By : Ilham Noer
Satria Aji
DESAIN PEKERJAAN
Tinjauan Pustaka
Desain pekerjaan
atau job design merupakan faktor penting dalam manajemen terutama manajemen
operasi karena selain berhubungan denganproduktifitas juga menyangkut tenaga
kerja yang akan melaksanakan kegiatan operasi perusahaan. Desain pekerjaan
adalah suatu alat untuk memotivasi dan memberi tantangan pada karyawan. Oleh
karena itu perusahaan perlu memiliki suatu sistem kerja yang dapat menunjang
tercapainya tujuan perusahaan secara efektif dan efisien yang dapat merangsang
karyawan untuk bekerja secara produktif, mengurangi timbulnya rasa bosan dan
dapat meningkatkan kepuasan kerja, desain pekerjaan terkadang digunakan untuk
menghadapi stress kerja yang dihadapi karyawan (Sulipan dalam Irnanda, 2011).
Herjanto dalam
Irnanda (2011) menjelaskan bahwa desain pekerjaan adalah rincian tugas dan cara
pelaksanaan tugas atau kegiatan yang mencakup siapa yang mengerjakan tugas,
bagaimana tugas itu dilaksanakan, dimana tugas dikerjakan dan hasil apa yang
diharapkan. Sulipan (dalam Irnanda, 2011) menambahkan desain pekerjaan adalah
fungsi penetapan kegiatan kerja seorang atau sekelompok karyawan secara
organisasional. Tujuannya untuk mengatur penugasan kerja supaya dapat memenuhi
kebutuhan organisasi. Definisi diatas menjelaskan bahwa desain pekerjaan dibuat
oleh perusahaan untuk mengatur tugas-tugas yang tepat sasaran, memberikan tugas
kepada orang dengan kemampuan dan keterampilan yang harus dimiliki untuk
mengerjakan tugas tersebut demi mencapai sasaran dari perusahaan.
Sejalan dengan
Dessler (dalam Irnanda, 2011) desain pekerjaan merupakan pernyataan tertulis
tentang apa yang harus dilakukan oleh pekerja, bagaimana orang itu
melakukannya, dan bagaimana kondisi kerjanya. Desain pekerjaan meliputi
identifikasi pekerjaan, hubungan tugas dan tanggung jawab, standar wewenang dan
pekerjaan, syarat kerja harus diuraikan dengan jelas, penjelasan tentang
jabatan dibawah dan diatasnya.
Desain pekerjaan
menguraikan cakupan, kedalaman, dan tujuan dari setiap pekerjaan yang
membedakan antara pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang lainnya. Tujuan
pekerjaan dilaksanakan melalui analisis kerja, dimana para menejer menguraiakan
pekerjaan sesuai dengan aktifitas yang dituntut agar membuahkan hasil (Gibson
dalam Irnanda, 2011)).
Handoko (dalam
Irnanda, 2011) menyatakan bahwa desain pekerjaan adalah fungsi penetapan
kegiatan-kegiatan kerja seseorang individu atau kelompok karyawan secara
organisasional yang bertujuan untuk mengatur penugasan-penugasan kerja yang
memenuhi kebutuhan organisasi, teknologi, dan keperilakuan. Selain itu, menurut
Dwiningsih (dalam Irnanda, 2011) desain pekerjaan adalah sebuah pendekatan yang
menentukan tugas-tugas yang terkandung dalam suatu pekerjaan bagi seseorang
atau sekelompok karyawan dalam suatu organisasi.
Unsur-Unsur Desain Pekerjaan
Handoko (2000)
menjelaskan unsur-unsur desain pekerjaan meliputi unsur organisasi, unsur
lingkungan dan unsur perilaku. Unsur organisasi terdiri dari pendekatan
mekanik, aliran kerja dan praktek-praktek kerja. Unsur lingkungan menyangkut
tersedianya tanaga kerja yang potensial. Unsur perilaku meliputi otonomi,
variasi tugas, identitas tugas, dan umpan balik.
1.
Unsur-Unsur
Organisasi
Unsur organisasi
menurut Handoko (2000) mempunyai kaitan erat dengandesain pekerjaan yang
efisien untuk mencapai output maksimum dari pekerjaanpekerjaan karyawan. Dengan
adanya efisiensi di dalam pelaksanaan kerja akan menentukan spesialisasi yang
merupakan kunci dalam desain pekerjaan. Karyawan yang melakukan pekerjaan
secara kontinyu menyebabkan karyawan terspesialisasi yang selanjutnya dapat
memperoleh output lebih tinggi. Unsur organisasi terdiri dari :
a. Pendekatan
mekanik berupaya mengidentifikasi setiap tugas dalam suatu pekerjaan guna
meminimumkan waktu dan tenaga. Hasil pengumpulan identifikasi tugas akan
menentukan spesialisasi. Pendekatan ini lebih menekankan pada faktor efisiensi
waktu, tenaga, biaya, dan latihan.
b. Aliran kerja
dipengaruhi oleh sifat komoditi yang dihasilkan oleh suatu organisasi atau perusahaan
guna menentukan urutan dan keseimbangan pekerjaan.
c. Praktek–praktek
kerja yaitu pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan, ini bisa berdasarkan
kebiasaan yang berlaku dalam perusahaan, perjanjian atau kontrak serikat kerja
karyawan.
2. Unsur – Unsur Lingkungan
Faktor
lingkungan yang mempengaruhi desain pekerjaan adalah tersedianya tenaga kerja
yang potensial, yang mempunyai kemampuan dan kualifikasi yang sesuai dengan
kebutuhan perusahaan dan pengharapan – pengharapan sosial, yaitu dengan
tersedianya lapangan kerja serta memperoleh kompensasi dan jaminan hidup yang
layak (Handoko, 2000).
3.
Unsur – Unsur
Perilaku
Unsur perilaku menurut
Sondang (2003) perlu diperhitungkan dalam mendesain pekerjaan. Unsur perilaku
tersebut terdiri dari :
a. Otonomi
bertanggung jawab atas apa yang dilakukan. Bawahan diberi wewenang untuk
mengambil keputusan atas pekerjaan yang dilakukan.
b. Variasi merupakan
pemerkayaan pekerjaan yang bertujuan untuk menghilangkan kejenuhan atas
pekerjaan yang rutin, sehingga kesalahan – kesalahan dapat diminimalkan.
c. Identitas tugas
untuk memepertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan pekerjaan, maka pekerjaan
harus diidentifikasikan, sehingga kontribusinya terlihat yang selanjutnya akan
menimbulkan kepuasan.
d. Umpan balik
diharapakan pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan mempunyai umpan balik atas
pelaksanaan pekerjaan yang baik, sehingga akan memotivasi pelaksanaan pekerjaan
selanjutnya.
Pedoman Dalam Desain pekerjaan
Dessler (2004)
menerangkan bahwa sebuah desain pekerjaan merupakan
pernyataan
tertulis tentang apa yang harus dilakukan oleh pekerja, bagaimana
orang itu
melakukannya, dan bagaimana kondisi kerjanya. Desain pekerjaan
mencakup hal-hal
berikut ini :
1.
Identitas
pekerjaan.
Identitas
pekerjaan merupakan jabatan pekerjaan yang berisi nama pekerjaan seperti
penyelengara operasional dan manajer pemasaran. Handoko (2000) menambahkan bila
pekerjaan tidak mempunyai identitas, karyawan tidak akan atau kurang bangga
dengan hasil-hasilnya. Ini berarti kontribusi mereka tidak tampak.
2. Hubungan tugas
dan tanggung jawab, yakni perincian tugas dan tanggung jawab secara nyata
diuraikan secara terpisah agar jelas diketahui. Rumusan hubungan hendaknya
menunjukkan hubungan antara pelaku organisasi.
3. Standar wewenang
dan pekerjaan, yakni kewenangan dan standar pekerjaan yang harus dicapai oleh
setiap pejabat harus jelas. Pekerjaanpekerjaan yang memberikan kepada para
karyawan wewenang untuk mengambil keputusan-keputusan, berarti menambah
tanggung jawab. Hal ini akan cendrung meningkatkan perasaan dipercaya dan
dihargai.
4. Syarat kerja
harus diuraikan dengan jelas, seperti alat-alat, mesin, dan bahan baku yang
akan dipergunakan untuk melakukan pekerjaan tersebut.
5.
Ringkasan
pekerjaan atau jabatan harus menguraikan bentuk umum pekerjaan dan mencantumkan
fungsi-fungsi dan aktifitas utamanya.
6. Penjelasan
tentang jabatan dibawah dan diatasnya, yaitu harus dijelaskan jabatan dari mana
petugas dipromosikan dan kejabatan mana petugas akan dipromosikan.
Pertimbangan dalam Menyusun Desain Pekerjaan
Setiap
organisasi atau perusahaan mempunyai cara tersendiri dalam membuat desain
pekerjaan untuk setiap karyawannya sesuai bagiannya masingmasing, dalam membuat
desain pekerjaan komunikasi antara atasan dan bawahan harus diperhatikan karena
desain pekerjaan dalam suatu organisasi dan proses komunikasi adalah hal yang
tidak dapat dipisahkan (Sunarto, 2005). Inti dalam membuat desain pekerjaan
adalah bagaimana membuat semua
pekerjaan yang
ada disusun secara sistematis. Desain pekerjaan membantu dalam menjelaskan
pekerjaan apa yang harus dikerjakan, bagaimana mengerjakan pekerjaan tersebut,
berapa banyak pekerjaan yang harus dilakukan dan bagaimana ketentuan yang harus
dijalankan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan (Sunarto, 2005). Para penyusun
desain pekerjaan harus mempertimbangkan hal-hal beriku (Herjanto, 2000) :
1. Perluasan tugas
(job enlargement) meliputi pemberian tugas yang lebih besar secara horizontal,
dimana pekerjaan tambahan itu berada pada tingkat kecakapan dan tanggung jawab
yang setara dengan pekerjaan semula. Gibson (1983) mengatakan perluasan
pekerjaan membuat karyawan mempunyai tanggung jawab dan wewenang yang lebih
besar.
2. Pengayaan tugas
(job enrichmant) mencakup penambahan tugas dengan tanggung jawab yang lebih
tinggi seperti perencanaan dan pengendalian.
3. Perputaran tugas
(job rotation) yaitu melakukan penukaran tugas antar pekerja secara periodik
untuk menghindari seseorang bekerja secara monoton mengerjakan tugas yang sama
setiap hari. Perputaran tugas ini memberikan kesempatan kepada pekerja untuk
memperbanyak pengalaman dan memungkinkan seorang pekerja untuk menggantikan pekerja
lain yang tidak masuk.
Manfaat Desain Pekerjaan
Desain pekerjaan
merupakan faktor penting dalam manajemen terutama manajemen operasi karena
selain berhubungan dengan produktifitas juga menyangkut tenaga kerja yang akan
melaksanakan kegiatan perusahaan (Sulipan, 2000). Desain pekerjaan mutlak
dimiliki oleh setiap perusahaan karena dalam desain pekerjaan yang dilakukan
adalah merakit sejumlah tugas menjadi sebuah pekerjaan agar pekerjaan yang
dilakukan menjadi terarah dan jelas. Menurut (Sunarto, 2005) desain pekerjaan
memiliki tujuan agar :
1.
Efisiensi operasional, produktifitas dan
kualitas pelayanan menjadi optimal.
2.
Fleksibilitas
dan kemampuan melaksanakan proses kerja secara horizontal dan hirarki.
3.
Minat,
tantangan, dan prestasi menjadi optimal.
4. Tanggung jawab
tim ditetapkan sedemikian rupa, sehingga bisa meningkatkan kerja sama dan
efektifitas tim.
5.
Integrasi
kebutuhan individu karyawan dengan kebutuhan organisasi.
Kesimpulan
Jadi, dalam
manajemen/strategi pekerjaan, salah satunya adalah desain pekerjaan, dimana hal
ini sangat diperlukan karena dengan desain pekerjaan yang baik dapat
meningkatkan "Passion" dalam
bekerja, secara psikis dapat menambah semangat dan mengurangi rasa bosan yang
dapat menunda dan membuat pekerjaan itu terbengkalai.
Daftar Pustaka
Fialam, Alif. “Desain Pekerjaan dan Pengembangan
Peran”. Pada
https://www.academia.edu/7053843/Desain_Pekerjaan_dan_Pengembangan_Peran
diakses tanggal 22 Juni 2016.
Irnanda, Y (2011). Pengaruh Desain Pekerjaan
terhadap Kinerja Pelaksana di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan.
Handoko, Hani T. Manajemen Personalia dan sumber
Daya Manusia. Yogyakarta: 1993.
Dr. T.Hani Handoko, M.B.A. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. BPFE. Yogyakarta. 1988.
Sastrohadiwiryo, B. Siswanto. 2002. Manajemen Tenaga
Kerja Indonesia: PendekatanAdministratif dan Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.
Putra, Indrawan.”Teknik Desain Kerja”. Pada
http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2014/05/01/teknik-desain-kerja-652919.html
diakses tanggal 23 Juni 2016.
Ramli, Dewi. “Desain Pekerjaan”. pada
http://dewiramli.blogspot.com/2011/11/desain-pekerjaan-dan-recruitment.html
diakses tanggal 22 Juni 2016.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.