Pada usia setengah baya – 30 sampai 45 tahun – biasanya seorang
profesional atau manajer merasa perlu mempertimbangkan karir baru; tetap
sebagai profesional tapi ganti bidang, beralih menjadi pengusaha, atau yang
lain. Situasi krisis seperti ini terutama akan dialami oleh mereka yang
berorientasi pada karir, dan achievement-motivated.
Setelah tahun demi tahun terlampaui, banyak orang tanpa pandang
jabatan atau ketrampilan kemudian merasa bahwa pekerjaan atau karir mereka
kurang menarik dan menantang. Beberapa di antaranya merasa bahwa karirnya tidak
lagi akan meningkat. Sebagian lagi menganggap bakat dan ketrampilannya kurang
terpakai secara maksimal. Yang lain tiba-tiba pula merasa telah terdamparke
perusahaan, jabatan atau profesi yang salah.
Keadaan demikian
biasanya terjadi pada usia setengah baya. Dan satu atau kombinasi beberapa
perasaan tadi bisa saja akan membuat seseorang tidak suka pergi ke kantor pada
pagi hari serta berpikir keras untuk mencari jalan keluar: karir kedua.
Faktor pendorong ke arah itu tentunya tidak hanya datang dari
dalam sendiri. Situasi kehidupan organisasi perusahaan juga bisa ikut
mendorong. Persaingan yang makin ketat di kalangan karyawan, kemajuan atau
perubahan teknologi yang menuntut pendidikan dan ketrampilan lebih tinggi, dan
situasi perekonomian yang di luar perhitungan bisa jadi membuat seorang manajer
merasa tidak mungkin mempertahankan terus karirnya di satu bidang atau di satu
perusahaan.
Pada usia setengah baya, para manajer memang bisa memahami
sampai seberapa jauh karir mereka sudah berlangsung. Dengan
membanding-bandingkan promosi yang dia dapatkan dengan yang dialami
rekan-rekannya, misalnya, seorang manajer bisa mengetahui apakah karirnya sudah
mentok, atau masih bisa diharapkan meningkat lagi.
Dari sejumlah studi mengenai career path (jalur karir) kita bisa
membayangkan pergerakan karir seperti berikut ini.
1. Usia 22 – 25 tahun.
Entry Level : staf, pelaksana, atau management
trainee.
Ini adalah pintu gerbang pertama yang harus dilalui oleh semua orang yang mau merajut sebuah karir yang panjang. Dalam rentang usia itu, seseorang yang baru saja mendapat gelar Sarjana S-1 bisa masuk menjadi karyawan untuk posisi entry level; misal sebagai staf, officer atau masuk dalam program management trainee/management development program (sebuah program penyiapan kader pimpinan dan biasanya mempunyai pola career fast track – karirnya bisa cepat melaju).
Ini adalah pintu gerbang pertama yang harus dilalui oleh semua orang yang mau merajut sebuah karir yang panjang. Dalam rentang usia itu, seseorang yang baru saja mendapat gelar Sarjana S-1 bisa masuk menjadi karyawan untuk posisi entry level; misal sebagai staf, officer atau masuk dalam program management trainee/management development program (sebuah program penyiapan kader pimpinan dan biasanya mempunyai pola career fast track – karirnya bisa cepat melaju).
2. Usia 26 – 29 tahun .
First line leader : supervisor/asisten
manajer.
Setalah dua atau tiga tahun menjadi staf, mestinya kita sudah bisa bergerak untuk menjadi asisten manajer (dalam usia 26 tahunan). Disini kita sudah mulai diuji kecakapan leadership-nya. Inilah sebuah fase dimana kita bisa mendapat bekal yang berharga untuk mendaki menuju karir yang lebih tinggi.
Setalah dua atau tiga tahun menjadi staf, mestinya kita sudah bisa bergerak untuk menjadi asisten manajer (dalam usia 26 tahunan). Disini kita sudah mulai diuji kecakapan leadership-nya. Inilah sebuah fase dimana kita bisa mendapat bekal yang berharga untuk mendaki menuju karir yang lebih tinggi.
3. Usia 29 – 35 tahun.
Middle Management : Manajer.
Dalam rentang usia ini, semestinya kita sudah harus menapak jalan karir sebagai manajer (entah menjadi Marketing/Brand manager, HR manager, Finance atau IT Manager). Kalau dalam rentang usia ini kita masih belum juga menjadi manajer, mungkin saatnya kita harus melakukan self exploration : dan kemudian merajut action plan apa yang harus segera dijalankan.
Dalam rentang usia ini, semestinya kita sudah harus menapak jalan karir sebagai manajer (entah menjadi Marketing/Brand manager, HR manager, Finance atau IT Manager). Kalau dalam rentang usia ini kita masih belum juga menjadi manajer, mungkin saatnya kita harus melakukan self exploration : dan kemudian merajut action plan apa yang harus segera dijalankan.
4. Usia 36 – 42 tahun.
Senior Management : General Manager/VP/Senior
Manager
Dalam rentang usia ini, kita telah bergerak menduduki posisi sebagai senior manajer (general manager atau vice president). Inilah fase usia menuju puncak kematangan; dan tentu saja limpahan fasilitas benefit dan gaji yang besar dari perusahaan.
Dalam rentang usia ini, kita telah bergerak menduduki posisi sebagai senior manajer (general manager atau vice president). Inilah fase usia menuju puncak kematangan; dan tentu saja limpahan fasilitas benefit dan gaji yang besar dari perusahaan.
5. Usia 42 tahun dan seterusnya.
Top Management : Direktur/Managing
Director/C-Level.
Dalam usia 40-an tahun, mestinya kita sudah bisa menjadi direktur. Beberapa bulan lalu, dua teman saya yang masing-masing masih berusia 39 tahun dipromosikan menjadi direktur pada dua perusahaan besar multinasional. Kalau kita baru menjadi direktur pada usia 47 atau 50 tahun, wah ya sudah terlalu tua ya.
Dalam usia 40-an tahun, mestinya kita sudah bisa menjadi direktur. Beberapa bulan lalu, dua teman saya yang masing-masing masih berusia 39 tahun dipromosikan menjadi direktur pada dua perusahaan besar multinasional. Kalau kita baru menjadi direktur pada usia 47 atau 50 tahun, wah ya sudah terlalu tua ya.
Itulah peta atau jalur pergerakan karir yang mungkin harus kita
lalui. Ada tiga catatan yang layak disampaikan berkaitan dengan jalur karir
diatas. Yang pertama, jalan karir kita akan relatif lebih menjulang kalau kita
bergabung pada perusahaan besar dengan skala region yang luas (kalau bisa skala
global). Perusahaan semacam ini menjanjikan posisi karir yang lebih variatif,
dan memudahkan kita melakukan mobilitas karir yang rancak.
Catatan kedua, peta karir diatas akan mudah terjadi pada
perusahaan dengan kebijakan karir yang progresif, dan tidak melulu bersandar
pada senioritas. Perusahaan yang meyakini bahwa setiap orang layak menjadi top
talent tanpa memandang usia. Kalau ada anak muda yang kompetensinya sudah
bagus, kenapa tidak kita langsung pilih dia menjadi managing director; meskipun
usianya mungkin baru 38 tahun?
Catatan ketiga, peta karir diatas dengan mudah bisa dicapai jika
kita bisa bergabung dengan perusahaan/anak perusahaan atau unit bisnis yang
tengah tumbuh. Artinya kita terlibat sejak perusahaan ini kecil lalu tumbuh
menjadi raksasa. Banyak kisah dimana profesional muda yang karirnya melesat
lantaran ia turut membidani proses tumbuhnya perusahaan itu sejak kecil hingga
menjadi besar. Karir Anda tumbuh sejalan dengan melesatnya bisnis perusahaan
dimana Anda berkarir.
Daftar
Pustaka:
Anonim.
2009. Mengelola
Manajemen Karir dan Krisis Karir dalam http://rajapresentasi.com/2009/08/mengelola-manajemen-karir-dan-krisis-karir/
diakses pada tanggal 14-04-16 pukul 08.30
Antariksa,Y.
2010. Career
Plan : Jalur Karir yang Harus Anda Tempuh dalam http://strategimanajemen.net/2010/11/15/career-plan-jalur-karir-yang-harus-anda-tempuh/
diakses pada tanggal 14-04-16 pukul 08.30
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.