Oliver Gideon Parsaoran (gideonparsaoran@gmail.com)
1.1. Konsep Perencanaan
Perencanaan adalah salah satu fungsi manajemen yang paling utama. Perencanaan merupakan cetak biru untuk pencapaian tujuan yang memuat pengalokasian sumber daya yang dibutuhkan, jadwal, tugas – tugas dan pekerjaan – pekerjaan yang harus dilaksanakan terkait dengan pencapaian tujuan tersebut.
Rencana bila diibaratkan, seperti jembatan penghubung antara sekarang dengan yang akan datang atau masa depan. Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.1.2. Merumuskan Tujuan Untuk Sebuah Rencana
Sebelum sebuah rencana kerja dapat disusun, hal yang pertama yang harus dirumuskan adalah target – target apa yang hendak dicapai. Target – target tersebut dapat dirunut dari visi dan misi yang dirumuskan oleh organisasi. Melalui Misi Organisasi kita dapat mengetahui untuk tujuan apa organisasi itu didirikan dan mengapa organisasi itu ada. Misi merupakan dasar bagi tujuan dan garis besar perencanaan dalam keseluruhan organisasi. Oleh karenanya dalam menyusun sebuah perencanaan yang efektif, seorang manajer harus memastikan bahwa kebijakan – kebijakan internal, peran-peran organisasional, kinerja, struktur organisasi, produk yang dihasilkan, dan keseluruhan operasional organisasi tetap sejalan dengan misi organisasi. Agar tujuan yang disusun dalam sebuah perencanaan bisa menjadi efektif, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :
· Rumusan tujuan harus jelas dan spesifik dan sebisa mungkin menggunakan kalimat kuantitatif agar mudah mengukurnya
· Tujuan tersebut harus mencakup hasil sektor-sektor kunci. Karena tujuan atau sasaran tidak mungkin disusun berdasarkan hasil kerja orang-per-orang, maka sasaran tersebut dibuat berdasarkan hasil dari kontribusi persektor/perbagian.
· Tujuan harus mampu memberikan tantangan untuk mencapainya, namun bukan berarti harus sangat sulit untuk dicapai.
· Tujuan harus memiliki tenggat waktu yang jelas untuk mencapainya
· Tujuan mestinya dikaitkan juga dengan penghargaan bagi yang mencapainya.
Dalam kehidupan manusia, terutama dalam
sebuah organisasi, rencana itu sangat dibutuhkan dan pasti setiap orang memiliki
rencana dalam kapasitas besar maupun kecil, dalam jangka waktu yang panjang, maupun
jangka waktu dekat. Namun sebenarnya, perencanaan pun dilakukan dikarenakan memiliki
tujuan, yaitu :
a) Memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun karyawan nonmanajerial. Dengan rencana, karyawan dapat mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi
b) Mengurangi ketidakpastian. Ketika seorang manajer membuat rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan, memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan menyusun rencana untuk menghadapinya.
c) Meminimalisir pemborosan. Dengan kerja yang terarah dan terencana, karyawan dapat bekerja lebih efesien dan mengurangi pemborosan.
d) Menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam fungsi selanjutnya, yaitu proses pengontrolan dan pengevalusasian. Proses pengevaluasian atau evaluating adalah proses membandingkan rencana dengan kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana, manajer tidak akan dapat menilai kinerja perusahaan.
Perencanaan pun dapat memberikan manfaat yang sangat
besar dalam pencapaian tujuan, yang di antaranya adalah :
a) Memberikan arah tindakan pada organisasi. Tanpa rencana yang memiliki tujuan sebuah organisasi tidak akan sampai kemanapun.
b) Memfokuskan perhatian pada sasaran – sasaran dan hasil – hasil yang hendak dicapai. Rencana membantu baik manajer dan maupun karyawan untuk memusatkan perhatian mereka pada sebuah gambaran besar yang disebut rencana.
c) Menetapkan dasar bagi kerjasama tim. Sebuah rencana mengintegrasikan berbagai bagian/unit dalam organisasi untuk mencapai tujuan yang sama.
d) Membantu mengantisipasi permasalahan dengan memperhitungkan situasi dan perubahan lingkungan yang akan terjadi
e) Rencana juga memberikan arahan dalam pembuatan keputusan. Keputusan selalu berorientasi ke masa depan, jika manajemen tidak memiliki rencana untuk masa depan maka keputusan keputusan yang dibuatpun hanya sedikit yang dapat berorientasi ke masa depan.
f) Merupakan prasyarat bagi terlaksananya fungsi-fungsi manajemen yang lain. Melalui perencanaan, manajemen akan mengetahui pengorganisasian apa yang harus ditangani, karyawan apa dan bagaimana yang dibutuhkan, bagaimana memimpin, memotivasi karyawan, dst.
1.3. Lingkup & Jenis Perencanaan
Perencanaan sebagai salah satu fungsi pokok manajemen pasti dilakukan
oleh manajer pada semua tingkatan, meski skala atau lingkup rencananya berbeda
sesuai dengan level manajerialnya. Kendati menyusun rencana yang sifat dan
lingkupnya berbeda, setiap manajer harus mengkoordinasikan rencananya dengan
rencana yang bersifat lebih luas agar tidak terjadi kontradiksi penetapan
tujuan antar unit kerja dan antar bagian yang lebih tinggi. Memilahkan lingkup
rencana tersebut adalah untuk membentuk sebuah mata rantai Sarana – Tujuan yang menghubungkan
antara aktifitas organisasi sehari – hari dengan pencapaian tujuan secara keseluruhan. Mata rantai Sarana – Tujuan tersebut dibentuk dalam
level perencanaan adalah sbb :
· Rencana Strategis yang merupakan perencanaan jangka panjang yang bersifat umum dan di dalamnya mencakup pengembangan misi organisasi, serta tujuan – tujuan pokok yang akan dicapai organisasi secara keseluruhan. Top Level Manajer adalah yang bertanggung-jawab dan berkepentingan dengan perencanaan ini.
· Rencana Taktis merupakan rencana yang menjabarkan Rencana Strategik menjadi rencana dengan target-target spesifik yang harus dicapai oleh setiap divisi. Oleh karenanya memuat tentang apa yang harus dilakukan, bagaimana cara melakukannya dan siapa yang bertanggung jawab pada setiap divisinya. Yang bertanggung jawab untuk mengidentifikasikan tindakan-tindakan taktis spesifik yang harus disusun dalam Rencana taktis ini adalah Manajer tingkat menengah yang membawahi divisi-divisi spesifik.
· Rencana Operasional merupakan rencana jangka pendek atau rencana tahunan yang merupakan jabaran lebih rinci dari Rencana Strategik per-unit kerja. Rencana Operasional adalah blueprint rencana tindakan sesungguhnya dari setiap unit kerja dalam satu tahun kerja, oleh karenanya juga disebut sebagai Rencana Sekali Pakai (Single-use Plans) . Di dalam rencana operasional tercakup aktifitas apa yang harus dilakukan, jadwal kerja, penanggungjawab, dll. Anggaran penerimaan dan belanja organisasi juga termasuk dalam katagori ini
· Rencana Kontijensi. Rencana ini adalah rencana yang dikembangkan sebagai antisipasi jika rencana semula yang telah dibuat ternyata gagal mencapai tujuan atau bahkan tidak dapat dilaksanakan kerena berbagai sebab. Organisasi-organisasi besar biasanya memiliki rencana kontinjensi, karena bagaimanapun telitinya seorang manajer dalam mempertimbangkan berbagai aspek dalam perencanaannya, situasi lingkungan bisa berubah.
· Contuinuining or Ongoing Plans, adalah bentuk rencana yang dibuat untuk kepentingan beberapa tahun dengan kemungkinan revisi atau pembaruan secara periodik. Yang termasuk Ongoing Plans ini adalah :
Ø Kebijakan, yang merupakan arahan umum yang harus diikuti oleh para manajer manakala menangani masalah yang
berkaitan dengan wilayah-wilayah penting dalam pembuatan keputusan (misalnya
kebijakan kepegawaian dan pengelolaan sumberdaya manusia, kebijakan kenaikan
upah/gaji, dlsb)
Ø Prosedur, yakni petunjuk langkah demi langkah yang menjelaskan bagaimana
suatu aktifitas harus dilakukan.
Prosedur memberikan standarisasi penanganan untuk aktivitas-aktivitas
yang dilakukan secara berulang (misalnya tentang prosedur penilaian kerja,
prosedur pembuatan laporan keuangan, prosedur pemesanan barang, dll).
Ø Aturan, yakni pernyataan yang secara explicit memberikan batasan pada
karyawan tantang apa yang boleh atau tidak boleh mereka lakukan saat bekerja
(misalnya larangan absen atau bahkan datang terlambat ke tempat kerja, dll,
aturan-aturan yang secara explicit juga dicantumkan pada saat calon karyawan
menandatangani kontrak kerja, dll).
1.4. Kendala Dalam Membuat Perencanaan
:
Agar rencana yang telah dibuat dapat terlaksana dengan efektif, manajer
harus mampu mengidentifikasikan beberapa kendala potensial dalam perencanaan
dan berusaha mengatasinya. Biasanya kendala – kendala yang terjadi adalah :
· Ketidakmampuan membuat Rencana atau Rencana yang tidak cukup baik. Tentu saja tidak semua manajer otomatis memiliki kemampuan membuat perencanaan. Faktor penyebabnya adalah kurangnya pengalaman, pendidikan atau bahkan karena diajari atau tidak memiliki pengetahuan tentang bagaimana membuat rencana yang benar.
· Kurangnya Komitmen dalam proses pembuatan rencana. Mengembangkan sebuah rencana adalah pekerjaan yang membutuhkan pemikiran yang cukup banyak dan menyita waktu. Kebanyakan manajer beralasan mereka tidak cukup punya waktu untuk mengikuti proses pembuatan rencana yang cukup panjang, atau bahkan mereka tidak membuat rencana yang memadai karena sebenarnya mereka takut gagal tidak mencapai yang mereka targetkan dalam rencana tersebut.
· Lemahnya informasi. Karena yang menjadi dasar dari sebuah rencana adalah informasi, maka bagaimanapun canggihnya seorang manajer dalam teknik pembuatan rencana, namun apabila informasi yang digunakan dalam penyusunan rencana tersebut kurang memadai (informasi kurang akurat, kurang lengkap, basi), maka rencana tersebut juga akan kurang bermutu atau bahkan rencana yang gagal.
· Terlalu berfokus pada masa kini. Kegagalan mempertimbangkan efek jangka panjang sebuah rencana karena terlalu menekankan pada penanganan persoalan-persoalan jangka pendek, justru dapat menyebabkan kegagalan organisasi mempersiapkan masadepan. Seorang manajer seharusnya memiliki gambaran besar dalam benaknya tentang masa depan dan sasaran-sasaran jangka panjang yang ingin diraih saat menyusun sebuah rencana.
· Terlalu mengandalkan diri pada unit/Bagian Perencanaan. Banyak organisasi/perusahaan yang memiliki bagian perencanaan atau bagian perencanaan dan pengembangan tersendiri. Bagian ini yang melakukan penelitian, studi, membangun model, percobaan, dll, tapi sesungguhnya tidak mengembangkan perencanaan itu sendiri. Hasil dari bagian ini hanyalah merupakan alat bantu yang dapat dimanfaatkan oleh manajer dalam membuat rencana, apalagi menyusun sebuah rencana organisasi tetaplah tanggung-jawab manajer.
· Memusatkan perhatian pada faktor-faktor yang dapat dikuasainya. Kebanyakan manajer hanya berkonsentrasi pada hal-hal yang paling dikuasai dan menghindarkan diri hal yang kurang dikuasasi karena khawatir dianggap kurang mampu. Misalnya memusatkan perhatian pada pembuatan gagasan-gagasan dan ide-ide baru, namun mengabaikan bagaimana cara menjadikan gagasan/ide tersebut teraplikasikan karena kurang menguasai operasional organisasinya.
II. Strategi
2.1. Konsep Strategis
Strategi merupakan suatu kegiatan
komprehensif yang menentukan petunjuk dan pengarahan yang kritis terhadap
pengalokasian sumber daya untuk mencapai sasaran jangka panjang organisasi.
Beberapa strategi organisasi diharapkan dapat menghadapi lingkungan yang
kompetitif. Di sini manajer merencanakan buaran kekuatan dan kelemahan
organisasi dengan kesempatan dan ancaman di lingkungannya. Strategi dirumuskan dalam dua perspektif berbeda, yang
pertama strategi adalah program yang luas untuk mendefinisikan dan mencapai
tujuan organisasi dan melaksanakan misinya. Pengertian ini lebih
mengarahkan pada peranan aktif organisasi untuk melaksanakan program sebagai
strategi organisasi menghadapi perubahan lingkungan. Strategi ini dikenal
sebagai perencanaan strategi. Perspektif kedua strategi adalah pola tanggapan
organisasi yang dilakukan terhadap lingkungan sepanjang waktu. Pengertian ini
lebih mengarahkan organisasi untuk bersikap pasif, yang artinya para manajer
akan menganggapi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan hanya jika mereka
merasa perlu untuk melakukannya. Strategi ini dikenal sebagai strategi adaptif.
2.2. Tingkat Strategi Dalam Organisasi
Strategi seharusnya dapat mendukung
pencapaian misi dan tujuan organisasi. Dalam pelaksanaannya mereka harus
mengaplikasikannya pada berbagai tingkatan dalam organisasi dan memilih variasi
strategi dengan baik. Berikut ini tiga tingkatan strategi yang dapat ditemukan
dalam organisasi :
1) Strategi Korporasi
Strategi korporasi
dirumuskan oleh manajemen puncak untuk mengendalikan kepentingan dan operasi
perusahaan yang memiliki lebih dari satu lini usaha. Pertanyaan strategi yang
dirumuskan adalah “bisnis apa yang akan kita tekuni ?” dan “bagaimana sumber
daya akan dialokasikan diantara jenis-jenis usaha ?”. Tujuan strategi korporasi
mengarahkan pengalikasian sumber daya untuk perusahaan secara total. Keputusan
strategi berhubungan dengan penggunaan sumber daya untuk melakukan akuisisi,
pengembangan bisnis baru, kemitraan, operasi global atau pelepasan.
2) Strategi unit bisnis
Strategi unit menyangkut
kepentingan dan operasi bisnis unit tertentu. Strategi menjawab pertanyaan
seperti “Bagaimana usa ini klan bersaing ?” “Produk apa yang akan ditawarkan?”
“Pelanggan mana yang akan dilayani ?”. Secara khusus keputusan strategi unit
bisnis meliputi pemilihan bauran produk, fasilitas lokasi atau teknologi baru
dan sebagainya. Strategi ini berupaya menentukan pendekatan apa yang sebaiknya
diambil unit bisnis itu untuk pasarnya dan bagaimana seebaiknya bisnis
dilakukan dengan sumber daya dan kondisi pasarnya.
3) Strategi tingkat fungsional
Strategi tingkat
fungsional mengarahkan kegiatan dalam bidang fungsional (keuangan, pemasaran,
penelitian dan pengembangan, SDM, produksi) untuk beroperasi yang mendukung
setiap unit bisnis.
2.3. Tipe – tipe Strategi
Ada empat tipe strategi yang dapat digunakan pada
berbagai tingkatan perusahaan dan bisnis yaitu :
1) Strategi Pertumbuhan
Strategi ini berusaha
meningkatkan ukuran perusahaan dan ekspansi operasi perusahaan. Strategi ini
sangat dikenal karena hampir semua industri atau perusahaan yang menginginkan
adanya pertumbuhan dalam kehidupan usahanya dalam jangka panjang. Pertumbuhan usaha
dapat terjadi dengan beberapa cara seperti :
·
Berkembang secara internal melalui konsentrasi,
yaitu menggunakan kekuatan yang ada untuk memperbaharui dan meningkatkan
produktifitas, tanpa menanggung resiko yang besar. (pengembangan pasar,
pengembangan produk dan inovasi).
·
Diversifikasi, melakukan akuisisi bisnis baru yang
berhubungan atau tidak dengan bisnisnya atau melakukan investasi spekulasi yang
baru.(integrasi vertical, integrasi horizontal, diversifikasi konglomerat dan
kemitraan).
2) Strategi Pengurangan
Dapat disebut sebagai
strategi pertahanan, dengan mengurangi skala operasi untuk kepentingan
efisiensi dan meningkatkan kinerja. Strategi pertahanana dapat dilakukan dengan
cara seperti :
·
Kembali pada bisnis inti dengan menjual unit bisnis
lain yang tidak berhubungan dengan bisnis intinya pada awal program
diversifikasi.
· Menurunkan ukuran dengan mengurangi biaya dan
restrukturisasi untuk mengembangkan operasi yang efisien.
·
Pelepasan dengan menjual bagian organisasi untuk
memotong biaya.
·
Likuidasi, menutup operasi dengan menjual asset
operasi yang sudah bangkrut.
3) Strategi Stabilitas
Strategi dengan tetap
menjalankan kegiatan pada saat ini dengan mengurangi tekanan untuk pertumbuhan
dan tanpa komitmen pada beberapa perubahan operasi utama. Strategi untuk
organisasi yang dapat melakukan kegiatan dengan sangat baik dalam menghadapi
lingkungan, resiko rendah yang dapat dihadapi dan melakukan konsolidasi yang
diperlukan dengan strategi-strategi yang terlibat.
4) Strategi Kombinasi
Dalam waktu yang sama
melakukan kombinasi dari beberapa strategi, untuk menghadapi perubahan
lingkungan yang dinamis dengan tingkat persaingan tinggi, dimana kondisi
perusahaan beroperasi secara kompleks.
DAFTAR PUSTAKA
Danang Sunyoto. 2012. Dasar-dasar manajemen pemasaran. Cetakan Pertama. Yogyakarta : CAPS.
Danang Sunyoto. 2014. Konsep Dasar Riset Pemasaran & Perilaku Konsumen. Yogyakarta : CAPS.
Danang Sunyoto. 2015. Perilaku Konsumen dan Pemasaran. Yogyakarta : CAPS. Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Penerbit Andi, Yogyakarta : 1997.
Malayu Hasibuan.
(2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Mauled Mulyono.
(1993). Penerapan Produktivitas Dalam Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Moekijat. (1989).
Manajemen Kepegawaian. Bandung: Mandar Maju.
Payaman Simanjuntak. (2001). Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia.
Ravianto. 2003.
Produktivitas dan Manusia Indonesia. Jakarta: Lembaga Sarana Informasi Usaha
dan Produktivitas.
Rusdiana, D. 2012.
Pengaruh Penerapan Gugus Kendali Mutu dan Budaya Kerja Terhadap Produktivitas
Kerja Karyawan (Studi Kasus: Departemen Produksi, Rumah Potong Ayam PT Sierad
Produce, Tbk - Bogor). Jurnal Penelitian. Vol. 2 No. 5. Hal. 1-25.
Sedarmayanti. (2009).
Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju.
Soeprihanto, John.
2003. Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan. Yogyakara: Universitas
Gadjah Mada.
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete33_rajib
ReplyDeleteArtikel dan cara penulisan anda sudah sangat baik tetapi ada yang kurang menarik yaitu mindmappnya,untuk kedepannya anda bisa memperbaikinya.agar pembaca bisa tertarik untuk membaca artikel tersebut. saya menilai artikel ini 79
terimakasih
29_Dymas
ReplyDeleteMenurut saya artikel ini sudah cukup baik materi yang diberikan pun sudah cukup baik, penjelasan yang di berikan cukup lengkap mudah untuk dipahami dari penulisan maupun mind map.
Nilai: 80
19_Gimawati
ReplyDeletePenulisan : isi dan daftar pustaka ok, mindmap kurang menarik
Review : Perencanaan adalah salah satu fungsi manajemen yang paling utama. Perencanaan merupakan cetak biru untuk pencapaian tujuan yang memuat pengalokasian sumber daya yang dibutuhkan, jadwal, tugas- tugas dan pekerjaan -pekerjaan yang harus dilaksanakan terkait dengan pencapaian tujuan tersebut.
Nilai : 82
44_Wida
ReplyDeletePenulisan : untuk isi dan daftar pustaka sudah sangat baik. Akan tetapi mindmap masih kurang menarik.
Review : Perencanaan adalah salah satu fungsi manajemen yang paling utama. Perencanaan merupakan cetak biru untuk pencapaian tujuan yang memuat pengalokasian sumber daya yang dibutuhkan, jadwal, tugas–tugas dan pekerjaan–pekerjaan yang harus dilaksanakan terkait dengan pencapaian tujuan tersebut. Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi.
Nilai : 78
Struktur penulisan cukup baik, mind map kurang menarik, abstrak tidak disertakan
ReplyDelete09_Felix