Abstrak
Kepuasan kerja ada;ah bentuk perasaan dan ekspresi seseorang
ketika mampu atau tidak mampu memenuhi harapan dari proses kerja dan
kinerjanya. Kepuasan kerja adalah suatu keadaan emosional yang menyenangkan
yang dihasilkan dari penilaian pekerjaan atau pengalaman kerja. Wexley dan Yukl
mengartikan kepuasan kerja sebagai “ the way an employee feels about his or her
job”. Artinya bahwa kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan dirinya atau
pekerjaannya, dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan yang
menyokong atau tidak menyokong dalam diri pegawai yang berhubungan dengan
pekerjaan maupun kondisi dirinya. Kepuasan keria merupakan wujud dari persepsi karyawan yang
tercermin datam sikap dan brtokus pada perilaku terhadap pekerjaannya.
Keyword : Kepuasan Kerja , Kinerja ,
Kepemimpinan , Rumah Sakit.
Pendahuluan
Era pasar bebas mengakibatkan
tingginya persaingan di sektor pelayanan kesehatan, termasuk rumah sakit.
persaingan tersebut bukan hanya terjadi pada rumah sakit swasta, tetapi juga
rumah sakit milik pemerintah (llyas,2004). Bahkan, setelah diberlakukannyaMutuatRecognition
Arrangement (MRA) pada tanggal 1 Januari 2010, diramalkan akan terjadi
peningkatan persaingan dengan rumah sakit asing karena dampak perjanjian
tersebut terjadi kemudahan migrasitenaga kesehatan dari satu negara ke negara
lain, termasuk perawat. Namun demikian, saat ini rumah sakit justru mengalami
berbagai masalah yang berhubungan dengan tenaga keperawatan dan pelayanan
keperawatan. Masalahmasalah tersebut berhubungan dengan kekurangan jumlah perawat,
ketidakpuasan kerja perawat dan buruknya lingkungan kerja perawat. world Health
1rganization (5WH1) pada tahun 2006 melaporkan telah terjadi krisis tenaga
kesehatan secara global, termasuk kekurangan tenaga perawat (Baumann, 2oo7).
Komitmen Organisasional merupakan salah satu topik yang akan
selalu menjadi tinjauan baik bagi pihak manajemen dalam sebuah organisasi
maupun bagi para peneliti yang khususnya berfokus pada perilaku manusia. Komitmen
Organisasional menjadi penting khususnya bagi organisasi yang ada saat ini dikarenakan
dengan melihat sejauh mana keberpihakan seorang karyawan terhadap organisasi,
dan sejauh mana karyawan tersebut berniat untuk memelihara keanggotaannya
terhadap organisasi maka dapat diukur pula sebaik apa komitmen seorang karyawan
terhadap organisasinya (Kartika, 2011).
Pembahasan
Dalam tiga
komponen model yang diusulkan oleh Meyer, Allen & Smith (1993),
diidentifikasikan bahwa terdapat tiga definisi terkait dengan komitmen
yang mana komitmen merupakan sebuah keterikatan secara
afektif kepada organisasi, komitmen sebagai persepsi biaya yang terasosiasikan
pada saat meninggalkan organisasi, dan komitmen sebagai kewajiban untuk tetap
bertahan dalam organisasi (Meyer, Allen, & Smith, 1993). Komitmen Afektif
merupakan bagian dari Komitmen Organisasional yang mengacu kepada sisi emosional
yang melekat pada diri seorang karyawan terkait keterlibatannya dalam sebuah
organisasi.
Terdapat kecenderungan bahwa karyawan yang memiliki Komitmen
Afektif yang kuat akan senantiasa setia terhadap organisasi tempat bekerja Tjun Han: Komitmen Afektif DalamOrganisasi
Yang Dipengaruhi Perceived Organizational Support 111 oleh karena keinginan untuk
bertahan tersebut berasal dari dalam hatinya.
Berdasar pengertian
Person-Organization Fit (P-O Fit) tersebut, maka para peneliti menggunakan
kesesuaian nilai-nilai sebagai operasional dari P-O Fit karena nilai-nilai
adalah fundamental dan mempertahankan karakteristik dari individual dan
organisasi (Chatman, 1991). Menurut Kristof (1996), PersonOrganization Fit (P-O
Fit) dapat diartikan dalam empat konsep yaitu :
1. Kesesuaian nilai (value
congruence), adalahbkesesuaian antara nilai instrinsik individu dengan organisasi
(Chatman, 1989; Judge & Bretz, 1992).
2. Kesesuaian tujuan (goal
congruence), adalah kesesuaian antara tujuan individu dengan organisasi dalam
hal ini adalah pemimpin dan rekan sekerja
3. Pemenuhan kebutuhan karyawan
(employee need fulfillment) adalah kesesuaian antara kebutuhan-kebutuhan karyawan
dan kekuatan yang terdapat dalam lingkungan kerja dengan sistem dan struktur
organisasi (Cable & Judge, 1994; Turban & Keon,1994)
4. Kesesuaian karakteristik
kultur-kepribadian (culture personality congruence) adalah kesesuaian antara
kepribadian (non nilai) dari setiap individu dan iklim atau kultur organisasi
(Bowen, Ledrof & Nathan, 1991).
Penelitian deskripsi korelasi adalah penelitian yang
bertuiuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel (Nazir, 1983; Nursalam,
2003) dan cross sectional berarti pengukuran variabel dependen maupun independen
dilaksanakan satu kali pada suatu saat (Arikunto, 2006; Nursalam 2003). Kepemimpinan merupakan elemen dasar
dalam praktek keperawatan karena sebagian besarpt:aktek keperawatan berada di
kerja kelompok. Kualitas kepemimpinan merupakan isue yang menuniukkan adanya
hubungan antara gaya manajemen dengan kepuasan kerja perawat (p value = 0,000).
Kesimpulan
Beberapa saran yang dapat diberikan terkait dengan penelitian
ini yaitu persepsi karyawan atas dukungan yang diberikan oleh organisasi (POS) menjadi
hal yang cukup penting untuk membentuk tingkat kepercayaan karyawan terhadap
organisasinya, sehingga organisasi diharapkan tetap selalu memberikan dukungan
dan peduli terhadap karyawannya, penelitian ini dapat menunjukkan bahwa Komitmen
Afektif karyawan dapat dipengaruhi persepsi sejauh mana organisasi mendukung
karyawan; kemudian Komitmen Afektif merupakan salah satu variabel yang penting
mengingat komitmen ini merupakan ikatan emosional yang bersifat jangka panjang
bagi karyawan dan organisasinya, sehingga hal ini akan menjadi investasi yang
berharga bagi organisasi; untuk penelitian lebih lanjut dapat dikembangkan ke
arah komitmen yang lain yaitu Komitmen Normatif dan Komitmen Berkelanjutan, mengingat
penelitian ini hanya terbatas pada ikatan afektif karyawan saja.
Daftar Pustaka
1. Cortese CG. (2007) Job Satisfaction
of ltalian /Vurses; An Explanatory Study, Journalof Nursing Management 1 5,
303-31 2.
2. Eley R. Buikstra E., Plank A., Hegney
D., and Parker V. (2007) Tent)re, Mobilig and Retentionof Nurses in Queensland,
Australia:2001 and 2004, Journalof Nursing Management 15,285-293.
3. Eugene (2OOZ),The Essence of Human
resource, Penerjemah Budi Santoso. Yogiakarta: Penerbit Andi.
4. Hamid (20081. Buku Ajar Riset
Keperawatan, Konsep, Etika & lnstrumentasr. Jakarta:EGC.
5. Havens 0.S., & Aiken, L.H.
(1999). Shapingsysfems to promote desired outcomes: The magnet hospital model.
JONA, 29(2), 1 4-20
6. Kristof, A. L. 1996.
Person-organization fit: anintegrative review of itsconceptualizations,
measurement, and implications. Personnel Psychology 49, 1-49.
7. Locke, E.A. 1976. The Nature and
causes of job satisfaction, in Dunnatte, M.D. (Ed).Handbook of Industrial and
Organizational Psychology, Rand McNally College Publishing Company, Chicago.
8. Mas’ud, Fuad. 2004. Survai Diagnosis Organisasional:
Konsep dan Aplikasi.Badan Penerbit Uniiversitas Diponegoro.Semarang
9. McNeese-Smith, Donna, 1993,
Increasing Employee Productivity, Job Satisfaction and Organizational
Commitment, Hospital & Health Service Administration, Vol. 41:2, Summer,
160-175.
12. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=4804&val=434&title=HUBUNGAN%20ANTARA%20KUALITAS%20KEMIMPINAN%20DAN%20GAYA%20MANAJEMEN%20DENGAN%20KEPUASAN%20KERJA%20PERAWAT%20DI%20RUMAH%20SAKIT%20UMUM%20DAERAH%20TUGUREJO%20SEMARANG
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.