Wednesday, December 23, 2015

Talent War Era

Talent is your vehicle, Passion is your fuel and potential is your destination – Terry Mante.
Saat ini adalah era perang talenta. Peperangan mungkin terlihat di tingkat pasar, tetapi pasar bukan temapt persaingan yang sesungguhnya.
Peperangan di tingkat konsumen terjadi karena adanya persepsi perbedaan produk dan layanan. Produk dan layanan antar perusahaan seolah-olah menunjukkan persaingan, tetapi produk dan layanan adalah hasil dari perbedaan kualitas proses antar perusahaan, sehingga persaingan di level yang lebih dalam terjadi di level proses. Tetapi proses apapun, baik manufaktur maupun jasa, dikerjakan manusia. Manusialah yang menentukan kualitas proses, menentukan kualitas produk dan layanan, menentukan persepsi kualitas di mata konsumen, dan menentukan pangsa pasar.

Karena itu, bila kita ingin kembali ke fondasi bersaing sesungguhnya, pembenahan pertama-tama haruslah pada aspek manusia dalam perusahaan. Peperangan bukan di tingkat pasar. Peperangan bukan pula di level produk. Peperangan bukan di level proses. Peperangan bukan di level aplikasi teknologi. Peperangan ada di level talenta. Persaingan sesungguhnya antar organisasi bukan di pasar (not in the markeet), tetapi di dalam kepala. Persaingan bukan pada produk, tetapi pada cara berfikir.


Melihat pentingnya suatu talenta saat ini untuk bagaimana suatu perusahaan bersaing, penting bagi setiap pekerja atau profesional menganalisa tempat bekerja mereka masing-masing. Sudahkah manajemen talenta yang baik dilakukan atau perusahaan tempat kita bekerja sedang mengalami krisis talenta, yang memiliki beberapa ciri – ciri sebagai berikut :
1. Begitu banyak posisi penting harus diisi dalam perusahaan, tetapi begitu sulit mencari orang untuk mengisinya.
2. Talenta terbaik dapat berpindah sesuka hati dari satu perusahaan ke perusahaan lain dan tetap mendapatkan pujian, penghargaan, sikap dan perlakuan positif dari industri.
3. Frekuensi kepindahan talenta terbaik di satu industri dapat terjadi dalam kurun waktu dibawah satu atau dua tahun.
Beberapa ciri-ciri krisis talenta di atas, khususnya poin nomor 1 menjadi salah satu kesulitan yang dihadapi tempat saya bekerja saat ini. Kesenjangan susksesi pemimpin yang terjadi menyebabkan banyaknya karyawan yang sudah memasuki masa pensiun kembali diperpanjang masa kerjanya. Kesenjangan suksesi pemimpin menghambat ekspansi organisai, menghalangi gerak maju, serta menurunkan daya saing dan keunggulan kompetitif terus-menerus. Kesenjangan suksesi pemimpin hanyalah dampak dari tiadanya program pengembangan kepemimpinan dalam organisasi.
Daftar Pustaka :
1. Henry Situmorang, 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia, STIE YKPN, Yogyakarta.

2. Darmin Ahmad Pella & Afifah Inayanti, 2011, Talent Management, PT. Gramedia

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.