Kinerja karyawan adalah salah satu kunci yang penting bagi
organisasi ataupun perusahaan sebab setiap perusahaan tidak dapat mengalami
peningkatan hanya dari upaya satu atau dua orang saja, melainkan dari
keseluruhan upaya anggota perusahaan.
Organisasi yang dapat menghasilkan kinerja yang baik tentu tidak terlepas dari hasil kinerja yang dicapai oleh anggotaanggotanya. Untuk itu organisasi harus dapat mengkoordinir setiap anggotanya dalam pencapaian kinerja yang optimal. Kinerja menjadi bagian penting dalam kehidupan organisasi.
Organisasi yang dapat menghasilkan kinerja yang baik tentu tidak terlepas dari hasil kinerja yang dicapai oleh anggotaanggotanya. Untuk itu organisasi harus dapat mengkoordinir setiap anggotanya dalam pencapaian kinerja yang optimal. Kinerja menjadi bagian penting dalam kehidupan organisasi.
Menurut Prabu Mengkunegara (2000) kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Qaisar Abbas dan Sara Yaqoob (2009) kinerja karyawan dapat ditingkatkan melalui factor-faktor pengembangan kepemimpinan yakni, harus dapat menerapkan faktor-faktor pengembangan kepemimpinan diatas dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan sekaligus mengarahkan kinerja karyawan sesuai sasaran strategis perusahaan atau organisasi.
Fenomena bisnis yang terjadi saat ini organisasi terlalu fokus menghadapi persaingan sehingga kondisi dalam organisasi terkadang diperlakukan dengan tidak efektif. Manajemen lebih tertarik pada penampilan baik daripada melakukan apa yang diperlukan. Hasilnya pemimpin tim hanya berfokus memeras bakat individu demi kepentingan organisasi dan tidak memperhatikan aspek pengembangan karyawan. Padahal sebenarnya karyawan dapat dikembangkan potensinya melalui faktor-faktor pengembangan kepemimpinan seperti pembinaan, pelatihan pengembangan, pemberdayaan dan partisipasi (Qaisar Abbas & Sara Yaqoob, 2009).
Pembinaan dan Kinerja Karyawan Menurut Champates (2006), pembinaan
adalah hal penting untuk meningkatkan kinerja. Lewat pembinaan akan terjalin
komunikasi dua arah antara manajer dengan karyawan sehingga manajer dapat
mengidentifikasi apa yang harus ditingkatkan dan bagaimana cara meningkatkan.
Sejalan dengan itu Toit (2007) menyatakan bahwa pembinaan berbicara tentang
keyakinan seseorang dan perilaku yang menghambat kinerja. Melalui pembinaan
inilah manajer mampu melihat tingkat keyakinan seseorang dalam bekerja dan
perilaku apa saja yang dapat menghambat kinerja sehingga dapat memberikan jalan
keluar.
Simamora (2004 : 273-274) mengatakan Pelatihan dan pengembangan ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan prestasi kerja para karyawan. Pelatihan ditujukan untuk meningkatkan prestasi kerja saat ini, sedangkan pengembangan ditujukan untuk meningkatkan prestasi kerja saat ini dan masa yang akan datang. Selanjutnya pengertian pelatihan secara sederhana didefinisikan oleh Pramudyo (2007 : 16) sebagai : “Proses pembelajaran yang dirancang untuk mengubah kinerja orang dalam melakukan pekerjaannya”. Yang dimaksud dalam hal ini adalah adanya empat hal yang harus diperhatikan. Yaitu proses pelatihan, kinerja, peserta pelatihan, dan pekerjaan. Harus dipahami bahwa proses pelatihan mengacu kepada suatu perubahan yang harus terjadi pada peserta pelatihan. Dalam proses pelatihan, kinerja yang kurang baik dibenahi sedemikian rupa sehingga menjadi lebih baik. Sehingga sekumpulan tugas-tugas yang telah menanti dapat dikerjakan dengan baik oleh pekerja yang telah mengikuti pelatihan.
Tujuan pelatihan menurut Mangkunegara (2006 : 52) antara lain
:
1. Meningkatkan penghayatan jiwa dan ideology
2. Meningkatkan produktivitas kerja
3. Meningkatkan kualitas kerja
4. Meningkatkan perencanaan sumber daya manusia
5. Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja
6. Meningkatkan rangsangan agar karyawan mampu berprestasi secara maksimal.
7. Meningkatkan kesehatan dan keselamatan.
8. Menghindarkan keseragaman
9. Meningkatkan perkembangan pribadi karyawan
1. Meningkatkan penghayatan jiwa dan ideology
2. Meningkatkan produktivitas kerja
3. Meningkatkan kualitas kerja
4. Meningkatkan perencanaan sumber daya manusia
5. Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja
6. Meningkatkan rangsangan agar karyawan mampu berprestasi secara maksimal.
7. Meningkatkan kesehatan dan keselamatan.
8. Menghindarkan keseragaman
9. Meningkatkan perkembangan pribadi karyawan
Setiap perusahaan yang menjalankan pelatihan, membutuhkan metode yang tepat agar isi pelatihan tersebut dapat dengan mudah diresap oleh para karyawan yang menjadi peserta pelatihan.
1. Metode Pekerjaan (On The Job Training).
2. Metode Balai (Vestibule).
3. Metode Demonstrasi dan Contoh
4. Metode Apprenticeship
5. Metode Simulasi
6. Metode Ruang Kelas
Seluruh metode pelatihan ini dapat menggunakan alat bantu
berupa visual. Perlu ditegaskan bahwa manusia dewasa lebih banyak menangkap
sesuatu lewat penglihatan (83%) dibandingkan pendengaran (11%), dan medium
lainnya. Oleh karena itu, di samping mengedepankan pengalaman, medium visual
tidak boleh ditinggalkan. Alat bantu visual memudahkan dalam menyimak dan
mengingat. Dalam pemberian materi mengenai konsep yang belum diketahui para
peserta, visualisasi merupakan cara yang penting dalam memahami materi
tersebut. Contoh alat bantu visual, yaitu film, OHP, slide, video, LCD, papan
tulis, poster, dan lainnya.
Menurut Rivai (2000 : 290) pengembangan adalah proses peningkatan kemampuan kerja individual yang tercapai dalam rangka mencapai karir yang diinginkan. Menurut Hasibuan (2007 : 69) Perkembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/ jabatan melalui pendidikan dan pelatihan. Menurut Mangkunegara (2008 : 44) Pengembangan merupakan suatu proses pendidikan jangka panjang yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisasi dimana karyawan managerial mempengaruhi pengetahuan konseptual dan teoritis guna mencapai tujuan yang umum.
Hasibuan (2005 : 77), Metode-metode pengembangan diri terdiri
dari :
1. Metode latihan (training method)
2. Metode pendidikan (education method)
1. Metode latihan (training method)
2. Metode pendidikan (education method)
Nasution (1994 : 70) menurutnya, “dengan adanya peningkatan keahlian, pengetahuan, dan wawasan, sikap karyawan pada tugas-tugasnya dengan pengetahuan yang di dapat dalam pendidikan dan pelatihan akan merubah tingkah laku, guna mendapatkan produktivitas yang tinggi” Melalui pelatihan dan pengembangan, karyawan dapat terbantu mengerjakan dan menyelesaikan pekerjaan yang ada, dapat meningkatkan keseluruhan karier karyawan dan dapat membantu mengembangkan tanggung jawabnya pada saat ini maupun di masa mendatang. Sehingga ada beberapa alasan mengapa pelatihan dan pengembangan harus dilakukan atau menjadi bagian yang sangat penting dari kegiatan manajemen sumber daya manusia.
Daftar Pustaka:
Anwar Prabu Mangkunegara.2000. Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung : Remaja Rosda Karya.
Abbas, Q. and S. Yaqoob. 2009. Effect Of Leadership
Development On Employee Performance In Pakistan,Pakistan: Pakistan Economic and
Social Review Volume 47, No. 2 (Winter 2009), pp. 269-292.
Champathes, M. R. 2006. Coaching for performance improvement:
The coach model. Development and Learning in Organizations, Volume 20, No. 2,
pp.17-18.
Hasibuan, Melayu Sp. 2000. Organisasi Dan Motivasi ; Dasar
Peningkatan Produktivitas. Cetakan ke empat. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Hasibuan, Malayu Sp. 2005. Manajemen SDM. Edisi Revisi, Cetakan Ke Tujuh.
Jakarta : Bumi Aksara.
Kandou, E. E. 2013. Pengaruh
Pelatihan Dan Pengembangan Karyawan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan
(Studi Pada Pt. Air Manado). Manado: Jurnal Acta Diurna
Nasution, MN. 2001. Manajemen Mutu Terpadu. Jakarta : PT.
Ghalia Indonesia
Rivai, Veithzal. 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk
Perusahaan: Dari Teori ke Praktik. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Suharnomo, F. L. K. 2013. Pengaruh Pembinaan, Pelatihan Dan
Pengembangan, Pemberdayaan Dan Partisipasi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi
Pada PT. Njonja Meneer Semarang) Vol. 10, No. 2, Juli, Thn. 2013, Halaman 142-
151
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.