A. DEFINISI
Pengertian seleksi
menurut para ahli:
- Menurut
Veithzal Rivai (2008), seleksi adalah kegiatan dalam manajemen SDM yang
dilakukan setelah proses rekrutmen seleksi dilaksanakan. Hal ini berarti
telah terkumpul sejumlah pelamar yang memenuhi syarat untuk kemudian
dipilih mana yang dapat ditetapkan sebagai karyawan dalam suatu
perusahaan. Proses pemilihan ini yang dinamakan seleksi.
- Menurut
Agus Sunyoto (2008) proses seleksi adalah usaha menjaring dari mereka yang
dianggap nantinya bisa menyesuaikan diri dengan pekerjaan yang ditawarkan,
mereka dianggap dapat memperlihatkan unjuk kerja yang diharapkan oleh para
pimpinan organisasi
- Menurut
Mathis dan Jackson (2006) Seleksi adalah proses pemilihan orang-orang yang
memiliki kualifikasi yang dibutuhkan untuk mengisi lowongan pekerjaan di
sebuah organisasi.
- Menurut
Andrew E. Sikula dalam Anwar Prabu Mangkunegara (2002) pengertian seleksi
bahwa :”Selecting is choosing. Any alection is a collection of things
chosen. The selection process involves picking out by preference some
objects or things from among others. In reference to staffing and
employment, selection refers specifically to the deciation to hire a
limited number of workers from a group of potential
employees”.(Penyeleksian adalah pemilihan. Menyelidiki merupakan suatu
pengumpulan dari suatu pilihan. Proses seleksi melibatkan pilihan dari
berbagai objek dengan mengutamakan beberapa objek saja yang dipilih. Dalam
pegawaian, seleksi lebih secara khusus mengambil keputusan dengan membatasi
jumlah pegawai yang dapat dikontrakkerjakan dari pilihan sekelompok
calon-calon pegawai yang berpotensi).
Seleksi adalah suatu proses menyaring para pelamar guna memilih
yang terbaik untuk diterima bekerja di perusahaan. Penyaringan adalah proses
pemisahan individu yang paling besar kemungkinan akan berhasil dalam suatu
pekerjaan dan cocok masuk organisasi, dari individu lain dari sejumlah besar
pelamar. Jika proses ini mengurangi sejumlah besar pelamar sampai tinggal satu
pelamar, penyaringan menjadi sama dengan seleksi. Akan tetapi tidak selalu
demikian halnya. Secara konseptual, penyaringan dan seleksi adalah dua
proses yang berbeda, yaitu kegiatan penyaringan mendahului kegiatan
seleksi.Metode penyaringan utama yang digunakan oleh organisasi-organisasi,
akan digunakan kata tes untuk membedakannya dengan lamaran, wawancara atau
metode penyaringan lain. Harus disadari bahwa tes merupakan suatu sumber
informasi yang secara hukum digunakan untuk membuat keputusan
dalam seleksi.Untuk praktisnya, semua metode penyaringan harus
dianggap sebagai tes, apapun bentuk sebenarnya.
Dari beberapa
pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa seleksi adalah suatu proses
meneliti dan memilih dari sekelompok pelamar yang didapat dari berbagai sumber
untuk mendapatkan pelamar yang paling sesuai dengan posisi yang ditawarkan.
Seleksi merupakan suatu proses untuk memilih calon tenaga kerja yang paling
sesuai dengan kebutuhan organisasi. Manajemen tidak menghendaki menerima
pegawai yang tidak cakap dan yang akan cepat keluar sebab dapat menimbulkan
kerugian yang besar.
Hal-hal yang
mendasari proses seleksi:
a)
Analisis jabatan yang meliputi uraian pekerjaan, spesifikasi individu dan
standard tampilan kerja pada setiap posisi.
b)
Perencanaan SDM meliputi identifikasi lowongan, identifikasi pegawai yang dapat
dipromosikan/ditransfer, dan metode rekrutmen untuk sumber daya eksternal.
c)
Rekrutmen, akan memungkinkan terkumpulnya berkas lamaran yang diseleksi.
B. PROSES SELEKSI
Menyangkut prediksi
tentang keberhasilan seseorang di masa yang akan datang pada jabatan tertentu.
Melalui proses seleksi dilakukan pemilihan atau pencocokan untuk mengurangi
kemungkinan perusahaan menerima pegawai yang tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Pencocokan tersebut dilakukan dengan membandingkan kualifikasi yang
dimiliki calon pegawai (man specification) dengan persyaratan yang harus
dipenuhi untuk suatu pekerjaan (job specification).
Proses seleksi
calon tenaga kerja di perusahaan di Indonesia bervariasi. Namun secara garis
besar, proses seleksi berlangsung sesuai dengan tahapan-tahaan sebagai berikut:
- Seleksi
atas surat lamaran.
Langkah-langkah
seleksi surat lamaran
a)
menyisihkan lamaran yang tidak memenuhi criteria.
b)
membandingkan pelamar.
c)
menggunakan kesan kepribadian yang tertulis pada surat lamaran.
Berdasarkan surat
lamaran yang diajukan calon, dipertimbangkan apakah ia akan diterima untuk
diseleksi pada tahapan seleksi berikutnya.
- Wawancara
awal.
Setelah itu
diadakan wawancara awal, dalam tahap ini calon diwawancarai oleh pegawai/staf
dibagian sumberdaya manusia, untuk mendapatkan gambaran umum tentang kesesuaian
calon dengan pekerjaan yang ia lamar. Kepada calon dijelaskan tentang
pekerjaannya, apa yang diharapkan dari calon dan apa yang dapat diberikan oleh
perusahaan kepada calon. Jika calon tetap bersedia dan dinilai memenuhi
persyaratan umum seperti umur tertentu, pendidikan tertentu, maka ia dapat
mengikuti tahap seleksi berikutnya.
Tahap ini dapat
dibagi menjadi tiga, yaitu:
a)
Ujian, berupa ujian tertulis tentang pengetahuan dan ketrampilannya yang
berkaitan dengan pekrjaan yang dilamar (jika memang pekerjaan mensyaratkan
pengalaman kerja).
b)
Pemeriksaan psikologis, calon dievaluasi secara psikologik, yang meliputi
pemberian tes psikologik baik secara perorangan maupun kelompok (klasikal), dan
c)
Wawancara, calon diwawancarai oleh pemimpin unit kerja yang memerlukan
tenaganya. Di sini calon diwawancarai oleh atasan dari jabatan yang akan ia
duduki jika ia diterima. Atasan dapat melihat sejauh mana pengetahuan dan
ketrampilan yang telah dimiliki calon tentang pekerjaan yang ia lamar. Dalam
tahap ini dapat terjadi bahwa para calon mengikuti semua sub-tahap (a, b, c )
atau hanya mengikuti sub-tahap berikutnya kalau dinilai memuaskan pada
sub-tahap sebelumnya. Ada juga perusahan yang tidak melakukan sub-tahap a dan
c. Sebaliknya ada perusahaan yang tidak melaksanakan sub-tahap b.
- Penilaian
akhir.
Tahapan berikutnya adalah; penilaian akhir, pada tahap ini
hasil-hasil dari tahapan sebelumnya dinilai secara keseluruhan untuk sampai
diambil keputusan akhir calon mana yang akan diterima atau ditolak. Para calon
tenaga kerja yang diterima kemudian diminta untuk dites kesehatan
secara umum.Dapat terjadi bahwa pada permulaan tahap ini para calon
dites kesehatan dahulu, terutama kalau dipersyaratkan kondisi fisik tertentu,
misalnya tidak boleh buta warna.Hasil tes kesehatan ini dan
hasil-hasil dari tahap sebelumnya kemudian digunakan sebagai dasar penerimaan
atau penolakan calon.
- Pemberitahuan
dan wawancara akhir.
Hasil penilaian
pada tahap penilaian akhir diberitahukan kepada para calon.Wawancara akhir
dilakukan dengan para calon tenaga kerja yang diterima, kemudian diterangkan
tentang berbagai kebijakan, terutama yang menyangkut kebijakan dalam bidang
sumber daya manusia, seperti gaji dan imbalan lainnya. Jika calon tenaga kerja
menyetujuinya, ia dapat diterima bekerja pada perusahaan.
- Penerimaan.
Yang terakhir
adalah tahap penerimaan. Dalam tahap ini para calon tenaga kerja mendapat surat
keputusan diterima bekerja pada perusahaan dengan berbagai persyaratan
pekerjaan. Adakalanya tenaga kerja diminta untuk menandatangani sebuah kontrak
kerja.
C. METODE SELEKSI
Berdasarkan data
pekerjaan yang terkumpul dapat disimpulkan ciri-ciri pribadi (personal
attributes) yang dituntut oleh pekerjaan dan dapat pula alat-alat ukur
peramalan disusun dan dikembangkan. Seperangkat peramal dapat berupa skor-skor
ujian dan tes, misalnya skor ujian tentang pengetahuan atau ketrampilan,
tentang tes kecakapan mental, dan tes situasional, dapat pula berupa hasil
penilaian dari ciri-ciri pribadi yang didasarkan pada wawancara dan/skor-skor
tes, misalnya kecakapan intelektual, ketrampilan merencanakan, dan ketrampilan
berkomunikasi.
Macam-macam tes
- Knowledge
test (tes pengetahuan) yaitu bentuk tes yang menguji informasi atau
pengetahuan yang dimiliki para pelamar. Pengetahuan yang diujikan harus
sesuai dengan kebutuhan untuk melaksanakan pekerjaan.
- Performance
test yaitu bentuk tes yang mengukur kemampuan para pelamar untuk
melaksanakan beberapa bagian pekerjaan yang akan dipegangnya. Sebagai
contoh, tes mengetik untuk calon pengetik.
- Psychological
test
Adalah serangkaian
kegiatan untuk mengukur dan mendeskripsikan seseorang dalam segi kemampuan,
segi kepribadian, segi kecenderungan, dan sebagainya.
Berikut ini adalah
tes yang digunakan dalam psychological test, antara lain:
a)
Tes Kecakapan, adalah tes yang dirancang untuk menentukan sejauh mana baiknya
seseorang dapat melakukan sesuatu. Dalam tes kecakapan dapat dibedakan
kelompok-kelompok tes sebagai berikut: tes kecakapan intelektual, keruangan dan
mekanikal, pengamatan/perceptual accuracy, gerak/motor ability.
b) Tes
kepribadian objektif, merupakan ukuran-ukuran dari ciri-ciri kepribadian yang
mempunyai bentuk yang berstruktur. Tidak ada jawaban yang salah atau benar,
individu sendiri menetapkan jawaban mana yang paling sesuai dengan dirinya.
Dengan kata lain individu menguraikan kepribadiannya sendiri sesuai dengan
dimensi-dimensi yang diukur oleh tes. Tes kepribadian objektif dapat dibedakan
ke dalam tes-tes kepribadian dan tes-tes minat kejuruan (vocational interest).
c)
Tes Kepribadian projektif, merupakan ukuran-ukuran dari ciri-ciri kepribadian
yang bentuknya tidak berstruktur. Individu harus memberikan jawaban-jawabannya
terhadap rangsang-rangsang yang ambiguous. Jawaban-jawabannya ini akan
memperlihatkan secara lebih lengkap dinamika kepribadiannya. Meskipun tes-tes
projektif banyak dipakai dalam seleksi, termasuk seleksi bagi manajer,
kemanfaatannya untuk tujuan tersebut tidaklah ditemukan meyakinkan dan
keabsahan ramalannya rendah.
d) Tes
situasional, mengukur perilaku yang khas yang sangat jarang dipengaruhi oleh
variabel-variabel lingkungan. Ada dua bentuk tes situasional, yaitu work sample
test dan simulation test atau management games. Pada work sample, dari
tugas-tugas yang harus dilakukan dalam pekerjaan (yang lebih bercorak manual,
seperti montir mobil) diambil kegiatan-kegiatan inti sebagai contoh/sample yang
kemudian dijadikan bahan dari tes. Pada tes simulasi atau games, tugas-tugas
utama seorang manager, seperti memecahkan masalah dan mengambil keputusan,
mempresentasikan hasil kerja, mewawancarai pegawai bermasalah, dan membahas
masalah dengan rekan-rekan, dijadikan bahan tes. Tes simulasi ini merupakan tes
yang dirasakan dekat dengan kenyataan. Tes-tes macam ini banyak dipakai dalam
Assessment Centre (suatu cara untuk mengidentifikasi dan menilai para manajer
dalam suatu perusahaan)
e)
Informasi lewat biografi, pertanyaan-pertanyaan dari daftar pertanyaan biografi
ini merupakan pertanyaan-pertanyaan tentang ciri-ciri objektif dari latar
belakang sekolahnya, pekerjaan dan pribadinya. Unsur-unsur dari perilaku
seseorang pada masa lampau, misalnya aktivitas-aktivitas pada waktu di SLA, keberhasilan
dan kegagalan yang lampau, dijadikan item tersendiri untuk dibandingkan dengan
kelompok-kelompok perilaku pekerjaan. Dengan demikian daftar pertanyaan
biografi dapat diskor dan dijadikan peramal (predictor).
f)
Wawancara, wawancara merupakan salah satu teknik seleksi, data tentang diri
calon tenaga kerja dikumpulkan melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
secara lisan. Sebagaimana data yang dikumpulkan melalui biografi, maka data
yang dikumpulkan melalui wawancara untuk tujuan seleksi tenaga kerja didasarkan
pada asumsi bahwa perilaku di masa lalu dapat digunakan sebagai pedoman untuk
meramalkan perilaku di masa depan. Misalnya, seorang yang menunjukkan prakarsa
dalam pekerjaannya sebelum melamar untuk pekerjaannya sekarang, diharapkan akan
menunjukkan prakarsa juga pada pekerjaannya kelak jika ia diterima. Karena itu
banyak data yang dikumpulkan tentang perilaku calon sewaktu masa pendidikannya,
pengalaman dipekerjaan-pekerjaan sebelumnya, dan disituasi-situasi
lainnya. Melalui teknik wawancara berstruktur, dapat dikumpulkan data
tentang perilaku calon di masa kini, yang merupakan dasar untuk meramalkan
perilaku calon dimasa depan.
Tujuan Wawancara :
a)
Mendapatkan informasi
b)
Cek data
c)
Memberikan informasi
d)
Meyakinkan
e)
Memberikan kesan
f)
Mengambil keputusan.
Tahap proses
wawancara :
a)
Perkenalan dan penilaian pertama
b)
Meyakinkan pelamar
c)
Membangkitkan minat
d)
Evaluasi mendalam dan penilaian akhir
e)
Kesimpulan dan tindak lanjut
Teknik wawancara
yang digunakan dalam prosedur seleksi tenaga kerja oleh Miner(1992) dibedakan
dalam tiga jenis, yaitu:
a)
Wawancara berstruktur: berdasarkan ciri-ciri pribadi, juga disebut
dimensi-dimensi, yang diperlukan untuk dapat berprestasi baik dalam pekerjaan
tertentu (ditetapkan melalui proses analisis jabatan), disusunlah
pertanyaan-pertanyaan khusus yang akan memancing jawaban-jawaban yang berkaitan
dengan ciri-ciri pribadi tersebut. Dari data yang terkumpul dinilai sejauh mana
seorang calon tenaga kerja memiliki ciri pribadi tertentu.
Salah satu wawancara berstruktur yang digunakan dalam metode assessment centre adalah focused interview. Pada teknik wawancara ini, ciri-ciri kepribadian/dimensi-dimensi yang diperlukan pada pekerjaan tertentu diungkapkan ke dalam uraian-uraian perilaku yang dapat diamati. Misalnya: salah satu ciri kepribadian yang diperlukan adalah keuletan. Ciri ini perlu dijabarkan lebih lanjut, lebih khusus misalnya berupaya menawarkan barang untuk dibeli kepada seorang calon pembeli berkali-kali, dengan berbagai cara, sehingga akhirnya barangnya dibeli juga. Dengan uraian dari ciri kepribadian yang diperlukan ini dapat disusun pertanyaan-pertanyaan yang dapat mengumpulkan data sehingga dapat dinilai sejauh mana calon memiliki ciri tersebut.
Salah satu wawancara berstruktur yang digunakan dalam metode assessment centre adalah focused interview. Pada teknik wawancara ini, ciri-ciri kepribadian/dimensi-dimensi yang diperlukan pada pekerjaan tertentu diungkapkan ke dalam uraian-uraian perilaku yang dapat diamati. Misalnya: salah satu ciri kepribadian yang diperlukan adalah keuletan. Ciri ini perlu dijabarkan lebih lanjut, lebih khusus misalnya berupaya menawarkan barang untuk dibeli kepada seorang calon pembeli berkali-kali, dengan berbagai cara, sehingga akhirnya barangnya dibeli juga. Dengan uraian dari ciri kepribadian yang diperlukan ini dapat disusun pertanyaan-pertanyaan yang dapat mengumpulkan data sehingga dapat dinilai sejauh mana calon memiliki ciri tersebut.
b)
Wawancara non directive, yang berasal dan digunakan dalam psikoterapi dan
konseling. Orang yang diwawancarai diberi kebebasan untuk menetapkan topik yang
ingin dibicarakan dan mengutarakan isi hatinya. Tugas pewawancara ialah merefleksikan
perasaan-perasaan dari orang yang diwawancarai dan merumuskan kembali atau
mengulangi pernyataan atau kata-kata kunci. Dengan demikian ia akan mendapatkan
banyak informasi dari yang bersangkutan tentang reaksi-reaksi emosi, sikap dan
pandangan-pandangannya dalam kaitannya dengan pengalaman-pengalaman sebelumnya,
kehidupan keluarganya, dan hubungan interpersonalnya. Namun, banyak data yang
mungkin tidak ada hubungannya yang jelas dengan ciri-ciri pribadi yang
diperlukan pekerjaan, sehingga tidak dapat digunakan untuk membuat keputusan
diterima tidaknya seorang calon. Oleh karena itu, sebaiknya juga digunakan
teknik yang mengarah/directive interview.
c)
Wawancara ganda, menggunakan beberapa pewawancara untuk mewawacarai satu calon.
Dapat terjadi calon diwawancarai oleh beberapa pewawancara berturut-turut atau
calon diwawancarai oleh satu panel, satu kelompok pewawancara. Di mana setiap
pewawancara dapat secara bergantian mengajukan pertanyaan-pertanyaannya. Pada
wawancara ini dapat digunakan wawancara berstruktur. Berdasarkan
jawaban-jawaban yang diberikan maka setiap pewawancara dapat memberikan
penilaiannya. Selain nilai keabsahannya, korelasi antar pewawancara juga cukup
tinggi.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.