Friday, December 9, 2016

Motivasi Kerja




1. Definisi Tentang Motivasi
Motivasi dapat diartikan sebagai keinginan untuk melakukan sesuatu, dengan demikian motivasi hidup ialah keinginan untuk menjalani kehidupan, motivasi usaha atau bisnis adalah keinginan untuk menjalankan suatu usaha atau bisnis, sedangkan motivasi kerja tak lain merupakan keinginan untuk melaksanakan pekerjaan.
Sedangkan demotivasi dapat diartikan ketidak-inginan untuk melakukan sesuatu. Dalam pribadi setiap orang senantiasa terjadi persaingan yang ketat antara motivasi dan demotivasi baik untuk menjalani kehidupan secara umum maupun untuk melaksanakan jenis kegiatan tertentu.
Kata motivasi (motivation) kata dasarnya adalah motif (motive) yang berarti dorongan, sebab atau alasan seseorang melakukan sesuatu. Dengan demikian motivasi berarti suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan sesuatu kegiatan atau perbuatan yang berlangsung secara sadar.
Dengan demikian yang perlu dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan atau manajemen institusi lainnya ialah bagaimana supaya ekosistem kerja, iklim kerja, atmosfer kerja atau budaya kerja menjadi lebih kondusif, sehingga para pekerja menjadi semakin bergairah, bersemangat dan memiliki dedikasi yang tinggi. Setiap pekerja harus mencapai kepuasan maksimal dalam menjalankan pekerjaannya, sehingga “kadar” motivasi yang dimilikinya semakin berlimpah dan menular ke rekan kerjanya. Jika sudah demikian makan pencapaian tujuan perusahaan atau organisasi akan berlangsung dengan efektif dan efisien, artinya dari segi waktu dan biaya bisa menghasilkan produktivitas yang optimal.
Untuk mendorong dan menggerakkan sekelompok orang dalam berbagai organisasi sehingga tercapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien, tentu saja dapat menggunakan beragam teori motivasi. Situs ChangingMinds.org  mencantumkan setidaknya ada 27 teori mengenai motivasi, mulai dari Acquired Needs Theory, Activation Theory, Affect Perseverance, Attitude-Behavior Consistency, Attribution Theory, Cognitive Dissonance, Cognitive Evalution Theory, Consistency Theory, Control Theory, Drive Theory, Goal-Setting Theory, Placebo Effect sampai The Transtheoretical Model of Change. Namun seorang manajer tidak bisa hanya berbekal beragam teori tersebut, yang lebih penting ialah adanya talenta dalam bidang kepemimpinan, termasuk kepiawaian dalam memberikan motivasi.
Dalam hal ini motivasi diibaratkan sebagai “jantungnya” manajemen karyawan. Motivasi merupakan dorongan yang membuat karyawan melakukan sesuatu dengan cara dan untuk mencapai tujuan tertentu. Sudah tentu tidak ada keberhasilan mengerjakan sesuatu, seperti mengelola karyawan, tanpa adanya motivasi baik dari manajer maupun dari karyawan. Sudah jelas bahwa manajer membutuhkan ketrampilan, kecakapan, keahlian atau kepiawaian  untuk memahami dan menciptakan kondisi di mana semua “pasukannya” dapat termotivasi. Hal tersebut merupakan  tantangan besar karena tiap karyawan memiliki perbedaan karakteristik dan respon pada kondisi yang berbeda.
Di sisi lainnya ekosistem kerja atau kondisi kerja dengan beragam permasalahannya senantiasa mengalami dinamika, tidak ada yang statis. Perkembangan teknologi informasi yang berlangsung secara terus-menerus sangat berpengaruh kepada kondisi kerja dan budaya kerja setiap perusahaan atau organisasi. Dengan demikian seorang manajer pun harus mampu beradaptasi dengan perkembangan keadaan, termasuk dalam mengembangkan cara atau teknik yang lebih kreatif dalam memotivasi tim kerjanya.
Setiap pegawai membutuhkan lingkungan manajemen yang harmoni dan kepemimpinan yang menentramkan, sehingga dalam menjalankan pekerjaannya menjadi sangat termotivasi. Sebagai catatan, dalam keadaan demotivasi banyak pegawai yang mengalami  stress hingga depresi,  beragam gangguan organ tubuh atau fisik,  malas dan apatis dalam menjalankan pekerjaan, kualitas kerja yang terus menurun hingga di bawah standar, dan  terhambatnya komunikasi personal baik dengan rekan sekerja maupun dengan manajer.

2. Penerapan Teori Motivasi
Dalam praktek manajemen sumberdaya manusia tentu saja upaya penerapan berbagai teori motivasi menjadi sangat penting. Setidaknya terdapat enam terori motivasi yang layak diterapkan dalam manajemen SDM di lingkungan perusahaan atau organisasi pada umumnya. Keenam teori tersebut ialah :
1.    Teori Kebutuhan (Abraham Maslow)
Setiap manusia yang terlahir di Planet Bumi senantiasa memiliki kebutuhan sampai akhir hayatnya, kebutuhan tersebut dapat dikelompokkan menjadi kebutuhan fisik, kebutuhan psikologis dan kebutuhan spiritual. Dalam konteks MSDM di perusahaan, sudah jelas bahwa setiap pegawai memiliki kebutuhan fisik, psikologis dan spiritual. Teoti kebutuhan menyebutkan bahwa kebutuhan itu sendiri  dapat diartikan sebagai daya, kekuatan, atau energi yang menghasilkan dorongan bagi setiap orang untuk melakukan tindakan atau kegiatan, tak lain supaya dapat memuaskan atau memenuhi kebutuhan tersebut.
Teori Maslow antara lain menyebutkan adanya hirarkhi (tingkatan) kebutuhan, di mana setiap tingkatan memberikan kekuatan dorongan yang berbeda dalam memberikan motivasi bagi setiap orang untuk melakukan tindakan. Adapun hirarkhi tersebut dimulai dari yang paling kuat sampai paling lemah : Kebutuhan fisik, kebutuhan rasa aman, kebutuhan cinta dan rasa memiliki, kebutuhan status atau kekuasaan, dan kebutuhan aktualisasi diri.
Kebutuhan fisik (physiological needs) antara lain meliputi makanan, minuman, tempat tinggal, kehangatan, tidur, dan sebagainya; Kebutuhan rasa aman (safety needs) meliputi perlindungan yang menyangkut keamanan, ketertiban, hukum, stabilitas dan terbebas dari rasa takut; Kebutuhan cinta dan rasa memiliki (love and belonging needs) meliputi  kebutuhan persahabatan, keintiman, kasih sayang dan cinta, serta hubungan romantis; Kebutuhan status atau kekuasaan (esteem needs) meliputi kebutuhan akan prestasi, kemerdekaan, dominasi, prestise, harga diri dan rasa hormat dari orang lain; Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization) meliputi kebutuhan untuk mengungkapkan poteni diri, pemenuhan diri, pertumbuhan pribadi dan pengalaman puncak.
Lantas, bagaimana penerapan Teori Kebutuhan Maslow dalam organisasi seperti perusahaan?
Salah satu asumsi Teori Kebutuhan Maslow menyatakan bahwa kebutuhan yang lebih rendah dapat memberikan dorongan yang paling kuat, sehingga harus dipenuhi terlebih dahulu. Kebutuhan fisik pegawai meliputi makanan atau bahan pangan pada umumnya, pakaian, perumahan, dan sebagainya. Dengan demikian kebanyakan pegawai termotivasi untuk bekerja, tak lain untuk memenuhi beragam kebutuhan fisik tersebut.
Motivasi kerja pegawai erat kaitannya dengan tingkat pemebuhan kebutuhan fisik mereka. Dengan kata lain jika kebutuhan fisik  tidak terpenuhi maka kualitas dan kuantitas kerja yang dihasilkan akan berada di bawah standar kerja yang ditetapkan perusahaan. Dalam hal ini Badan Pusat Statistik (BPS) menjelaskan bahwa KFM ialah  Kebutuhan fisik minimum (KFM) adalah kebutuhan minimum selama sebulan dari seorang pekerja yang diukur menurut jumlah kalori, protein, vitamin, dan bahan mineral lainnya yang diperlukan sesuai dengan tingkat kebutuhan minimum seorang pekerja dan syarat-syarat kesehatan. Alasannya KFM djadikan dasar penghitungan upah minimum, yang dalam perkembangannya digantikan dengan konsep Kebutuhan Hidup Minium (KHM) yang mengikusertakan kebutuhan makanan dan minuman, perumahan dan fasilitas, sandang, kesehatan dan estetika, serta aneka kebutuhan. Dengan demikian, langkah awal dalam memberikan motivasi kepada para pegawai ialah memberikan upah kerja di atas KHM yang ditetapkan.
Selain Teori Kebutuhan dari Abraham Maslow terdapat lima teori lainnya yang cukup populer, yaitu Teori Dua Faktor (Frederick Herzberg); Teori Prestasi (David McClelland); Teori Penguatan; Teori Harapan; dan Teori Tujuan Sebagai Motivasi. Dalam hal ini Teori Kebutuhan Maslow dan dua teori pertama yang disebut di atas berfokus pada “apa” yang mendorong manusia untuk melakukan suatu kegiatan. Ketiga teori tersebut lebih dikenal sebagai Teori Isi (Content Theories). Sedangkan tiga teori yang disebut terakhir, merupakan teori motivasi yang berfokus pada “bagaimana” mendorong manusia supaya mengambil tindakan atau berbuat sesuatu. Ketiga teori tersebut lebih dikenal sebagai “Teori Proses”.
Semua teori motivasi dapat diterapkan dalam manajemen perusahaan guna memberikan motivasi kepada semua pegawai pada semua tingkatan. Sebagai contoh, Teori Dua Faktor yang menyebutkan bahwa ada dua faktor yang dapat memberikan kepuasan dalam bekerja, yaitu : Faktor Motivator (faktor prestasi, penghagaan, tanggung jawab, promosi, dan factor pekerjaan itu sendiri). Faktor motivator berkorelasi dengan hirarkhi yang tinggi sampai tertinggi dari teori Maslow; dan Faktor Kebutuhan Kesehatan Lingkungan (upah atau gaji, hubungan antar pekerja, kondisi kerja, supervisi teknis, proses administrasi, kebijakan perusahaan, dan sebagainya). Penerapan dalam lingkungan perusahaan ialah bagaiman supaya kedua faktor itu bisa berjalan harmonis, sehingga seluruh pegawai menjadi selalu termotivasi.
Teori Tujuan sebagai Motivasi mengedepankan prinsip bahwa tujuan bersumber dari rencana strategik dan rencana operasional perusahaan, sehingga bersifat obyektif. Berbeda dengan Teori Harapan yang bersifat subyektif dan berbeda di antara individu.  Penerapan dalam manajemen SDM ialah bahwa tujuan unit kerja atau perusahaan merupakan focus utama dalam bekerja; Tujuan perusahaan menentukan tingkat intensitas pelaksanaan pekerjaan, sesuai dengan tingkat kesulitan dalam tahapam pekerjaan; Tujuan yang sulit dalam pencapaiannya dapat membangkitkan keuletan atau kegigihan pegawai dalam menjalankan pekerjaannya. Oleh sebab itu unit kerja yang dianggap paling sulit dalam pencapaian tujuan kerjanya perlu diberikan apresiasi yang lebih.
2.    Teori Herzberg
Faktor pemuas kerja
   1. Prestasi
   2. Penghargaan
   3. Pekerjaan kreatif dan menantang
   4. Tanggung jawab
   5. Kemajuan dan peningkatan
Faktor pemeliharaan kerja
   1. Kebijakan dan administrasi perusahaan
   2. Kualitas pengendalian teknik
   3. Kondisi kerja
   4. Hubungan kerja
   5. Status pekerjaan dan keamanan kerja
   6. Kehidupan pribadi
   7. Penggajian

Berbagai Teori Motivasi dapat diterapkan dalam lingkungan manajemen SDM di setiap perusahaan, tinggal bagaimana kemampuan para manajer SDM dalam meramu berbagai konsep atau strategi tersebut dalam taktik dan operasional perusahaan.

Daftar pustaka
(1)      Mangkuprawira, T. S. dan Aida V.H. 2007. Manajemen Mutu SDM. PT Ghalia Indonesia. Jakarta. 
(2)      Nawawi, H.,H. 2011, Manajemen Sumberdaya Manusia untuk Bisnis yang Kompetitif. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
(3)      Atep Afia Hidayat. 2014. Modul Perancangan dan Perilaku Organisasi ; Motivasi Kerja. Universitas Mercubuana. Jakarta .



4 comments:

  1. @A09-ROMARIA

    Point : 3

    Menurut saya artikel anda sudah sangat bagus dari segi isi dan mind mipping.
    Ditingkatkan lagi ya.

    Good luck

    ReplyDelete
  2. Isi artikel sudah sangat membantu penjelasan tentang motivasi kerja. Mind mappnya juga sudah bagus. Ditingkatkan lagi.

    Point:3

    ReplyDelete
  3. DISKON TOGEL ONLINE TERBESAR
    BONUS CASHBACK SLOT GAMES 5%
    BONUS ROLLINGAN LIVE CASINO 0,8% (NO LIMIT)
    BONUS CASHBACK SPORTSBOOK 5%
    Bonus di Bagikan Setiap Hari Kamis pukul 11.00 wib s/d selesai
    Syarat dan Ketentuan Berlaku ya bosku :)
    BURUAN DAFTAR!
    dewa-lotto.biz
    UNTUK INFORMASI SELANJUTNYA BISA HUB KAMI DI :
    WHATSAPP : (+855 88 876 5575 ) 24 JAM ONLINE BOSKU ^-^

    ReplyDelete
  4. DISKON TOGEL ONLINE TERBESAR
    BONUS CASHBACK SLOT GAMES 5%
    BONUS ROLLINGAN LIVE CASINO 0,8% (NO LIMIT)
    BONUS CASHBACK SPORTSBOOK 5%
    Bonus di Bagikan Setiap Hari Kamis pukul 11.00 wib s/d selesai
    Syarat dan Ketentuan Berlaku ya bosku :)
    BURUAN DAFTAR!
    dewa-lotto.biz
    UNTUK INFORMASI SELANJUTNYA BISA HUB KAMI DI :
    WHATSAPP : (+855 88 876 5575 ) 24 JAM ONLINE BOSKU ^-^

    ReplyDelete

Note: Only a member of this blog may post a comment.