Pelatihan (training)
merupakan proses pembelajaran yang melibatkan perolehan keahlian, konsep,
peraturan, atau sikap untuk meningkatkan kinerja tenga
kera.(Simamora:2006:273). Menurut pasal I ayat 9 undang-undang No.13 Tahun 2003.
Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat ketrampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan dan pekerjaan.
Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat ketrampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan dan pekerjaan.
Pelatihan lebih terarah pada
peningkatan kemampuan dan keahlian SDM organisasi yang berkaitan dengan jabatan
atau fungsi yang menjadi tanggung jawab individu yang bersangkutan saat ini (current
job oriented). Sasaran yang ingin dicapai dan suatu program pelatihan
adalah peningkatan kinerja individu dalam jabatan atau fungsi saat ini.
Pengembangan (development)
diartikan sebagai penyiapan individu untuk memikul tanggung jawab yang berbeda
atau yang Iebih tinggi dalam perusahaan, organisasi, lembaga atau instansi
pendidikan.
Pengembangan cenderung lebih
bersifat formal, menyangkut antisipasi kemampuan dan keahhan individu yang
harus dipersiapkan bagi kepentingan jabatan yang akan datang. Sasaran dan
program pengembangan menyangkut aspek yang lebih luas yaitu peningkatan
kemampuan individu untuk mengantisipai perubahan yang mungkin terrjadi tanpa
direncanakan(unplened change) atau perubahan yang direncanakan (planed
change).
Tujuan
dan Manfaat Pelatihan
Menurut Carrell dan Kuzmits (1982 :
278), tujuan utama pelatihan dapat dibagi menjadi 5 area:
- Untuk meningkatkan keterampilan karyawan sesuai dengan perubahan teknologi.
- Untuk mengurangi waktu belajar bagi karyawan baru agar menjadi kompeten.
- Untuk membantu masalah operasional.
- Untuk menyiapkan karyawan dalam promosi.
- Untuk memberi orientasi karyawan untuk lebih mengenal organisasinya
Beberapa
manfaat nyata dari program pelatihan adalah:
- Meningkatkan kuantitas dan kualitas produktivitas ;
- Mengurangi waktu pembelajaran yang diperlukan karyawan untuk mencapai standar kerja yang dapat diterima. ;
- Membentuk sikap, loyalitas, dan kerja sama yang lebih menguntungkan ;
- Memenuhi kebutuhan perencanaan sumber daya manusia ;
- Mengurangi frekuensi dan biaya kecelakaan kerja ;
- Membantu karyawan dalam peningkatan dan pengembangan pribadi.
Perencanaan
Pelatihan
Pelatihan dan pengembangan
karyawan perlu perencanaan yang mantap untuk mendapatkan hasil yang
optimal. Ada pun tahap-tahap dalam melaksanakan perencaan pelatihan dan
pengembangan bagi sumber daya manusia adalah sebagai berikut:
1.
Analisis
Kebutuhan Pelatihan (training need analysis).
Analisis kebutuhan pelatihan dilakukan
melalui sebuah proses tanya jawab (asking question getting answers).
Pertanyaan diajukan kepada setiap karyawan dan kemudian membuat verifikasi dan
dokumentasi tentang berbagai masalah dimana akhirnya kebutuhan pelatihan dapat
diketahui untuk memecahkan masalah tersebut.
Masalah yang membutuhkan pelatihan
selalu berkaitan dengan lack of skill or knowledge sehingga
kinerja standar tidak dapat dicapai. Dengan demikian dapat disimpulkan kinerja
aktual dengan kinerja situasional.
2.
Perencanaan
dan Pembuatan Desain Pelatihan
Desain pelatihan adalah esensi dari
pelatihan, karena pada tahap ini bagaimana kita dapat menyakinkan bahwa
pelatihan akan dilaksanakan.
Keseluruhan
tugas yang harus dilaksanakan pada tahap ini adalah :
- Mengidentifikasi sasaran pembelajaran dari program pelatihan;
- Menetapkan metode yang paling tepat;
- Menetapkan penyelenggara dan dukungan lainnya;
- Memilih dari beraneka ragam media;
- Menetapkan isi;
- Mengidentifikasi alat-alat evaluasi;
- Menyusun urut-urut pelatihan.
Selanjutnya yang tidak kalah pentingnya
adalah membuat materi pelatihan yang diperlukan dan dikembangkan seperti :
- Jadwal pelatihan secara menyeluruh (estimasi waktu);
- Rencana setiap sesi;
- Materi-materi pembelajaran seperti buku tulis, buku bacaan, hand out ;
- Alat-alat bantu pembelajaran;
- Formulir evaluasi
3.
Implementasi
Pelatihan.
Tahap berikutnya untuk membentuk sebuah
kegiatan pelatihan yang efektif adalah implementasi dari program pelatihan.
Keberhasilan implementasi program pelatihan dan pengembangan SDM tergantung
pada pemilihan (selecting) program untuk memperoleh the right people under
the right conditions. TNA dapat membantu mengidentifikasi the right people
dan the right program sedangkan beberapa pertimbangan (training development)
and concideration program dapat membantu dalam menciptakan the right condition.
4.
Evaluasi
Pelatihan
Untuk memastikan keberhasilan pelatihan
dapat dilakukan melalui evaluasi. Secara sistimatik manajemen pelatihan
meliputi tahap perencanaan yaitu training need analysis,
tahap implementasi dan tahap evaluasi. Tahap terakhir merupakan titik kritis
dalam setiap kegiatan karena acap kali diabaikan sementara fungsinya sangat
vital untuk memastikan bahwa pelatihan yang telah dilakukan berhasil mencapai
tujuan ataukah justru sebaliknya.
- Persepsi terhadap Evaluasi Pelatihan, konsep pelatihan sudah sejak lama mengalam problem perseptual. Sebagai kegiatan banyak organisasi mempersepsikan evaluasi secara keliru disamping mengabaikan atau sama sekali tidak melakukannya setelah pelatihan diadakan. Menurut Smith (1997) evaluasi program pelatihan dan pengembangan merupakan a necessary and usefull activity, namun demikian secara praktis sering dilupakan atau tidak dilakukan sama sekali.
- Makna Evaluasi Pelatihan. Perhatian utama evaluasi dipusatkan pada efektivitas pelatihan. Efektifitas berkaitan dengan sampai sejauh manakah program pelatihan SDM diputuskan sebagai tujuan yang harus dicapai, karena efektifitas menjadi masalah serius dalam kegiatan evaluasi pelatihan.
- Merancang Evaluasi Pelatihan
Evaluasi yang dilakukan oleh
penyelenggara pelatihan sebagai berikut:
1. Evaluasi Pra-Pelatihan, bertujuan
mengetahui sejauhmana pengetahuan, keterampilan dan sikap yang telah dimiliki
para peserta sebelum pelatihan dilaksanakan dibandingkan dengan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang disusun dalam program. Pengetahuan, keterampilan
dan sikap yang belum dimiliki peserta yang disajikan dalam pelaksanaan program
pelatihan.
Tahapan
evaluasi terhadap pelatihan :
- Evaluasi Peserta
- Evaluasi Materi/Konten
- Evaluasi Kinerja Penyelenggara (Trainer, tempat,fasilitas)
2. Evaluasi Pasca Pelatihan, bertujuan
mengetahui pengetahuan, keterampilan dan sikap sebelum pelatihan tidak
dimiliki oleh peserta namun demikian setelah proses pelatihan
selesai dapat dimiliki dengan baik oleh peserta.
Alwi, Syafaruddin. 2001. Manajemen
Sumber Daya Manusia: Strategi Keunggulan Kompetitif (Edisi Pertama).
Yogyakarta: BPFE
Carrel, Micheal R. 1982. Pelatihan
Tenaga Kerja. Jakarta: PT. Pradnya
Manfaat Pelatihan dan Pengembangan SDM.
Meaning of Life Training and Consultant. http://www.moltraining.co.id/index.php/artikel/20-manfaat-pelatihan-dan-pengembangan-sdm-sumber-daya-manusia.
di akses pada tanggal 30 Maret 2016
Simamora, Henry. 2006. Manajemen
Sumber Daya Manusia Edisi III. Yoyakarta: STIE YKPN
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.