Friday, June 11, 2021

Pengambilan Keputusan

 

Muhammad Fikri Aditya (fikriaaditya@gmail.com)


Pengambilan Keputusan

 

Pengertian Pengambilan Keputusan Secara Umum

Keputusan merupakan hasil pemecahan dalam suatu masalah yang harus dihadapi dengan tegas. Dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan pengambilan keputusan (Decision Making) didefinisikan sebagai pemilihan keputusan atau kebijakan yang didasarkan atas kriteria tertentu. Proses ini meliputi dua alternatif atau lebih karena seandainya hanya terdapat satu alternatif tidak akan ada satu keputusan yang akan diambil. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final.

Seperti kebanyakan aspek teori organisasi modern, analisis awal pengambilan keputusan dapat ditelusuri pada Chester Barnard. Dalam The Functions of the Exec Barnard memberikan analisis komprehensif mengenai pengambilan keputusan clan menyat "Proses keputusan ... merupakan teknik untuk mempersempit pilihan."

Pengertian Pengambilan Keputusan Menurut Ahli

1.     Ralp C. Davis, Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas.

2.     Mary Follet, Keputusan adalah suatu atau sebagai hukum situasi.

3.     James A.F. Stroner, Keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif.

4.     Prajudi Atmosudirjo, Keputusan adalah suatu pengakhiran daripada proses tentang permasalahan atau problema untuk menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat guna mengatasi masalah tersebut, dengan menjatuhkan pilihan pada alternatif.

5.     R. Terry, Keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.

6.     Claude S. George, Keputusan adalah suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.

7.     Siagian, Keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.

Tujuan Pengambilan Keputusan

1.     Tujuan yang bersifat tunggal, terjadi apabila keputusan yang dihasilkan hanya menyangkut satu masalah artinya bahwa sekali diputuskan tidak ada kaitannya dengan masalah lain.

2.     Tujuan yang bersifat ganda, terjadi apabila keputusan yang dihasilkan itu menyangkut lebih dari satu masalah, artinnya bahwa satu keputusan yang diambil itu sekaligus memecahkan dua masalah (atau lebih), yang bersifat kontradiktif atau yang bersifat tidak kontradiktif.

Konklusi yang diperoleh mengenai pengambilan keputusan adalah: tujuan pengambilan keputusan itu bersifat tunggal, dalam arti bahwa sekali diputuskan, tidak akan ada kaitannya dengan masalah lain, kemungkinan kedua adalah tujuan pengambilan keputusan dapat juga bersifat ganda (multiple objective) dalam arti bahwa satu keputusan yang diambilanya itu sekaligus memecahkan dua masalah atau lebih yang sifatnya kontradiktif.

Dasar Pengambilan Keputusan

1.     Intuisi, Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan.

2.     Pengalaman, Memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan pemecahan masalah.

3.     Fakta, Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu memang merupakan keputusan yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan informasi yang cukup itu sangat sulit.

4.     Wewenang, keputusan yang berdasarkan wewenang semata maka akan menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktkik dictatorial.

5.     Rasional, keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah-masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan rasional dapat diukut apalagi kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang diakui.

Faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pengambilan Keputusan

1.     Posisi atau kedudukan. Pengambilan keputusan juga sangat dipengaruhi oleh posisi kedudukan seseorang dalam suatu perusahaan atau lembaga. Orang-orang pemegang jabatan penting tentu akan lebih memiliki hak dalam pengambilan keputusan dan keputusan tersebut harus diikuti semua pihak. Semakin tinggi kedudukan seseorang maka pengaruhnya semakin besar dalam pengambilan suatu keputusan yang terjadi.

2.     Masalah. Masalah yang muncul merupakan hambatan yang terjadi dan berpengaruh pada hal-hal penting sehingga tujuan jadi tertunda. Keberadaan masalah menjadi hal yang menyimpang dan tidak sesuai pada apa yang sudah direncanakan, diharapkan namun tak berjalan semestinya. Hal inilah yang berpengaruh pada suatu keputusan yang sebelumnya harus menganalisa masalah terlebih dahulu. Permasalahan biasanya tidak terdeteksi segera, namun bisa diatasi dengan melakukan analisa. 

3.     Situasi. Pengambilan keputusan juga dipengaruhi karena adanya situasi tertentu yang terjadi disekitar. Hal ini lebih dominan terlihat seperti apa suasana kantor pada saat itu, bagaimana kondisi perusahaan dan faktor lainnya. Situasi perusahaan yang sedang menurun kualitasnya tentu akan berpengaruh besar dalam pengambilan keputusan.

4.     Kedudukan. Dalam kerangka pengambilan keputusan, posisi/kedudukan seseorang dapat dilihat dalam hal berikut. Letak posisi; dalam hal ini apakah is sebagai pembuat keputusan (decision maker), penentu keputusan (decision taker) ataukah staf (staffer). Tingkatan posisi; dalam hal ini apakah sebagai strategi, policy, peraturan, organisasional, operasional, teknis.

5.     Tujuan. Tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan perorangan, tujuan unit (kesatuan), tujuan organisasi, maupun tujuan usaha, pada umumnya telah tertentu/ telah ditentukan. Tujuan yang ditentukan dalam pengambilan keputusan merupakan tujuan antara atau objective,

6.     Keadaan intern organisasi. Keadaan intern organisasi bersangkut paut dengan apa yang ada di dalam organisasi tersebut.  Keadaan intern organisasi antara lain meliputi dana yang tersedia, keadaan sumber daya manusia, kemampuan karyawan, kelengkapan dari peralatan organisasi, struktur organisasi.

7.     Keadaan ekstern organisasi. Keadaan ekstern organisasi bersangkut paint dengan apa yang ada di luar organisasi tersebut. Keadaan ekstern organisasi antara lain meliputi keadaan ekonoriki, sosial, politik, hukum, budaya, dan sebagainya. Keputusan yang diambil harus memperhatikan situasi ekonomi, jika keputusan tersebut ada sangkut pautnya dengan ekonomi. Keputusan yang diambil tidak boleh bertentangan dengan norma-norma, undang-undang, hukum yang berlaku dan peraturan-peraturan.

8.     Tersedianya informasi yang diperlukan. Dalam pengambilan keputusan, informasi yang diperJukan haruslah lengkap dan memiliki sifat-sifat tertentu, sehingga keputusan yang dihasilkan dapatlah berkualitas dan baik.

9.     Kepribadian dan kecakapan pengambil keputusan. Kepribadian dan kecakapan dari pengambil keputusan meliputi: penilaiannya, kebutuhannya, intelegensinya, keterampilannya, kapasitasnya, dan sebagainya. Nilai-nilai kepribadian dan kecakapan ini turut juga mewarnai tepat­ tidaknya keputusan yang diambil. Jika pengambil keputusan memiliki kepribadian dan kecakapan yang kurang, maka keputusan yang diambil juga akan kurang, demikian pula sebaliknya.

Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan keputusan

1.     Internal organisasi seperti ketersediaan dana, SDM, kelengkapan peralatan, teknologi, dan sebagainya. Biasanya faktor ini berada di dalam suatu organisasi itu sendiri untuk terciptanya suatu keputusan dalam organisasi.

2.     Eksternal organisasi seperti keadaan sosial politik, ekonomi, hukum, dan sebagainya. Faktor ini berasal dari luar yang terkait dalam organisasi.

3.     Ketersediaan informasi yang diperlukan. Seberapa banyaknya informasi yang ada atau seberapa lengkap dan akuratnya informasi yang didapatkan untuk menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang tepat.

4.     Kepribadiaan dan kecakapan pengambil keputusan. Dalam faktor ini dibutuhkan kebijaksanaan dan ketegasan dalam mengambil keputusan dengan tidak bersifat merugikan.

Faktor lain yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dalam organisasi adalah:

1.     Adanya pengaruh tekanan dari luar. Adanya pengaruh tekanan dari luar merupakan suatu proses yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan, dikarenakan proses cepat atau lambatnya pembuat keputusan tergantung dari banyaknya tekanan diterima. Kadang pembuat keputusan ragu-ragu dalam menentukan, namun adanya pengaruh tekanan dari luar dapat mempercepat keputusan yang diambil. Hal ini dikarenakan tidak adanya ketegasan dari pemimpin organisasi dalam penyelesaian masalah. Sehingga kepribadian yang baik diperlukan untuk menangani suatu tekanan yang datang khususnya dari luar organisasi.

2.     Adanya pengaruh kebiasaan lama atau sifat-sifat pribadi. Faktor sifat yang baik maupun tidak baik yang ada dalam diri seorang pembuat keputusan, merupakan hal yang dapat mempengaruhi keputusannya tersebut . Dalam hal ini seorang pembuat keputusan akan terbiasa dengan sifat pribadinya. Hal ini dapat dilihat dari sisi kepribadian seorang pemimpin, bagaimana dia mengambil sebuah keputusan dalam mengahadapi masalah. Tentunya seorang oemimpin organisasi harus bijaksana dalam bersikap ketika ada masalah dan mengambil keputusan. Akan menjadi baik jika seseorang membuat keputusan dengan melihat situasi sekitar tidak hanya berdasarkan kebijakan pribadi saja supaya dapat menguntungkan pihak-pihak lain.

3.     Pengaruh dari kelompok lain. Kelompok lain juga dapat mempengaruhi suatu keputusan dikarenakan kelompok atau organisasi tersebut mempunyai keputusan yang dapat dipertimbangkan oleh pemimpin organisasi lain dalam menyikapi masalah dan pengaruh kelompok lain ini juga dapat menjatuhkan organisasi serta mementingkan kepentingan kelompok tersebut. Hal ini bahkan dapat menimbulkan suatu perpecahan dalam organisasi diantara para anggotanya. Untuk menghindarinya maka dibutuhkan solidaritas yang kuat antara para anggota serta menanamkan prinsip-prinsip yang dimiliki organisasi dalam setiap pengambilan keputusan.

4.     Faktor pengalaman. Faktor pengalaman seorang pembuat keputusan adalah hal yang sangat penting, karena banyaknya pengalaman orang tersebut maka ia akan berani dalam menentukan keputusan. Hal ini juga berkaitan terhadap keahlian yang dimiliki oleh pemimpin atau anggota karena pengalaman yang pernah dialaminya.  Pengalaman juga dapat dijadikan suatu pelajaran dalam mengambil keputusan yang tepat bagi organisasi.

Pemahaman mengenai keputusan individual dan kelompok

Pengambilan keputusan oleh individu memiliki kelebihan dalam hal kecepatan. Artinya pengambilan keputusan dapat dilakukan secara relatif lebih cepat tidak perlu menunggu persetujuan dari orang lain. Pengambilan keputusan oleh individu dalam prosesnya tidak melalui pertentangan pendapat, dan bila keputusan diambil oleh indiviu yang memiliki kemampuan tinggi dan pengalaman yang luas, maka keputusan yang diambil cenderung tepat. pengambilan keputusan oleh individu memiliki kekurangan salah satunya adalah bila individu yang mengambil keputusan memiliki kemampuan yang rendah dan pengalaman yang kurang, maka keputuan cenderung tidak tepat. Bagaimanapun, perlu diingat bahwa setinggi-tinggi kemampuan seseorang tentu terselip batas-batas kekurangan sebagai manusia.

Pengambilan keputusan berkelompok dapat menjadi sarana pemberian kesempatan pada setiap anggota organisasi untuk berpendapat, melatih disilin kelompok melalui tekanan masyarakat untuk berkeputusan, serta memupuk kerjasama kelompok dalam memecahkan masalah. Pengambilan keputusan kelompok juga dapat membatasi keinginan individu. dengan demikian inividu menjadi termanipulasi oleh kelompok. Selebihnya pada pengambilan keputusan kelompok membuat pimpinan kurang leluasa mengemukakan ide dan kurang leluasa mengemukakan ide dan kurang mendapat kesempatan untuk memperoleh dan mengakomodasi saran dari para konsultan.

Fungsi pengambilan keputusan individual atau kelompok baik secara institusional ataupun organisasional yang memiliki sifat futuristiK. Tujuan pengambilan keputusan tujuan yang bersifat tunggal (hanya satu masalah dan tidak berkaitan dengan masalah lain) tujuan yang bersifat ganda (masalah saling berkaitan, dapat bersifat kontradiktif ataupun tidak kontradiktif.)kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam organisasi itu dimaksudkan untuk mencapai tujuan organisasinya yang dimana diinginkan untuk mencapai tujuan organisasinya yang dimana diinginkan semua kegiatan itu dapat berjalan lancer dan tujuan dapat dicapai dengan mudah dan efisien. Namun, kerap kali terjadi hambatan-hambatan dalam melaksanakan kegiatan. Ini merupakan masalah yang harus dipecakan oleh pimpinan organisasi. Pengambil keputusan dimaksudkan untuk memecahkan masalah tersebut.

Proses pengambilan keputusan

Proses pengambilan keputusan adalah suatu usaha yang rasional dari administrator untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan pada bagian awal dari fungsi perencanaan. Prosesnya mulai dan berakhir dengan pertimbangan. Pengambilan keputusan memerlukan kreativitas, keterampilan kuantitatif dan pengalaman.

Langkah-langkah pengambilan keputusan dalam oteng (1993) :

1.     Penentuan masalah

2.     Analisa situasi yang ada

3.     Pengembangan alternatif-alternatif

4.     Analisa alternatif-alternatif

5.     Pilihan alternatif yang paling baik

Pendapat diatas, menegaskan bahwa sebenernya proses pengambilan keptutusan adalah proses pemilihan alternatif pemecahan masalah untuk mendapatkan penyelesaian yang terbaik. Bila dilakukan secara nalar, memang proses ini lebih Panjang dan makan waktu, namun kemungkinan kesalahannya dapat diperkecil.

Keputusan yang diambil akan dapat diasumsikan baik bila telah memenuhi ketentuan-ketentuan dalan Anoraga (2001) :

1.     Keputusan diambil sebagai pemecahan masalah yang dihadapi

2.     Sedapat mungkin cepat dan tepat

3.     Bersifat rasional, artiya dapat diterima akal sehat terutama bagi parah pelaksana yangnantinya bertanggung jawab atas keputusan tersebut

4.     Bersifat praktis dan pragmatis, artinya dapat dilaksanakan dengan kemampuan yang ada

5.     Berdampak negatif seminim mungkin

6.     Menguntungkan banyak pihak demi kelancaran kerja dan arah tujuan yang hendak dicapai

7.     Keputusan yang diambil dapat dievaluasi untuk masa yang akan datang.



Daftar Pustaka

Kusnadi, Dedek. 2015. Pengambilan Keputusan dalam Perilaku Organisasi. Jambi : Universitas Batanghari.

Dagun, M. Save. 2006. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. Jakarta : Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara (LPKN).

Kusnadi, Dedek. 2015. Pengambilan Keputusan dalam Perilaku Organisasi. Tersedia : https://media.neliti.com/media/publications/225309-pengambilan-keputusan-dalam-perilaku-org-e9cee6dc.pdf

Anwar, Herson. 2014. Proses Pengambilan Keputusan untuk Mengembangkan Mutu Madrasah.

Dagun, M. Save. 2006. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. Jakarta : Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara (LPKN).

http://etheses.uin-malang.ac.id/1772/5/09410127_Bab_2.pdf

https://media.neliti.com/media/publications/225309-pengambilan-keputusan-dalam-perilaku-org-e9cee6dc.pdf


3 comments:

  1. 47_Satria
    Saya kira artikel yang dibuat oleh saudara Fikri sudah cukup bagus dan menarik, terlebih lagi mind map yang dibuat sanat menarik dan mudah dipahami, daftar pustakanya juga bagus.
    Nilai : 86

    ReplyDelete
  2. 26_Oliver
    Teknik Penulisan :
    Penulisan artikel ini sudah baik, namun masih ada yang kurang untuk batang tubuhnya. Selebihnya sudah baik.
    Review Konten Artikel :
    Materi dalam artikel ini sudah baik, jelas, dan cukup mudah dimengerti oleh pembaca. Mind map yang tertera pun juga sangat menarik dan mudah dipahami.
    Nilai : 83

    ReplyDelete
  3. 31_Roma

    Menurut saya penulisan artikel ini sudah sangat baik dan tesusun materi yang menarik untuk di baca dan di pahami, materi-materi juga musah di pahami, dan tampilan mind map yang sangat menarik penuh warna
    Nilai : 85

    ReplyDelete

Note: Only a member of this blog may post a comment.