Oleh: Nadia Amira Hapsari
ABSTRAK
Manajemen kompensasi untuk meningkatkan motivasi kerja setiap
karyawanya. Oleh karena itu perlu adanya pengertian tentang kompensasi.
Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa
untuk kerja mereka. Kompensasi juga merupakan salah satu cara yang paling
efektif bagi departemen personalia guna meningkatkan prestasi kerja, motivasi
serta kepuasan kerja karyawan. Sistem kompensasi yang baik akan mampu
memberikan kepuasan bagi karyawan dan memungkinkan perusahaan memperoleh,
mempekerjakan, dan mempertahankan karyawan.Sebagian besar masyarakat khususnya
karyawan menganggap kompensasi sangat penting, sebab besarnya kompensasi bagi
mereka mencerminkan ukuran nilai karya mereka diantara para karyawan itu
sendiri, keluarga dan masyarakat. Tingkat kompensasi absolut karyawan
menentukan skala kehidupannya, sedangkan kompensasi relatif menunjukkan status,
martabat, dan harga diri mereka. Jadi bila para karyawan memandang kompensasi
mereka tidak memadai, prestasi kerja, motivasi dan kepuasan kerja mereka bias
turun secara dramatis. Sedangkan motivasi adalah proses yang menjelaskan
intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga
elemen utama dalam definisi ini diantaranya adalah intensitas, arah, dan
ketekunan.
PEMBAHASAN
Kompensasi
Kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan sebagai
pengganti kontribusi jasa mereka pada perusahaan. Pemberian kompensasi
merupakan salah satu pelaksanaan fungsi MSDM yang berhubungan dengan semua
jenis pemberian penghargaan individual sebagai pertukaran dalam melakukan tugas
keorganisasian. Kompensasi merupakan biaya utama atas keahlian atau pekerjaan
dan kesetiaan dalam bisnis perusahaan pada abad ke-21 ini.
Jika dikelola dengan baik, kompensasi akan membantu
perusahaan untuk mencapai tujuan dan memperoleh, memelihara, dan menjaga
karyawan dengan baik. Sebaliknya, tanpa kompensasi yang cukup, karyawan yang
ada sangat mungkin untuk meninggalkan perusahaan dan untuk melakukan penempatan
kembali tidaklah mudah. Akibat dari ketidakpuasan dalam pembayaran yang dirasa
kurang akan mengurangi kinerja, meningkatkan keluhan-keluhan, penyebab mogok
kerja, dan mengarah pada tindakan-tindakan fisik dan psikologis, seperti
meningkatnya derajat ketidakhadiran dan perputaran karyawan, yang pada
gilirannya akan menurunkan kesehatan jiwa karyawan yang semakin parah.
Sebaliknya apabila terjadi kelebihan pembayaran, juga akan menyebabkan
perusahaan dan individual berkurang daya kompetisinya dan menimbulkan
kegelisahan, persaaan bersalah, dan suasana yang tidak nyaman di kalangan
karyawan.
Program-program kompensasi juga penting bagi perusahaan,
karena mencerminkan upaya organisasi untuk mempertahankan sumberdaya
manusianya. Selain itu kompensasi sering merupakan komponen-komponen biaya yang
paling besar dan penting. Bila pengupahan dan penggajian tidak diadministrasikan
secara tepat, perusahaan bisa kehilangan para karyawannya yang baik dan harus
mengeluarkan biaya untuk menarik, menyeleksi, melatih dan mengembangkan
penggantinya. Bahkan apabila karyawan tidak keluar, mereka mungkin menjadi
tidak puas terhadap perusahaan dan menurunkan produktivitas mereka.
Bentuk Kompensasi Kompensasi yang diberikan oleh organisasi
kepada pekerjanya terdapat dalam beberapa bentuk. Menurut Gary Dessler (203,
p349-350), membagi kompensasi kedalam tiga komponen, yakni :
1. Pembayaran uang secara langsung (direct financial payment)
dalam bentuk upah, gaji, insentif, komisi dan bonus. Pada dasarnya terdapat dua
dasar penentuan upah pegawai :
a. Berdasarkan waktu. Pada umurnya pegawai digaji atas dasar
waktu pelaksanaan pekerjaan, seperti karyawan pabrik atau buruh kasar biasanya
dibayar atas upah (wages) menurut jam atau harian. Sedangkan seorang pegawai
digaji (salaried) seperti para manajer, profesional dan administratif.
b. Upah borongan (piecework). Upah borongan mengaitkan
kompensasi secara langsung dengan jumlah produksi yang dihasilkan karyawan.
Dalam versi sederhana, upah karyawan dihitung dari standar satuan yang
dihasilkan dalam satu jam.
2. Pembayaran tidak langsung (indirect payment) dalam bentuk
tunjangan seperti asuransi dan liburan atas dana perusahaan. Tunjangan ini
digolongkan dalam paket kesejahteraan, dimana paket ini diberikan kepada
seluruh pegawai berdasarkan keanggotaan mereka dalam perusahaan. Dibawah ini
adalah beberapa jenis tunjangan :
a. Tunjangan bayaran suplemen menyediakan bayaran untuk tidak
bekerja. Tunjangan ini meliputi asuransi ketunakaryaan, uang liburan dan hari
libur.
b. Tunjangan asuransi merupakan jenis lain lain dari bentuk
kesejahteraan pegawai. Pada umumnya perusahaan membaginya kedalam bentuk
asuransi jiwa dan perumah sakitan secara berkelompok, asuransi kecelakaan dan
asuransi ketidakmampuan.
3. Ganjaran nonfinansial (nonfinancial rewards) seperti
hal-hal yang tidak mudah di kuantifikasi, yaitu ganjaran- ganjaran seperti
pekerjaan yang lebih menantang, jam kerja yang lebih luwes dan kantor yang
lebih bergengsi.
Peran kompensasi Secara khusus, Kheith Davis and Werther
W.B (1996), menguraikan tujuan manajemen kompensasi efektif, meliputi :
a. Memperoleh Personil yang berkualitas Kompensasi yang
tinggi sangat dibutuhkan untuk memberikan daya tarik kepada para
pelamar.Tingkat pembayaran harus responsif terhadap suplai dan permintaan pasar
kerja, karena para pengusaha berkompetisi untuk mendapatkan karyawan yang
diharapkan.
b. Mempertahankan karyawan yang ada Para karyawan dapat
keluar jika besaran kompensasi tidak kompetitif dan akibatnya menimbulkan
perputaran karyawan yang semakin tinggi.
c. Menjamin keadilan Manajemen kompensasi berupaya keras agar
keadilan internal dan eksternal terwujud. Keadilan internal mensyaratkan bahwa
pembayaran dikaitkan dengan nilai relatif sebuah pekerjaan, sehingga pekerjaan
yang sama dibayar dengan besaran yang sama. Keadilan eksternal berarti
pembayaran terhadap pekerja merupakan yang dapat di bandingkan dengan
perusahaan lain di pasar kerja.
d. Penghargaan Terhadap Perilaku yang Diinginkan Pembayaran
hendaknya memperkuat perilaku yang diinginkan dan bertindak sebagai insentif
untuk perbaikan di masa depan, rencana kompensasi efektif, menghargai kinerja,
ketaatan, pengalaman, tanggumg jawab dan perilaku-perilaku lainnya.
e. Mengendalikan biaya Sistem kompensasi yang rasional
membantu perusahaan memperoleh dan mempertahankan para karyawan dengan biaya
yang beralasan. Tanpa manajemen kompensasi efektif, bisa jadi pekerja dibayar
dibawah atau di atas standart.
f. Mengikuti Aturan Hukum Sistem gaji dan upah yang sehat
mempertimbangkan faktor-faktor legal yang dikeluarkan pemerintah dan menjamin
pemenuhan kebutuhan karyawan.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi kebijakan Kompensasi
Menurut Mangkunegara (2009:84) ada enam faktor yang mempengaruhi kebijakan
kompensasi, yaitu faktor pemerintah, penawaran bersama, standard dan biaya
kehidupan, upah perbandingan, permintaan dan persediaan, dan kemampuan
membayar.
a. Faktor Pemerintah Peraturan pemerintah yang berhubungan
dengan penentuan standar gaiji minimal, pajak penghasilan, penetapan harga
bahan baku, biaya transportasi/angkutan, inflasi maupun devalusasi sengan
mempengaruhi perusahaan dalam menetukan kebijakan kompensasi pegawai.
b. Penawaran Bersama antara Perusahaan dan Pegawai Kebijakan
dalam menentukan kompensasi dapat dipengaruhi pula pada saat terjadinya tawar
menawar mengenai besarnya upah yang harus diberikan oleh perusahaan kepada
pegawainya. Hal ini terutama oleh perusahaan dalam merekrut pegawai yang
mempunyai keahlian dalam bidang tertentu yng sangat dibutuhkan di perusahaan.
c. Standar dan Biaya Hidup Pegawai Mempertimbangkan standar
dan biaya hidup minimal pegawai perlu karena kebutuhan dasar pegawai harus
terpenuhi. Terpenuhinya kebutuhan dasar pegawai dan keluarganya, maka pegawai
akan merasa aman. Selain itu juga berdampak dengan termotivasinya pegawai untuk
mencapai tujuan perusahaan. Ukuran Perbandingan Upah
d. Ukuran Perbandingan Upah Kebijakan dalam menentukn
kompensasi dipengaruhi pula oleh ukuran besar kecilanya perusahaan, tingkat
pendidikan pegawai, masa kerja pegawai. Artinya, perbandingan tingkat upah
pegawai perlu memperhatikan tingkat pendidikan, masa kerja, dan ukuran
perusahaan.
e. Permintaan dan Persediaan Menentukan kebijakan kompensasi
pegaai perlu mempertimbangkan tingkat persediaan dan permintaan pasar. Artinya,
kondisi pasar pada saat itu perlu dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan
tingkat upah pegawai.
f. Kemampuan Membayar Perlu didasarkan pada kemampuan
perusahaan dalam membayar upah pegawai. Artinya, jangan sampai mentukan
kebijakan kompensasi di luar batar kemampuan yang ada pada perusahaan.
Bentuk-Bentuk Kompensasi
Menurut Gary Dessler (1992:
349), ada 3 jenis kompensasi yang diberikan perusahaan yaitu :
1. Pembayaran uang secara langsung dalam bentuk upah, gaji,
insentif, komisi dan bonus
2. Pembayaran tidak langsung yaitu dalam bentuk tunjangan
seperti asuransi dan hiburan atas dana perusahaan
3. Ganjaran nonfinansial seperti hal-hal yang tidak mudah
dikuantifikasi yaitu ganjaran-ganjaran seperti pekerjaan yang lebih menantang,
jam kerja yang lebih luwes dan kantor yang lebih bergengsi. Gary Dessler
(1986:351) mengemukakan ada 4 faktor yang perlu dipertimbangkan sebelum
menentukan gaji karyawan, yaitu Faktor serikat buruh, Faktor hukum, Faktor
pemerintah dan Faktor keadilan
Manajemen Kompensasi
Manajemen kompensasi merupakan kegiatan merencanakan,
melaksanakan dan mengendalikan serta mengembangkan sistem dan mekanisme
kompensasi dalam suatu organisasi sehingga terbentuk suatu keseimbangan
penerimaan antara individu dan organisasi.
Secara umum tujuan manajemen kompensasi adalah untuk membantu
perusahaan mencapai tujuan keberhasilan strategi perusahaan dan menjamin
terciptanya keadilan internal dan eksternal. Keadilan eksternal menjamin bahwa
pekerjaan-pekerjaan akan dikompensasi secara adil dengan membandingkan
pekerjaan yang sama di pasar kerja. Kadang-kadang tujuan ini bias menimbulkan
konflik satu sama lainnya, dan trade-offs harus terjadi. Misalnya, untuk
mempertahankan karyawan dan menjamin keadilan, hasil analisis upah dan gaji
merekomendasikan pembayaran jumlah yang sama untuk pekerjaan-pekerjaan yang sama.
Akan tetapi, perekrut pekerja mungkin mungkin menginginkan untuk menawarkan
upah tidak seperti biasanya, yaitu upah yang tinggi untuk menarik pekerja yang
berkualitas. Maka terjadilah trade-offs antara tujuan rekrutmen dan konsistensi
tujuan dari manajemen kompensasi.
Tujuan manajemen kompensasi efektif,meliputi:
1. Memperoleh SDM
yang Berkualitas
Kompensasi yang sudah cukup tinggi sangat dibutuhkan untuk
memberi daya tarik kepada pelamar. Tingkat pembayaran harus responsive terhadap
penawaran dan permintaan pasar kerja karena para pengusaha berkompetensi untuk
mendapatkan karyawan yang diharapkan
2. Mempertahankan
Karyawan yang Ada
Para karyawan dapat keluar jika besaran kompensasi tidak
kompetitif dan akibatnya akan menimbulkan perputaran karyawan yang semakin
tinggi.
3. Menjamin Keadilan
Manajemen kompensasi selalu berusaha agar keadilan internal
dan eksternal dapat terwujud. Keadilan internal mensyaratkan bahwa pembayaran
dikaitkan dengan nilai relative sebuah pekerjaan sehingga pekerjaan yang sama
dibayar dengan besara yang sama. Keadilan eksternal berarti pembayaran terhadap
pekerja merupakan yang dapat dibandingkan dengan perusahaan lain di pasar
kerja.
4. Penghargaan
terhadap Perilaku yang Diinginkan
Pembayaran hendaknya memperkuat perilaku yang diinginkan dan
bertindak sebagai insentif untuk perbaikan perilaku di masa depan, rencana
kompensasi efektif, menghargai kinerja, ketaatan, pengalaman, tanggung jawab,
dan perilaku-perilaku lainnya.
5. Mengendalikan
Biaya
System kompensasi yang rasional membantu perusahaan
memperoleh dan mempertahankan para karyawan dengan biaya yang beralasan. Tanpa
manajemen kompensasi efektif, bisa jadi pekerja dibayar dibawah atau diatas
standar.
6. Mengikuti Aturan
Hukum
System gaji dan upah yang sehat mempertimbangkan
factor-faktor legal yang dikeluarkan pemerintah dan menjamin pemenuhan kebutuhan
karyawan.
7. Memfasilitasi
Pengertian
System manajemen kompensasi hendaknya dengan mudah dipahami
oleh spesialis SDM, manajer operasi, dan para karyawan.
8. Meningkatkan
Efesiensi Administrasi
Program pengupahan dan penggajian hendaknya dirancang untuk
dapat dikelola dengan efisien, membuat system informasi SDM optimal, meskipun
tujuan ini hendaknya sebagai pertimbangan sekunder disbandingkan dengan
tujuan-tujuan lain.
Konsep Kompetensi
Kompetensi dapat didefinisikan sebagai suatu karakteristik
dasar individu yang memiliki hubungan kausal atau sebab akibat dengan kriteria
yang dijadikan acuan, efektif, atau berperformansi superior di tempat kerja,
atau pada situasi tertentu.
Karakteristik dasar yang dimaksud adalah bahwa kompetensi
harus bersifat mendasar dan mencakup personality atau kepribadian seseorang dan
dapat memprediksikan sikap seseorang pada situasi tertentu yang sangat
bervariasi dan pada aktivitas pekerjaan tertentu;
Hubungan kausal berarti bahwa kompetensi dapat menyebabkan
atau digunakan untuk memprediksikan performansi (superior) seseorang;
Kriteria yang dijadikan acuan berarti bahwa kompetensi secara
nyata akan memprediksi seseorang yang bekerja dengan baik atau buruk,
sebagaimana terukur pada criteria spesifik atau standar. Contoh criteria adalah volume penjualan atau
jumlah pelanggan yang dapat dipertahankan/dilayani.
Kompensasi berbasis
kompetensi
Competency – based pay adalah suatu kompensasi untuk individu
yang memiliki karakteristik, skill atau kompetensi bersesuaian dengan jabatan
yang diperannya.
Kompensasi berbasis kompetensi merupakan suatu metode yang
memanfaatkan kompetensi sebagai tolak ukur dalam menentukan kompensasi yang
diterima individu yang berkontribusi untuk meningkatkan value perusahaan.
Karakteristik individu yang sesuai dengan gaji tinggi dapat
berdasarkan faktor-faktor demografi (senioritas, status minoritas) atau
kompetensi (pengalaman, potensial, kreativitas, inisiatif, loyalitas,
institusional, memory, portabilitas, atau pengaruh dari bahasa lain).
Seringkali sangat sulit untuk memberikan kompensasi
bersesuaian dengan karakteristik individu. Hal ini perlu dipertimbangkan apakah
karakteristik ini akan dapat menjadi nilai tambah bagi perusahaan.
Jenis-jenis kompensasi
Komponen-komponen dari keseluruhan program gaji secara umum
dikelompokkan kedalam kompensasi finansial langsung, tak langsung dan non
finansial.
- Kompensasi finansial secara langsung berupa; bayaran pokok (gaji dan upah), bayaran prestasi, bayaran insentif (bonus, komisi, pembagian laba/keuntungan dan opsi saham) dan bayaran tertangguh (program tabungan dan anuitas pembelian saham)
- Kompensasi finansial tidak langsung berupa; program-program proteksi (asuransi kesehatan, asuransi jiwa, pensiun, asuransi tenaga kerja), bayaran diluar jam kerja (liburan, hari besar, cuti tahunan dan cuti hamil) dan fasilitas-fasilitas seperti kendaran,ruang kantor dan tempat parkir.
- Kompensasi non financial, berupa pekerjaan (tugas-tugas yang menarik, tantangan, tanggung jawab, pengakuan dan rasa pencapaian). Lingkungan kerja (kebijakan-kebijakan yang sehat, supervise yang kompoten, kerabat yang menyenangkan, lingkungan kerja yang nyaman).
DAFTAR PUSTAKA
http://1425w004.blogspot.co.id/2012/02/manajemen-kompensasi.html
http://1425w004.blogspot.co.id/2012/02/manajemen-kompensasi.html
http://duniaiptek.com/kompensasi-dalam-manajemen-sumber-daya-manusia/
http://herususilofia.lecture.ub.ac.id/files/2016/02/Makalah-Manajemen-Kompensasi-dan-Motivasi-Kerja.pdf
http://www.kajianpustaka.com/2012/10/pengertian-jenis-dan-tujuan-kompensasi.html
https://akuntansiterapan.com/2010/06/15/kompensasi-manajemen/
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.