Analisis Pekerjaan
Hilman Arifin Koeswara
Fakultas Teknik
Program Studi Teknik Industri
Universitas Mercu Buana
E-mail :hilmanarifin@gmail.com
ABSTRAK
Untuk
merancang dan menggambarkan desain pekerjaan dan analisa pekerjaan, Karena
setiap bidang pekerjaan harus menetapkan dan mendeskripsikan spesifikasi
pekerjaan yang dibutuhkan pada setiap bagian pekerjaannya. Kerena setiap
bidang/bagian pekerjaan mempunyai nilai kesulitan yang beragam maka dari diitu
dibutuhkan analisa pekerjaan untuk mendukung aspek bidang pekerjaan yang
berbeda-beda agar setiap bidang pekerjaan tidak hanya mengandalkan 1 orang saja
melainkan bisa banyak orang yang dapat mengerti pada bidang/bagian pekerjaan
lainnya . Hal ini biasa disebut untuk kebutuhan rooling/ mutasi bagian
karyawan.
Kata
Kunci : Analisa pekerjaan, desain pekerjaan, spesifikasi pekerjaan, deskripsi
pekerjaan
I.
PENDAHULUAN
Sumber
daya manusia pada hakekatnya merupakan salah satu modal dan memegang suatu
peran yang paling penting dalam mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan
sangat perlu untuk dapat mengelola sumber daya manusia yang dimilikinya dengan
sebaik mungkin. Hal demikian merupakan salah satu kunci sukses bagi suatu perusahaan
dalam mewujudkan keseimbangan antara kebutuhan karyawan dengan tuntutan dan
kemampuan perusahaan, agar keseimbangan dapat berkembang secara produktif dan
wajar (Mangkunegara, 2009, p. 1).
Dalam
perusahaan harus terdapat suatu departemen yang dalam pelaksanaan tugasnya
adalah mengatur fungsi perencanaan sumber daya manusia. Dalam melaksanakan tugas
tersebut, maka departemen yang bersangkutan akan mengkalkulasikan perihal
jumlah karyawan yang akan diberikan wewenang dalam hal jabatan atau tanggung
jawab pekerjaan. Dengan demikian, job design dan job analysis diperlukan oleh
suatu perusahaan agar kinerja pekerjaan bisa dilaksanakan secara efektif.
Ivancevich (2007, p. 183) menyatakan bahwa job design merujuk pada tahap
pertama saat manajemen menciptakan suatu pekerjaan dengan merinci tugas dan
tanggung jawabnya.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah penting dilakukan analisis pekerjaan ?
1.2.2 Seberapa besar efek dari setiap anlisis pekerjaan terhadap
karyawan dan pekerjaan ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui fungsi dari leader/supervisor
1.3.2 Untuk mengetahui tahapan awal ketika ingin melakukan anisis
pekerjaan
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian dan tujuan analisis pekerjaan
Yang dimaksud dengan analisis pekerjaan adalah proses pengumpulan informasi mengenai suatu pekerjaan yang dilakukan oleh seorang pekerja yang dilaksanakan dengan cara mengamati atau mengadakan interview terhadap pekerja dengan bukti-bukti yang benar dari supervisor.
Yang dimaksud dengan analisis pekerjaan adalah proses pengumpulan informasi mengenai suatu pekerjaan yang dilakukan oleh seorang pekerja yang dilaksanakan dengan cara mengamati atau mengadakan interview terhadap pekerja dengan bukti-bukti yang benar dari supervisor.
Analisis pekerjaan ini menghasilkan suatu daftar uraian pekerjaan pernyataan tertulis mengenai kewajiban pekerja yang juga mencakup standar kualifikasi, tingkat pendidikan, pengalaman minimal yang diperlukan serta karakter pekerjaan itu sendiri.
Terdapat 12 macam tujuan diadakannya analisis pekerjaan, diantaranya adalah:
1.
Job description,
2.
Job classification,
3.
Job evaluation,
4.
Job design restructuring,
5.
Personnel requirement,
6.
Performance appraisal,
7.
Worker training,
8.
Worker mobility,
9.
Efficiency,
10.
Safety,
11.
Human resource planning,
12.
Legal requirements.
B. Manfaat Analisis Pekerjaan
Analisis pekerjaan mempunyai manfaat dalam suatu pengorganisasian, antara lain :
· Analisis susunan kepegawaian (Informasi pekerjaan)
· Desain Organisasi (menganalisis elemen, menyusun posisi organisasi)
· Redesain pekerjaan (untuk meningkatkan metode pekerja, mengurangi kesalahan, eliminasi yang tidak perlu, perbaikan kinerja)
Tahap-tahap analisis
Dalam analisis pekerjaan terdapat dua langkah utama yang harus dilakukan, yaitu
(1) penentuan tugas-tugas utama, kegiatan-kegiatan, perilaku-perilaku atau kewajiban-kewajibanyang akan dilaksanakan dalam pekerjaan.
(2) penetapan pengetahuan (knowledge), kemampuan-kemampuan (abilities), kecakapan-kecakapan (skills), dan beberapa karakteristik lainnya (faktor-faktor kepribadian, sikap, ketangkasan atau karakteristik fisik dan mental yang di perlukan bagi pekerjaan) yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tugas-tugas.
BAB III
METODOLOGI
3.1 RUANG LINGKUP KAJIAN
3.1.1 Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan berupa data kualitatif/data non numerik, yaitu
data yang berbentuk kata, kalimat, dan gambar. Sedangkan sumber data tersebut
berasal dari:
a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber penelitian
melalui pengamatan secara langsung
b. Data Sekunder, yaitu data yang sudah diperoleh dalam bentuk yang sudah
jadi, sudah diolah oleh pihak lain metode kepustakaan).
3.1.2 Teknik Pengolahan Data
Metode Deskriptif Kualitatif, adalah hasil
penelitian beserta analisis nya diuraikan dalam suatu tulisan ilmiah yang
berbentuk narasi, kemudian dari analisis yang telah dilakukan diambil suatu
kesimpulan. Data kualitatif berasal dari data yang berbentuk kata-kata, bukan
dalam bentuk angka (Anonym, 2013)
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Supervisor
Salah satu contoh analisa pekerjaan yang
dibebankan oleh supevisor adalah sebagai berikut :
Supervisor Dari hasil desain pekerjaan
supervisor, untuk topik tugas, wewenang, tanggung jawab dan tujuan termasuk
dalam kelompok deskripsi pekerjaan. Berikut merupakan tugas supervisor, yaitu
membuat laporan penjualan tiap bulan dan mengevaluasi hasil kerja bawahannya,
mengorder barang,
membuat price tag barang baru, briving
pegawai, mengontrol kebersihan barang display, mengurus keluhan konsumen, training
pegawai, bertemu dengan distributor dan melaporkan kinerja pegawai kepada
direktur. Wewenang supervisor yaitu menguasai dan mengendalikan kinerja
bawahannya, dan mengevaluasi kinerja bawahannya. Tanggung jawab supervisor,
adalah menjaga kestabilitas ketersedian barang disuplai didivisi dapat
menunjang target yang dibebankan, mengatasi keluhan konsumen dan memastikan
setiap pegawai terlibat dalam deskripsi pekerjaannya. Tujuan supervisor, adalah
mengkoordinasikan barang untuk disuplai dari divisi satu kedivisi lainnya,
menjaga kestabilitas divisi agar selalu
kondusif dan memaksimalkan penjualan perusahaan dan melaporkan produktifitas
kepada atasan seperti manager/manajemen. Untuk topik keahlian yang dibutuhkan,
pendidikan dan kemampuan dasar termasuk dalam golongan spesifikasi pekerjaan.
Berikut merupakan keahlian yang dibutuhkan
supervisor, yaitu mampu berkomunikasi dengan baik, cekatan dalam segala hal
menyangkut kegiatan toko, bisa memimpin bawahannya, dan giat bekerja.
Pendidikan yang dibutuhkan supervisor, adalah Diploma atau
S1(Sarjana).Kemampuan dasar yang harus dimiliki supervisor, yaitu komunikasi,
angka, analitikal dan hubungan dengan orang lain.
B. Metode Mengumpulkan Analisis Pekerjaan
Melakukan analisis pekerjaan biasanya
melibatkan gabungan dari seorang spesialis SDM, pekerja, dan penyelia pekerja.
Spesialis SDM (manaajer SDM, analis pekerjaan, atau konsultan). Penyelia dan
pekerja bisa mengisi kuesioner yang berisi aktivitas bawahanya. Penyelia dan
pekerja nantinya bisa menelaah dan mengesahkan kesimpulan analis pekerjaan
mengenai aktivitas dan kewajiban pekerjaaan itu.
Metode yang paling populer untuk mengumpulkan data analisis pekerjaan
adalah wawancara, kuosioner, observasi, dan diary/catatan laporan.
1. Wawancara
Para manajer menggunakan tiga jenis wawancara untuk mengumpulkan data analisis
pekerjaan, yaitu wawancara individual dengan setiap karyawan, wawancara
kelompok dengan sekelompok karyawan yang memiliki pekerjaan sama, dan wawancara
dengan satu atau banyak penyelia yang mengetahui pekerjaan tersebut.
Jenis wawancara apapun yang digunakan, penanya harus yakin bahwa orang yang
diwawancarai memahami sepenuhnya alasan wawancara, karena ada kecenderungan
bahwa wawancara adalah bentuk dari penilaian benar atau salah yang menjadi
evaluasi efisiensi.
2. Kuesioner
Sebelumnya harus menentukan bagaimana struktur kuesioner dan pertanyaan
yang digunakan. Setiap karyawan harus mengisi satu dari kemungkinan ratusan
kewajiban atau tugas khusus. Orang tersebut diminta untuk menunjukan apakah
melaksanakan setiap tugas dan berapa lama waktu yang digunakanya.
Menggunakan kuesioner adalah cara yang cepat dan efisien. Namun,
mengembangkan dan mengujinya (dengan meyakinkan pekerja memahami pertanyaanya)
bisa menjadi mahal dan memakan waktu.
3. Observasi
Metode ini berguna untuk pekerjaan yang terdiri dari aktivitas fisik yang
dapat diamati (ex.pekerja perakitan dan petugas akunting). Namun tidak sesuai
untuk pekrjaan yang membutuhkan banyak aktivitas mental (pengacara, insinyur
perancangan) dan bila karyawan hanya sekali-kali terlibat dalam aktivitas
penting (seorang juru rawat yang menangani gawat darurat). Masalah yang lain
adalah reaktivitas, pekerja berubah perilakunya karena kegiata pengawasan.
Pendekatan yang dilakukan adalah mengamati pekerjaan selama siklus
pekerjaan berlangsung dan mencatatnya. Kemudian mengakumulasikan informasi dan
hasil wawancara dengan pekerja. Lalu memintanya untuk menjelaskan hal yang
tidak dipahami dan aktivitas yang tidak diamati. Pengamatan dan wawancara juga
dapat dilakukan secara simultan (bertanya saat pekerja melakukan pekerjaanya).
4. Catatan Laporan
Partisipan
Pendekatan lain adalah dengan menanyakan kepada pekerja untuk menyimpan
sebuah catatan laporan tentang aktivitas yang mereka lakukan beserta waktunya.
Ini dapat menghasilkan gambaran yang lengkap tentang pekerjaan, khususnya saat
ditambahkan wawancara dengan pekerja dan penyelianya. Meskipun karyawan mungkin
membesarkan atau mengurangi aktivitas lainnya. Namun, sifat yang rinci dan
kronologis dari laporan cenderung untuk mengurangi masalah ini
BAB V
KESIMPULAN
Analisa pekerjaan wajib dilakukan sebagai
penunjang dari hasil kinerja/kerja setiap harinya, baik dari aspek
produktifitas quantity qualitas produk dan pekerjanya. Informasi mengenai
deskripsi pekerjaan untuk semua jabatan terdapat pada tujuan pekerjaan,
wewenang, tugas dan tanggung jawab. Sedangkan informasi mengenai spesifikasi pekerjaan
terdapat pada keahlian yang dibutuhkan, pendidikan yang dimiliki dan kemampuan
dasar yang harus dimiliki.
DAFTAR PUSTAKA
Faustino Cordoso Gomes, Manajemen Sumber Daya Manusia,
Yogyakarta, ANDI, 2003.
Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta,
Bumi Aksara, 2006.
Gary Dessler, ManajemenSumberDayaManusia; Edisi 9,trj. Eli
Tanya, INDEKS kelompok GRAMEDIA, Jakarta, 2004
Flippo, Edwin B. 1994. Manajemen Personalia. Jakarta: Erlangga
Pasolina. 2010. Jurnal: Analisis Pekerjaan.http://pasolina.blog.uns.ac.id/2010/05/10/analisis-pekerjaan/ diakses pada
tanggal 15 April 2016
Yusrizalfirzal. 2011. Jurnal: Analisis
Pekerjaan dalam Manajemen Sumber Daya Manusia.https://yusrizalfirzal.wordpress.com/2011/06/21/analisis-pekerjaan-dalam-manajemen-sumber-daya-manusia/ diakses pada tanggal
15 April 201
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.