Talent
management atau manajemen bakat adalah suatu proses manajemen SDM terkait tiga proses. Pertama, mengembangkan
dan memperkuat karyawan baru pada proses pertama kali masuk
perusahaan (onboarding).
Kedua, memelihara dan mengembangkan pegawai yang sudah ada di perusahaan. Ketiga, menarik sebanyak mungkn pegawai yang memiliki kompetensi, komitmen dan karakter bekerja pada perusahaan.
Kedua, memelihara dan mengembangkan pegawai yang sudah ada di perusahaan. Ketiga, menarik sebanyak mungkn pegawai yang memiliki kompetensi, komitmen dan karakter bekerja pada perusahaan.
Perusahaan-perusahaan
yang menggunakan talent management sebagai salah satu strategi pengelolaan
sumber daya manusia berusaha seoptimal mungkin mengaitkan proser pencarian,
pemikatan, pemilihan, pelatihan, pengembangan, pemeliharaan, promosi, dan pemindahan
pegawai agar terkait dengan bisnis utama perusahaan.
Paradigma
yang terkandung di balik talent management adalah “perusahaan bersaing di level
individual”. Bila kita berhasil mendapatkan individu-inidividu yang secara
rata-rata lebih baik dari pemain lainnya, maka kita akan mendapatkan perusahaan
yang akan lebih baik dari pemain lainnya.
pertemuan rutin Tinjauan Bakat harus
siap untuk berbagai perubahan bisnis, seperti merger, pertumbuhan perusahaan,
atau penurunan dalam kebutuhan bakat. Dengan cara yang sama bahwa semua
perusahaan memiliki pertemuan rutin dan laporan mengenai status keuangan mereka
dan kebutuhan anggaran, pertemuan Tinjauan Bakat dirancang untuk meninjau
status saat ini dan kebutuhan bakat penerus masa depan dalam organisasi.
Pertemuan
Tinjauan Bakat merupakan bagian penting dari proses manajemen bakat secara
keseluruhan, ia dirancang untuk meninjau kinerja dan potensi karier
karyawan, untuk membahas kemungkinan risiko lowongan karyawan saat ini, untuk
mengidentifikasi penerus dan bakat atas dalam organisasi, dan menciptakan
tindakan untuk mempersiapkan rencana pembangunan karyawan untuk peran masa depan
dalam organisasi. "Ini adalah apa bakat manajemen adalah semua tentang -
pengumpulan informasi tentang bakat, menganalisis kepentingan karier mereka dan
kebutuhan bisnis organisasi, mengidentifikasi bakat atas dan keberhasilan, dan
mengembangkan orang-orang ini untuk mengurangi resiko kehilangan orang-orang
terbaik dan mengalami kesenjangan kepemimpinan luas ketika omset terjadi.
Mohammad
Asrosri dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pendidikan (2008) membagi
jenis-jenis bakat menjadi lima antara lain :
1.
Bakat akademis
Yakni
bakat seseorang yang di dalamnya terkumpul potensi di bidang akademis, misalnya
bidang matematika, kimia, biologi, geometri, fisika, ekonomi(Secara teorists).
Kecenderungannya lebih ke arah berpikir konseptual dan sistematis menurut hokum
akademis
2.
Bakat Kreatif/Produktif
Yakni
bakat seseorang yang didalamnya terangkum potensi berbagai kemampuan untuk
menangkap ide dari pengamatan untuk kemudian ditindak lanjuti dengan
merumuskan, merancang dan membuat sesuatu produk baru yang bernilai produktif
bagi kehidupan.
3.
Bakat Seni
Yaitu
bakat sesoerang yang didalamnya ada potensi mudah terlibat dengan sesuatu yang
melahirkan keindahan apakah itu menciptakan lukisan, menari, bermain watak, dan
sebagainya.
4.
Bakat kinesteik / promotik(gerak Tubuh)
Yaitu
bakat seseorang di dalamnya ada potensi mudah melakukan suatu dengan
memaksimalkan gerak tubuh, termasuk di dalam hal ini adalah olahragawan, apakah
petinju, pesepak bola, pebulu tangkis, dan sebagainya.
5.
Bakat Sosial
Yaitu
kumpulan potensi seseorang yang erat kaitanya dengan kemampuan membangung
komunikasi dengan orang lain. Orang dengan bakat ini akan mudah bergaul,
mengemukakan pendapat, menanggapi pendapat dan merasa nikmat melakukan hal ini, Profesi Guru, penyluh lapangan,
konselor, sale, da’I, motivator, dan sebagainya adalah karier yang tepat bagi
orang-orang yang berbakat di biang ini
Selain
penyebab di atas, faktor lain yang menyebabkan bakat anak tetap terpendam adalah
yang berasal dari diri anak sendiri, di antaranya yaitu:
1.
Interest atau minat
Suatu
bakat tidak akan berkembang dengan baik apabila anak yang bersangkutan tidak
memiliki inters atau minat terhadap bakatnya. Misalnya saja, anak dengan bakat
matematika, bakatnya tidak akan berkembang tanpa adanya ketertarikan atau minat
sang anak terhadap hitung-hitungan. Anak dengan bakat musik tidak akan
berkembang tanpa ia memiliki ketertarikan terhadap irama dan nada.
Apabila hal ini terjadi, maka orangtua perlu memberikan dorongan yang lebih pada anak agar bakat anak bisa terasah secara optimal. Kalau tidak mendapat dukungan dari orangtua atau dibangkitkan minatnya, bakat yang dimiliki anak tidak akan berkembang. Bisa saja anak tersebut agak lambat untuk mengembangkan kemampuannya, terutama ketika menyadari bahwa ia mempunyai bakat dalam bidang tertentu.
Apabila hal ini terjadi, maka orangtua perlu memberikan dorongan yang lebih pada anak agar bakat anak bisa terasah secara optimal. Kalau tidak mendapat dukungan dari orangtua atau dibangkitkan minatnya, bakat yang dimiliki anak tidak akan berkembang. Bisa saja anak tersebut agak lambat untuk mengembangkan kemampuannya, terutama ketika menyadari bahwa ia mempunyai bakat dalam bidang tertentu.
2.
Motivasi
Selain
minat, bakat juga dipengaruhi oleh motivasi. Bakat anak kurang berkembang atau
tidak menonjol apabila ia tidak memiliki motivasi atau dorongan dari dalam
dirinya sendiri untuk mengembangkan bakatnya tersebut.
Motivasi berhubungan dengan kuatnya daya juang anak untuk mencapai suatu sasaran tertentu. Jika kurang motivasi untuk menjadi olahragawan, maka seorang anak dengan bakat sepakbola, menghadapi rintangan kecil saja dalam belajar sepakbola akan menghilangkan semangatnya berlatih.
Motivasi berhubungan dengan kuatnya daya juang anak untuk mencapai suatu sasaran tertentu. Jika kurang motivasi untuk menjadi olahragawan, maka seorang anak dengan bakat sepakbola, menghadapi rintangan kecil saja dalam belajar sepakbola akan menghilangkan semangatnya berlatih.
3.
Value atau penilaian
Value
adalah bagaimana seorang anak memberi arti atau penilaian terhadap bidang bakat
yang dimilikinya. Meskipun anak mengetahui bahwa ia memiliki suatu bakat di
bidang tertentu, jika ia menganggap bakat tersebut kurang bernilai atau bahkan
negatif dalam pandangannya, maka hal ini juga akan menghambat perkembangan
bakatnya. Misalnya bakat anak dalam olahraga catur, jika anak memberi nilai
negatif pada bakat ini atau menganggap bahwa menjadi atlet catur tidak begitu
membanggakan, kurang terkenal dibanding bakat menyanyi, dan penilaian negatif
lainnya maka bakat anak di bidang catur tersebut akan tetap terpendam.
Jadi bisa disimpulkan bahwa meskipun bakat adalah suatu berkah yang dibawa seseorang dari lahir, bakat tersebut tidak memberi manfaat besar baginya selama anak yang bersangkutan tidak menghendaki bakat tersebut. Dalam hal ini diperlukan bimbingan, dan dorongan atau dukungan dari lingkungan, baik orangtua secara khusus dan masyarakat pada umumnya.
Jadi bisa disimpulkan bahwa meskipun bakat adalah suatu berkah yang dibawa seseorang dari lahir, bakat tersebut tidak memberi manfaat besar baginya selama anak yang bersangkutan tidak menghendaki bakat tersebut. Dalam hal ini diperlukan bimbingan, dan dorongan atau dukungan dari lingkungan, baik orangtua secara khusus dan masyarakat pada umumnya.
Jenis-jenis Bakat
Ada
hubungan yang erat antara kecerdasan dan bakat anak. Hal ini ditunjukkan dengan
pengertian bakat itu sendiri yang berarti potensi yang besar di suatu jenis
kecerdasan. Sementara kecerdasan itu sendiri terbagi menjadi beberapa aspek,
yaitu kecerdasan logika dan matematika, kecerdasan bahasa, kecerdasan
visual-spasial atau imajinasi, kecerdasan kinestetik atau fisik, kecerdasan
musik, kecerdasan interpersonal atau sosial, kecerdasan intrapersonal,
kecerdasan naturalis, kecerdasan spiritual, dan kecerdasan finansial. Ini
berarti bahwa bakat seseorang bisa mengarah pada salah satu bagian kecerdasaan
tersebut.
Berdasarkan
cara berfungsinya, bakat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1.
Bakat yang berhubungan dengan kemampuan atau
kemahiran di bidang pekerjaan tertentu, seperti bakat musik.
2.
Bakat khusus tertentu yang diperlukan sebagai
perantara untuk mewujudkan kemampuan tertentu. Misalnya bakat melihat ruang
(dimensi) diperlukan untuk mewujudkan bakat insinyur.
3.
Pembagian dua jenis bakat ini selaras dengan
pendapat bahwa bakat bukanlah merupakan sifat yang tunggal, melainkan
sekelompok sifat yang berkumpul dan membentuk bakat. Misalnya dalam bakat
musik, syarat terwujudnya bakat musik tersebut harus didukung oleh kemampuan
persepsi musik, yaitu kepekaan akan nada, kepekaan akan keserasian nada,
kepekaan akan volume suara, dan kepekaan akan ritme atau irama. Selanjutnya,
sifat-sifat tertentu tersebut ada yang saling tergantung dalam membentuk suatu
bakat, sehingga tanpa hadirnya suatu sifat, bakat tertentu tidak akan muncul.
Tetapi ada pula yang tidak tergantung, misalnya kemampuan bersuara bagus tidak
diperlukan bagi bakat mencipta musik pada seseorang.
Bakat juga digolongkan menurut fungsi dan aspek-aspek
yang terlibat dan yang terlihat dalam berbagai macam prestasi, yaitu:
1.
Bakat psikofisik
Bakat
psikofisik adalah kemampuan yang berakar pada jasmaniah sebagai dasar bakat
tersebut. Seperti kemampuan motorik, ketangkasan, kekuatan badan, kelincahan
jasmani, keterampilan jari, dan anggota tubuh lainnya.
2.
Bakat kejiwaan yang bersifat umum
Bakat
kejiwaan yang bersifat umum adalah kemampuan ingatan daya khayal atau imajinasi
dan inteligensi.
3.
Bakat kejiwaan yang khas dan majemuk
Bakat
kejiwaan yang khas adalah bakat yang terarah pada suatu bidang yang terbatas,
seperti bakat bahasa, bakat melukis, bakat musik, bakat seni, bakat ilmu, dan
lain-lain. Sedangkan bakat majemuk seperti bakat hukum, bakat pendidik, bakat
psikologi, bakat kedokteran, bakat ekonomi, bakat politik, dan lain sebagainya.
4.
Bakat yang lebih berdasarkan pada alam
perasaan dan kemauan
Bakat
yang berdasarkan alam perasaan dan kemauan adalah bakat yang berhubungan dengan
watak, seperti kemampuan bersosial, kemampuan mengasihi, kemampuan merasakan
dan menghayati perasaan orang lain, dan sebagainya.
Untuk
mendukung proses manajemen
talenta di sebuah
perusahaan ada beberapa hal yang harus dilakukan, diantaranya adalah:
1.
Jika
anda ingin karyawan memiliki produktifitas yang tinggi dan berdedikasi pada
perusahaan, maka anda harus ikut melibatkan mereka pada tujuan-tujuan yang
ingin dicapai oleh perusahaan.
Setiap
karyawan berhak untuk mengetahui peranan mereka sebagai individu maupun sebagai
bagian dari sebuah unit usaha/departemen, atau wilayah di perusahaan agarsetiap
karyawan memahami dengan jelas tujuan dan sumbangsihnya bagi kemajuan dan
keberhasilan perusahaan secara keseluruhan. Hal ini didasari oleh sikap alamiah
manusia yang ingin memiliki kebanggaan.
Dengan
menumbuhkan keyakinan pada karyawan bahwa mereka ikut memberikan sumbangan
tenaga untuk keberhasilan perusahaan, maka secara otomatis kinerja mereka akan
semakin meningkat.
2.
Berikanlah
kesempatan bagi setiap karyawan untuk mengembangkan talenta mereka untuk
kemajuan perusahaan.
Oleh
karena itu proses seleksi karyawan sebelun seseorang diterima secara resmi menjadi bagian dari perusahaan
sangatlah penting untuk menyaring orang-orang yang memang memiliki minat dan
bakat di bidang yang digeluti oleh perusahaan.
Selain
kesempatan yang luas untuk mengembangkan talenta bagi kemajuan perusahaan,
berikan juga kesempatan bagi para karyawan untuk mengembangkan karier mereka ke
jenjang yang lebih tinggi.
Dengan
terbukanya jenjang karier yang jelas, akan membuat karyawan menjadi lebih
bergairah dalam bekerja sehingga secara otomatis akan meningkatkan
produktifitas perusahaan.
3.
Untuk
mendukung kualitas kerja para karyawan, maka anda harus memberikan penghargaan
yang sepantasnya kepada karyawan yang berhasil mencapai prestasi tertentu atau
mencapai tingkat kontribusi tertentu pada perusahaan.
Penghargaan
ini sangatlah penting untuk memberikan kesan baik pada para karyawan bahwa
hasil kerja keras mereka benar-benar dihargai dengan cara yang setimpal.
Saat
ini hanya sedikit perusahaan yang masih mempraktekkan manajemen talenta. Salah
satu alasannya adalah karena alasan biaya. Padahal proses manajeman SDM dalam
sebuah perusahaan sangatlah penting untuk dilakukan karena bisa menunjang
optimalisasi kinerja semua karyawan di perusahaan tersebut.
Konsep
manajemen SDM ini adalah sebuah konsep baru mengenai modal manusia atau human
capital dimana peran setiap individu dalam sebuah organisasi atau perusahaan
lebih dihargai dan diperhatikan.
Asrori,
Muhammad. 2008. Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik. Jakarta; Bumi
Aksara.
Blogger:
Cara Menyusun Strategi Manajemen Talenta
(Talenta Management) http://rajapresentasi.com/2014/05/cara-menyusun-strategi-manajemen-talenta-talent-management/ di akses pada tanggal 8 Juni 2016
Blogger:
Jenis Bakat dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Berkembangnya Bakat http://jalurilmu.blogspot.co.id/2011/12/jenis-bakat-dan-faktor-faktor-yang.html di akses pada tanggal 8 Juni 2016
Nasahon,
Bastin. 2015. Jenis-Jenis Bakat. http://nahason-bastin.blogspot.co.id/2015/06/jenis-jenis-bakat-menurut-mohammad.html di akses pada tanggal 8 Juni 2016
Wikipedia:
Manajemen Bakat https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_bakat di akses apda tanggal 8 Juni 2016
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.