I.
PENDAHULUAN
Dalam
era globalisasi ini, setiap perusahaan berusaha meningkatkan serta
mengembangkan perusahaan dengan mengadakan berbagai cara yang tersusun dalam
program untuk meningkat kinerja para karyawan.
Banyak faktor yang terkait dalam perbaikan kinerja perusahaan. Bagi setiap perusahaan, karyawan bagian produksi merupakan sumber daya yang tidak kalah pentingnya dengan sumber daya perusahaan yang lainnya. Bahkan, karyawan bagian produksi memegang kendali dalam proses produksi.
Banyak faktor yang terkait dalam perbaikan kinerja perusahaan. Bagi setiap perusahaan, karyawan bagian produksi merupakan sumber daya yang tidak kalah pentingnya dengan sumber daya perusahaan yang lainnya. Bahkan, karyawan bagian produksi memegang kendali dalam proses produksi.
Dengan
kata lain, lancar atau tidaknya sebuah proses produksi akan sangat tergantung
pada karyawan pelaksana produksi tersebut. Produksi merupakan pusat pelaksanaan
kegiatan yang konkrit untuk pengadaan barang dan jasa pada suatu badan usaha
serta perusahaan. Proses produksi tersebut merupakan bagian yang terpenting
dalam perusahaan, karena apabila berhenti maka perusahaan akan mengalami
kerugian.
II.
PEMBAHASAN
Motivasi
merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam menentukan perilaku
seseorang, termasuk perilaku kerja. Banyak istilah yang digunakan untuk
menyebut motivasi atau motif. Sperling (Anwar Prabu, 2001:93) mengemukakan
bahwa motif didefinisikan sebagai suatu kecenderungan untuk beraktivitas,
dimulai dari dorongan dalam diri (drive) dan diakhiri dengan penyesuaian diri.
Penyesuaian diri dikatakan untuk memuaskan diri.
Motivasi pada dasarnya berasal dari
dua sumber, yakni: pertama adalah motivasi intrinsik, adalah motivasi yang
berasal dari dalam diri individu yang mempengaruhi orang untuk berperilaku atau
untuk bergerak ke arah tertentu, dan yang kedua adalah motivasi ekstrinsik,
adalah motivasi yang berfungsi karena adanya Motivasi pada dasarnya berasal
dari dua sumber
, yakni: pertama adalah motivasi
intrinsik, adalah motivasi yang berasal dari dalam diri individu yang
mempengaruhi orang untuk berperilaku atau untuk bergerak ke arah tertentu, dan
yang kedua adalah motivasi ekstrinsik, adalah motivasi yang berfungsi karena
adanya Sedangkan untuk motivasi ekstrinsik sebagai pemuas kebutuhan dijabarkan
menjadi :
1.
Phisycal needs
(kebutuhan fisik). Kebutuhan ini menyangkut kebutuhan fisik/biologis seperti
makan, minum, perumahan disamping kebutuhan akan rasa aman dalam menikmatinya.
2.
Social needs adalah
kebutuhan yang terpusatkan karena memperoleh pengakuan, status, dan dihormati
dalam pergaulan masyarakat diterima dan disegani. Kebutuhan ini dijabarkan
dalam sub indikator: Upah/gaji, Hadiah/bonus, Tunjangan, Suasana kerja yang
aman, tentram dan menyenangkan, serta kesejahteraan karyawan.
Berdasarkan uraian tentang motivasi ekstrinsik
diatas bisa disimpulakan bahwa motivasi ekstrinsik adalah motivasi sebagai
pemuas kebutuhan fisik /biologis yaitu makan minum, perumahan, rasa aman
menikmatinya itu semua bisa diartikan bahwa seorang karyawan bisa bekerja
dengan motivasi rendah atau tinggi tergantung pada seberapa besar dengan
bekerja
Motivasi
bermanfaat bagi manajemen karena motivasi berfungsi sebagai penggerak, pengarah
dan pendorong terjadinya kelakuan, tindakan atau perbuatan. Motivasi kerja
karyawan berperan penting dalam menciptakan produktivitas kerja karyawan.
Karyawan yang memiliki motivasi yang baik akan menghasilkan produktivitas kerja
yang baik pula.
Motivasi
kerja merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan untuk menghasilkan
produktivitas kerja karyawan sehingga dapat melancarkan pekerjaan karyawan.
Sesuai dengan pendapat J. Ravianto (1986:12) yang mengemukakan bahwa
produktivitas seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang berhubungan
dengan orang itu maupun faktor-faktor diluar dirinya, seperti pendidikan,
keterampilan, disiplin, sikap dan etika kerja, motivasi, gaji dan kesehatan,
teknologi, manajemen dan kesempatan berprestasi (1).
Menurut
Nana Syaodih (2009: 62), Motivasi memiliki dua fungsi, yaitu : pertama
mengarahkan atau directional function, dan kedua yaitu mengaktifkan dan
meningkatkan kegiatan atau activating and energizing function. Dalam
mengarahkan kegiatan, motivasi berperan mendekatkan atau menjauhkan individu
dari sasaran yang akan dicapai. Motivasi juga dapat berfungsi mengaktifkan atau
meningkatkan kegiatan. Suatu perbuatan atau kegiatan yang tidak bermotif atau
motifnya sangat lemah, akan dilakukan dengan tidak sungguh-sungguh, tidak
terarah dan kemungkinan besar tidak akan membawa hasil.
Menurut Nana
Syaodih (2009:61) Motivasi Memasuki Dunia Kerja terbentuk oleh tenaga-tenaga
yang bersumber dari dalam dan luar diri individu. Tenaga-tenaga tersebut
berupa:
1. Desakan
(drive)
2. Motif
(motive)
3. Kebutuhan
(need)
4. Keinginan
(wish) (2).
Menurut Sutrisno
(2011:109) Motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk
melakukan suatu aktivitas tetentu, oleh karena itu motivasi sering kali
diartikan pula sebagai faktor pendorong perilaku seseorang.
Menurut Buchari Zinun dalam Notoatmodjo
(2009:126) Dalam meningkatkan motivasi kerja karyawannya
dalam rangka mencapai kinerja organisasi yang lebih baik, antara lain sebagai
berikut :
1. Komunikasi
Komunikasi
organisasi bukan hanya antara bawahan dan atasan dalam menyampaikan
perintah-perintah kerja atau respon terhadap perintah vertikal, namun juga
komunikasi di antara karyawan dengan karyawan itu sendiri. Dengan adanya
komunikasi organisasi yang baik akan merupakan iklim kondusif dan dapat dapat
memotivasi para karyawan untuk berkinerja dengan baik.
2. Orientasi
Ada dua
orientasi dalam meningkatkan kinerja, yakni orientasi kepada pegawai/karyawan
dan orientasi kepada pekerjaan atau tugas semata-mata. Dakam meningkatkan
motivasi kerja, kedua organisasi ini tidak boleh dipertentangkan tetapi justru
harus diseimbangkan. Oleh sebab itu dalam meningkatkan motivasi kerja, kedua
aliran ini dipakai atau diterapkan secara seimbang, karena saling melengkapi.
3. Pengawasan
Pengawasan atau
supervisi oleh atasan terhadap bawahan adalah alat untuk memotivasi kerja
karyawan, apabila caranya tepat, tetapi apabila supervisi tersebut dilakukan
dengan cara salah, misalnya dilakukan dengan marah-marah selalu memberi
perintah-perintah atau instruksi, maka justru akan melemahkan semangat kerja
karyawan.
4. Pengakuan
Pengakuan atau
rekognasi dalam suatu organisasi bukan hanya dalam bentuk materi saja, tetapi
juga dalam bentuk non materi seperti surat penghargaan, pujian secara lisan,
kunjungan atasan kepada bawahan secara informal. Pengaruh-pengaruh pemberian
pengakuan dalam bentuk penghargaan-penghargaan tersebut selanjutnya akan meningkatkan
motivasi kerja karyawan.
5. Partisipasi
Pimpinan suatu
organisasi atau institusi adalah seorang demokrat yang baik. Setiap pengambilan
keputusan, lebih-lebih menyangkut karyawan atau bawahan, hendaknya melibatkan
karyawan sebanyak mungkin (tidak harus semua) meskipun demikian, keikutsertaan
atau partisipasi bawahan dalam mengmbil keputusan pimpinan tidak berarti
mengurangi tanggung jawab pimpinan. Partisipasi karyawan dalam mengmbil
keputusan ini penting, karena para karyawan akan merasa ikut memiliki tanggung
jawab terhadap organisasi tersebut, dan selanjutnnya dapat meningkatkan
motivasi kerja.
6. Kompetisi
Kompetisi yang
sehat perlu dikembangkan disuatu organisasi kerja, melalui kompetisi ini setiap
anggota organisasi atau karyawan akan berusaha memperbaiki kinerja atau
prestasinya sehingga suasana kerja yang kompetitif didalam suatu organisasi
kerja akan meningkatkan motivasi kerja yang tinggi.
7. Delegasi
Pelimpahan
wewenang tertentu oleh atasan kepada bawahan didalam suatu organisasi adalah
bentuk kepercayaan yang diberikan kepada karyawan tertentu. Dengan diperolehnya
kepercayaan dari atasan ini, seorang karyawan akan merasa bahwa ia mampu
melakukan tugas yang diberikan dan selanjutnya ia merasa percaya diri. Dengan
percaya diri ini akan menimbulkan semangat kerja tinggi. Oleh sebab itu
semangat kerja tinggi. Oleh sebab itu, pendelegasian wewenang kepada para
karyawan adalah juga merupakan upaya untuk memotivasi kerja karyawan, namun
pemberian wewenang ini harus diserta pengawasan, sebab apabila tidak, wewenang
yang diberikan tersebut dapat disalahgunakan.
8. Integritas
Suatu organisasi
kerja apapun mempunyai visi, misi, tujuan serta strategi untuk mencapai
visi,misi dan tujuan tersebut. Pimpinan organisasi berkewajiban untuk
berkoordinasi mengarahkan dan sebagainya semua sumber daya manusia atau
karyawan untuk mencapai tujuan organisasi terSuatu organisasi kerja apapun
mempunyai visi,misi, tujuan serta strategi untuk mencapai visi,misi dan tujuan
tersebut. Pimpinan organisasi berkewajiban untuk berkoordinasi mengarahkan dan
sebagainya semua sumber daya manusia atau karyawan untuk mencapai tujuan
organisasi tersbut. Kepentingan-kepentingan pribadi semua karyawan ( pimpinan
dan bawahan ) harus diintegrasikan guna mencapai tujuan-tujuan organisasi. Oleh
sebab itu, Pimpinan organisasi mempunyai kewajiban untuk menumbuhkan
“integritas” yang ditinggi pada semua karyawannya terhadap organisas. Apabila
semua karyawan organisasi mempunyai integritas organisasi yang tinggi akan
mendorong kinerja semua karyawan (3).
III.
KESIMPULAN
Motivasi
adalah keadaan kejiwaan yang mendorong,mengaktifkan atau menggerakkan seseorang
yang selalu dikaitkan dengan pencapaian tujuan, baik tujuan organisasi maupun
tujuan pribadi masing-masing anggota organisasi. Pemberian motivasi kepada para
karyawan merupakan kewajiban pimpinan sehingga pekerjaan yang dilakukan dapat
mencapai kinerja yang diharapkan.
IV.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Ridwan
Purnama, PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA
BAGIAN PRODUKSI CV. EPSILON BANDUNG, http://ejournal.upi.edu/index.php/strategic/article/viewFile/1028/679
Diakses tgl. 30 Nov’ 2016
2. Emi
Prabawati Dwi Sulistyarini, 2012, PENGARUH MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN
PENGALAMAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA PESERTA DIDIK KELAS
XII PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI SMK NEGERI 1 TEMPEL TAHUN PELAJARAN 2011/2012, http://download.portalgaruda.org/article.php?article=6717&val=443&title=PENGARUH%20MOTIVASI%20MEMASUKI%20DUNIA%20KERJA%20DAN%20PENGALAMAN%20PRAKTIK%20KERJA%20INDUSTRI%20TERHADAP%20KESIAPAN%20KERJA%20PESERTA%20DIDIK%20KELAS%20XII%20PROGRAM%20KEAHLIAN%20AKUNTANSI%20SMK%20NEGERI%20I%20TEMPEL%20TAHUN%20PELAJARAN%202011/2012
Diakses tgl. 30 Nov’ 2016
3. Rosento,
2015, JURNAL PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PENGARUH
MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN, http://rafirirosento.blogspot.co.id/2015/07/pengaruh-motivasi-kinerja-karyawan.html
Diakses tgl. 30 Nov’ 2016
@A01_islamia
ReplyDeletePoint 3
Untuk mba ranie isi artikel sudah cukup baik dari penulisan dan mind map akan tetapi untuk penulisan daftar pustaka sebaiknya diperbaiki lagi sesuai dengan aturan yang ada.. Terimakasih
@A01_islamia
ReplyDeletePoint 3
Untuk mba ranie isi artikel sudah cukup baik dari penulisan dan mind map akan tetapi untuk penulisan daftar pustaka sebaiknya diperbaiki lagi sesuai dengan aturan yang ada.. Terimakasih
@A15-Like Rethi Nawanti
ReplyDeleteMateri sudah lengkap dan sudah terstruktur.
Point 3
@17-Sri
ReplyDeletePoint 3
Siang mba Ranie, artikel Anda sudah sangat baik hanya saja kurang sdkit rapi dalam pengetikan.
Point 3 . Min map bagus. Artikel bagus
ReplyDeleteArtikel sudah bagus dan lengkap. Daftar pustaka berurutan.
ReplyDeletePoint mind map 3