Dewi Sri Raras
Jurusan Teknik
Industri, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana
Jl. Meruya Selatan No.1, Meruya Selatan,
Jakarta Barat
Email : raras.ds@gmail.com
Abstrak
Seiring
dengan berkembangnya persaingan antar perusahaan didalam maupun didalam negeri,
PT. XYZ menyadari bahwa sumber daya manusia merupakan aset tak ternilai yang
akan mampu menunjang kinerja perusahaan dalam mencapai visi dan misinya.PT. XYZ
menerapkan Manajemen Talenta yang erat kaitannya dengan Manajemen Sumber Daya
Manusia berbasis kompetensi. Manajemen talenta
digunakan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang handal dalam jumlah
yang memadai untuk menempati posisi-posisi kunci perusahaan sehingga
keberlangsungan bisnis perusahaan dapat terjamin. Penyesuaian kompetensi yang
dilaksanakan diharapkan akan meningkatkan kinerja karyawan .
Kata
kunci: Manajemen Talenta, Kinerja, Kompetensi,
I. PENDAHULUAN
Persaingan antar perusahaan dan
industri baik diluar ataupun di dalam negeri membuat PT. XYZ berusaha untuk dapat menjadi lebih unggul
dengan perusahaan sejenis. Dalam
suatu perusahaan,
keberadaan karyawan mutlak dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan visi dan
misi yang ingin dicapai perusahaan. Manusia merupakan sumber daya yang
paling penting, begitu pula di dalam perusahaan. Perusahaan yang mempunyai karyawan dengan talent yang sesuai dengan kebutuhan organisasi/perusahaan akan membuat
perusahaan lebih kompetitif.
Perusahaan harus selalu mampu mempertahankan SDM terbaik yang di miliki dengan mempertahankan dan
mengembangkan
orang-orang yang memiliki talent menjadi
penting. Hal ini dikenal sebagai talent
management (manajemen bakat).
Terdapat
tiga pandangan mengenai manajemen talenta (Collongs dan Mellahi, 2009; Lewis
dan Heckman, 2006; dan Silzer dan Dowell, 2010). Pandangan pertama menekankan
pada human capital. Pandangan kedua
melihat manajemen talenta sebagai “sebuah proses dimana karyawan melakukan
antisipasi dan memenuhi kebutuhan mereka akan human capital. Pandangan sangatlah penting untuk perusahaan
agar mampu mengelola sumber
daya manusia bertalenta tinggi yang dapat membangun perusahaan untuk terus mencapai visi perusahaan.
Sistem manajemen talenta yang dilakukan diharapkan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang handal dalam aspek kinerja karyawan. Selain itu, perusahaan juga harus memperhatikan kompetensi karyawan. Kompetensi yang dimiliki karyawan
ini harus sesuai dengan
kebutuhan perusahaan sehingga memiliki dampak pada perusahaan dan juga akan mempengaruhi
kinerja dari karyawan tersebut.
Kinerja karyawan ini menurut Dale A. Timple dalam
Mangkunegara (2009:15) dipengaruhi
oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal yang akan diteliti dalah sistem manajemen talenta,
sedangkan faktor internal yang akan diteliti adalah kompetensi.
Dari permasalahan-permasalahan yang terjadi dan didukung
dengan penelitian sebelumnya,
penulis merumuskan review
dari beberapa jurnal untuk mengetahui pengaruh manajemen talenta dan kinerja karyawan di PT. XYZ.
1. Definisi Manajemen Talenta
Istilah
Manejemen Talenta pertama kali diperkenalkan oleh McKinsey & Company following melalui
salah satu studi yang dilakukannya tahun 1997. Pada tahun berikutnya, Manejemen
Talenta kemudian menjadi salah
satu judul buku yang ditulis bersama oleh Ed Michaels, Helen Handfield-Jones, dan Beth Axelrod.
Talent
management atau manajemen bakat adalah suatu proses manajemen SDM terkait tiga
proses. Pertama, mengembangkan dan memperkuat karyawan baru pada proses pertama
kali masuk perusahaan (onboarding).
Kedua, memelihara dan mengembangkan pegawai yang sudah ada di perusahaan.
Ketiga, menarik sebanyak mungkn pegawai yang memiliki kompetensi, komitmen dan
karakter bekerja pada perusahaan
Simalango (2009). Definisi lain disampaikan oleh Groves (2007) talent management secara umum berkaitan dengan pelatihan mengenai strategi pengembangan, mengidentifikasikan talent gaps, succession
planning, serta merekrut, menyeleksi, mendidik, memotivasi, dan memelihara
karyawan yang memiliki talent melalui
berbagai inisiatif.
Perusahaan-perusahaan yang menggunakan talent management sebagai salah satu strategi
pengelolaan sumber daya manusia berusaha seoptimal mungkin mengaitkan proses pencarian,
pemikatan, pemilihan, pelatihan, pengembangan, pemeliharaan, promosi, dan
pemindahan pegawai agar terkait dengan bisnis utama perusahaan.
2.
Tujuan Manajemen Talenta
Inisiatif
dalam melaksanakan talent management dalam
bisnis memiliki banyak tujuan. Menurut Smilansky (2008), tujuan utamanya adalah
mengembangkan top management terbaik dalam
menghadapi persaingan bisnis, mencari kandidat eksternal yang baik
untuk mengisi pekerjaan kunci, saling mengisi talent antar unit yang berbeda, mempertahankan seorang bertalenta
melalui kesempatan pengembangan karir, memperluas kelompok talent internal dengan memfokuskan pada sejumlah karyawan yang
berbeda, dan membangun kebutuhan bersama untuk memiliki pemain terbaik sebagai
kunci untuk keberhasilan bisnis mendatang.
3.
Ciri-Ciri Karyawan Bertalenta (Talent People)
Menurut
Shahindra (2007), karyawan bertalenta (talent
people) dapat diamati/perhatikan dari sikap dan perilakunya. Berikut disajikan
sikap/perlaku karyawan ertalenta
:
a. Karyawan bertalenta membuat dan
merumuskan aturan (breaking the rule).
Karyawan dengan
talenta tinggi tidak
segan-segan untuk
membuat dan merumuskan aturan yang mampu meningkatkan kinerja.
b. Karyawan bertalenta memulai dan membuat perubahan
c. Karyawan bertalenta menciptakan
kreatifitas
d. Karyawan talenta
seringkali menjadi sumber informasi
yang dapat dipercaya didalam unit
atau organisasinya. Mereka memberikan data, saran dan kreatif
membentuk hal baru yang penting dan mengubah ke arah yang lebih baik.
e. Karyawan bertalenta menciptakan
inovasi
f. Karyawan bertalenta mengarahkan
karyawan
g. Karyawan bertalenta memberi inspirasi
dan memotivasi karyawan
4. Proses
Talent Management
Secara
umum perusahaan akan melakukan sebuah proses talent management yang terdiri
atas :
1.
Proses Rekrutmen Dan
Seleksi Yang Ketat
Ini merupakan
proses awal karir sebuah talent akan memasuki sebuah perusahaan. Dengan melakukan langkah
ini, perusahaan akan mendapatkan talent-talent
yang berkualitas. Teknik menemukan dan merekrut talenta (Shahindra : 2007), Individu dengan talenta berkualitas tinggi sangat langka, dan kebanyakan organisasi kesulitan memperolehnya. Beberapa karakter
kandidat dengan talenta yang tinggi, umumnya merupakan individu
yang sangat sukses, dan tidak begitu bermotivasi untuk keluar dari posisi
mereka serta juga tidak aktif mencari pekerjaan
baru.
Namun, hal yang sebaliknya terjadi pada kandidat berkualitas rendah.
2.
Pemetaan Bakat
Menemukan karyawan
berbakat dalam perusahaan bukan pekerjaan mudah. Banyak organisasi, atau bagian
SDM yang menggunakan assessment tools,
pscyhometric atau talent
questionnaire untuk menentukan karyawan yang memiliki
talenta. Namun apabila cara-cara tersebut tidak disosialisasikan dengan
benar, akan dapat menimbulkan respons
yang kurang baik dari karyawan. Pemetaan talent dilakukan agar para
talent dapat dikelompokan kedalam kompetensi dan keahliannya masing - masing.
Pihak perusahaan akan dengan mudah memantau perkembangan setiap talentnya.
Identifikasi
Karyawan berbakat (Shahindra 2011) Memetakkan
karyawan berbakat merupakan langkah
penting yang bila dilakukan secara tidak tepat malah menyia-nyiakan kapabilitas
yang dimiliki karyawan tersebut. Langkah identifikasi dapat dijalankan dengan
mengamati, memperhatikan dan melihat sikap maupun perilaku karyawan. Tentu saja
dengan melihat dampak dari perilaku tersebut.
Bakat yang dimiliki
seorang karyawan harus dipelihara, dibina dan dikembangkan. Dengan demikian
karyawan berbakat tetap bermotivasi
dan memiliki komitmen untuk
memberikan pekerjaan dan hasil terbaik.
Pemetaan bakat membantu
organisasi fokus dalam sasaran jangka pendek tanpa kehilangan arahan atau
gambaran besar sasaran jangka panjang. Dengan kata lain, membantu strategi
organisasi jangka panjang serta menentukan bakat apa yang perlu
ditambahkan untuk menjamin keberlangsungan sukses bisnis di masa depan.
Para pimpinan
organisasi perlu dilatih bagaimana menentukan, membina dan
mengembangkan bakat dan diberi insentif agar waktu yang diperlukan untuk mengelola
bakat menjadi salah satu prioritas
bisnis mereka. Ke depannya, ukuran keberhasilan para pemimpin organisasi adalah
seberapa jauh mereka dapat menemukan
karyawan berbakat di organisasi mereka
untuk keberhasilan dan kesuksesan
bisnis masa depan.
3. Talent Pool.
Talent
Pool merupakan sebuah hasil saringan dari para talent terbaik di setiap kelompoknya. Para talent best of the best yang dimasukkan dalam talent pool ini akan dipromosikan guna meneruskan kepemimpinan
bisnis perusahaan.Umumnya talent pool ini
berisikan 3% dari setiap populasi karyawan setiap unit.
·
Cara membangun Talent Pool
Banyak
organisasi berusaha menerapkan talent
management yang diyakini dapat mewujudkan sukses yang berkesinambungan. Istilah
talent mengandung aspek yang dikaitkan
dengan evaluasi berdasarkan kesanggupan atau kompetensi seseorang. Hal penting
lainnya adalah adanya prinsip pengembangan. Landasan pemikiran yang perlu
dipahami dalam talent pool atau talent management berkaitan dengan
tujuan strategis organisasi untuk menjamin kesinambungan kesuksesan organisasi
dalam jangka panjang. Organisasi kemudian mengidentifikasi kemampuan apa yang
penting untuk mendukung keberhasilan jangka
panjang organisasi. Kemudian, dilihat posisi-posisi apa yang
kritikal dalam organisasi yang dituntut untuk memiliki kemampuan atau
kompetensi yang penting tersebut. Posisi kritikal tersebut kemudian harus
didefinisikan dengan jelas peran dan tanggung jawabnya, hasil kinerja yang diharapkan
dan kompetensi yang diperlukan untuk itu semua. Dengan kata lain, posisi
kritikal akan menjadi future leadership
positions bagi keberhasilan organisasi. Setelah potret ideal yang diharapkan
agar dapat sukses itu jelas didefinisikan, maka selanjutnya organisasi
mengidentifikasi orang-orang yang potensial untuk dikembangkan mengemban peran
dan tanggung jawab posisi kritikal tadi. Di
sinilah prinsip evaluasi kesangggupan atau kompetensi diterapkan.
Kebutuhan akan posisi-posisi kritikal dapat dibuat berjenjang untuk memastikan
rantai pasokan dari suatu level ke level yang lebih tinggi dalam organisasi
dapat berjalan lancar dan berkesinambungan, sehingga tidak akan terjadi
putusnya kader pemimpin yang akan membawa keberhasilan organisasi. Pipa saluran
kepemimpinan ini dapat dibuat mulai dari level entry manager atau
individual contributor/specialist, middle manager atau key technical
expert, key executives/directors, sampai
dengan pucuk pimpinan atau CEO.
Dalam proses pengembangan dan penyiapan talent
tersebut, perlu juga dibuat kriteria seleksi untuk mengevaluasi secara
periodik apakah sang calon masih layak berada dalam talent pool atau harus
keluar. Ini untuk memelihara situasi kondusif kompetisi dan rangsangan kinerja,
dan mengeliminasi calon yang kinerja dan
potensinya menurun dalam perjalanan.
Proses
berikutnya yang penting adalah menyusun dan menyiapkan program pengembangan
khusus bagi calon pemimpin masa depan yang ada dalam talent pool tersebut. Program ini harus dirancang secara khusus,
tidak hanya sekedar program pelatihan tradisional, tapi juga mencakup hal-hal
praktis yang dapat secara langsung memberikan dampak peningkatan skills dan
pembentukan behaviours yang diharapkan.Perlu juga diperhatikan
evaluasi hasil pengembangan talent pool dengan
mengukur dampak program talent management
yang ada tersebut terhadap hasil
akhir organisasi. Jikalau tidak meningkatkan hasil akhir organisasi, maka sudah
pasti penerapan talent management tersebut
perlu dirancang ulang agar dapat memberikan high
impact bagi organisasi.
Dari talent pool tersebut, perusahaan
melakukan proses identifikasi dan
kemudian mengembangkan mereka menjadi calon suksesor tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Berger &
Berger (2008), “Identifikasi suksesor potensial adalah awal proses, mereka
perlu diberikan kesempatan
sepenuhnya untuk mengembangkan
keterampilan dan menambah pengalaman yang akan mereka butuhkan ketika menjadi
CEO.” Dari pendapat Berger & Berger tersebut, jelas bahwa untuk
tercapainya succession planning, perusahaan harus melaksanakan talent management untuk
mengidentifikasi, melatih, dan mengembangkan calon suksesornya. Pelatihan dan
pengembangan yang diberikan perusahaan kepada calon suksesor harus sesuai
dengan talent yang mereka miliki
sehingga perusahaan perlu memperhatikan faktor-faktor kunci dalam menghasilkan talent management yang efektif.
4.
Talent Satisfaction.
Inilah
faktor kunci yang akan menjadikan para talent betah bekerja di sebuah
perusahaan. Program ini memberikan para talent berbagai fasilitas dan
pengembangan yang meliputi:
·
Kebutuhan
untuk hidup. Para talent akan
diberikan sistem renumerasi pendapatan yang kompetitif dengan perusahaan
lain.Berbagai fasilitas dan kemudahan dalam menyikapi beban hidup harus
disediakan perusahaan.
·
Kebutuhan untuk berkembang. Kebutuhan untuk mengembangkan potensi diri juga amat
dibutuhkan. Oleh karena itu pengembangan karir yang jelas dan kesempatan
untuk belajar yang besar amat diminati para talent.
·
Kebutuhan
untuk berkontribusi. Para takent
membutuhkan sebuah tantangan dan keinginan
yang besar dalam memajukan
perusahaan. Oleh karena itu perusahaan yang memberikan kebebasan dan
kreativitas yang besar kepada para talent akan membuat mereka berlama-lama di kantor.
·
Kebutuhan
untuk dicintai. Budaya kerja yang
nyaman layaknya hidup di tengah keluarga
merupakan salah satu keinginan setiap karyawan. Dengan budaya kerja yang
demikian dapat menghidupkan
mental para talent.
·
Kebutuhan
untuk meninggalkan warisan. Para talent akan berlomba-lomba untuk melakukan
yang terbaik bagi perusahaan apabila perusahaan menghargai setiap kerja mereka.
Hasil karya mereka akan terekam terus diperusahaan sampai diganti dengan yang lebih
baik dan kesempatan untuk belajar yang besar amat diminati para talent.
·
Kebutuhan
untuk berkontribusi Para takent
membutuhkan sebuah tantangan dan keinginan
yang besar dalam memajukan
perusahaan. Oleh karena itu perusahaan yang memberikan kebebasan dan
kreativitas yang besar kepada para talent akan membuat mereka berlama-lama di kantor.
·
Kebutuhan
untuk dicintai. Budaya kerja yang
nyaman layaknya hidup di tengah keluarga
merupakan salah satu keinginan setiap karyawan. Dengan budaya kerja yang
demikian dapat menghidupkan
mental para talent.
·
Kebutuhan
untuk meninggalkan warisan. Para talent akan berlomba-lomba untuk melakukan
yang terbaik bagi perusahaan apabila perusahaan menghargai setiap kerja mereka.
Hasil karya mereka akan terekam terus diperusahaan sampai diganti dengan yang lebih baik.
III. ANALISA DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan
hasil penelitian Katili (2015) Hasil dari hasil pengisian kuesioner terhadap
pegawai yang ada di divisi di bawah Direktorat Sumber Daya Manusia dan Umum.
Kuesioner tersebut berisi item-item pertanyaan yang berkaitan dengan
variabel-variabel laten dalam penelitian ini, yaitu manajemen talenta,
kompetensi, dan kinerja karyawan.
Pada
variabel pertama terdapat 13 indikator yang mencerminkan kondisi manajemen
talenta. Tiga muatan faktor tertinggi ada pada indikator ‘perusahaan melakukan rotasi
jabatan kepada talent employee’, ‘external training hanya diberikan bagi talent
employee’ dan ‘kompensasi didasarkan pada keinginan berkomitmen tinggi pada
perusahaan’. Ketiga variable tersebut menunjukkan bahwa ketiga kegiatan
tersebut apabila berjalan dengan baik maka Manajemen Talenta akan berjalan
dengan baik pula. Karena peningkatan nilai dari ketiga indicator ini akan
berpengaruh pada kenaikan nilai pada variable Manajemen Talenta.
Pada
variabel kedua terdapat 10 indikator yang mencerminkan kompetensi. Tiga muatan
faktor tertinggi ada pada indikator ‘memberikan inovasi dan kreasi’, ‘memberikan
masukan-masukan tentang perbaikan program/kebijakan’ dan ‘memiliki kemampuan
mengumpulkan informasi’. Ketiga variable tersebut menunjukkan jika karyawan melakukan
ketiga kegiatan tersebut maka Kompetensi karyawan akan meningkat.
Pada
variabel ketiga terdapat 12 indikator yang mencerminkan kinerja karyawan. Tiga
muatan faktor tertinggi ada pada indikator ‘merencanakan jumlah tugas
pekerjaan’, ‘tidak pernah menunda pekerjaan’ dan ‘memiliki keterikatan pada
perusahaan’. Ketiga variable tersebut menunjukkan jika karyawan melakukan
ketiga kegiatan tersebut maka akan berpengaruh pada meningkatnya kinerja
karyawan tersebut.
Dari nilai muatan masing –masing variable tersebut
maka akan didapat nilai estimasi antara variable satu dengan variable yang
lain. Namun didapat hasil Variabel Kompetensi lebih berpengaruh pada naiknya
nilai Variabel Kinerja Karyawan daripada Variabel Manajemen Talenta. Hal itu
dapat disebabkan Kompetensi Karyawan berhubungan langsung dan fokus dengan
individu karyawan sehingga berpengaruh langsung dengan naiknya kinerja karyawan
tersebut. Sedangkan Manajemen Talenta berjalan secara keseluruhan perusahaan
dengan fokus pada beberapa karyawan bertalenta.
IV. KESIMPULAN
Walaupun dari hasil analisa
kuisioner nilai Manajemen Talenta lebih rendah pengaruhnya daripada nilai Kompetensi kedua variable
tersebut sangat berpengaruh pada naiknya Kinerja Karyawan. Kedua hal tersebut
harus menjadi perhatian manajemen perusahaan karena seiring dengan naiknya
kinerja karyawan maka kinerja perusahaan akan ikut naik dan berkembang.
V. DAFTAR PUSTAKA
Katili, P. Bhuana. 2015. Pengaruh Manajemen Talenta dan Kompetensi Terhadap Kinerja Karyawan.
Dalam https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/5887/IENACO%2081%20%E2%80%93%20Putiri%20Bhuana%20Katili,%20Nuraida%20Wahyuni,%20Muhammad%20Wildan.pdf?sequence=1 diakses pada 20 Juni 2016 08.00 pm
Endratno, Hermin. 2011. Talent
Management dalam Meningkatkan Kinerja Organisasi. Dalam jp.feb.unsoed.ac.id/index.php/sca-1/article/viewFile/117/122
diakses pada 17 Juni 2016 10.00 pm
Rachmawati, Meida. 2014. Strategi Untuk Menerapkan Talent Management
(Manajemen Talenta) Dalam Perusahaan. Dalam jurnal.stieama.ac.id/index.php/ama/article/download/104/90 diakses
pada 17 Juni 2016 10.00 pm
Ratnaningsih, I. Zenita. 2011. Metode
Umpan Balik 360 Derajat Untuk Mengembangkan Kepemimpinan Dalam Talent
Management System. Dalam http://eprints.undip.ac.id/41843/1/METODE_UMPAN_BALIK_360_DERAJAT.pdf
diakses pada 17 Juni 2016 10.00 pm
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.