan pelatihan dan pengembangan.
Mondy
and Noe (2005) menyatakan bahwa, “pelatihan dan pengembangan adalah jantung
dari satu usaha yang dirancang secara kontinyu untuk meningkatkan kemampuan
serta kinerja organisasi. Pelatihan mempersiapkan karyawan dengan pengetahuan
dan keterampilan yang diperlukan pekerjaan mereka saat ini. Pengembangan
mencakup kegiatan belajar di luar pekerjaan saat ini dan memiliki focus jangka
panjang”.
Temuan
dalam penelitian ini dimana pelatihan dan pengembangan berpengaruh terhadap
produktivitas kerja karyawan PT. Air Aqua, dengan demikian penelitian ini
secara umum mendukung penelitian yang dilakukan Herawati (2005) dan Hermanto
(2005).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1.
Terdapat hubungan yang positif antara pelatihan dan pengembangan dengan
produktivitas kerja karyawan PT. Air Aqua. Hal ini terlihat dari hasil analisis
korelasi sederhana sebesar = 0,86. Angka tersebut mendekati angka satu yang
dapat dikatakan bahwa hubungan antara kedua variabel adalah positif dan
signifikan dibuktikan dengan uji thitung lebih dari ttabel.
2.
Koefisien determinasi berada pada nilai 73%, hal ini berarti pelatihan dan
pengembangan yang dilakukan PT. Air Aqua memberikan dampak cukup tinggi pada
produktivitas kerja karyawan.
3. Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan
pelatihan dan pengembangan karyawan PT. Air Aqua memberikan pengaruh cukup
signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan sebesar 74%, sedangkan sisanya
ditentukan faktor-faktor lainnya.
Saran
1.
Faktor pelatihan dan pengembangan karyawan merupakan faktor yang tidak boleh
diabaikan dalam aktivitas bisnis saat ini. Oleh karena itu hendaknya pemberian
program pelatihan dan pengembangan bagi karyawan perlu dipertahankan bahkan
lebih ditingkatkan agar produktivitas yang telah ada dapat dipertahankan
ataupun lebih ditingkatkan.
2.
Hendaknya pihak perusahaan harus memperhatikan tujuan, komponen, materi maupun
metode dari pelatihan dan pengembangan agar produktivitas kerja karyawan akan
tetap terjaga dengan baik dan bahkan lebih ditingkatkan sehingga karyawan akan
merasa dihargai serta kebutuhan mereka dapat segera terpenuhi.
3. Untuk lebih memaksimalkan performance kerja
karyawan, maka pemberian pelatihan dan pengembangan sebaiknya disesuaikan
dengan tujuan organisasi atau apa yang telah ditetapkan oleh pihak perusahaan.
Arief,M.2016.” Definisi Pelatihan dan Pengembangan (Materi Kuliah
MSDM). http://sdmberkualitas.blogspot.co.id/2016/04/1.html
diakses tanggal 19 June 2016 01:50 PM
Baskoro,A.2013.” Pengaruh Pelatihan dan Pengambangan Terhadap
Produktivitas Kerja Vol.1 No.1 Tahun2012.
http://id.portalgaruda.org/index.php?ref=browse&mod=viewarticle&article=166599
diakses tanggal 19 June 2016 01:29 PM
Kandou,E.2013.Pengaruh
Pelatihan dan Pengembangan Karyawan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan.https://www.google.co.id/webhp?sourceid=chrome-instant&ion=1&espv=2&ie=UTF-8#
diakses
tanggal 19 June 2016 01:14 PM
Singgih,S,I.2012.” Pengembangan Rancangan Materi Pelatihan Berdasarkan
Adopsi Teknologi Informasi Pada Usaha Kecil dan Menengah Vol.1 No.3 Tahun2012. http://id.portalgaruda.org/index.php?ref=browse&mod=viewarticle&article=73568
diakses tanggal 19 June 2016 01:33 PM
Suharnomo,I.2013.” Pengaruh Pembinaan,Pelatihan dan Pengembangan
Pemberdayaan dan Partisipasi TErhadap Kinerja Karyawan (Study Pada PT.Njoja
Meneer Semarang) Vol.2 No.3 Tahun2013.http://id.portalgaruda.org/index.php?ref=browse&mod=viewarticle&article=121199
diakses tanggal 19 June 2016 01:20 PM
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.