Abstrak
Mengutip
kata-kata bijak dari Albert Einstein, bahwa “Hidup itu laksana naik sepeda. Untuk mempertahankan keseimbangan, kamu
harus tetap bergerak”.
Sebuah organisasi yang dinamis adalah organisasi yang selalu siap dengan perubahan-perubahan baik yang bersumber dari eksternal maupun internal. Dalam hal ini perubahan organisasi melalui struktur organisasinya yang menjadi besar atau sebaliknya disederhanakan. Setiap perubahan struktur organisasi akan membawa konsekwensi terhadap perubahan pekerjaan atau jabatan di dalamnya.
Sebuah organisasi yang dinamis adalah organisasi yang selalu siap dengan perubahan-perubahan baik yang bersumber dari eksternal maupun internal. Dalam hal ini perubahan organisasi melalui struktur organisasinya yang menjadi besar atau sebaliknya disederhanakan. Setiap perubahan struktur organisasi akan membawa konsekwensi terhadap perubahan pekerjaan atau jabatan di dalamnya.
Perencanaan
Organisasi
Dalam
manajemen seperti definisi yang dikutip dari Wikipedia (2016), perencanaan
adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai
tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan
merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa
perencanaan fungsi-fungsi lain—pengorganisasian, pengarahan, dan
pengontrolan—tak akan dapat berjalan.
Rencana
dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah
rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu
organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus
dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal
merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap anggota harus
mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi
ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.
Stephen
Robbins dan Mary Coulter seperti dikutip dari Wikipedia (2016) mengemukakan
banyak tujuan perencanaan. Tujuan pertama adalah untuk memberikan pengarahan
baik untuk manajer maupun karyawan nonmanajerial. Dengan rencana, karyawan
dapat mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja
sama, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa
rencana, departemen dan individual mungkin akan bekerja sendiri-sendiri secara
serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efesien.
Tujuan
kedua adalah untuk mengurangi ketidakpastian. Ketika seorang manajer membuat
rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan,
memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan menyusun rencana untuk
menghadapinya.
Tujuan
ketiga adalah untuk meminimalisir pemborosan. Dengan kerja yang terarah dan
terencana, karyawan dapat bekerja lebih efesien dan mengurangi pemborosan.
Selain itu, dengan rencana, seorang manajer juga dapat mengidentifikasi dan
menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan inefesiensi dalam perusahaan.
Tujuan
yang terakhir adalah untuk menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam
fungsi selanjutnya, yaitu proses pengontrolan dan pengevalusasian. Proses
pengevaluasian atau evaluating adalah proses membandingkan rencana dengan
kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana, manajer tidak akan dapat menilai
kinerja perusahaan.
Selain
keempat hal tersebut, sebagian besar studi menunjukan adanya hubungan antara
perencanaan dengan kinerja perusahaan.
Perencanaan
organisasi dengan perubahan terhadap struktur organisasi induk secara langsung
akan berdampak terhadap struktur-struktur organisasi unit
bisnis/departemen-departemen di bawahnya. Perubahan bisa berupa penambahan unit
bisnis baru dengan fungsi-fungsi serta jabatan-jabatan baru yang perlu
didefinisikan dan didesain sesuai strategi organisasi tersebut. Atau yang
terjadi sebaliknya yaitu penggabungan beberapa fungsi yang sama atau terkait sehingga
perlu merencanakan perubahan struktur organisasi unit bisnis/departemen hingga
jabatan-jabatan yang ada di dalamnya.
Perencanaan
organisasi yang berdampak baik langsung maupun tidak terhadap suatu jabatan
atau pekerjaan membutuhkan sebuah aktivitas yang disebut analisis jabatan atau
analisis pekerjaan.
Permasalahan
Sering
terjadi kesalahan dimana yang dianalisis adalah personel yang akan menduduki
suatu jabatan tertentu sehingga standar berupa job deskripsi dan job
spesifikasi disesuaikan dengan kondisi personel tersebut.
Analisis
jabatan adalah fokus pada jabatan bukan terhadap personel pada jabatan
tersebut. Salah satu hasil dari analisis jabatan ini akan digunakan untuk
menentukan tingkatan dan upah jabatan tersebut.
Personel
yang menduduki dan mengerjakan jabatan tersebut dapat saja orang yang memiliki
kemampuan dan kompetensi yang lebih tinggi sehingga mampu memanggung pekerjaan
di luar tanggung jawabnya atau sebaliknya memiliki kemampuan dan komptensi yang
lebih rendah sehingga mengerjakan lebih sedikit dengan hasil kurang
berkualitas. Dampak terhadap pengupahan adalah bahwa jabatan tersebut dapat
dihargai terlalu tinggi atau sebaliknya terlalu rendah.
Analisis
Jabatan
Manfaat
analisis jabatan menurut Aprianto (2013:212) adalah proses mempelajari jabatan
dengan mengumpulkan informasi tentang tanggung jawab, tugas-tugas, hubungan
kerja dengan jabatan lainnya, persyaratan pemangku jabatan serta kondisi
pekerjaan yang dilakukan. Analisis jabatan atau pekerjaan merupakan proses
mendokumentasikan suatu jabatan. Secara praktis analisis jabatan adalah
merancang job deskripsi dan job spesifikasi.
Analisis
jabatan menurut menurut Aprianto (2013:212) adalah mengumpulkan data
berdasarkan bagaimana pekerjaan sebenarnya dikerjakan dan disesuaikan dengan
sistem dan prosedur serta posisi jabatan dalam struktur organisasi perusahaan.
Analisis jabatan biasanya dilaksanakan oleh departemen SDM, atasan, orang yang
menduduki jabatan atau konsultan.
Faktor-faktor
Jabatan
- Analisis jabatan mengumpulkan faktor-faktor jabatan sebagai berikut :
- Konteks jabatan yaitu tujuan jabatan, kondisi lingkungan kerja dan posisinya dalam struktur organisasi
- Konten jabatan yaitu tugas dan tanggung jawab orang yang menduduki jabatan
- Persyaratan yaitu persyaratan pendidikan, pengalaman kerja dan pelatihan untuk memperoleh pengetahuan, keahlian dan sikap kerja yang dibutuhkan personel tersebut agar berhasil menduduki jabatan/pekerjaan tersebut.
- Kriteria kinerja yaitu hasil-hasil yang diharapkan dari jabatan tersebut.
Metode
Pengumpulan Informasi
Pengumpulan
informasi tentang suatu jabatan akan semakin baik bila dilakukan secara
langsung dengan beberapa sumber yang didapat dengan beberapa metode, yaitu:
- Observasi, melalui pengamatan saat melakukan pekerjaan juga instruksi kerja, checklist dan formulir-formulir yang harus diisi. Pada beberapa jenis jabatan, aktivitas pekerjaan sulit diamati secara fisik.
- Wawancara, melalui wawancara dengan personel yang mengetahui tentang jabatan tersebut, seperti atasan, personel sedang atau pernah menduduki jabatan tersebut dan seorang yang ahli pada bidang tersebut. Bila responden cukup banyak, maka diambil secara sampling saja.
- Kuestioner, digunakan untuk melengkapi metode observasi dan wawancara. Informasi yang mungkin belum tercakup dalam observasi dan wawancara dapat ditanyakan lagi melalui kuestioner serta menyediakan bagian kosong untuk tugas-tugas yang belum termasuk dalam daftar.
Job
Deskripsi
Merupakan
dokumentasi tentang tanggung jawab dan tugas-tugas jabatan dalam organisasi
perusahaan. Tugas suatu jabatan menunjukkan peran jabatan tersebut terhadap
suatu sistem dan prosedur kerja.
Dokumentasi
job deskripsi terdiri atas elemen-elemen yang menggambarkan suatu jabatan,
meliputi:
- Nama jabatan yang dimaksud
- Departemen yang menaungi jabatan tersebut
- Hubungan kerja dengan pihak-pihak dan jabatan lain
- Posisi dalam organisasi (letak dalam struktur organisasi)
- Ringkasan pekerjaan yang menjelaskan fungsi utama jabatan
- Tugas dan tanggung jawab (rincian pekerjaan utama)
- Kewenangan (otoritas terhadap sesuatu dalam tanggung jawabnya)
- Kondisi pekerjaan (lingkungan pekerjaan jabatan)
- Disclaimer (tugas-tugas lain)
Job
Spesifikasi
Menggambarkan
kualifikasi personel yang dibutuhkan untuk mengerjakan tugas-tugas jabatan atau
dengan kata lain adalah persyaratan
personel untuk dapat melaksanakan pekerjaan pada suatu jabatan dengan baik.
Dokumentasi
job spesifikasi terdiri atas elemen-elemen yang menggambarkan suatu
persyaratan/kualifikasi personel untuk suatu jabatan/pekerjaan, yaitu:
- Pendidikan, informasi jurusan pendidikan formal.
- Pengalaman, waktu yang dibutuhkan untuk keterampilan pada jabatan tersebut.
- Pelatihan, topik pelatihan yang dibutuhkan mendukung jabatan tersebut.
- Sertifikasi, pengakuan keahlian dari lembaga atau asosiasi profesi yang memberikan sertifikasi profesi.
- Kompetensi, pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang mendukung keberhasilan dalam pekerjaan
- Persyaratan fisik, kondisi kebugaran fisik yang dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan.
Aktivitas
Manajemen SDM
Departemen SDM pada tahap perencanaan personel
mengadakan analisa kebutuhan pengisian jabatan organisasi, jumlah personel
serta keahlian yang dibutuhkan perusahaan di masa mendatang. Dalam rangka
reorganisasi juga perlu diketahui tugas dan tanggung jawab pada setiap jabatan
sesuai job deskripsi, sehingga
perusahaan dapat merancang sistem, prosedur serta desain pekerjaan yang
baru secara tepat.
Manfaat analisa jabatan atau pekerjaan dalam aktivitas
manajemen SDM adalah:
Rekrutmen dan Seleksi
Pada tahap rekrutmen personal SDM menentukan kriteria
persyaratan pelamar berdasarkan job spesifikasi yang didapat dari analisa
jabatan yang baik, maka akan didapatkan pelamat yang berkualitas sesuai dengan
persyaratan jabatan/pekerjaan tersebut.
Pada tahap seleksi, pemilihan pemilihan dan pembuatan
alat tes seleksi didasarkan atas hasil analisa jabatan/pekerjaan sehingga dapat
membangun alat wawancara dengan job deskripsi
yang berdasar pada kompetensi dan perilaku jabatan/pekerjaan tersebut.
Pelatihan
Pembuatan Analisa kebutuhan pelatihan yang didasarkan
kepada job deskripsi dan job spesifikasi dalam rangka mengidentifikasi
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang mendukung kinerja jabatan.
Kesenjangan pengetahuan dan keterampilan serta sikap
kerja inilah yang menjadi dasar pembuatan rencana pelatihan dengan kurikulum
dan isi materi yang dibutuhkan serta dapat dievaluasi sehingga pelaksanaan pada
pekerjaan dapat optimal.
Manajemen Kinerja
Pembuatan manajemen kinerja dengan Key Performance
indicator (KPI) yang berdasarkan pada job deskripsi dan job spesifikasi.
Pencapaian KPI atau sasaran kinerja dapat digunakan sebagai sarana umpan balik
kepada karyawan agar dapat melaksanakan pekerjaan/tugasnya dengan lebih baik.
Pengupahan
Kaitan pengupahan terhadap analisa pekerjaan atau
jabatan sangat erat karena evaluasi jabatan menentukan bobot relative jabatan
terhadap jabatan lainnya. Penentuan bobot jabatan ditentukan dengan mempelajari
job deskripsi dan job spesifikasi. Bobot jabatan ini sebanding dengan skala
upah, yaitu semakin tinggi bobot jabatan maka akan semakin tinggi upah yang
diterima personel pada jabatan tersebut.
Manajemen Talenta
Manajemen karir, suksesi atau Talent Management
mengelola pemenuhan kebutuhan pencapaian sasaran organisasi agar selaras dengan
sasaran karyawan.
Database Talent merekam data keahlian personel
sekaligus memetakannya ke dalam jabatan-jabatan dalam organisasi. Melalui job
deskripsi dan job spesifikasi, organisasi perusahaan melakukan pemetaan
kebutuhan organisasi, keahlian dan karir karyawannya.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Manajemen resiko K3 mengidentifikasi dan mengelola
sumber potensi bahaya yang berhubungan dengan proses kerja serta peralatan
kerja berdasarkan dari job deskripsi dan job spesifikasi atau sebaliknya job
deskripsi dirancang untuk mengurangi risiko bahaya kerja.
Kesimpulan
Analisa jabatan atau pekerjaan perlu dibuat dengan
ideal sesuai fungsi jabatan, prosedur terkait dan kebutuhan organisasi, tetapi
tidak menambahkan tugas-tugas yang seharusnya tidak ada. Ideal maksudnya adalah
semakin sederhana dan tidak menjadi rumit serta mudah dipahami.
Semakin baik dan optimal analisa jabatan atau
pekerjaan dilakukan dapat dibuktikan dengan manfaat yang dirasakan oleh
personel yang menduduki jabatan dan atasan yang mengelola bawahan tersebut
serta personel SDM yang memanfaatkannya sebagai dasar aktivitas manajemen SDM.
Dokumentasi job deskripsi dan job spesifikasi juga
menjadi lebih baik karena menjadi selalu terkini karena dianalisa dan dilakukan perubahan
berdasarkan kebutuhan organisasi terhadap jabatan.
Daftar Pustaka
- Gaol. J.L, CHR. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia: Konsep, Teori, dan Pengembangan Dalam Konteks Organisasi Publik dan Bisnis. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.
- Aprianto, B. SPHR dan Arisandy Jacob, Fonny. 2013. Pedoman Lengkap Profesional SDM Indonesia. Penerbit PPM. Jakarta
- Handoko, T Hani. 1996. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:BPFE.
- Gibson dkk. 2006. Organisasi. Editor: Lyndon Saputra. Jakarta: Binarupa Aksara.
- Sunyoto, Danang. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Caps Publising.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.